BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara bermakna setelah 2 minggu (Harper, 2005). 75% di antaranya berada di Asia, Afrika (20%), dan Amerika Latin (5%).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal. Penyebab berat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. Preeklampsia-eklampsia sampai saat ini masih merupakan the disease of

Ekspresi Human Leukocyte Antigen C di Trofoblas dan Natural Killer Cell di Desidua pada Preeklampsia Berat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu, disamping perdarahan dan infeksi. Dari kelompok hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. kematian maternal (maternal mortality). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan masih merupakan masalah besar. dalam bidang obstetri, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. angka morbilitas dan morbiditas yang masih tinggi. World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan Janin Terhambat. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

PENDAHULUAN. adanya hipertensi dan proteinuria setelah 20 minggu kehamilan. Hal ini. dapat dijumpai 5-8 % dari semua wanita hamil diseluruh dunia dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran preterm, dan intrauterine growth restriction (IUGR) (Sibai, 2005;

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kematian ibu akibat preeklampsia di Indonesia adalah 9,8-25% (Schobel et al.,

Pertumbuhan Janin Normal Pertumbuhan, diferensiasi dan maturasi jaringan dan organ. Pembelahan sel terdiri dari 3 fase : - Hiperplasia selama 16 mingg

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (BBLR) adalah salah satu dari penyebab utama kematian pada neonates

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau

`BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang diawali terjadinya ketuban pecah dini. Akan tetapi sulit menentukan

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

BAB I PENDAHULUAN. Insidensi di negara berkembang sekitar 5-9 % (Goldenberg, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Preeklamsi (PE) merupakan gangguan multiorgan pada kehamilan,

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit infeksi yang hingga saat

Bab 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. selama beberapa tahun terakhir. Penurunan kematian bayi dari tahun 1990 hingga

BAB I PENDAHULUAN. dunia mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam

BAB I PENDAHULUAN. Harlap & Shiono (1980) melaporkan bahwa 80% kejadian abortus spontan terjadi pada usia kehamilan 12 minggu pertama.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

The Etiology and Prevention Strategy of Small for Gestational Age from Obstetrician View

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki banyak risiko

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada berbagai organ. Sampai saat ini preeklamsia masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah keluarnya air ketuban (cairan amnion) sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam lima tahun pertama kehidupannya (Hadi, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat kadar kolesterol darah sangat sulit dikendalikan dan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Preeklampsia/eklampsia merupakan salah satu penyebab. utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini preeklamsia masih menjadi masalah utama dalam kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan merupakan proses fisiologis yang memberikan perubahan

aktivitas simpatis yang lebih besar daripada maternal normotensif (Schobel et al., 1996; Greenwood et al., 2001; Fischer et al., 2004; Yusuf et al.

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya kehamilan merupakan hal yang paling membahagiakan bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian

Ekspresi Human Leukocyte Antigen-G (HLA-G) dan Heat-Shock Protein-70 (Hsp-70) pada Pertumbuhan Janin Terhambat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SINOPSIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI KAB BOJONEGORO TESIS OLEH INDRAYANTI

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. periodontal dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya kelahiran bayi prematur

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum dimulainya

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap tahun, sekitar 15 juta bayi lahir prematur (sebelum

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan komplikasi dari 2-8% dari kehamilan di seluruh dunia, dan

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Umumnya prevalensi abortus sekitar % dari semua. prevalensi masih bervariasi dari yang terendah 2-3% sampai yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB I PENDAHULUAN. Millenium development goal (MDG) menargetkan penurunan AKI menjadi

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

BAB I PENDAHULUAN. Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy tahun 2001 yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada sekitar sepertiga dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Preeklampsia masih merupakan penyebab kematian maternal dan

KONSEP GOLONGAN DARAH ABO DAN RHESUS. Ns. Haryati

BAB I PENDAHULUAN. sebelum ada tanda tanda persalinan dan setelah ditunggu satu jam belum ada. tanda dimulainya persalinan. Ada beberapa penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi. permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. The World Health

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB V PEMBAHASAN. bersalin umur sebanyak 32 ibu bersalin (80%). Ibu yang hamil dan

HIPERTIROID DALAM KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara menempati urutan pertama pada wanita setelah kanker leher

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia lebih atau sama dengan 35 tahun. Kelompok usia ini sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) merupakan masalah penting dalam dunia kedokteran, karena PJT dikaitkan dengan peningkatan mortalitas dan morbiditas neonatal. Selain itu PJT merupakan penyebab kedua kematian perinatal setelah prematuritas (Giampaolo, 2008). Pertumbuhan Janin Terhambat adalah janin dengan berat badan kurang atau sama dengan 10 persentil, atau lingkaran perut kurang atau sama dengan 5 persentil atau FL/AC > 24. Hal tersebut dapat disebabkan karena berkurangnya perfusi plasenta, kelainan kromosom, dan faktor lingkungan atau infeksi (Maulik, D). Penentuan PJT juga dapat ditentukan secara USG dimana biometri tidak berkembang secara bermakna setelah 2 minggu (Harper, 2005). Prevalensi PJT di dunia adalah 6 kali lebih tinggi di negara berkembang, 75% di antaranya berada di Asia, Afrika (20%), dan Amerika Latin (5%). Prevalensi pada penelitian pendahuluan di 4 senter fetomaternal di Indonesia tahun 2004-2005 adalah 4,4%, dengan prevalensi tertinggi (6,44%) dilaporkan di RS dr. Sardjito Yogyakarta. Angka kematian perinatal 7-8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi-bayi normal lainnya. Kurang lebih 26% atau lebih kejadian lahir mati, ternyata berhubungan dengan PJT (HKFM, 2012). Dalam kebanyakan kasus, PJT disebabkan oleh karena insufisiensi plasenta tetapi 1

2 mungkin juga disebabkan kondisi lain seperti anomali kongenital, infeksi, atau penyalahgunaan obat dan zat (Francesc, 2010). Keberhasilan proses kehamilan tergantung banyak faktor, salah satunya adalah adaptasi imunologi dari proses kehamilan itu sendiri. Penyebab terjadinya PJT diantaranya adalah adanya gangguan aliran darah uteroplasenta yang sering tidak diketahui penyebabnya. Saat ini sering dihubungkan dengan adanya suatu kondisi dimana terjadi gangguan toleransi sistem imun maternal yang berakibat pada gangguan invasi trofoblas ke desidua pada saat proses plasentasi sehingga terjadi gangguan invasi plasenta yang akan menyebabkan perfusi uteroplasenta yang buruk. Invasi trofoblas yang tidak adekuat akan menyebabkan terjadinya komplikasi kehamilan salah satunya PJT. Salah satu teori utama mengenai penyebab pertumbuhan janin terhambat disebutkan bahwa janin merupakan hasil interaksi plasenta dengan sistem imun maternal, dimana selama kehamilan mengalami kontak langsung dengan fetus yang semi-alogenik. Sel jenis khusus, yang disebut trofoblas, yang berasal dari fetus, menginvasi uterus dan kontak langsung dengan sistem imun maternal (Hviid 2006). Sel trofoblas ekstravili memproduksi antigen histokompatibilitas polimorfik Human Leukocyte Antigens (HLA) C yang akan berinteraksi dengan killer immunoglobulin receptors (KIR) pada sel NK desidua maternal yang diduga berperan dalam mengatur fungsi fisiologis yang berkaitan dengan perkembangan plasenta (Hiby, 2004). HLA-C adalah antigen histokompatibilitas yang mengkode protein yang berpengaruh pada kompatibilitas jaringan transplant. HLA-C merupakan molekul

3 HLA klas I klasik yang tersusun atas glikoprotein berukuran 45 kd, sebuah invarian 12 kd β2m, dan sebuah peptida pengikat. Protein permukaan sel bersifat sangat polimorfik, dengan 1016 alel yang diketahui mengkode 750 protein (Robinson, 2010). Interaksi KIR/HLA-C penting secara biologis dalam mengatur plasentasi, ditunjukkan dalam beberapa pengamatan. KIR yang mengikat HLA-C diekspresikan secara lebih kuat pada sel NK desidua dibanding sel NK perifer yang berasal dari wanita yang sama pada saat bersamaan. Ekspresi KIR tersebut paling kuat pada awal gestasi (6 minggu) dan menurun secara perlahan setelah trimester 1 (Sharkey, 2008). Selama kehamilan normal berlangsung seluruh wanita mengekspresikan KIR pada kedua kelompok alel HLA-C, dan karena HLA-C bersifat polimorfik, interaksi antara HLA-C fetus paternal non-self dan KIR sel NK desidua maternal terus terjadi. HLA-C yang bersifat polimorfik menyebabkan setiap kehamilan akan melibatkan kombinasi berbeda dari HLA-C fetus paternal dan KIR maternal, oleh karena itu sangat mungkin bahwa beberapa kombinasi bersifat kurang optimal untuk implantasi dan akhirnya mengakibatkan kegagalan kehamilan (Hiby, 2007). HLA-C memiliki hubungan dengan perkembangan pertumbuhan janin terhambat. Kombinasi KIR maternal dengan genotipe HLA-C2 fetus dapat meningkatkan resiko pertumbuhan janin terhambat. Ketika genotipe AA maternal muncul bersamaan dengan genotipe HLA-C2 heterozigot atau homozigot dari

4 fetus, sel NK desidua yang mengekspresikan genotipe KIR AA akan dihambat, karena haplotipe A memiliki reseptor KIR inhibitor. Reseptor tersebut dapat menghambat sekresi sitokin dari sel NK yang dipercaya memfasilitasi invasi trofoblas normal sehingga akan meningkatkan kegagalan plasentasi yang dapat berakibat pertumbuhan janin terhambat (Hiby, 2014). Sel natural killer (NK) merupakan jenis limfosit dengan ukuran besar yang mengandung banyak granula di dalam sitoplasmanya (LGL). Sel NK desidua maternal memproduksi sebuah kombinasi sitokin yang terlibat dalam stabilitas angiogenesis dan valar, seperti vascular endothelial growth factor (VEGF), placental growth factor (PLGF) (Moffett 2007). Kontrol pasokan vaskular fetus bergantung pada interaksi antara KIR maternal pada Sel NK desidua dan HLA-C paternal yang diekspresikan oleh trofoblas. Sel NK desidual maternal akan berikatan dengan HLA-C pada reseptor inhibitor sehingga akan menghambat sekresi sitokin dari sel NK yang dipercaya memfasilitasi invasi trofoblas normal. Jika sel NK tidak diaktifkan, sel tersebut secara potensial menyebabkan invasi trofoblas yang tidak adekuat, yang mengakibatkan terjadinya gangguan plasentasi yang berakibat pertumbuhan janin terhambat (Hiby, 2014). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah peneltian, yaitu : 1. Apakah ada perbedaan ekspresi protein HLA-C di trofoblas pada kehamilan dengan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) dan kehamilan normal?

5 2. Apakah ada perbedaan ekspresi protein NK cell di trofoblas pada kehamilan dengan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) dan kehamilan normal? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengungkap etiopatogenesis kehamilan dengan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) yang berhubungan dengan HLA-C dan sel NK menggunakan pemeriksaan Patologi Anatomi melalui pemeriksaan trofoblas. 2. Tujuan Khusus a. Untuk menganalisis ekspresi protein HLA-C di trofoblas pada kehamilan dengan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) dan kehamilan normal. b. Untuk menganalisis ekspresi protein NK cell di trofoblas pada kehamilan dengan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) dan kehamilan normal. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang etiopatogenesis kehamilan dengan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) terutama yang berhubungan dengan ekspresi HLA-C dan sel NK.

6 2. Manfaat Klinis Merupakan upaya untuk menambah pengetahuan korelasi pemeriksaan klinis dan laboratoris biomolekuler kehamilan dengan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) untuk menurunkan angka morbiditas bayi dan dapat dilakukan manajemen selanjutnya. 3. Manfaat Kedokteran Keluarga Dengan mengetahui etiopatogenesis Pertumbuhan Janin Terhambat dengan lebih jelas, diharapkan bisa dikembangkan usaha untuk deteksi dini, pencegahan pertumbuhan janin terhambat, dan penanganan lebih baik saat ANC sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas perinatal akibat pertumbuhan janin terhambat. E. Keaslian Penelitian Penelitian ini pernah dilakukan sebelumnya di Norwegia dengan judul Maternal KIR in Combination with Paternal HLA-C2 Regulate Human Birth Weight (Hiby, 2014). Penelitian tersebut di atas meneliti tentang karakteristik genetik HLA-C dan KIR terhadap kehamilan pasien dengan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT). Penelitian yang akan dikerjakan oleh peneliti mengenai perbedaan ekspresi HLA-C dan NK cell pada kehamilan dengan Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) dan kehamilan normal.