BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Setting Dan Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan penelitian PTK merupakan salah satu bentuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pacet Kecamatan Reban Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian adalah siswa kelas V.A SDN 4 Talang Kecamatan. terdiri atas 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan kelas. Dalam penelitian ini penelitian difokuskan pada situasi kelas, di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1Tempat Penelitian

Bab III Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PELAKSANAAN TINDAKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan merupakan suatu bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. 2011/2012. Waktu penelitian adalah bulan April 2012 sampai dengan. terdiri dari 12 Siswa Laki-Laki dan 17 Siswa Perempuan.

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sukarame Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Sedangkan waktu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action Research).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode sosiodrama yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

M T E O T D O E D PE P N E E N L E I L T I I T A I N

BAB III METODE PENELITIAN

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Student Team Achievement Division (STAD), yang merupakan suatu variasi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu Pelaksanaan September Oktober November Ket 1 Penulisan Proposal 5 September 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Lokasi dan Karakteristik Subyek Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SD Negeri Pesaren 02 Kelurahan Pesaren, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang. Lokasi sekolah terletak dalam lingkungan pemukiman penduduk dan bersebelahan dengan Balai Desa Pesaren.Status sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah negeri dan terakreditasi A. SD N Pesaren 02 terdiri dari 6 rombel,1 ruang kantor,1 gedung perpustakaan, ruang laboratorium, ruang komputer dan ruang BTQ. Guru yang mengajar PNS berjumlah 8 guru,non PNS 5 orang. Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2013/2014 dan dilakukan sekitar bulan Agustus sampai September 2013 Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Pesaren 02 Tahun Pelajaran 2013/2014. Jumlah siswa yang diteliti sebanyak 23 orang, terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. 3.2 Variabel Penelitian Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah proses pembelajaran dimana siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, lalu masing-masing anggota kelompok bekerjasama dan saling membantu satu sama lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. Hasil belajar adalahperubahan perilaku secara positif serta kemampuan yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. 3.3 Rencana Tindakan Penelitian tindakan kelas adalah jenis penelitian yang mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam 14

15 proses pembelajaran di kelas dengan melihat berbagai indicator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa ( Subyantoro,2009:6). Dalam penelitian tindakan kelas guru dapat meneliti sendiri atau dengan cara berkolaborasi dengan teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat terhadap praktik pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Dengan penelitian tindakan kelas peneliti atau guru dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari aspek interaksinya terhadap proses atau produk pembelajaran secara reflektif di kelas. Jadi dengan melakukan penelitian tindakan kelas guru dapat memperbaiki praktik-praktik pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan bagi siswa. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena peneliti akan mengefektifkan pembelajaran mendeskripsi secara tertulis serta mengungkap kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan tugas mendeskripsi secara tertulis. Penelitian ini memiliki karakteristik sebagai berikut : (1) latar alamiah untuk mengungkap hubungan alami antara peneliti dengan subyek penelitian, (2) peneliti sebagai instrument utama karena peneliti berperan sebagai perencana tindakan, pengumpul data, penganalisa data, dan pengamat, (3) hasil penelitian bersifat deskriptif, (4) analisis data dilakukan secara bertahap dalam beberapa siklus, (5) kebermaknaan data menurut tafsiran peneliti Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan pendekatan analisis kualitatif yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA siswa kelas V SDN Pesaren 02 Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang. Proses pelaksanaannya bersifat kolaboratif dengan tim yaitu guru kelas V (peneliti) dibantu guru kelas VI dan guru kelas I sebagai pengamat. Adapun langkah-langkah penelitian ini mengikuti prinsip-prinsip dasar dalam penelitian tindakan seperti yang digambarkan oleh Kurt Lewin (dalam Zainal Aqib, 2006:21) sebagai langkah spiral atau daur ulang perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi yang mungkin diikuti dengan perencanaan tindakan berikutnya. Dalam penelitian ini peneliti (guru) melaksanakan tindakan hingga tiga siklus, tiap siklus 2 jam pelajaran terdiri dari 1 kali pertemuan. Adapun langkah-langkah dari tiap siklusnya adalah sebagai berikut:

16 Identifikasi masalah Perencanaan Siklus I Refleksi Tindakan Observasi Refleksi Perencaaan Ulang Observasi Tindakan Refleksi Perencaaan Ulang Observasi Tindakan Spiral Tindakan Kelas (adaptasi dari Hopkins dalam Zaenal Aqib 2006:31) Dalam penelitian ini peneliti (guru) melaksanakan tindakan hingga tiga siklus, tiap siklus 2 jam pelajaran terdiri dari 1 kali pertemuan. Adapun langkah-langkah dari tiap siklusnya adalah sebagai berikut: 1. Rancangan Tindakan Pada Siklus I a. Perencanaan 1) Dokumentasi kondisional yang meliputi tes yang akan digunakan, daftar nilai, dan pedoman pengamatan. 2) Membuat skenario pembelajaran. 3) Menyusun rencana pembelajaran dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan

17 4) Membuat dan menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran. 5) Membuat lembar observasi sebagai pedoman pengamatan kegiatan. 6) Menyusun angket yang akan digunakan pada pasca siklus I. 7) Menyusun alat evaluasi. b. Tindakan 1) Persiapan Peneliti menyiapkan materi, skenario pembelajaran, dan instrumen pembelajaran maupun penelitian yang telah diuraikan dalam tahap perencanaan di atas. 2) Pelaksanaan tindakan Kegiatan pembelajaran pada siklus I dalam satu kali pertemuan, dengan materi pelajaran alat pencernaan makanan pada manusia. Sebelum kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan, siswa diberi soal pre test yang hasilnya digunakan untuk menentukan skor awal. 3) Langkah-langkah tindakan a. Membentuk kelompok belajar yang terdiri dari 4-5 siswa. b. Menyajikan materi pelajaran. c. Guru memberi tugas untuk dikerjakan, anggota kelompok yang mengetahui jawabannya memberikan penjelasan kepada anggota kelompok dan membuat kesimpulan untuk kemudian dipresentasikan. d. Guru memberikan pertanyaan/kuis dan siswa menjawab pertanyaan/kuis dengan tidak saling membantu. e. Pembahasan kuis. f. Menarik kesimpulan. c. Observasi 1) Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan model belajar. 2) Memantau diskusi/kerjasama antarsiswa. 3) Mengamati proses transfer informasi kelompok. 4) Mengamati pemahaman masing-masing siswa. d. Refleksi

18 1) Mencatat hasil observasi. 2) Mengevaluasi hasil observasi. 3) Menganalisis hasil pembelajaran. 4) Memperbaiki kelemahan untuk siklus berikutnya 2. Rancangan Tindakan Pada Siklus II a. Perencanaan 1) Dokumentasi kondisional yang meliputi tes yang akan digunakan, daftar nilai, dan pedoman pengamatan. 2) Membuat skenario pembelajaran. 3) Menyusun rencana pembelajaran dengan Kompetensi Dasar Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan 4) Membuat dan menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran. 5) Membuat lembar observasi sebagai pedoman pengamatan kegiatan. 6) Menyusun angket yang akan digunakan pada pasca siklus II. 7) Menyusun alat evaluasi. b. Tindakan 1) Persiapan Peneliti menyiapkan materi, skenario pembelajaran, dan instrument pembelajaran maupun penelitian yang telah diuraikan dalam tahap perencanaan di atas. 2) Pelaksanaan tindakan Kegiatan pembelajaran pada siklus II dalam satu kali pertemuan adalah materi pelajaran alat percernaan pada manusia. 3) Langkah-langkah tindakan a) Mengkondisikan kelompok belajar yang telah terbentuk pada siklus sebelumnya. b) Menyajikan materi pelajaran. c) Guru memberi tugas untuk dikerjakan, anggota kelompok yang mengetahui jawabannya memberikan penjelasan kepada anggota kelompok dan membuat kesimpulan untuk kemudian dipresentasikan.

19 d) Guru memberikan pertanyaan/kuis dan siswa menjawab pertanyaan/kuis dengan tidak saling membantu. e) Pembahasan kuis. f) Menarik kesimpulan. c. Observasi 1) Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan model belajar. 2) Memantau diskusi/kerjasama antarsiswa. 3) Mengamati proses transfer informasi kelompok. 4) Mengamati pemahaman masing-masing siswa. d. Refleksi 1) Mencatat hasil observasi. 2) Mengevaluasi hasil observasi. 3) Menganalisis hasil pembelajaran. 4) Memperbaiki kelemahan untuk siklus berikutnya. 3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.4.1 Tehnik Pengumpulan Data Teknik pengumpul data yang digunakan meliputi observasi kelas, yaitu pengamatan terhadap jalannya proses pembelajaran dan memperhatikan aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi kelompok untuk menyelesaikan kuis/pertanyaan. Selain observasi kelas, juga digunakan angket, yaitu pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap proses belajar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 3.4.2 Alat Pengumpul Data Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilakuklan melalui beberapa tahap dalam pengambilan data. Dengan harapan akan memperoleh hasil yang optimal. Adalah sebagai berikut : a.tes Teknik tes ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil tes pada setiap akhir tindakan, untuk memperoleh data tentang pemahaman siswa terhadap materi

20 pelajaran yang telah dipelajari. Tes ini digunakan untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang telah diikutinya. Hasil tes tersebut dipakai sebagai acuan untuk (1) melihat kemajuan siswa dalam mengikuti program pembelajaran, (2) analisis dan refleksi untuk tidakan berikutnya. b.observasi Teknik observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa. Observasi ini bertujuan untuk (1) mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan perencanaan tindakan, (2) mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang dikehendaki. Dalam pelaksanaan observasi digunakan lembar aktivitas guru dan siswa. Observasi dilakukan oleh dua orang observer termasuk guru pada saat pembelajaran berlangsung. Aspek yang diamati adalah aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung yang diamati oleh guru sebagai peneliti dan keterampilan mengajar guru yang diamati oleh guru lain sebagai anggota tim. 3.5 Indikator Kinerja Indikator Kinerja penelitian tindakan kelas dikatakan berhasil apabila pada siklus I 70 % siswa dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal SD Negeri Pesaren mata pelajaran IPA kelas V yaitu 70. Sedangkan pada siklus II diharapkan mengalami kenaikan 80 % dari KKM kelas V yaitu 70. 3.6 Analisis Data Analisis data adalah suatu cara menganalisa data yang diperoleh selama peneliti mengadakan penelitian sehingga akan diketahui kebenenaran atas suatu permasalahan. Analisis data dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Berdasarkan dari lembar jawaban, lembar observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran kemudian diadakan analisis. Semua data dikaji dan dibahas bersama antara peneliti dengan teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat, selanjutnya ditindaklanjuti dengan mengadakan refleksi yang merupakan kegiatan analisis, sintesis, dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan untuk ditarik suatu kesimpulan. Penarikan

21 kesimpulan/verivikasi data berfungsi untuk meyakinkan bahwa data yang diperoleh telah memenuhi syarat data yang baik. Untuk data yang berupa ungkapanungkapan/pernyataan-pernyataan menggunakan analisis logik, sedangkan data tes menggunakan analisis deskriptif. Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. 1.Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif dicari dengan mengambil data tes pada akhir pembelajaran yang kemudian dicari rata-rata hasil belajar dan ketuntasan belajar klasikalnya serta dibandingkan dengan indikator yang telah ditetapkan. Untuk mencari rata-rata hasil belajar siswa klasikal dapat dirumuskan : Σx = ΣN Keterangan: = Nilai rata-rata Σx = jumlah semua nilai siswa ΣN = jumlah siswa (Aqib, 2009: 40) Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar yang dikelompokkan ke dalam 2 kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas sebagai berikut: Tabel 3.1 KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL BELAJAR Kriteria ketuntasan Kualifikasi 70 Tuntas <70 Tidak Tuntas Prosentase ketuntasan belajar klasikal dapat dicari dengan rumus : Σ Siswa yang tuntas belajar P = x 100% Σ Siswa Keterangan: P = Prosentase ketuntasan belajar klasikal

22 Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan tabel kriteria deskripstif. Presentase yang dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu sangat kurang, kurang, cukup, baik, sangat baik adalah sebagi berikut: Tabel. 3.2 Kriteria Deskripstif Hasil Belajar No Rentang nilai Kategori Penafsiran 1 86 100 Sangat baik Hasil belajar sangat baik 2 71 85 Baik Hasil belajar baik 3 56 70 Cukup Hasil belajar cukup 4 41 55 Kurang Hasil belajar kurang 5 < 40 Sangat kurang Hasil belajar sangat kurang (Depdiknas, 2002:4) 1. Mencari Data Kualitatif Analisis data kualitatifdicari dengan menganalisis hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat terhadap aktivitas siswa, aktivitas guru dan respon siswa selama pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. a. Hasil pengamatan aktivitas siswa dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan persentase. Rumus yang digunakan adalah : F P = X 100 % N (Arikunto, 2002: 246) P = Prosentase aktivitas siswa F = Jumlah skor aspek yang muncul N = Jumlah skor aspek yang diamati (maksimal) b. Analisis data aktivitas guru dalam mengelola proses pembelajaran dilakukan dengan memberikan skor pada kategori yang sesuai dengan Skor 5 = sangat baik, skor 4 =

23 baik, skor 3 cukup, skor 2 = kurang, skor 1 = sangat kurang pada saat pembelajaran berlangsung. Pedoman Penilaian B = n x 100% N Keterangan: B : Bobot n : Skor yang muncul N : Skor masimal Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Pengamatan Kemampuan Guru No Rentang nilai Kategori 1 85 100 Sangat baik 2 70 84 Baik 3 60 69 Cukup 4 50 59 Kurang 5 < 50 Sangat kurang (Depdiknas, 2002:5) Berdasarkan tabel di atas, guru dalam mengelola pembelajaran dengan materi alat pencernaan pada manusia melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD memperoleh kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Guru dikatakan memperoleh nilai 85 100 dalam kategori sangat baik, memperoleh nilai 70 84 dalam kategori baik, memperoleh nilai 60 69 dalam kategori cukup, memperoleh nilai 50 59 dalam kategori kurang, dan memperoleh nilai < 50 dalam kategori sangat kurang.