BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pengendalian manajemen (SPM) merupakan alat bantu manajemen yang mengarahkan organisasi ke arah tujuan strategis dan keunggulan kompetitif (Anthony dan Govindarajan, 2007). Ahrens dan Chapman (2004) menyatakan bahwa SPM dapat berperan lebih dinamis dalam membantu manajer untuk memformulasikan strategi baru dan bukan hanya alat untuk mendukung implementasi strategi. Untuk meningkatkan pemahaman dari fenomena ini, Simon (1995) melakukan penelitian sekaligus memperkenalkan kerangka kerja levers of control (LOC) untuk menyelidiki bagaimana organisasi memanfaatkan SPM dalam cara yang berbeda untuk menggerakkan pembaharuan strategi dan memicu perubahan organisasi sekaligus mendukung secara berkelanjutan (Arjeleis dan Mundy, 2013). Ratmono (2012) menguji proposisi teori LOC dengan mengintegrasikan keempat sistemnya yaitu boundary system, belief system, diagnostic control system, dan interactive control system. Penelitian tersebut menemukan bahwa penggunaan LOC berpengaruh positif terhadap inovasi organisasional dan inovasi berpengaruh positif terhadap kinerja organisasional. Semakin intensif penggunaan LOC, semakin tinggi tingkat inovasi organisasional. Jadi secara keseluruhan, hasil penelitian ini mendukung teori LOC yang menyatakan bahwa jika manajer dapat menyeimbangkan manfaat yang berbeda dari keempat sistem pengendalian maka ketegangan dinamis 1
akan dapat dikelola sehingga menghasilkan inovasi yang dapat meningkatkan kinerja organisasi. Arjalies dan Mundy (2013) mengidentifikasi threats dan opportunities yang berhubungan dengan strategi Corporate Social Responsibility (CSR) dilihat dari sudut pandang LOC. Hasil penelitiannya menemukan bahwa perusahaan mengadopsi risks dan opportunities pada manajemen CSR, dalam hal ini menggunakan LOC untuk mengembangkan proses untuk menuntun dan mendukung karyawan dalam usahanya mencapai tujuan organisasi, tanpa menghiraukan alasan yang mendasari kepentingannya dalam strategi CSR. Mereka mengindikasi adanya peran dan pengaruh pada external stakeholder dalam mengatur arah strategi dan menetapkan kunci tujuan yang berlawanan, yaitu mengukur kinerja yang penting pada manajemen terhadap strategi perusahaan. Kedua penelitian di atas menguji LOC dengan menitegrasikan keempat sistem pengendalian LOC sebagai control packaged. Ratmono (2012) yang menunjukkan pengaruh positif penggunaan LOC terhadap inovasi juga menunjukkan bahwa organisasi memerlukan baik pengendalian mekanistik maupun organik untuk meningkatkan inovasi. Menurut teori LOC, mekanistik dan organik masing - masing direfleksikan dalam sistem pengendalian diagnostik dan interaktif. Sedangkan sistem keyakinan dan batasan berfungsi sebagai pondasi untuk sistem pengendalian diagnostik dan interaktif agar berjalan efektif (Simons 1995, 2000). Penggunaan LOC akan dapat meningkatkan inovasi organisasional dalam domain strategik, melalui peran sistem pengendalian diagnostik yang berfungsi sebagai alat untuk memastikan 2
ide ide baru dapat ditransformasi menjadi inovasi yang efektif (Chenhall dan Morris, 1995; Henri, 2006), sehingga fokus penelitian ini adalah sistem pengendalian diagnostik. Sistem pengendalian diagnostik merupakan alat yang digunakan untuk melihat antara ketentuan yang ada dengan fakta yang dilaksanakan dilapangan. Sistem ini merupakan feedback secara formal dari suatu perusahaan, yang digunakan untuk memonitor hasil kerja yang diperoleh dan sebagai dasar untuk mengkoreksi penyimpangan dari standar hasil kerja yang hendak dicapai (Simon, 1995). Ratmono (2013) menemukan bahwa ketidakpastian strategik tidak berpengaruh positif terhadap penggunaan LOC. Perusahaan menggunakan LOC dengan tingkat intensitas yang rendah. Searah dengan temuan Arjeleis dan Mundy (2013) yaitu karyawan tidak menyadari hal hal yang mendasari penggunaan SPM oleh manajer yaitu LOC dalam strategi CSR. Secara tidak langsung hal tersebut menyiratkan konflik dalam peran manajer dalam penggunaan sistem pengendalian. Teori peran yang dikemukakan oleh Kahn et al. (1964) menyatakan bahwa individu akan mengalami konflik dalam dirinya apabila terdapat dua tekanan atau lebih yang terjadi secara bersamaan yang ditujukan pada dirinya. Pada konflik peran dalam suatu organisasi terdapat hubungan antara tingkat ketegangan peran dan penyesuaian diri (Kahn et al., 1964). Konflik ini timbul dari dalam diri seseorang yang muncul ketika sering kali terjadi adanya perbedaan tugas maupun tanggung jawab yang diampu oleh individu, yang nantinya konflik tersebut akan mempengaruhi keputusan yang diambil manajer. 3
Kerangka kerja Simons memiliki fokus strategi yang jelas, meliputi perspektif yang lebih luas pada pengoperasian keseluruhan sistem pengendalian sebuah organisasi untuk digunakan oleh manajer, namun tidak hanya berfokus pada pilihan pengendalian melainkan pada beberapa tujuan yang hendak dicapai (Ferreira dan Otley, 2009). Dalam sistem pengendalian diagnostik, Simons (1995) memfokuskan perhatian pada implementasi intended strategy. Sistem ini memberikan panduan dalam implementasi dan formulasi strategik. Strategik merupakan bagian integral dari keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan. Sehingga pengambilan keputusan strategi merupakan hal yang sangat krusial dalam setiap level organisasi atau perusahaan. Individu sebagai pembuat keputusan secara umum menggunakan petunjuk-petunjuk yang telah ditetapkan dalam mengambil suatu keputusan, petunjuk tersebut merupakan cara bagaimana informasi disajikan. Tversky dan Kahneman (1981) mengemukakan bahwa, sering terjadi ketidakkonsisten asumsi oleh jenis pembingkaian informasi (framing) yang diadopsi oleh pengambil keputusan. Framing memiliki pengaruh terhadap penentuan alternatif keputusan. Fenomena ini menunjukkan bahwa, keputusan secara krusial dipengaruhi oleh bentuk informasi yang disajikan. Teori yang digunakan dalam menguji framing adalah teori prospek, teori ini mengemukakan bahwa frame yang diadopsi seseorang dapat mempengaruhi keputusannya. Dalam hal ini, ketika seseorang pengambil keputusan diberikan keputusan yang positif maka keputusan yang diambil akan cenderung risk averse. Sedangkan ketika disajikan informasi secara negatif maka keputusan yang diambil akan cenderung risk seeking. Oleh karenanya, dalam 4
penelitian ini juga akan melakukan pengujian kembali LOC namun hanya menguji salah satu sistem LOC yaitu sistem pengandalian diagnostik. Sistem tersebut berfokus pada bagaimana manajer mampu menyelaraskan perilaku manajer dengan tujuan organisasi dan membuat serta mencapai target tertentu dalam sebuah organisasi, dengan melibatkan pembingkaian informasi (framing) dalam pengambilan keputusan strategik, yaitu intended strategy. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 1) Dalam sistem pengendalian diagnostik LOC, apakah konflik peran akan mempengaruhi manajer dalam pengambilan keputusan strategik? 2) Dalam sistem pengendalian diagnostik LOC, apakah pembingkaian informasi akan mempengaruhi manajer dalam pengambilan keputusan strategik? 3) Dalam sistem pengendalian diagnostik LOC, apakah konflik peran dan pembingkaian informasi akan mempengaruhi manajer dalam pengambilan keputusan strategik? 1.3.Tujuan Penelitian Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini adalah: 1) Menguji pengaruh konflik peran terhadap pengambilan keputusan strategik. 5
2) Menguji pengaruh pembingkaian informasi terhadap pengambilan keputusan strategik. 3) Menguji konflik peran dan pembingkaian informasi terhadap pengambilan keputusan strategik. 1.4.Kontribusi Penelitian Penelitian ini berkontribusi dalam beberapa aspek. Pertama, penelitian ini menguji pengaruh apakah konflik peran terhadap pengambilan keputusan strategi manajer dengan menggunakan sistem pengendalian yaitu LOC. Dari hal tersebut diharapkan dapat memberi gambaran mengenai kondisi senyatanya manajer dalam menentukan keputusan strategi yang tepat bagi perusahaan berdasarkan LOC yang dalam hal ini akan memberikan pengaruh positif bagi perusahaan. Kedua, penelitian ini mencoba membahas lebih jauh yang bukan hanya mengenai perilaku, namun melainkan tentang sistem pengendalian LOC yang kini masih bisa disebut terkini dalam isu isu penelitian akuntansi. Sehingga, diharapkan penelitian ini dapat membuktikan bahwa konflik peran dan framing akan mempengaruhi manajer dalam pengambilan keputusan strategi terhadap model sistem pengendalian diagnostik LOC. Ketiga, penelitian ini dapat berkontribusi pada literatur akuntansi yang berkaitan dengan LOC dengan menggunakan metode eksperimen. Pada penelitian sebelumnya, untuk penelitian mengenai LOC menggunakan metode penelitian dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. 6
1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini dibagi dalam lima kelompok dengan rincian sebagai berikut: 1. Bab pertama menjelaskan latar belakang dan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab kedua menjelaskan kajian teoritis yang menjadi landasan perumusan hipotesis. 3. Bab ketiga membahas metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi pemilihan responden, desain eksperimen, prosedur dan skenario eksperimen, pengukuran variabel, dan pengujian hipotesis. 4. Bab keempat membahas hasil penelitian, meliputi pilot test, partisipan, cek manipulasi, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan. 5. Bab kelima membahas kesimpulan, implikasi penelitian, keterbatasan, dan saran untuk penelitian selanjutnya. 7