BAB III ANALISIS III.1. Analisis Sasaran III.1.1.Geografis Negara Kota : Indonesia : Jakarta Tangerang III.1.2.Demografis Usia : 7-12 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan Kelas Sosial Pendidikan : Menengah Atas : Sekolah Dasar III.1.3.Psikografis Kepribadian : 1) Memiliki rasa ingin tahu akan sesuatu hal yang baru 2) Memiliki imajinasi yang tinggi 3) Gemar membaca buku
Kebiasaan : 1) Suka membaca buku cerita 2) Belajar dengan menggunakan bahasa Inggris 3) Dapat memilih buku bacaannya sendiri Lifestyle : 1) Menyukai cerita-cerita non fiksi seperti dongeng, fabel dan lain lain 2) Tidak ragu mengeluarkan uang untuk membeli barang III.2. Analisis SWOT III.2.1.Strengths 1. Buku ini banyak menggunakan ilustrasi yang dapat mendukung pengertian alur cerita.menurut Danko-McGhee & Slutsky (2003) Bagi anak-anak, dibandingkan dengan kata-kata, gambar memegang peranan penting sebagai bahasa. (Isenberg, 2006 : 86) 2. Terdapat unity pada keseluruhan desain buku. Baik dari element desain yang digunakan, peletakan teks, penggunaan gambar sehingga elemen-elemen tersebut terlihat selaras. A designer must know how to organize visual elements into a cohersive composition, as well as establish a common bond among them (Landa, 2007 : 212) 3. Terdapat initial caps yang berguna untuk membantuk anak-anak menemukan awal cerita tersebut. Initial caps juga dapat berguna untuk membuat tampilan layout terlihat lebih menarik dan tidak menjemukan (Strizver, 2006 : 105)
4. Isi pada buku, baik ilustrasi, background, text digambarkan dengan menggunakan full color. Sebuah penelitian yang diadakan tahun 1999 oleh Vuontella, menyatakan bahwa anak-anak dapat menggunakan warna untuk memudahkan penyerapan informasi yang mereka terima. III.2.2.Weaknesses 1) Pada halaman cover, terlalu banyak hal yang ingin ditonjolkan, baik dari judul buku dan gambar yang digunakan sehingga tidak ada emphasis pada cover buku ini. Cover buku seharusnya mendapatkan perhatian lebih besar, karena cover yang didesain dengan baik dapat menarik orang untuk membeli buku tersebut (Rustan 2009 : 126) 2) Penggunaan tipografi kurang sesuai dengan target buku, yaitu anakanak. Papyrus merupakan font yang didesain oleh Chris Costello, dengan membayangkan kesan Mesir. Font ini banyak digunakan untuk judul dari film, cover buku, Cover CD, dan lain-lain (http://www.costelloart.com/tp-papyrus.html). Papyrus biasanya digunakan sebagai display text, karena itu, kurang tepat jika menggunakan Font Papyrus untuk bodytext untuk anak. Children are drawn to easy-to-read, childlike fonts : senior to larger setting that have more clarity and legibility (Strizver, 2006 : 59) Jarak antar baris (leading) terlalu dekat sehingga beberapa descender dan ascender pada huruf bertabrakan satu dengan yang lain. Too-tight leading makes type harder to read (Strizver, 2006 :132)
3) Ilustrasi yang digunakan, kurang memberikan penggambaran yang tepat mengenai objek tersebut. Anak-anak dalam jenjang pendidikan sekolah dasar, mulai melihat sebuah gambar secara detail. A Drawing by primary grade child typically resembles what it represents and includes many detail a reflection of an emerging sense of realism (Isenberg, 2006 : 94) III.2.3.Opportunities 1) Pemilihan buku ilustrasi untuk anak, merupakan pendekatan yang baik untuk menarik minat anak. Dengan menggunakan banyak ilustrasi untuk menggambarkan cerita, anak-anak menjadi tidak cepat bosan untuk membaca buku tersebut. Anak-anak akan lebih mudah mencerna maksud cerita jika dibandingkan dengan buku yang hanya berisikan text saja. 2) Kesatuan / Unity yang terdapat pada buku, membuat buku terlihat konsisten dalam hal desain. Penempatan elemen dan penyusunan element desain, text, dan ilustrasi dapat meningkatkan nilai estetika dari buku tersebut. 3) Penggunaan initial caps, dapat membuat content buku menjadi jelas di mana cerita tersebut dimulai. Awal yang jelas dapat memudahkan mata untuk mengikuti alur bacaan sampai (Sequence). 4) Penyampaian cerita rakyat dalam bentuk buku, membuat buku ini lebih mudah didapatkan dibandingkan jika menggunakan media e- book atau internet.
5) Dibandingkan dengan buku ilustrasi hitam putih, buku yang memiliki warna / fullcolor lebih dapat menarik perhatian anak-anak. Karena anak-anak cenderung menyukai sesuatu yang bewarna terutama warna cerah. III.2.4.Threats 1) Penataan cover buku yang kurang memberikan emphasis / kurang didesain dengan baik dapat mengurangi minat orang untuk membeli buku tersebut. Terlebih lagi jika buku tersebut diletakkan berdampingan dengan buku lain yang memiliki cover yang lebih menarik. 2) Ukuran font yang terlalu besar, serta penempatan leading yang kurang tepat dapat membuat mata anak-anak cepat lelah, sehingga kenikmatan untuk membaca cerita tersebut akan berkurang. 3) Penggunaan ilustrasi yang kurang sesuai dapatmengurangi minat anak untuk membaca cerita tersebut. Pictures book, too need style that awakens the interest of the young child in the nuances of possible meaning and the pleasure of language. (Reed, 2004 : 43) 4) Anak-anak memiliki ekspetasi yang tinggi ketika membeli sebuah buku. Buku yang kurang didesain dengan baik, dapat menurunkan minat anak dalam membeli / membaca buku tersebut, dan beralih ke buku lain. It is possible to attract a child s attention with glitz and promises, but if the product doesn t deliver, that child will never buy your message again. (Fishel, 2001 : 11)
III.3. Manfaat Buku ini diharapkan dapat membantu melestarikan cerita rakyat yang mulai terlupakan pada zaman ini. Cerita rakyat juga dapat menjadi salah satu sumber pembelajaran penting bagi anak-anak, karena setiap cerita mengandung pesan moral yang dapat membantu anak-anak untuk mengerti maksud yang ingin disampaikan. Penggunaan bahasa Inggris sederhana pada buku, juga dapat membantu anak-anak untuk melancarkan penggunaan bahasa Inggris mereka, karena dewasa ini, bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa yang penting untuk dipelajari. Diharapkan, anak-anak dapat turut melestarikan keberadaan cerita rakyat yang menjadi salah satu warisan budaya Indonesia.