laporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

6.2.1 Pengendalian Mutu Pada umumnya dalam sebuah proyek konstruksi mengenal beberapa aspek pengendalian mutu yang sering diterapkan, diantaranya adal

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui

Kata kunci: perbandingan biaya, penambahan tenaga kerja, jam kerja (kerja lembur), time cost trade off

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. proses pemikiran yang tangguh dalam mengatasi persoalan pelaksanaan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

finansial kurang baik. Keadaan finansial suatu proyek mempengaruhi prestasi kerja

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PROTOTIPE RUSUNAWA TIPE 36 BERDASARKAN PERENCANAAN CASH FLOW OPTIMAL

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB IV METODELOGI PENELITIAN. Samsat Kulon Progo, Kabupaten Kulon Progo. pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK PT.NUSA RAYA CIPTA

BAB II MANAJEMEN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB IV HASIL DAN ANALISA

PENGENDALIAN MUTU DAN WAKTU PELAKSANAAN PERKERASAN JALAN BETON SPL.KS

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

STRUKTUR ORGANISASI DALAM PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB V PENJADWALAN DAN EVALUASI PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN DAN KEMAJUAN PROYEK. akan semakin diperlukan jika proyek termasuk dalam proyek yang kompleks dan

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

PROJECT MANAGEMENT SOFTWARE

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Dian Rahayu Rose Marini

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT

BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Iindustri Medan. Proyek ini berlokasi di jalan Pulau Natuna-1, Kawasan Industri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

COST CONTROL Rencana Anggaran Pelaksana

PERCEPATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK GEDUNG PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAJEMEN PROYEK

II. KEGIATAN PENGAWASAN

BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K) I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN DAFTAR ISI

BAB III LANDASAN TEORI. baik investasi kecil maupun besar dalam skala proyek memerlukan suatu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

Laporan mingguan proyek kontraktor berisi berbagai data pekerjaan yang antara lain sebagai berikut:

Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri #6 & 7 MANAJEMEN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. struktur, arsitektur, dan MEP yang telah dimulai pada tahun 2016.

Perencanaan proyek dengan metode network planning pada proyek tk model kabupaten Sragen BAB I PENDAHULUAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DALAM MANAJEMEN PROYEK. Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi adalah jenis usaha jasa konstruksi

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Objek Penelitian Obyek studi dari penelitian ini adalah proyek pembangunan X

HALAMAN JUDUL HALAMAN PERNYATAAN...

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

ANALISIS ARUS KAS PROYEK RUMAH TINGGAL. Theresita Herni Setiawan 1

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. diperlukan untuk menjaga kualitas struktur agar sesuai dengan spesifikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan proyek konstuksi, baik oleh kontraktor, konsultan maupun

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN

BAB III MANAJEMEN ORGANISASI DAN SISTEM KONTRAK. merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mongkoordinasi dan

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

EFISIENSI WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PEMADAM KEBAKARAN PLTU PAITON UNIT 5 DAN 6. Deni Yanto ABSTRAK

BAB III SISTEM ORGANISASI & MANAJEMEN PROYEK


BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II KARAKTERISTIK & MANAJEMEN PROYEK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memuaskan bagi pihak kontraktor dan owner. Keberhasilan suatu kontruksi pasti

ANALISA KINERJA BIAYA DAN WAKTU PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA DENGAN KONSEP EARNED VALUE ANALYSIS (EVA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING)

Transkripsi:

BAB 6 KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Laporan Kemajuan Pekerjaan Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui kemajuan pekerjaan proyek tersebut. Laporan kemajuan proyek dapat berupa laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan yang disiapkan oleh kontraktor kepada manajement konstruksi, dan laporan dari menajement konstruksi kepada pemberi tugas (Owner). 6.1.1 Laporan Harian Laporan harian adalah laporan yang mencatat kegiatan setiap hari pada lembar yang telah disediakan terhadap semuahal yang berkaitan dengan kegiatan proyek selama kegiatan berlangsung dalam suatu hari. Isi laporan harian Proyek Gedung Badan Nasional Penanggulanga Bencana (BNPB) antara lain : Uraian pekerjaan padahari itu Hari, tanggal, dan nomor pekerjaan Keadaan cuaca Jumlah tenaga kerja Jenis tenaga kerja Jenis material yang digunakan VI-1

Jenis peralatan yang digunakan Waktu pelaksanaan pekerjaan Catatan konsultan MK Tandatangan pengelola teknis kegiatan, konsultan MK, dan kontraktor pelaksana. 6.1.2 Laporan Mingguan Laporan mingguan merupakan rekapitulasi dari laporan harian yang telah dibuat oleh kontraktor. Laporan mingguan pada proyek pembangunan Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdiri dari empat bagian yaitu laporan mingguan tenaga kerja dan cuaca, laporan mingguan material dan alat, laporan mingguan prestasi pekerjaan, laporan mingguan kegiatan atau pekerjaan. Laporan mingguan tenaga kerja dan cuaca berisikan : Nomor dan waktu pelaksanaan (minggu ke-...). Jenis tenaga kerja yang digunakan selama satu minggu. Keadaan cuaca selama satu minggu. Tanda tangan pengelola teknis kegiatan, konsultan MK, dan kontraktor pelaksana. Laporan mingguan material dan alat berisikan : Nomor dan waktu pelaksanaan (minggu ke-... ). Jenis material yang digunakan selama satu minggu. Jenis peralatan yang digunakan selama satu minggu. Jumlah material dan peralatan yang digunakan selama satu minggu. VI-2

Tanda tangan pengelola teknis kegiatan, konsultan MK, dan kontraktor pelaksana. Laporan mingguan prestasi pekerjaan berisikan : Nomor dan waktu pelaksanaan (minggu ke-...). Uraian pekerjaan. Bobot pekerjaan. Progres pekerjaan minggu lalu sampai minggu ini. Tanda tangan pengelola teknis kegiatan, konsultan MK, dan kontraktor pelaksana. Laporan mingguan kegiatan berisikan : Nomor dan waktu pelaksanaan (minggu ke-...). Kegiatan yang dilaksanakan minggu ini (lingkup pekerjaan). Tanda tangan pengelola teknis kegiatan, konsultan MK, dan kontraktor pelaksana. 6.1.1 LaporanBulanan Laporan bulanan adalah laporan yang berisikan tentang kemajuan proyek selama satu bulan yang dibuat berdasarkan laporan harian dan laporan bulanan. Laporan bulanan pada proyek pembangunan Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berisikan : Nomor dan waktu pelaksanaan (bulan ke-...). Data proyek. Administrasi proyek. Tinjauan waktu. Prestasi pekerjaan. VI-3

Tenaga kerja. Cuaca. Kegiatan pekerjaan. Material yang terpakai. Permasalahan di lapangan. Kesimpulan dan saran. Lampiran : laporan mingguan prestasi kerja, laporan mingguan kegiatan, laporan mingguan tenaga kerja dan cuaca, laporan mingguan material dan alat, risalah rapat dan arus surat. 6.2 PengendalianProyek Dari data tersebut diatas dapat tergambarkan suatu bangunan Gedung tinggi yang terletak didalam kota. Kondisi lokasi pembangunan tersebut berada diwilayah gedung-gedung, rumah-rumah, baik apartement,pusat perbelanjaan maupun perumahan.dari paparan sekilas tersebut dapat teridentifikasi berbagai kendala-kendala yang mungkin terjadi maka dilapangan dilakukan sebagaiberikut: Tuntutan menjaga kebersihan sebelum maupun sesudah kerja, Tuntutan menjaga kebersihan jalan raya terutama pada saat pelaksanaan pekerjaan struktur bawah (Pondasi dan Galian tanah), Tuntutan selalu mengikuti tahapan pekerjaan sesuai RKS dan peraturan yang berlaku, Tuntutan untuk selalu menjalankan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di setiap tahapan pekerjaan, Tuntutan selalu menjaga keamanan dan ketenangan lingkungan, VI-4

Tuntutan penyelesaian tepat waktu dengan durasi penyelesaian yang singkat sesuai dengan schedule pelaksanaan. Berbagai kendala-kendala tersebut harus selalu disiasati sehingga tidak saling merugikan dengan cara selalu berkoordinasi dengan pihak terkait. Untuk mencapai suatu hasil kerja yang maksimal dan profesional dibutuhkan pengendalian dan monitoring dari setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. 6.2.1 Pengendalian Waktu Dilakukan dengan perencanaan tahapan dan waktu pelaksanaan secara seksama dengan melihat segala aspek yang ada di lapangan. Dengan mengadakan rapat-rapat periodik yang diselenggarakan setiap satu kali seminggu dan bertempat di kantor proyek (Site Office ). Untuk memudahkan kontrol pengendalian waktu pelaksanaan proyek dilakukan penjadwalan waktu kerja (Time Schedule) yang dibuat sesuai dengan urutan pelaksanaan pekerjaan. Penjadwalan kerja dilakukan agar waktu pelaksanaan yang telah ditentukan dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga pekerjaan yang dilaksanakan dapat diselesaikan tepat pada penjadwalan waktu kerja (Time Schedule) yang dibuatantara lain : Master Schedule: Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun berdasarkan urutan pekerjaan dari saat proyek dimulai hingga proyek selesai.dengan Master Schedule dibuat kurva-s perencanaan dan kurva-s aktual. VI-5

Monthly Schedule: Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun pada minggu terakhir setiap bulan yang berisi rencana pelaksanaan berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk bulan berikutnya. Weekly Schedule: Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang disusun untuk dilaksanakan dalam waktu satu minggu. Daily Schedule: Rencana kerja harian yang disusun dengan mengacu pada Weekly Schedule. Selain membuat Time Schedule pengendalian waktu pelaksanaan proyek juga dilakukan dengan membuat Bar Chartdan Network Planning (NWP). Bar Chart berisi kegiatan pelaksanaan pekerjaan dan waktu pelaksanaannya dalam waktu satuan minggu yang dikemas dalam bentuk table. Sedangkan NWP dibuat untuk menggambarkan jalur-jalur yang menghubungkan satu kegiatan dengan kegiatan lainnya dengan durasi dan waktu paling awal/akhir untuk memulai/mengakhiri kegiatan tersebut. Dengan NWP dapat ditentukan kegiatankegiatan yang termasuk dalam lintasan kritis (Critical Part) yaitu kegiatan yang jika mengalami keterlambatan dapat mempengaruhi kegiatan lain. Pengendalian waktu pelaksanaan akan dilakukan setiap waktu dengan memonitor semua kegiatan proyek yang berlangsung tahap demi tahap yang mencakup pengadaan material, pelaksanaan proyek dan pengadaan tenaga kerja di setiap pekerjaan. 6.2.2 Pengendalian Biaya Pengendalian biaya akan dilakukan dengan perencanaan pembiayaan di setiap kegiatan proyek secara matang, monitoring akan dilakukan dengan acuan VI-6

S-Curve (Grafik Cash Flow Proyek) dimana setiap biaya yang keluar dan masuk dapat dimonitor setiap waktu. Besarnya biaya ini dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya dan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) yang telah disusun. Dari perbandingan ini, dapat diketahui apabila pada pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut terjadi pembengkakan biaya akibat biaya contingency pada setiap item pekerjaan sehingga dapat dilakukan evaluasi biaya. Evaluasi biaya dilaksanakan secara periodik dalam setiap bulannya. Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana, penyimpangan itu dibahas dan dipelajari penyebabnya oleh tim proyek, kemudian dibuat rencana tindak lanjut untuk memperbaikinya. Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan. Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar presensi pekerja selama satu minggu dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji pekerja. Besar total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga dapatd igunakan untuk menyusun kurva-s realisasi dan untuk memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai. Pengendalian waktu didasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran proyek. Agar dapat berlangsung tepat waktu, time schedule disusun sebagai alat kontrol untuk mengukur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaan. VI-7

Pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat terlihat dengan jelas pada time schedule, sehingga keterlambatan pekerjaan sebisa mungkin dihindari. Time schedule menyatakan pembagian waktu terperinci untuk setiap jenisp ekerjaan, mulai dari permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga akumulatif prosentase bobot pekerjaan ini akan membentuk kurva S realisasi. Fungsi kurva S adalah : 1. Menentukan waktu penyelesaian tiap bagian pekerjaan proyek. 2. Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek. 3.Menentukan waktu untuk mendatangkan material, alat, dan tenaga kerja yang akan dipakai untuk pekerjaan tertentu. 4.Untuk mengukur kemajuan fisik di lapangan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dalam keberhasilan pengendalian tersebut diatas adalah ; 1. Faktor Tenaga Ahli, 2. Faktor Jumlah Tenaga Kerja, 3. Faktor Peralatan, 4. Faktor Keberadaan dan Kelancaran Material, 5. Faktor Keuangan, 6. FaktorLokasi, 7. Faktor Cuaca (Hujan). Untuk memudahkan kontrol pengendalian waktu pelaksanaan proyek dilakukan penjadwalan waktu kerja (Time Schedule) yang dibuat sesuai dengan VI-8

urutan pelaksanaan pekerjaan. Penjadwalan kerja dilakukan agar waktu pelaksanaan yang telah ditentukan dapat dimanfaatkan secara optimal sehingga pekerjaan yang dilaksanakan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. 6.2.3 Tenaga Kerja. Suatu proyek tidak akan berjalan tanpa adanya tenaga kerja. Sebagai suatu bidang jasa yang membutuhkan keahlian dan ketelitian yang tinggi, bidang konstruksi tentunya melibatkan berbagai macam pihak dengan berbagai latar belakang bidang keilmuan. 1) Jenis Tenaga Kerja Tenaga kerja yang terdapat dalam proyek pembangunan Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terdiri dari: a) Tenaga Kerja Tetap Merupakan tenaga kerja yang direkrut langsung oleh kantor pusat yang bekerja sebagai karyawan tetap. Tenaga kerja tetap umumnya terdiri dari individu yang menduduki jabatan penting dalam proyek. b) Tenaga Kerja Kontrak Merupakan tenaga kerja yang tergabung sebagai personil proyek pembangunan Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan ikatan kerja berupa kontrak dalam jangka waktu tertentu Tenaga kerja semacam ini hanya menyandang status sebagai karyawan PT.PP (Persero). Tbk selama kontrak kerjanya masih berlaku dan proyek yang bersangkutan masih berjalan. Biasanya tenaga kerja kontrak merupakan rekomendasi dari pihak atasan karena pengalaman serta keahliannya selama bekerja di proyek terdahulu. VI-9

c) Tenaga Kerja Harian Merupakan tenaga kerja tanpa ikatan kontrak yang sistem pembayaran upahnya dihitung berdasarkan jumlah waktu dan hari kerja tenaga yang bersangkutan. d) Tenaga Kerja Borongan Merupakan tenaga kerja yang dipasok dari mandor sesuai dengan kebutuhan yang diminta oleh pihak kontraktor. Tenaga kerja seperti ini umumnya tenaga kerja kasar yang mendapat bayaran dari pihak mandor sesuai jumlah hari kerja mereka. 2) Keselamatan Tenaga Kerja Tujuan diterapkannya K3 dalam suatu proyek konstruksi adalah zero accident atau tidak ada korban jiwa. Oleh karena itu semua yang terlibat didalam proyek harus mematuhi peraturan yang ada. Untuk dapat menciptakan Zero Accident maka diberikanlah rambu-rambu mengenai kesehatan dan keselamatan kerja di proyek, yang meliputi alat pelindung diri, zona aman dan zona berbahaya, ketersediaan fasilitas keselamatan kerja, dan Safety Induction. VI-10

Gambar 6.1.Rambu-Rambu Proyek a) Alat Pelindung Diri (APD) Alat pelindung diri adalah sarana perlengkapan kerja yang harus disediakan oleh perusahaan dan wajib digunakan oleh setiap pekerja sebelum melakukan pekerjaannya. Alat pelindung diri yang terdapat dalam proyek pembangunan Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) antara lain : Topi keselamatan (Helmet), digunakan sebagai pelindung kepala. Kacamata keselamatan, digunakan sebagai pelindung muka dan penglihatan. Masker las, digunakan sebagai pelindung muka saat melakukan pengelasan. Masker, digunakaan sebagai pelindung dari bahaya debu ataupun partikel. Sarung tangan, digunakan sebagai pelindung kerja. Sepatu keselamatan, digunakan sebagai pelindung kerja. Sabuk keselamatan, digunakan sebagai pelindung diri agar tidak jatuh dari ketinggian. Penutup telinga, digunakan sebagai pelindung telinga untuk mengurangi kadarkebisingan. VI-11

Gambar 6.2.Alat Pelindung Diri ( APD ) b) Ketersediaan Fasilitas Keselamatan Kerja Fasilitas keselamatan kerja yang terdapat dalam Proyek pembangunan Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)antara lain : Radio atau alat komunikasi. Alat pemadam apiringan. Perlengkapan dan obat P3K. Alamat dan nomor telepon penting c) Peringatan Keselamatan Peringatan keselamatan sangat penting di dalam suatu proyek konstruksi, karena dengan adanya peringatan atau rambu-rambu keselamatan tersebut kecelakaan kerja dapat diminimalisasi dan menjadi suatu hal yang wajib ditaati oleh seluruh pihak yang terkaitdengan pelaksanaan proyek konstruksi. VI-12