PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) PENDAMPING DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Millenium Development Goals (MDGs) yang memuat 8 program

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

LAPORAN PERKEMBANGAN PENINGKATAN PENGHIDUPAN MASYARAKAT BERBASIS KOMUNITAS (PPMK)

SOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

PNPM MANDIRI PERKOTAAN

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

BAB I PENDAHULUAN. Perdesaan (PNPM-MP) salah satunya ditandai dengan diberlakukannya UU No. 6

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada prinsipnya adalah

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Peranan UMKM. laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

LANGKAH KEBIJAKAN PETA JALAN PNPM MANDIRI 2012

Catatan Untuk Pengetahuan MDF - JRF Pelajaran dari Rekonstruksi Pasca Bencana di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan dalam banyak hal. Baik itu dari segi pemerintahan, pendidikan

SAMBUTAN MENTERI PEKERJAAN UMUM. Pada Acara

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

ANGGARAN DASAR BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA OBOR SUDIMARA ) DESA SUDIMARA KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

BAB I PENDAHULUAN. yang terkena PHK (pengangguran) dan naiknya harga - harga kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan kata lain telah mengakar luas dalam sistem sosial

UNIT PENGELOLA KEUANGAN : POTENSI PENGEMBANGAN BPR SYARIAH 1 Oleh : Sasli Rais 2

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

PENDAHULUAN. peternak, khususnya bagi yang berminat meningkatkan skala usahanya. Salah satu

Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF

& KELEBIHAN KOPERASI dalam Melindungi Petani & Usahawan Kecil Pedesaan

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama masalah dalam kemiskinan yang dialami oleh setiap negara,

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

I.PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLUASAN KREDIT USAHA RAKYAT DENPASAR, 20 APRIL 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Membangun Kesejahteraan dan Kemandirian Bangsa

PNM Permodalan Nasional Madani

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan adalah permasalahan semua bangsa. Berkaitan dengan. masalah kemiskinan bangsa Indonesia merasa perlu mencantumkan dalam

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia berdasarkan data statistik tahun 2004, dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Menengah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. (KSP), UMKM mampu menyerap 99,9 persen tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dihindari. Untuk dapat bertahan hidup, sebuah organisasi harus mampu dengan

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani credere yang berarti kepercayaan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendapatkan referensi yang sesuai dengan penelitian yang ingin dilakukan.

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO GUBERNUR BANK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. forum, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Ramainya

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya

STUDI PELAKSANAAN KREDIT PERBAIKAN RUMAH SWADAYA MIKRO SYARIAH BERSUBSIDI DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dalam kehidupan

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

Proyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat Pelayanan Ekspor Pemerintah Indonesia

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PETA JALAN PNPM MANDIRI DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM HADI SANTOSO

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]

Optimalisasi Unit Pengelola Keuangan dalam Perguliran Dana sebagai Modal Usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

Kebijakan dan Strategi Nasional untuk Pengembangan Keuangan Mikro

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERSEROAN TERBATAS (PT) - LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM) SOLUSI PELESTARIAN DANA BERGULIR PNPM-MD

Transkripsi:

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR World Bank PNPM Support Facility (PSF) Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1, lantai 9 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 Ph: 62 21 5299 3000 ; Fax: 62 21 5299 3111

Latar Belakang Proyek 1 Selama 10 tahun terakhir, dan proyek pendahulunya (PPK dan UPP) telah menyediakan pembiayaan pinjaman bergulir yang dikelola oleh masyarakat (RLFs). Meskipun pemberian pinjaman untuk usaha mikro (Dipimpim oleh kaum perempuan), masih dianggap kecil (kurang dari 30% dari BLM) akan tetapi telah mendukung peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat miskin dan menjadi salah satu kunci pengentasan kemiskinan kegiatan yang dibiayai oleh. Sampai dengan bulan September 2010, diperkirakan ada sekitar 4.000 kegiatan dana bergulir yang beroperasi di bawah PNPM-Perdesaan dengan modal total sekitar US $ 476.000.000. Dana ini memberikan pinjaman kepada lebih dari 327.000 kelompok peminjam dengan jumlah anggota peminjam diperkirakan 3 juta orang. Sementara itu, dibawah PNPM-Perkotaan sampai dengan bulan Oktober 2010 diperkirakan ada sekitar 9,110 Unit Pengelola Keuangan (UPK) yang telah memiliki kegiatan pinjaman dana bergulir dengan total data keseluruhan diperkirakan sebesar US$67.9 million. Dana pinjaman bergulir tersebut dipinjamkan kepada lebih dari 378,000 kelompok peminjam yang memiliki anggota hampir 1.8 juta orang. Mengingat skala jangkauan yang sangat luas dan kebijakan Pemerintah dalam mendukung akses keuangan yang berkelanjutan hingga pada tingkat desa, maka Pemerintah dan Bank Dunia menyadari bahwa PNPM-Mandiri sudah saatnya untuk dapat fokus mengadopsi praktek-praktek keuangan mikro, dan secara aktif mendorong hubungan UPK pada PNPM-Mandiri dengan institusi keuangan formal yang ada dengan tujuan untuk meningkatkan skala kepentingan keuangan mikro. Sehubungan dengan hal tersebut, maka kegiatan dana bergulir yang ada pada PNPM-Mandiri perlu untuk mencari sebuah pendekatan menggunakan sektor keuangan dalam memberikan solusi yang berkaitan dengan pemberian pinjaman dan pelayanan kepada masyarakat. Pendekatan ini sangat di perlukan dalam mengatasi sejumlah kekurangan yang ada pada kegiatan pinjaman dana bergulir apabila dilihat dari kacamata keuangan mikro yang berkelanjutan.

Tujuan Proyek Untuk membantu upaya penanggulangan kemiskinan di masyarakat sasaran dengan membangun kemampuan manajemen dan keberlanjutan kelembagaan -Pinajaman Dana Bergulir sehingga dapat meningkatkan akses pelayanan keuangan bagi masyarakat yang memiliki akses terbatas pada jasa keuangan formal. rincian tujuan 2 1. Memberikan dukungan dalam meningkatkan kapasitas dan kelembagaan pada dalam mengelola pinjaman dana bergulir. 2. Memastikan pertumbuhan dan kesinambungan dalam penyediaan jasa keuangan bagi masyarakat miskin. 3. Menyediakan pengawasan fidusia atas operasi keuangan mikro dan pelacakan informasi pengembangan kelembagaan dan kinerja dari pinjaman dana bergulir. 4. Mengembangkan kebijakan yang jelas dan strategi dengan mendukung transisi dari skema pinjaman dana bergulir yang bergantung pada pemerintah menjadi lembaga keuangan mikro yang dapat berdiri sendiri.

Hasil yang Diharapkan 1. Kelayakan pinjaman dana bergulir yang memiliki kapasitas dalam mengelola dana secara profesional dan berdasarkan prinsip-prinsip praktik keuangan mikro praktik yang baik dan benar. 2. Mengkaitkan Pinjama Dana Bergulir dengan KUR/ program kredit mikro, koperasi, lembaga keuangan lokal, serta sektor keuangan komersial yang sudah ada. 3. Pemantauan yang efektif dan tepat waktu serta sistem pengawasan untuk pinjaman dana bergulir yang sesuai. 4. Kebijakan dan strategi yang jelas untuk operasi kegiatan Pinjaman Dana Begulir yang berkelanjutan yang telah disepakati (termasuk tahapan berkurangnya bantuan langsung Pemerintah untuk Pinjaman Dana Bergulir) Deskripsi Proyek 1. Proyek percontohan ini mencoba untuk membantu dalam meningkatkan kualitas dan keberlanjutan dari kegiatan pinjaman dana bergulir yang ada pada baik di daerah pedesaan atau perkotaan melalui penyediaan bantuan teknis, klarifikasi kejelasan status badan 2. hukum, dan memfasilitasi dalam membuka hubungan bank umum atau keuangan formal. Kegiatan proyek percontohan ini akan berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini: Mempertahankan kepemilikan dan manfaat dari dana pinjaman bergulir untuk kepentingan masyarakat serta memelihara elemen masyarakat yang sudah ada (yaitu bahwa sebagian dari keuntungan pinjaman dana bergulir diinvestasikan dalam kebutuhan sosial masyarakat). Memberikan klarifikasi atas kepemilikan dana dalam kegiatan pinjaman dana bergulir secara hukum; bentuk dan fungsi organisasi yang mengelola pinjaman dana bergulir tersebut, dan tata kelola manajemen, dan struktur pengawasan. 3

Mendorong model yang berbasis tabungan, jika memang memungkinkan. Hal ini untuk memaksimalkan dampak yang ada pada pengurangan kemiskinan dan keberlanjutan dari pinjaman dana bergulir. Mengambil pendekatan sebuah sistem keuangan yang bertujuan agar tidak membutuhkan subsidi dari pemerintah atau keterlibatan pemerintah secara langsung. Memastikan keterkaitan kegiatan pinjaman dana bergulir yang ada dengan sektor keuangan komersial yang bertujuan untuk meningkatkan keberlanjutan kegiatan pinjaman dana bergulir. Menyadari bahwa solusi pada tiap-tiap provinsi atau kabupaten mungkin berbeda-beda oleh karenanya akan disesuaikan dengan situasi atau kondisi pada masing-masing daerah dan harus sejalan dengan strategi desentralisasi Pemerintah. Mencoba mengakomodasi apa yang diinginkan oleh masyarakat seperti: * Diperlakukan seperti pelanggan * Produk yang dapat memenuhi kebutuhan mereka * Persyaratan agunan yang berbeda tidak seperti di lembaga keuangan formal pada umumnya * Pinjaman untuk kegiatan non-produktif (misalnya pendidikan dan kredit perumahan) * Jumlah pinjaman dapat lebih besar 3. Proyek ini akan bertindak sebagai penghubung antara Cluster 2 (pemberdayaan masyarakat) dan Cluster 3 (akses keuangan bagi kaum miskin dan bagi pengembangan sektor swasta) yang merupakan strategi kesuluruhan pemerintah secara nasional dalam rangka mengurangi angka kemiskinan yang ada. 4

Kajian Keuangan dan Kebutuhan Untuk Peningkatan Kapasitas PNPM-Perkotaan BKM Konsultan Proyek BP UPL UPS UPK Kelompok Peminjam PNPM-Perdesaan BKAD Konsultan Proyek TV BP-UPK UPK non- RLF UPK RLF Kelompok Peminjam 5 Kajian ini difokuskan pada tiga aspek yaitu tata kelola, manajemen, dan kinerja keuangan. Bagan yang diarsir menunjukkan para pelaku kegiatan dana bergulir di PNPM Perkotaan dan Perdesaan yang dikaji.hasil dari kajian ini akan menjadi masukan bagi kegiatan peningkatan kapasitas.

Bantuan Teknis TERHADAP aspek Hukum dan Peraturan mengenai Kegiatan Pinjaman Dana Bergulir (PDB) PNPM-Perkotaan BKM BP UPL UPS UPK Rp Kepemilikan PNPM-Perdesaan BKAD TV BP-UPK UPK non- RLF UPK RLF Rp Kepemilikan 6 Tujuan dari kegiatan ini adalah (i) melakukan review pilihan-pilihan yang tersedia dan tepat yang memiliki landasan hukum yang kuat bagi kegiatan pinjaman dana bergulir; (ii) Memperjelas kepemilikan dari asset keuangan yang terakumulasi dalam kegiatan PDB; dan (iii) memberikan advokasi pada (i) dan (ii). Bagan yang diarsir menunjukkan area yang akan diberikan bantuan teknis terkait.

Bantuan Teknis dan Pelatihan bagi para Pemangku Kepentingan Kegiatan PDB PNPM-Perkotaan BKM Konsultan Proyek BP UPL UPS UPK PNPM-Perdesaan BKAD Konsultan Proyek TV BP-UPK UPK non- RLF UPK RLF 7 Hasil kajian kinerja dan kebutuhan akan menjadi masukkan untuk pengembangan program peningkatan kapasitas. Program peningkatan kapasitas ini mencakup antara lain pembukuan, mikrokredit dasar, dan bantuan teknis dalam kerjasama dengan lembaga keuangan formal. Bagan yang diarsir menunjukkan pelaku yang akan menerima program peningkatan kapasitas yaitu staf UPK, Tim Verifikasi, BP-UPK, BKAD/BKM, serta Konsultan Proyek (Fasilitator Keuangan, Fasilitator Kecamatan, Korkot, Askot, dan Fasilitator Kelurahan).

Program KEMITRAAN dengan Lembaga Keuangan Formal Program kemitraan dengan lembaga keuangan formal ini bertujuan untuk menjalin kerjasama saling menguntungkan antara kegiatan pinjaman dana bergulir di PNPM dengan lembaga keuangan formal. Tiga tipe kemitraan dalam kegiatan ini: tingkat institusi, tingkat kelompok, dan tingkat individu. Supaya PNPM dapat terfokus pada pelayanan untuk masyarakat miskin, maka program kemitraan ini akan menghubungkan kelompok ataupun individu yang telah lulus dari PNPM ke lembaga keuangan formal. Tipe Kemitraan Manfaat yang dapat diperoleh 1. Tingkat Institusi Memperoleh fee dari kegiatan menghubungkan kelompok atau peminjam individu yang membutuhkan pinjaman yang lebih besar dari yang dapat diberikan UPK. Akses ke permodalan tambahan dari institutsi keuangan. 2. Tingkat Kelompok Akses ke pinjaman yang lebih besar dan inisiatif pemerintah lainnya misalnya KUR. Akses ke layanan jasa keuangan lainnya, seperti : tabungan, pembayaran dan asuransi mikro. 3. Tingkat Individu Akses ke pinjaman yang lebih besar dan inisiatif pemerintah lainnya misalnya KUR. Akses ke layanan jasa keuangan lainnya, seperti : tabungan, pembayaran dan asuransi mikro. Catatan: Kepemilikan aset di PDB tidaklah berubah dan tidak menjadi milik lembaga keuangan formal.. 8

Estimasi Waktu Proyek Proyek percontohan ini dimulai pada awal 2010 dan akan berlangsung hingga akhir tahun 2012 9 Program ini dirancang untuk selesai pada Desember 2014, tetapi masih menunggu persetujuan pemerintah dan donor, hingga saat ini proyek ini disetujui hingga December 2012 Lokasi Proyek Dalam rangka untuk memastikan proyek percontohan dapat direplikasi, maka proyek ini akan diuji di empat provinsi yaitu: Dua Provinsi di pulau Jawa: Jawa Tengah and Daerah Istimewa Yogyakarta Dua Provinsi di luar pulau Jawa, yaitu: Sumatra Barat and Nusa Tengara Timur (NTT) Kegiatan Proyek 1. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah, Konsultan Manajemen Nasional (NMC) dan pemangku kepentingan lainnya berkenaan dengan rancangan proyek. 2. Melakukan kajian atas kebutuhan kegiatan pinjaman dana bergulir yang ada pada PNPM Mandiri dan restrukturisasi dan meningkatkan kinerja dengan menyediakan bantuan teknis & pelatihan.* 3. Menentukan bentuk badan hukum dari kegiatan pinjaman dana bergulir berdasarkan pilihan kelembagaan dengan memperhitungkan kapasitas kelembagaan yang ada saat ini serta situasi dan kondisi daerah setempat, dan mendukung kegiatan pinjaman dana bergulir dalam transformasi terhadap badan hukum baru jika diperlukan. 4. Mengembangkan kebijakan yang jelas serta strategi untuk menghadapi kegiatan pinjaman dana bergulir yang memiliki kinerja buruk. 5. Memfasilitasi dalam menghubungkan Pinjaman dana bergulir yang berkinerja baik dengan sektor keuangan formal, dalam rangka membantu untuk memperluas jangkauan nasabah serta kesinambungan kegiatan keuangan mikro. 6. Memastikan sistem pemantauan dan pengawasan yang tepat guna. Mengembangkan strategi jangka panjang untuk kegiatan pinjaman dana bergulir pada PNPM Mandiri. *Kajian saat ini sedang dilakukan oleh M-CRIL, sebuah perusahaan internasional yang disewa melalui suatu seleksi yang kompetitif pada bulan September 2010.

Pelaksanaan Proyek Tim dari Bank Dunia akan bekerjasama erat dengan Pemerintah dan staf dalam pelaksanaan proyek percontohan ini, dan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek percontohan ini dibawah pengawasan pemerintah RI. Penyerahan pelaksanaan proyek percontohan dari Bank Dunia kepada Pemerintah RI akan mulai pada tahap berikutnya. Sekretariat Proyek Proyek Percontohan Peningkatan Kapasitas dan Keberlanjutan Pinjaman Dana Bergulir Bank Dunia Jakarta, Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1, lantai 9 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190 Ph: 62 21 5299 3000; Fax: 62 21 5299 3111 Email: pnpm-rlf@psflibrary.org 10