PENERAPAN ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK PENGENDALIANPERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN DI UD KRISNO SIDOARJO
|
|
- Liani Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK PENGENDALIANPERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN EFISIENSI BIAYA PERSEDIAAN DI UD KRISNO SIDOARJO Nararia Nur Ani Dwi Rochyadi, Arief Rachman, Nova Retnowati Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis volume bahan baku kayu jati optimal yang dibutuhkan oleh UD Krisno untuk periode tahun 2016, total biaya persediaan bahan baku kayu jati, kapan akan dilakukan pemesanan kembali, jumlah persediaan pengaman yang harus disediakan, pengendalian persediaan bahan baku kayu Jati. Data yang diperoleh adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis yang digunakan adalah metode Economic Order Quantity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelian bahan baku optimal yang harus dilakukan tahun 2016 sebesar 4,448 m³. Kuantitas persediaan pengaman yang harus tersedia di gudang sebesar 0,24 m³ dan titik pemesanan kembali menurut Economic Order Quantity yaitu pada saat persediaan di gudang tinggal 0,603 m³. Kata kunci : Persediaan, Bahan Baku, Economic Order Quantity ABSTRACT The objective of this research are analyze the optimum volume of raw materials required by UD Krisno for 2016 period, the total cost of raw material supply Teak to be incurred, time to re-ordering of raw materials Teak, the amount of safety stock Teak timber must be provided, the inventory control of raw materials Teak wood. The data obtained were primary data and secondary data. Analysis data based on Economic Order Quantity. The results of the study showed that the optimal raw material purchasing to do the company in 2016 amounted to 4,448 m³. The quantity of safety stock that should be available in warehouse is 0,24 m³ and a order point according to the Economic Order Quantity when 0, 603 m³ of wood was available in warehouse inventory. Key Words : Inventory, Material, Economic Order Quantity. PENDAHULUAN Perekonomian saat ini telah berkembang dengan pesat, seiring dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin canggih sehingga persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Adanya persaingan yang semakin ketat antar perusahaan mendorong setiap perusahaan untuk menetapkan pengendalian terhadap persediaan bahan baku secara tepat, sehingga perusahaan dapat tetap eksis untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkannya. Perusahaan yang sudah 387
2 mapan dan maju biasanya sudah bisa mengatur pengendalian persediaan untuk menunjang barang dan jasa yang mereka jual kepada konsumen. Kadang jika perusahaan itu tidak bisa mengendalikan persediaannya, entah itu produk mereka sendiri atau barang setengah jadi dan barang mentah, kadang berpotensi menghambat proses dari pembuatan barang tersebut atau kadang juga bisa menghambat pelaksanaan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Inilah mengapa pengendalian persediaan itu penting. Indriyati, (2007) selain itu dengan adanya penerapan metode EOQ perusahaan akan mampu mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, baik untuk ruangan gudang dan ruangan kerja, menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari banyaknya persediaan yang menumpuk sehingga mengurangi resiko yang dapat timbul karena persediaan yang ada di gudang seperti kayu yang sangat rentan terhadap api. Biaya penyimpanan di UD Krisno awalnya tidak ada sehingga mempengaruhi efisiensi biaya persediaan bahan baku. Terkadang UD Krisno mengalami kelebihan bahan baku yang menyebabkan pemborosan modal kerja yang tertanam dalam persediaan bahan baku tersebut. Ini terjadi pada saat perusahaan melakukan pembelian sebanyak 2,25 m³ tetapi bahan baku yang digunakan hanya sebanyak 2,15 m³. Jadi bahan baku yang tersisa 0,10 m³ akan disimpan dalam gudang sebagai persediaan. Selama penyimpanan ini akan membutuhkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk menjaga kualitas bahan baku tersebut. Namun, perusahaan tidak memperhitungkan biaya penyimpanan tersebut sehingga perlu dilakukan perhitungan yang pas untuk mengatasi biaya-biaya yang dikeluarkan diluar biaya proses produksi. Hasil penelitian Darmawan (2015) menunjukkan bahwa biaya penyimpanan akan lebih kecil jika dihitung dengan menggunakan metode EOQ dibandingkan dengan biaya penyimpanan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Wasis (1997:180) selain menentukan EOQ, perusahaan juga perlu menentukan waktu pemesanan kembali bahan baku yang akan digunakan atau Reorder Point (ROP) agar pembelian bahan baku yang sudah ditetapkan dalam EOQ tidak mengganggu kelancaran kegiatan produksi. Yang dimaksud dengan ROP adalah titik dimana jumlah persediaan menunjukkan waktunya untuk mengadakan pesanan kembali. Namun berdasarkan observasi awal ternyata persediaan bahan baku pada UD Krisno belum direncanakan dengan baik sehingga persediaan bahan baku yang di perlukan kurang optimal dan proses produksi tidak dapat 388
3 berjalan dengan lancar. Hal ini disebabkan karena kurangnya persediaan bahan baku yang ada di gudang. Hal tersebut terlihat pada saat UD Krisno mendapatkan pesanan produk mebel, UD Krisno mendapat borongan untuk proyek yang membutuhkan bahan baku sebesar 2,50 m³ tetapi bahan baku yang tersedia hanya 2,45 m³ sehingga perusahaan tersebut masih harus melakukan pembelian bahan baku kembali sehingga terjadi keterlambatan produksi yang disebabkan oleh bahan baku yang terlambat datang. Dan terkadang semisal ketika ada borongan dari pembeli untuk pembelian jendela, kusen, pintu dll dengan membutuhkan bahan baku sekitar 2,15 m³ pemilik UD Krisno melakukan pemesanan kembali 2,25 m³ dengan kata lain dilebihkan untuk sisanya disimpan di gudang sehingga terkadang stok persediaan bahan baku kayu jati di gudang menjadi berlebihan. Untuk tiap pembelian yang dilakukan oleh pembeli, pemilik membebankan uang muka 60% terhadap pembeli, sisanya dibayarkan setelah barang diterima oleh pembeli. Hasil penelitian Saputro (2013) menunjukkan didapat rencana pemesanan bahan baku lebih sering dengan jumlah (lot) yang kecil dan dikirim tepat waktu sesuai jadwal induk produksi. Kebutuhan bahan baku menurut Ahyari (2003:171) dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan proses produksi yang bersangkutan tersebut. Dengan demikian maka besarnya persediaan bahan baku tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan bahan baku tersebut untuk pelaksanaan proses produksi yang ada di dalam perusahaan. Jadi untuk menentukan berapa banyak bahan baku yang akan dibeli oleh suatu perusahaan pada suatu periode akan banyak bergantung kepada berapa besarnya kebutuhan perusahaan tersebut akan masing-masing jenis bahan baku untuk keperluan proses produksi yang dilaksanakan dalam perusahaan yang bersangkutan. Kebutuhan bahan baku di UD Krisno tidak menentu. Kadang banyak kadang sedikit, tidak bisa diprediksikan sehingga perlu perhitungan yang pas untuk mengatasi permasalahan tersebut. Harga pembelian menurut Henry Simamora (2002:74) harga yang ditetapkan berdasarkan jumlah uang yang dibebankan atau dikeluarkan atas sebuah produk atau jasa. Harga pembelian di UD Krisno bergantung pada jenis kayunya. Ada beberapa jenis furniture yang dijual dengan berbahan baku sebagai berikut: 389
4 Tabel 1 Harga Furniture Nomer Jenis Kayu Harga Furniture Mulai Dari 1 Kayu Jati Rp ,- 2 Kayu Merbau Rp ,- 3 Kayu Kamper Rp ,- 4 Kayu Meranti Rp ,- Sumber: UD Krisno (2017) Hasil penelitian Martini (2016) menunjukkan bahwa variabel harga mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian kendaraan bermotor merk Honda jenis skutermatic pada masyarakat Kabupaten Kudus. Variabel kualitas mempunyai pengaruh negative terhadap keputusan pembelian kendaraan bermotor merk Honda jenis skutermatic pada masyarakat Kabupaten Kudus. Berdasarkan sejumlah hasil penelitian tersebut maka direkomendasikan bahwa hendaknya perusahaan menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan konsumen, terutama mengenai harga, kualitas, dan desain serta memahami keputusan pembelian konsumen karena sangat penting bagi setiap perusahaan agar suatu perusahaan dapat meraih competitive advantage di era globalisasi. Untuk itu penting bagi setiap jenis perusahaan mengadakan pengawasan atau pengendalian atas persediaan karena kegiatan ini dapat membantu agar perusahaan dapat memiliki persediaan yang seoptimal mungkin demi kelancaran operasi perusahaan dalam jumlah, waktu, mutu yang tepat, serta dengan biaya yang serendah-rendahnya sehingga akan tercapainya suatu tingkat efisiensi penggunaan dalam persediaan. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian yang akan dilakukan meneliti elemen masalah saat ini dengan menghimpun fakta dengan cara wawancara, mengumpulkan data, dan melakukan observasi dan pemahaman. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa gambaran umum unit usaha, gambaran aktivitas pengelolaan bahan baku kayu jati termasuk perencanaan dan pengendalian persediaan bahan baku kayu jati serta data lain yang terkait dalam penelitian ini. Sedangkan data kuantitatif berupa harga persediaan (Rp) tahun
5 Sumber data terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan pihak-pihak terkait, diantaranya pemilik unit usaha dagang mebel UD Krisno di Sidoarjo. Sedangkan data sekunder diperoleh dari data akuntansi perusahaan, serta literatur yang berhubungan dengan permasalahan. Dari cara mengungkap unit analisis data yang berkaitan dengan kasus yang akan diteliti tersebut maka peneliti menetapkan metode Economic Order Quantity pada fungsi produksi dan fungsi pergudangan yang ada di mebel UD Krisno yang merupakan suatu kelompok atau unit kerja yang akan diteliti. Teknik yang ditempuh dalam pengumpulan data adalah survei pendahuluan, kepustakaan, studi lapangan (observasi), interview. Berikut ini teknik analisis data yang telah disusun oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan proses produksi untuk meningkatkan efisiensi. 2. Memilah, menganalisis kemudian menghitung biaya total selama tahun 2016, kemudian akan diketahui biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan selama tahun 2016 sehingga dapat dicari pemesanan yang optimal melalui perhitungan EOQ. Kemudian juga akan bisa dicari kapan dilakukan pemesanan barang melalui titik pemesanan ulang (ROP). 3. Menganalisis perbedaan yang terjadi dan pengaruhnya terhadap efisiensi biaya persediaan serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan di masa mendatang. 4. Kesimpulan dan saran HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pembelian Bahan Baku Perusahaan melakukan pembelian bahan baku 1 (satu) kali per 3 (tiga) bulan, dengan alasan persediaan dalam proses produksi dan untuk mengantisipasi adanya kelangkaan bahan baku serta kenaikan harga bahan baku. Berikut inittabel jumlah pembelian dan penggunaan bahan baku tahun 2016 pada UD. Krisno: 391
6 Tabel 2 Data Pembelian dan Penggunaan Bahan Baku Kayu Jati UD Krisno Tahun 2016 NO BULAN PEMBELIAN (m³) PENGGUNAAN (m³) + 1 Januari-Maret 2,40 2,45-0,05 2 April-Juni 2,25 2,15 +0,10 3 Juli-September 2,15 2,25-0,10 4 Oktober-Desember 2,45 2,50-0,05 JUMLAH 9,25 9,35-0,1 RATA-RATA 2,3125 2,3375 0,025 Sumber : UD Krisno (2017) Keterangan : Tanda + menunjukkan kelebihan dan tanda menunjukkan kekurangan stok. Dari Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan baku Kayu Jati lebih besar dari pada pembelian bahan baku tahun Penggunaan bahan baku Kayu Jati bulan Juli meningkat dikarenakan permintaan meningkat pada waktu itu karena Hari Raya Idul Fitri dan pada bulan Desember juga mengalami peningkatan dikarenakan perayaan natal serta saat Tahun Baru. Penggunaan bahan baku tahun 2016 sebanyak 9,35 m³. Frekuensi pembelian selama tahun 2016 sebanyak 4 kali, karena setiap tiga bulan sekali perusahaan membeli bahan baku. Untuk pembelian rata-rata Kayu Jati selama tahun 2016 adalah sebesar 2,3375 m³. 2. Biaya Pemesanan Biaya pemesanan yaitu biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan diadakannya pemesanan bahan baku dari supplier. Biaya pemesanan setiap kali dilakukan pemesanan terdiri dari biaya telepon, biaya transportasi dan pembongkaran, dan biaya administrasi. Tabel 3 Biaya pemesanan Bahan Baku Kayu Jati UD Krisno Tahun 2016 NO Jenis Biaya (Rp) 1 Biaya Telepon Biaya Transportasi dan Pembongkaran Biaya Administrasi Sumber : UD Krisno (2016) Jumlah
7 Untuk biaya yang dikeluarkan perusahaan pada setiap kali pemesanan adalah sebesar Rp ,-. 3. Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan karena perusahaan melakukan penyimpanan dalam persediaan bahan baku dalam jangka waktu tertentu. Biaya penyimpanan yang dikeluarkan oleh UD Krisno yaitu biaya pemeliharaan dan biaya kerusakan. Tabel 4 Biaya Penyimpanan Per Unit Bahan Baku Kayu Jati UD Krisno Pada Tahun 2016 NO Jenis Biaya (Rp) 1 Biaya Pemeliharaan Biaya Kerusakan Sumber : UD Krisno (2016) Jumlah Rp / m³ ,5 Terlihat pada tabel 3 bahwa terdapat dua jenis biaya penyimpanan, yaitu biaya pemeliharaan dan biaya kerusakan. Untuk biaya penyimpanan per unit yang dikeluarkan UD Krisno adalah sebesar Rp ,5,- Jumlah penggunaan bahan baku Kayu Jati, besarnya biaya pemesanan setiap kali melakukan pemesanan dan besarnya biaya penyimpanan per unit (m³) pada UD Krisno periode tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 5 Tabel 5 Penggunaan Bahan Baku Kayu Jati, Harga per Unit, Total Biaya Penggunaan, Biaya Pemesanan, dan Biaya Penyimpanan per Periode Tahun URAIAN 2016 Kuantitas (m³) 9,35 Harga (Rp/m³) Biaya Total (Rp) Biaya Pemesanan (setiap kali pesan) (Rp) Biaya Penyimpanan (Rp/m³) ,05 Sumber : UD Krisno (2016) Dari Tabel 5 dapat dihitung kuantitas pembelian optimal: Dimana : Economic Order Quantity= Kuantitas pemesanan optimal (m³). 393
8 D= Annual demand in units for the inventory item (Kuantitas penggunaan per periode (m³/tahun)). S= Setup or ordering cost for each order (Biaya pemesanan untuk setiap pesanan) H= Holding or carrying cost per unit per year (Biaya penyimpanan per unit per periode (Rp/m³/tahun)). Sehingga jumlah pembelian bahan baku Kayu Jati yang optimal setiap kali pesan pada tahun 2016 sebesar 4,448 m³. Analisis frekuensi pembelian digunakan untuk menghitung berapa kali pemesanan yang dilakukan. Rumus di bawah ini digunakan untuk menghitung berapa jumlah frekuensi pemesanan menggunakan acuan dari hasil perhitungan dari metode EOQ. I = D / EOQ Keterangan: I= Frekuensi pembelian D= Annual demand in units for the inventory item (Kuantitas penggunaan per periode (m³ / tahun)). Economic Order Quantity (EOQ) = Jumlah pembelian optimal yang ekonomis I= 9,35 / = 2,1 Sehingga frekuensi pembelian bahan baku yang diperlukan UD Krisno adalah sebanyak 2 kali. Safety stock atau persediaan pengaman adalah persediaan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Apabila persediaan pengaman tidak mampu mengantisipasi ketidakpastian tersebut, maka akan terjadi kekurangan persediaan (stock out). Penentuan jumlah persediaan pengaman dapat dilakukan dengan membandingkan permakaian bahan baku kemudian dicari berapa standar deviasinya. Untuk perhitungan standar deviasi dapat dilihat pada tabel 6 berikut: 394
9 Tabel 6 Deviasi tahun 2016 NO Bulan Penggunaan (m³) Deviasi Kuadrat X (X-X) (X-X)² 1 Jan-Mar 2,45 0,1125 0, Apr-Juni 2,15-0,1875 0, Juli-Sept 2,25-0,0875 0, Okt-Des 2,50 0,1625 0, Jumlah 9,35 0 0, Rata-rata (X) 2,3375 Sumber : UD Krisno (2016) Sehingga diperoleh besarnya kuantitas persediaan pengaman (Safety Stock) optimal yang harus tersedia di gudang adalah sebesar 0,24 m³. Saat pemesanan kembali atau Reorder Point (ROP) adalah saat dimana perusahaan harus melakukan pemesanan bahan baku kembali sehingga penerimaan bahan baku yang dipesan dapat tiba tepat waktu. Untuk menentukan kapan pemesanan dilakukan, maka digunakan rumus sebagai berikut: ROP = Safety Stock + (Lead Time x Q) Dimana: ROP= Titik pemesanan kembali Lead time= Waktu tunggu (Hari) Safety Stock= Persediaan pengaman (m³) Q= Number of units per order (Penggunaan bahan baku rata-rata per hari (m³/hari)). Diketahui bahwa selisih waktu antara pemesanan dengan penerimaan bahan baku (lead time) adalah 14 hari, dan besarnya safety stock 0,24 m³, jumlah penggunaan bahan baku adalah sebesar 9,35 m³, dan penggunaan bahan baku rata-rata per hari adalah sebesar 0,363 m³. Sehingga tahun 2016 UD Krisno melakukan pemesanan kembali pada saat persediaan bahan baku di gudang sisa 0,603 m³. Persediaan maksimum diperlukan oleh perusahaan agar jumlah persediaan yang ada di gudang tidak berlebihan sehingga tidak terjadi pemborosan modal kerja. Adapun untuk mengetahui besarnya persediaan maksimum dapat digunakan rumus: 395
10 Safety Stock= 0,24 m³ Maximum Inventory = Safety Stock + EOQ Economic Order Quantity (EOQ)= 4,448 m³ Persediaan Maksimum(Maximum Inventory) = 0,24 m³ + 4,448 m³ = 4,688 m³ Untuk mengetahui lebih jelas mengenai perhitungan persediaan bahan baku Kayu Jati pada UD Krisno dengan menggunakan metode EOQ selama periode tahun 2016 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Hasil Perhitungan Besarnya EOQ, Safety Stock, Reorder Point, dan Maximum Inventory Bahan Baku Kayu Jati Periode tahun No Uraian EOQ 4,448 m³ 2 Safety Stock 0,24 m³ 3 ROP 0,603 m³ 4 Maximum Inventory 4,688 m³ Sumber : Peneliti (2017) Untuk mengetahui total biaya persediaan bahan baku minimal yang diperlukan perhitungan Economic Order Quantity (EOQ). Hal ini dilakukan untuk penghematan biaya persediaan perusahaan. Untuk menghitung total biaya persediaan digunakan rumus sebagai berikut: TIC = 2.DSH Dimana: D= Annual demand in units for the inventory item (Kuantitas penggunaan per periode (m³/tahun)) S= Setup or ordering cost for each order (Biaya per pesanan (Rp/tahun)) H= Holding or carrying cost per unit per year (Biaya penyimpanan per unit (Rp/m³/tahun)) Total biaya persediaan yang dikeluarkan UD Krisno menurut metode Economic Order Quantity pada tahun 2016 adalah sebesar Rp ,- 396
11 Sedangkan untuk perhitungan total biaya persediaan menurut UD Krisno akan dihitung menggunakan persediaan rata-rata yang ada di perusahaan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: TIC= (Penggunaan rata-rata) (H) + (S) (F) Dimana: H= Holding or carrying cost per unit per year (Biaya penyimpanan per unit (Rp/m³/tahun)) S= Setup or ordering cost for each order (Biaya pemesanan per pesanan (Rp/m³)) F= Frekuensi pembelian yang dilakukan perusahaan. Sehingga diperoleh total biaya persediaan yang dikeluarkan UD Krisno pada tahun 2016 adalah sebesar Rp ,- Dari hasil perhitungan yang dilakukan maka dapat dilihat perbandingan persediaan bahan baku antara kebijakan perusahaan dengan kebijaksanaan pembelian dengan menggunakan metode EOQ, dapat dilihat dari jumlah pembelian optimal, frekuensi pembelian, total biaya persediaan, persediaan pengaman dan kapan seharusnya perusahaan memesan kembali bahan baku sehingga dapat mengetahui metode mana yang lebih efisien dalam penyediaan bahan baku. Berikut ini perbandingan antar penyediaan bahan baku menurut kebijakan perusahaan dan penyediaan menurut perhitungan metode Economic Order Quantity. Tabel 8 Perbandingan Persediaan Bahan Baku Antara Kebijakan Perusahaan dengan Kebijaksanaan Pembelian dengan Menggunakan Metode EOQ. Hal Kebijaksanaan Perusahaan Metode EOQ Kuantitas Pembelian 2,3375 m³ 4,448 m³ Frekuensi Pembelian 4 kali 2 kali Persediaan Pengaman - 0,24 m³ Titik Pemesanan Kembali - 0,603 m³ Persediaan Maksimum - 4,688 m³ Total Biaya Persediaan Rp ,- Rp ,- Sumber : Data perusahaan yang diolah tahun (2016) Jadi dapat diketahui perbandingan antara kebijaksanaan yang digunakan perusahaan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity, yaitu pada tahun 2016 menunjukkan bahwa UD Krisno seharusnya melakukan pembelian bahan baku 397
12 Kayu Jati pada saat persediaan sebesar 0,603 m³. Dengan demikian pada saat bahan baku diterima dengan lead time 14 hari, persediaan yang tersisa masih 0,24 m³ sedangkan untuk menghindari terjadinya kelebihan bahan baku, jumlah pembelian yang harus dilakukan sebesar 4,448 m³, agar tidak melebihi maximum inventory sebesar 4,688 m³. Total biaya persediaan bahan baku menurut metode Economic Order Quantity adalah sebesar Rp ,- sedangkan total biaya persediaan bahan baku menurut UD Krisno sebesar Rp ,- jadi terdapat penghematan sebesar Rp ,- Dari hasil tersebut terdapat penghematan biaya total persediaan karena total biaya yang dihitung menurut UD Krisno lebih besar dari total biaya yang dihitung menurut Economic Order Quantity. Berikut Grafik Model Persediaan Economic Order Quantity. Gambar 1 Setelah menghitung EOQ maka kita dapat mengetahui TC persediaan tiap tahunnya. Menurut Jay H. Dan Barry R. (2004:73), total biaya tahunan dapat dihitung dengan rumus: Biaya Tahunan Total = Biaya Pemesanan + Biaya Penyimpanan Akan tetapi di UD Krisno belum menerapkan metode EOQ di dalam menentukan biaya persediaan bahan baku kayu jati. Akan tetapi untuk mengetahui biaya persediaan bahan baku kayu jati, pihak UD Krisno melakukan perhitungan dimana biaya pemesanan sudah termasuk biaya persediaan kayu jati tersebut, untuk melihat berapa efisiensi biaya persediaan kayu jati yang ada secara keseluruhan. 398
13 Oleh karena itu, pemanfaatan metode EOQ pada perencanaan dan pengendalian biaya persediaan dapat membantu mengefisiensikan biaya persediaan bahan baku kayu jati sebesar Rp ,- penghematan ini bisa digunakan oleh mebel untuk menambah operasionalnya sehingga bisa menambah keuntungan bagi mebel. Kemudian dengan adanya ROP juga bisa membantu mebel untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan kembali. Oleh karena itu, dengan adanya informasi diatas pihak manajemen mebel bisa memantau pemasukan dan pengeluaran persediaannya sehingga efisiensi biaya persediaan bisa dilakukan oleh mebel. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan pengadaan persediaan bahan baku yang dilakukan UD Krisno selama ini belum menunjukkan biaya yang minimum dalam arti biaya persediaannya masih lebih besar dibandingkan apabila perusahaan menggunakan metode Economic Order Quantity. Dalam hal ini dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: a. Pembelian bahan baku optimal tiap kali pesan menurut metode Economic Order Quantity adalah 4,448 m³ sedangkan menurut kebijakan perusahaan adalah 2,3375 m³, sedangkan persediaan maksimum (Maximum Inventory) yang harus disediakan perusahaan menurut Economic Order Quantity adalah 4,448 m³ + safety stock 0,24 m³ = 4,688 m³, sedangkan menurut kebijakan perusahaan tidak ada persediaan maksimum yang disediakan perusahaan. b. Kuantitas persediaan pengaman (Safety Stock) yang dibutuhkan perusahaan menurut metode Economic Order Quantity adalah 0,24 m³ sedangkan menurut kebijakan perusahaan tidak ada kuantitas pengaman. Sedangkan waktu pemesanan kembali (reorder point) waktu yang tepat menurut metode Economic Order Quantity adalah pada saat persediaan bahan baku di dalam gudang masih 0,603 m³ sedangkan menurut kebijakan perusahaan tidak ada waktu pemesanan kembali atau reorder point. Frekuensi pembelian bahan baku optimal menurut metode Economic Order Quantity adalah 2 kali dalam setahun, sedangkan menurut kebijakan perusahaan adalah 4 kali. 399
14 c. Total biaya persediaan optimal selama satu tahun menurut metode Economic Order Quantity sebesar Rp ,- sedangkan menurut kebijakan perusahaan sebesar Rp ,- sehingga terjadi penghematan Rp ,- SARAN Setelah mengadakan perhitungan dan menganalisis masalah yang dihadapi UD Krisno maka peneliti mengajukan saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakan pengadaan bahan baku. Adapun saran-saran itu adalah sebagai berikut: a. Perusahaan perlu mengkaji kembali metode pengendalian yang diterapkan selama ini karena berdasarkan hasil pengolahan dengan metode yang digunakan peneliti, total biaya persediaan masih dapat diminimalkan. Dengan menggunakan metode Economic Order Quantity dalam kebijakan pengadaan bahan baku perusahaan akan mendapatkan kuantitas pembelian bahan baku yang optimal dengan biaya yang minimum dibandingkan kebijakan perusahaan sebelumnya. b. Perusahaan sebaiknya menentukan besarnya safety stock dan reorder point dalam pengendalian persediaan bahan baku untuk melindungi atau menjaga kemungkinan kekurangan bahan baku yang lebih besar dari perkiraan dan untuk menjaga kemungkinan keterlambatan bahan baku yang dipesan. Karena pemesanan yang tidak menentu saat hari-hari besar semisal lebaran, natal atau tahun baru kadang terjadi lonjakan pesanan, UD Krisno tidak bisa melayani pesanan yang mendadak, dan saat hari biasa hanya sedikit pesanan, sehingga persediaan bahan baku menumpuk di gudang terlalu lama sehingga mempengaruhi kualitas bahan baku tersebut jika terlalu lama disimpan, maka perusahaan seharusnya menggunakan metode Economic Order Quantity sebagai solusi untuk permasalahan tersebut. c. Dalam pengadaan bahan baku Kayu Jati UD Krisno sebaiknya melakukan pembelian dalam jumlah yang besar dan dengan frekuensi yang rendah per periode produksi, hal ini dilakukan untuk meminimalisir biaya persediaan. 400
15 DAFTAR PUSTAKA Ahyari, Agus Efisiensi Persediaan Bahan, Edisi Kedua. BPFE: Yogyakarta. Gitosudarmo, Indriyo Manajemen Operasi. Edisi 2. BPFE: Yogyakarta. Hansen, D. R dan M. Mowen, Akuntansi Manajemen. Edisi 4.Jilid 1.Erlangga, Jakarta Akuntansi Manajemen. Edisi 7. Buku 1.Salemba Empat. Jakarta. Heizer, Jay dan Barry Render Operations Management, Buku 1 edisi ke sembilan. Salemba empat: Jakarta. Heizer dan Render Profil Perusahaan Global.Edisi 7, pp: Salemba Empat. Jakarta. Horngren, Charles T, et al Akutansi Biaya, Penekanan Manajerial. Terjemahan P.A. Lestari, S.E Jakarta :Penerbit Erlangga. Hongren Sundem Sratton, Introduction To Management Accounting International Edition. Tenth Edition. Pranctice Hall. Jenis-Jenis Biaya Persediaan, Retrieved December 16, From Pengertian Pengendalian. Retrieved December 16, From Akuntansi Manajemen: Struktur Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Prawirosentono, 2005.Riset Operasi Dan Ekonomi fisika. Penerbit PT Bumi Aksara: Jakarta. Render, Barry and Jay Heizer Operations Management. Ninth Edition, USA :Prentice Hall. Ristono, Agus 2009.Manajemen Persediaan. Yogyakarta :Graha Ilmu. Sugiyono 2008, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung. 401
ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :
ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan
Lebih terperinciAnalisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali
Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali IDA BAGUS MANIK BRAHMANDHIKA, RATNA KOMALA DEWI, I KETUT SUAMBA Program Studi Agribisnis Fakultas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI
ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Lebih terperinciAnalisa Persediaan Bahan Baku Mengunakan Metode EOQ (Economy Order Quantity) di CV. Alfa Nafis
Volume 10 No 2, Oktober 2017 Hlm. 65-70 ISSN 0216-9495 (Print) ISSN 2502-5325 (Online) Analisa Persediaan Bahan Baku Mengunakan Metode EOQ (Economy Order Quantity) di CV. Alfa Nafis Sofiyanurriyanti Program
Lebih terperinciYehezkiel Alianto Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya
PELAKSANAAN PENGAWASAN BAHAN BAKU LANGSUNG, KAYU SENGON KUALITAS A DAN KAYU SENGON KUALITAS B SEBAGAI UPAYA EFISIENSI BIAYA PENGADAAN BAHAN BAKU (Studi Pada Ud. Serba Guna Pare-Kediri) Yehezkiel Alianto
Lebih terperinciEVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ. Diterima: 1 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016
EVALUASI MANAJEMEN PERSEDIAAN PUPUK PT. ABC MENGGUNAKAN METODE EOQ Chella Masquita Febilia 1 dan Dyah Febriantina Istiqomah 2 1 Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya, Jl. Veteran 12-16, Malang 65145,
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO. Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT. SANTOSA AGRINDO Ira Mutiara 1, Moh. Mukhsin 2 1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Email: iramutiara37@hotmail.com 2 Universitas Sultan Ageng
Lebih terperinciManajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen
Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan
Lebih terperinciProsiding Manajemen ISSN:
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Kulit dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity untuk Meminimumkan Biaya Persediaan pada PT. Raindoz Bandung The Controlling
Lebih terperinciAnalisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-8035 Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ) Andri Iskandar Program Studi Manajemen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan (inventory) adalah sumber daya ekonomi fisik yang perlu diadakan dan dipelihara untuk menunjang kelancaran produksi, meliputi bahan baku (raw
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif secara sistematis,
Lebih terperinciANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU
J. Agroland 20 (2) : 131-137, Agustus 2013 ISSN : 0854-641X ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KELURAHAN NUNU KECAMATAN TATANGA KOTA PALU Analysis of Soybeans Raw Material
Lebih terperinciE-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: Vol.4, No.5, Desember 2015
Analisis Persediaan Bahan Baku Kacang Koro Pedang (Canavalia ensiformis) Pada UD Arjuna Bali, Desa Nyanglan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung I WAYAN OKI SUMBERDANA, I KETUT SUAMBA, DAN I NYOMAN
Lebih terperinciUniversitas Pandanaran Semarang 2)3) Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Pandanaran Semarang ABSTRAK
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) UNTUK MENCAPAI KELANCARAN PRODUKSI (Studi Kasus Pada CV.CYNTHIA BOX Kudus) Wachid Luthfi 1), Edi Budi
Lebih terperinciPengelolaan Persediaan
Modul ke: Pengelolaan Persediaan Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya persediaan. Biaya-biaya yang berhubungan dengan persediaan. Pengolahan persediaan dengan teknik ABC dan EOQ Fakultas EKONOMI Program
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY
ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 1128-1140 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di Jl.wolter monginsidi no.70-72 Jakarta selatan. Penelitian dilakukan selama
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY
ANALISIS PERBANDINGAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN METODE KANBAN COMPARISON OF THE ECONOMIC ORDER QUANTITY METHOD AND THE KANBAN METHOD ON RAW
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi
Lebih terperinciPERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK
PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) Oleh : Henny Wunas, I Nyoman Pujawan Wunas_henny@yahoo.com, pujawan@ie.its.ac.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di pabrik bihun jagung PT. Subafood Pangan Jaya yang beralamat di Jalan Raya Legok Km. 6 Komplek Doson, Desa Cijantra,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris, pengendalian persediaan merupakan fungsi-fungsi yang sangat penting, karena dalam persediaan melibatkan Investasi rupiah terbesarnya
Lebih terperinciOPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA
OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA Dita Harry Murty, Jazuli, Tita Talitha Program Studi Teknik Industry Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Semarang Onedhit90@gmail.com
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Persediaan adalah sunber daya mengganggur (idle resources) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lanjut tersebut adalah berupa
Lebih terperinciProsiding Manajemen ISSN:
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kain Tas 600D dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Guna Meminimumkan Biaya di CV. Kane 197 The Controlling Analysis
Lebih terperinciProsiding Manajemen ISSN:
Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Roti Guna Meminimumkan Biaya Persediaan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (Studi Kasus Pada CV. Foker Cake Cimahi)
Lebih terperinciANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TORTILA RUMPUT LAUT DI INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG
J. Agroland 22 (1) : 69-75, April 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TORTILA RUMPUT LAUT DI INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG Analysis
Lebih terperinciJURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 3 September 2013 INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ROTI PADA PABRIK ROTI BOBO PEKANBARU
INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ROTI PADA PABRIK ROTI BOBO PEKANBARU Juliana Puspika dan Desi Anita Program Studi Akuntansi, STIE PELITA INDONESIA ABSTRAK This research
Lebih terperinciPengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan
Petunjuk Sitasi: Fatimah, Syukriah, & Nurul, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H137-142). Malang: Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di UD. Pilar Jaya yang berlokasi di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang memproduksi
Lebih terperinciANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MIDSOLE PADA INDUSTRI SEPATU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS PADA PT.
Available online at http://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/jkie ANALISA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MIDSOLE PADA INDUSTRI SEPATU MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (STUDI KASUS PADA PT.
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)
MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan
Lebih terperinciARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA
ARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA Oleh: DWI PRASTYO 13.1.01.04.0080 Dibimbing oleh : 1. Dr. M.Anas,
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini pokok bahasan yang diteliti adalah persediaan bahan
36 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini pokok bahasan yang diteliti adalah persediaan bahan dasar berupa kertas berjenis PDAC dengan ukuran kertas A3 260 GSM pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis semakin lama semakin tinggi dan sulit. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan
Lebih terperinciOLEH: WIWIN PURWATININGSIH
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TAPIOKA MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA HOME INDUSTRI PRODUKSI KERUPUK BAPAK SURYANTO KECAMATAN TAROKAN KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan
Lebih terperinciManajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen
Modul ke: 06 Manajemen Persediaan Persediaan Pengaman Fakultas FEB Program Studi Manajemen Safety Stock Tujuan safety stock adalah meminimalkan terjadinya stock out dan mengurangi penambahan biaya penyimpanan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deterministik, dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deterministik, dengan menggunakan perhitungan angka dalam menentukan keputusan yang akan di ambil oleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN.
45 BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian. Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah metode deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuat deskriptif secara sitematis,
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSEDIAAN UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMAKAIAN VOLUME GUDANG DI PT. SIM BEKASI. Basuki. Abstrak
PENGENDALIAN PERSEDIAAN UNTUK MENGOPTIMALKAN PEMAKAIAN VOLUME GUDANG DI PT. SIM BEKASI Basuki Abstrak PT. SIM merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi kendaraan dengan cara merakit berbagai macam
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN KIMIA DI GUDANG LABORATORIUM PT WILMAR NABATI INDONESIA
Volume 02, Nomor 02, Desember 2013 Hal 186-205 IMPLEMENTASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN KIMIA DI GUDANG LABORATORIUM PT WILMAR NABATI INDONESIA Umi Elan, Ilyas Rofiq ABSTRAK Pengendalian persediaan bahan
Lebih terperinciDIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEMBAKAU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMICAL ORDER QUANTITY) GUNA MENCAPAI EFISIENSI TOTAL BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PR. GAMBANG SUTRA KUDUS Ilham
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
JURNAL Akuntansi & Keuangan Vol. 2, No. 2, September 2011 Halaman 303-316 ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN (Studi Kasus
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif yaitu menganalisa, mengendalikan dan mendiskripsikan
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode Economic Order Quantity. Subjek yang akan
35 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitin Penelitian ini akan menganalis mengenai sistem persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity. Subjek yang akan diteliti
Lebih terperinciManajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.
Modul ke: Manajemen Persediaan Persediaan Pengaman Fakultas FEB Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Safety Stock Tujuan safety stock adalah meminimalkan terjadinya stock out dan mengurangi penambahan
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA HOME INDUSTRY ROTI PRIMA
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA HOME INDUSTRY ROTI PRIMA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses
Lebih terperinciANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DUMPTRUCK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. ASRICO PUTRA PERDANA BEKASI
ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DUMPTRUCK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. ASRICO PUTRA PERDANA BEKASI Yogika Ria Devita *), Kukuh Sulastyoko **) ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam menentukan jumlah optimasi. Data yang dikumpulkan berupa
Lebih terperinciBAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN
BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang
Lebih terperinciPENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL Fahmi Sulaiman 1 * & Nanda 1 1 Program Studi Teknik Industri, Politeknik LP3I Medan Tel: 061-7322634 Fax: 061-7322649
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN MODEL EOQ PADA TOKO NASIONAL MAKASSAR
IMPLEMENTASI PENGENDALIAN SEDIAAN DENGAN MODEL EOQ PADA TOKO NASIONAL MAKASSAR Arif Tanuwijoyo Manajemen/Fakultas Bisnis dan Ekonomika arif_tanuwijoyo@hotmail.co.id Siti Rahayu, S.E., M.M. Manajemen/Fakultas
Lebih terperinciSyukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia
PENGENDALIAN PENGOLAHAN BIJI KOPI MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDERQUANTITY(EOQ) PADA PABRIK KOPERASI BAITUL QIRADH (KBQ) BABURRAYYAN TAKENGON ACEH TENGAH Syukriah, Putri Narisa Lia Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN KEMEJA POLOSHIRT MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DI PT BINA BUSANA INTERNUSA
Khoirun Nissa, M. Tirtana Siregar. (2017). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kain Kemeja Poloshirt Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) di PT Bina Busana Internusa. International
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA
ANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA Fahmi Yusniaji Erni Widajanti Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta
Lebih terperinciAnalisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Serbuk Gergaji Kayu (Studi Kasus di Oka Jamur Bali, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)
Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Serbuk Gergaji Kayu (Studi Kasus di Oka Jamur Bali, Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung) AGUSTINI CITRA DEWI, RATNA KOMALA DEWI, I KETUT SUAMBA
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander
MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan : stok dari elemen-elemen/item-item untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang atau bahan/barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu
Lebih terperinciANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA
ejournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (1): 15-27 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2018 ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY
Lebih terperinciBAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual
BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual
Lebih terperinciIndustrial Management ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU BUAH KELAPA SAWIT PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.6 No.1 (2017) 50-56 ISSN 2302 934X Industrial Management ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU BUAH KELAPA SAWIT PADA PT. BAHARI DWIKENCANA LESTARI Diana Khairani
Lebih terperinciManajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen
Modul ke: Manajemen Persediaan Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ Fakultas FEB Christian Kuswibowo, M.Sc Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Bagian Isi Sebelum penggunaan MRP, perencanaan
Lebih terperinciPertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)
Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.
Lebih terperinciANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PRIMED KONVEKSI DI SAMARINDA.
ejournal Administrasi Bisnis, 5 (4) 2017: 1065-1075 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian pada penelitian ini adalah penelitian komparatif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sujarweni (2015:74), penelitian komparatif adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT. ETB
46 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis rancangan penelitian yang digunakan adalah observasi analitik yaitu untuk mengetahui penilaian kinerja persediaan produk Trigger Coil pada PT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi
Lebih terperinciAsmaul Khusna*), Kukuh Sulastyoko **) Kata Kunci :Pengendalian Kualitas, Pengendalian Mutu, Persediaan Pengaman, Peramalan, Forcasting, EOQ.
OPTIMALISASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) STUDY PADA PT. TEMPRINA MEDIA GRAFIKA NGANJUK (Jawa Pos Group) Asmaul Khusna*), Kukuh Sulastyoko **) ABSTRAKSI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT Trisinar Indopratama yang beralamat: Office : Wisma Technoplast Jalan Kebon Jeruk Raya No. 1A 1B 1C Jakarta Barat
Lebih terperinciAgung Wahyu Prayogo Dwiatmanto Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
PENGGUNAAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DALAM UPAYA PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN PEMBANTU (Studi Pada PG. Modjopanggoong Tulungagung - PT. Perkebunan Nusantara X) Agung Wahyu Prayogo Dwiatmanto
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Penilaian atas persediaan akan memberikan akibat langsung terhadap penentuan income dan penyajian arus kas. Persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragama islam. Semakin pesatnya perkembangan fashion membuat trend busana
17 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebutuhan akan fashion dalam berbusana di kalangan masyarakat tak terelakkan lagi, salah satunya busana muslim. Busana muslim merupakan salah satu kebutuhan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analisis deskriptif kuantitatif. Obyek penelitian ini adalah UKM yang bergerak di sektor kuliner yaitu kafe
Lebih terperinciProudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.
Proudly present Manajemen Persediaan Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com INVENTORY MANAGEMENT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA Manajemen Persediaan Terkait dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan
Lebih terperinciOLEH : YUSNA QURROTA A YUNI NPM :
ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BENANG KATUN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA KERAJINAN TENUN IKAT MEDALI MAS BANDAR KIDUL KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian ini perlu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Penelitian pada dasarnya untuk menunjukkan kebenaran dan memecahkan masalah atas apa yang diteliti, untuk mencapai tujuan dari penelitian
Lebih terperinciBerupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier
Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
Modul ke: MANAJEMEN PERSEDIAAN Menentukan Jumlah Persediaan dengan Asumsi Seluruh Data Tetap Fakultas EKONOMI DAN BISNIS M. Soelton Ibrahem, S.Psi, MM Program Studi Manajemen SEKILAS MENGENAI PERSEDIAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan
Lebih terperincibagi perekonomian karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas, baru 25% atau
PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000 tidak termasuk tanah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan di berbagai bidang. Hal ini mendorong banyak pengusaha untuk lebih
Lebih terperinciJURNAL ANALISIS PENENTU RE-ORDER POINT (ROP) KEDELAI UNTUK KELANCARAN PROSES PRODUKSI TEMPE PADA RAJA TEMPE DI NGANJUK TAHUN 2015
JURNAL ANALISIS PENENTU RE-ORDER POINT (ROP) KEDELAI UNTUK KELANCARAN PROSES PRODUKSI TEMPE PADA RAJA TEMPE DI NGANJUK TAHUN 2015 ANALYSIS OF SOFTWARE REORDER POINT (ROP) FOR THE LEFT OF TEMPE PRODUCTION
Lebih terperinciBAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY
BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY II. 1. Persediaan II. 1. 1. Pengertian Persediaan Setiap perusahaan baik perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur selalu berusaha untuk mengadakan persediaan.
Lebih terperinciPENGOPTIMALAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG KETELA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)
PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG KETELA MENGGUNAKAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) (Studi Kasus Di Pabrik Kerupuk UD Surya Manalagi Kabupaten Kediri) Bahan baku menjadi hal yang harus dijaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah
BAB I PENAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah berkembang dengan pesat, seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan
Lebih terperinciAnalisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ)
Analisis Persediaan Bahan Baku PT. BS dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Jessica Juventia, Lusia P.S Hartanti Program Studi Teknik Industri Universitas Pelita Harapan Surabaya, Indonesia Jessicajuventia28@gmail.com,
Lebih terperinciPERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2
PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa kata to manage yang artinya mengatur atau mengelola. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan efektif dan efisien, maka harus memperhatikan penerapan sistem
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan manufaktur dalam menjalankan kegiatan usahanya memerlukan bahan baku sebagai bahan utama dalam proses produksi. Kekurangan bahan baku dapat mengakibatkan terhambatnya
Lebih terperinciPENENTUAN KUANTITAS PERSEDIAAN BAHAN BAKU GUNA MENUNJANG KELANCARAN PRODUKSI (Studi Kasus di Pt Indonesia Rubber Pandaan Pasuruan) Suharmiaty
PENENTUAN KUANTITAS PERSEDIAAN BAHAN BAKU GUNA MENUNJANG KELANCARAN PRODUKSI (Studi Kasus di Pt Indonesia Rubber Pandaan Pasuruan) (Determination of Raw Material Inventory Quantity for Supporting Production
Lebih terperinci