II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskriptif penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran masingmasing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip. 1. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 Undang-Undang No. 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu ukuran untuk melihat kinerja keuangan perbankan adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. jasa bank lainnya (Kasmir, 2015). Menurut Peraturan Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi pada saat sekarang ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditulis oleh Amalina Alyani Yusrina (2013) yang berjudul "Pengaruh LDR, IPR,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam kehidupan sekarang ini sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia Periode membutuhkan kajian teori sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

A. KESEHATAN BANK 1. Pengertian 2. Dasar Hukum Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 3. Pentingnya Tingkat Kesehatan Bank

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

KESEHATAN DAN RAHASIA BANK

BAB I PENDAHULUAN. keputusan operasional taktis stratejik manajerial, alat prediksi kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

Transkripsi:

5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat, serta memberikan jasa bank lainnya. Sedangkan, pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan di mana kegiatannya hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya, menghimpun dan menyalurkan dana (Kasmir, 2008). Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-undang No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Bank Indonesia, 1998). Hasibuan (2007) berpendapat bahwa bank sangat penting dan berperan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian suatu bangsa, karena bank adalah : 1. Pengumpul dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan penyalur kredit ke masyarakat yang kekurangan dana 2. Tempat menabung efektif dan produktif bagi masyarakat 3. Pelaksana dan mempelancar lalu lintas pembayaran dengan aman, praktis dan ekonomis. 4. Penjamin penyelesaian perdagangan dengan menerbitkan Letter of Credit (L/C) 5. Penjamin penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank garansi 2.2. Jenis-Jenis Bank Menurut Kasmir (2008), perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari segi fungsi, kepemilikan dan dari segi menentukan harga. Dari segi fungsi perbedaan yang terjadi terletak pada luasnya kegiatan, atau jumlah produk yang dapat ditawarkan maupun jangkauan wilayah operasinya. Kemudian

6 kepemilikan perusahaan dilihat dari segi kepemilikan saham yang ada dan akta pendiriannya. Dari menentukan harga, yaitu bank konvensional didasarkan bunga dan bank syariah didasarkan bagi hasil. Berdasarkan Undang-undang RI No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Berdasarkan jenisnya a. Bank Umum b. Bank Perkreditan Rakyat 2. Berdasarkan kepemilikannya a. Bank milik Pemerintah b. Bank milik Pemerintah Daerah c. Bank milik Swasta Nasional d. Bank milik Koperasi e. Bank Asing/Campuran 3. Berdasarkan bentuk hukumnya a. Bank berbentuk hukum Perusahaan Daerah b. Bank berbentuk hukum Perseroan (PERSERO) c. Bank berbentuk hukum Perseroan Terbatas (PT) d. Bank berbentuk hukum Koperasi 4. Berdasarkan kegiatan usahanya a. Bank Devisa b. Bank Bukan Devisa 5. Berdasarkan sistem pembayaran jasa a. Bank berdasarkan pembayaran bunga b. Bank berdasarkan pembayaran berupa pembagian hasil keuntungan (bank dengan prinsip syariah) 2.3. Laporan Keuangan Fahmi (2011) menjelaskan bahwa laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Sebuah laporan keuangan umumnya terdiri

7 dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dengan maksud menyajikan laporan kemajuan perusahaan secara periodik, maka manajemen perlu mengetahui bagaimana perkembangan keadaaan investasi dalam perusahaan dan hasilhasil yang dicapai selama jangka waktu yang diamati. Laporan kemajuan perusahaan tersebut pada hakikatnya merupakan kombinasi dari fakta-fakta yang telah dicatat (recorded facts), kesepakatan-kesepakatan akuntansi (accounting conventions) dan pertimbangan-pertimbangan pribadi (personal judgement). Pertimbangan, atau pendapat pribadi berkaitan dengan kompetensi dan integritas pihak-pihak yang menyusun laporan keuangan, dengan kesepakatan akuntansi bersumber pada prinsip dan konsep akuntansi yang lazim diterima umum. Fakta-fakta yang telah dicatat (recorded facts) menunjuk pada data yang berasal dari catatan akuntansi (Jumingan, 2008). Semakin baik mutu laporan keuangan yang disajikan maka akan semakin meyakinkan pihak eksternal dalam melihat kinerja keuangan perusahan tersebut. Lebih jauh keyakinan bahwa perusahaan diprediksikan akan mampu tumbuh dan memperoleh profitabilitas secara suistanable (berkelanjutan) untuk memuaskan pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan (Fahmi, 2011) Menurut Prastowo dan Julianty (2005), pemakai laporan keuangan meliputi para investor dan calon investor, kreditor (pemberi pinjaman), pemasok, kreditor usaha lainnya, pelanggan pemerintah, pemerintah dan lembaga lainnya, karyawan dan masyarakat, serta shareholders (para pemegang saham). Para pemakai laporan keuangan itu menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi berbeda. 2.4. Kesehatan Bank Menilai kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi. Dalam peraturannya, BI mengatur kualifikasi sektor manajemen dan usaha setiap bank dengan tujuan mengendalikan kompleksitas usaha bank dan risiko yang dimilikinya, sehingga diharapkan terciptanya perbankan yang dapat mengakomodir kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik,

8 pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank dan BI sebagai otoritas pengawasan bank. Dalam perkembangannya, BI telah mengeluarkan peraturan yang menyatakan tingkat kesehatan dan berfungsi sebagai alat pengukur atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai standar berlaku. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 mengenai Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, suatu bank dinyatakan sehat apabila memenuhi kriteria CAMELS. Dari sisi rasio keuangan, kesehatan bank dapat diukur dari rasio permodalan (capital), rasio aset (asset quality), rasio laba (earning) dan rasio likuiditas (liquidity). Penilaian tingkat kesehatan bank sesuai rasio CAMELS dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Capital (Modal) Dalam menilai capital suatu bank dapat digunakan CAR dengan rumus: CAR = Modal 100%...(1) Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) CAR merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank (Ali, 2004). CAR menunjukkan sejauh mana penurunan aset bank masih dapat ditutup oleh equity bank yang tersedia, yaitu semakin tinggi CAR, maka semakin baik kondisi sebuah bank. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank dinyatakan sehat harus memiliki CAR paling sedikit 8%. 2. Asset Penilaian mutu aset dimaksudkan untuk mengevaluasi kondisi asset bank dan kecukupan manajemen risiko kredit. Aspek ini menunjukkan mutu aset sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank akibat

9 pemberian kredit dan investasi dana bank pada portofolio yang berbeda. Setiap penanaman dana bank dalam aktiva produktif dinilai mutunya dengan menentukan tingkat kolektibilitas yaitu apakah lancar, kurang lancar, diragukan atau macet. Pembedaan tingkat kolektibilitas tersebut diperlukan untuk mengetahui besarnya cadangan minimum penghapusan aktiva produktif yang harus disediakan oleh bank untuk menutup risiko kemungkinan kerugian terjadi (Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Rasio perbankan aset dapat diwakili dengan Non Peforming Loan (NPL). NPL adalah perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan tingkat kolektibilitas tiga (3) sampai dengan lima (5) dibandingkan dengan total kredit yang diberikan oleh bank. Sesuai dengan ketetapan yang telah dibuat oleh Bank Indonesia, kredit bermasalah (NPL) dihitung dengan menggunakan NPL Gross, yaitu NPL yang belum memperhitungkan Perhitungan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Rumus NPL adalah sebagai berikut : NPL Gross = Kolektibilitas 3 s/d 5 100%...(2) Total Kredit yang Diberikan NPL Netto = Kolektibilitas 3s/d5 PPAP Kolektibilitas 3s/d5 100%...(3) Total Kredit yang Diberikan Kolektibilitas adalah penggolongan tingkat kelancaran pembayaran kewajiban nasabah yang diukur berdasarkan jumlah hari tunggakan. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi BI No 30/267/KEP/DIR, tanggal 27 Februari 1998 mengenai Mutu Aktiva Produktif dan Pembentukan Cadangan, ditetapkan lima (5) golongan kolektibilitas kredit seperti dimuat pada Tabel 3.

10 Tabel 3. Penggolongan kolektibilitas No Jumlah Hari Tunggakan Penggolongan Kolektibilitas 1 0 Lancar 2 1 sampai dengan 90 Dalam Perhatian Khusus 3 91 sampai dengan 180 Kurang Lancar 4 181 sampai dengan 270 Diragukan 5 > 270 Macet Sumber : Bank Indonesia, 1998 3. Management Menurut Peraturan Bank Indonesia No 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004, penilaian terhadap faktor manajemen meliputi kualitas manajemen umum dan penerapan manajemen risiko dan kepatuhan Bank terhadap ketentuan yang berlaku dan komitmen kepada Bank Indonesia dan/atau pihak lainnya. Kuncoro dan Suhardjono (2002) mengungkapkan bahwa manajemen yang dimaksud adalah kemampuan manajemen bank untuk mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko risiko yang timbul melalui kebijakan-kebijakan dan strategi bisnisnya untuk mencapai target. Indikator manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan manajemen perusahaan perbankan dalam mengendalikan operasinya ke dalam, maupun keluar, pengendalian operasi yang baik, memiliki sistem dan prosedur jelas yang didukung dengan adanya SDM yang handal, kepemimpinan manajemen profesional dan ketersediaan teknologi informasi (TI). 4. Earnings (Profitabilitas) Menurut Harmono (2011), profitabilitas menggambarkan kinerja fundamental perusahaan ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba. Konsep profitabilitas dalam teori keuangan sering digunakan sebagai indikator kinerja fundamental perusahaan yang mewakili kinerja manajemen. Apabila kinerja manajemen perusahaan yang diukur menggunakan dimensi profitabilitas ini baik, maka akan memberikan dampak positif terhadap keputusan investor di pasar modal. Rasio profitabilitas adalah :

11 a. ROA ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh profitabilitas dan mengelola tingkat efisiensi usaha bank secara keseluruhan. Semakin besar nilai rasio ini menunjukkan tingkat rentabilitas usaha bank semakin baik atau sehat (Mahrinasari, 2003). Rumus ROA adalah : ROA = Laba Sebelum Pajak 100%...(4) Total aktiva b. BOPO BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional, semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada dalam perusahaan. Bank Indonesia menetapkan tingkat efisiensi cukup baik atau rasio BOPO berikisar antara 94% sampai dengan 96%. Rumus BOPO adalah BOPO = Biaya Operasional 100%...(5) Pendapatan Operasional c. NIM NIM merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini, maka dapat meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). Rumus NIM adalah : NIM = Pendapatan Bunga Bersih 100%...(6) Total Aktiva Produktif

12 5. Liquidity Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Rasio untuk mengukur likuiditas adalah LDR. LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank. LDR akan menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank yang bersangkutan. Maksimal LDR yang diperkenankan oleh BI adalah 100 %. LDR = Total Kredit yang Diberikan 100%...(7) Total DPK 6. Sensitivity Menurut Peraturan Bank Indonesia No 6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004, sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk) penilaian pendekatan kualitatif dan kuantitatif faktor sensitivitas terhadap risiko pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponenkomponen sebagai berikut: a. modal atau cadangan yang dibentuk untuk menutupi fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga; b. modal atau cadangan yang dibentuk untuk menutupi fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) nilai tukar; dan c. kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar 2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan Penelitian Hastuti (2011), dengan judul Analisis Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio terhadap Net Interest Margin (Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk). Hasil penelitian

13 menujukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap NIM dengan koefisien 0,113, hal ini berarti setiap perubahan satu satuan pada BOPO, sementara peubah lain diasumsikan tetap, maka NIM akan menurun 0,113. Rasio NPL berpengaruh negatif terhadap NIM dengan koefisien 0,014, hal ini berarti setiap perubahan satu satuan pada NPL, sementara peubah bebas lain diasumsikan tetap, maka NIM akan menurun 0,014. Rasio CAR berpengaruh positif terhadap NIM dengan koefisien 0,021, hal ini berarti setiap perubahan sebesar satu satuan pada CAR, sementara peubah bebas lain diasumsikan tetap, maka NIM akan meningkat 0,021. LDR berpengaruh positif terhadap NIM dengan koefisien 0,044, hal ini berarti setiap perubahan satu satuan pada LDR, sementara peubah bebas lain diasumsikan tetap, maka NIM akan meningkat 0,014. Model ini memiliki koefisien determinasi (R 2 ) 51,6% yang artinya keragaman dari NIM 51,6% dipengaruhi oleh BOPO, NPL, CAR dan NIM dan sisanya (48,4%) dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. Penelitian Puspitasari (2008), dengan judul Analisis Pengaruh Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio terhadap Return on Asset dengan Bantuan Model program Simulasi Komputer (Studi Kasus : PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.). Dalam penelitiannya melaporkan bahwa terdapat pengaruh NPL terhadap ROA (-) 0,504, yang berarti terdapat hubungan berlawanan arah diantara dua peubah dengan tingkat korelasi cukup kuat dengan pengaruh 25,4% dan 74,6% lainnya dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini. Kemudian, terdapat pengaruh CAR terhadap ROA (+) 0,891 yang berarti terdapat hubungan searah antara kedua peubah dengan tingkat korelasi sangat kuat dengan pengaruh 79,4% dan 20,6% lainnya dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti. Dari analisis pengaruh yang dihasilkan oleh NPL dan CAR secara bersama-sama terhadap ROA adalah (+) 0,893. Hal ini menunujukkan adanya hubungan yang searah dengan pengaruh sebesar 79,7% dan sisanya (20,3%) dipengaruhi oleh faktor di luar penelitian ini. Berdasarkan hasil perhitungan Statistical Package for Social Science (SPSS) 11.5, faktor NPL tidak berpengaruh nyata dalam mempengaruhi ROA dan faktor yang mendominasi penentuan nilai ROA adalah CAR.