BAB I PENDAHULUAN. di dalam mempertahankan hidupnya. Hal ini terbukti dari salah satu seni di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembeda adalah penanganan dalam proses tindak pemidanaan terhadap narapidana

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan para pengguna tato. Setiap orang yang menggunakan tato memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kelompok yang lain, bahkan memecahkan suatu permasalahan. 1 Kelompok adalah

Modul ke: TEORI INTERPRETIF 15FIKOM INTERAKSIONAL SIMBOLIK. Fakultas. Dr. Edison Hutapea, M.Si. Program Studi Public Relations

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

Interaksionisme Simbolik dalam Penelitian Kualitatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi,

BAB I PENDAHULUAN. Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap

BAB IV ANALISA DATA. A. Temuan Penelitian. Temuan penelitian berupa data lapangan yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. terutama bagi masyarakat kecil yang hidup di perkotaan. Fenomena di atas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia terlahir dibumi telah memiliki penyesuaian terhadap lingkungan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

BAB 1 PENDAHULUAN. sekitar kita. Termaksud kerabat. Mereka itu yang disebut significant others.

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih

BAB II INTERAKSIONALISME SIMBOLIK-GEORGE HERBERT MEAD. interaksi. Sebagaimana interaksi social itu sendiri dipandang sebagai tindakan

PENERAPAN TARI RANTAK PADA PEMEBELAJARAN SENI TARI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DI SMPN 9 BANDUNG

BAB II KAJIAN TEORI. maupun mempaparkan dua konsep diantaranya definisi yang berkaitan erat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang

ELEMEN DALAM HUMAN RELATION

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai

BAB II TEORI FENOMENOLOGI ALFRED SCHUTZ. akademik di Universitas Vienna, Austria dengan mengambil bidang ilmuilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DASAR-DASAR MIKRO BAGI SOSIOLOGI MAKRO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. A. Hasil Belajar. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku siswa

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat

BAB IV ANALISIS DATA. A. Pengaruh Regresi Tentang Budaya Bantengan Terhadap Perilaku Anak di Desa

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembalikan kekuatan otak pada keadaan semula. Activation), anak-anak ditutup matanya dan diberikan sugesti-sugesti oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku komunikasi merupakan suatu tindakan atau respon seseorang

BAB II TEORI INTERAKSI SIMBOLIK GEORGE HERBERT MEAD. Blumer sekitar tahun Dalam lingkup sosiologi, idea ini sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain

BAB I PENDAHULUAN. secara beragam, bergantung pada sudut pandang masing-masing dan teori yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang unik dan terus mengalami perkembangan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihargai keberadaannya. Penenelitian tentang tattoo artist bernama Awang yang

BABI PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu masa dimana individu dalam proses. pertumbuhannya terutama fisik telah mencapai kematangan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia seni di Indonesia sudah berkembang sejak zaman prasejarah seni sudah

Kuliah ke-7 Amika Wardana, PhD. Teori Sosiologi Kontemporer

BAB V. PENUTUP. memiliki kondisi yang berbeda-beda pada masing-masing keluarga. Hanya hak anak

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi hal terpenting dalam kehidupan

3. Karakteristik tari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kali oleh seorang psikiater asal Inggris bernama John Bowlby pada tahun 1969.

BAB II SIMBOL SIMBOL MAKNA HAUL GEORGE HERBERT MEAD. Mead. Akan tetapi Mead-lah yang paling populer sebagai perintis dasar teori

BAB VII KESIMPULAN. Bentuk dan gagasan pada tari kontemporer telah jauh. berkembang dibandingkan dengan pada awal terbentuknya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (pikiranrakyatonline.com, 2013) (Simamora, 2006) (Kotler, 2002)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. primer dan sekunder yang berbeda (R.M. Soedarsono, 2001: 170).

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI PPG SM3T PRODI PENDIDIKAN SENI BUDAYA TAHUN 2014

BAB II LANDASAN TEORI. yang terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rachmayanti Gustiani, 2013

BAB II TINJAUN PUSTAKA. socialnya (action theory), yaitu mengenai tindakan yang dilakukan seseorang

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku Bugis yang tersebar di seluruh kabupaten yang ada di

BAB II. Tinjauan Pustaka

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kecerdasan Interpersonal

SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI FEM3313

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting di dalam suatu kehidupan. manusia. Teori Erikson memberikan pandangan perkembangan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurysta Tresna Sundi, 2014 Kajian Visual Desain Pada Kaos Pariwisata Pantai Pangandaran

Pengetahun, wawasan, dan pengalaman menjadikan manusia bijak

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi sampai dengan akhir hayat. Selama rentang waktu itu sterjadi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kampus adalah satu ikon penting sebagai tempat berlangsungnya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk. berkomunikasi, baik itu verbal ataupun nonverbal. Hal yang sama ini juga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam situasi dunia seperti ini dimana banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dengan pesat membuat masyarakat semakin semangat di dalam melakukan kegiatannya sehari hari termasuk di dalam mempertahankan hidupnya. Hal ini terbukti dari salah satu seni di Negara Indonesia. Kesenian di negara Indonesia sangatlah berkembang pesat, contoh konkritnya adalah seni tari atau dance. Dance di Indonesia sudah terpengaruh dari berbagai aspek negara asing yang membuat dance semakin kreatif, kompetitif, beranekaragam. Hal ini menyebabkan negara Indonesia tidak lagi hanya memiliki tari tradisional / tradisional dance saja tetapi kini telah lahir juga modern dance yang memiliki banyak sekali macam tarian seperti street dance, breakdance, sexy dancer dan yang lainya. Sejak permulaan modern dance, para ahli telah mempertimbangkan dan memperdebatkan mengenai hal hal pokok koreografi modern dance. Empat puluh tahun pertama perkembangan modern dance berkisar mengenai inti penentuan ukuran yang berdasarkan 1

2 pada prinsip-prinsip yang dipinjam dari bentuk-bentuk seni lain. Pencarian ini menjadi rumusan petunjuk yang tetap mengenai syarat-syarat pokok yang sudah ditetapkan untuk jenis koreografi yang baik. Berkenaan dengan elemen-elemen tari, termasuk dalam keperluasan bidang ini seperti pertimbangan-pertimbangan variety, contrast, balance, sequence, climax, transition, repetition, harmony dan unity. Maka Margery J Turner (University of Pittsburgh Press) dalam bukunya New Dance mengemukakan bahwa baru baru ini saya mencoba meneliti studi dalam usaha struktur koreografi dan mengidentifikasi elemen-elemen esensil dari tema gerak dalam komposisi modern dance. Hasil dari studi gaya terlihat bahwa beberapa elemen tradisional dapat disisihkan tanpa mengganggu keutuhan, saya menyimpulkan bahwa kebenaran dan yang sangat diperlukan dari hal-hal pokok yang ditentukan itu adalah sangat diragukan. (Turner, 1971 : 1) Para pendahulu modern dance kontemporer terus menerus menemukan batas-batas baru dalam pencariannya untuk ekspresi baru. Selama tengah pertama abad ini, modern dance mengalami beberapa fase bentuk. Ia bergerak dari periode bentuk yang bebas ke fase mekanistik dengan kekerasannya, kekurangan imajinasi, dan perototan yang menyolok. Fase-fase ini mawas diri dan kejiwaan telah ditandai dengan tekanan pada penderitaan pribadi, simbolisme, dan kesadaran sosial. Apabila tari dianalisa secara teliti, maka akan nampak bahwa di antara sekian banyak elemen yang terdapat di dalamnya. Ada dua yang paling penting yaitu gerak dan ritme. John martin, seorang penulis dan kritikus tari dari Amerika Serikat dalam bukunya yang berjudul The Modern Dance mengemukakan bahwa substansi buku dari tari adalah gerak. Di samping itu ia mengutarakan pula bahwa gerak adalah pengalaman fisik yang paling elementar dari kehidupan manusia. Gerak tidak hanya terdapat pada denyutandenyutan di seluruh tubuh manusia untuk tetap dapat memungkinkan manusia hidup, tetapi gerak juga terdapat pada

3 ekspresi dari segala pengalaman emosional manusia (Soedarsono, 1976 : 31) Bahkan lebih jauh lagi Curt sachs, seorang ahli sejarah music dan sejarah tari dari Jerman yang kemudian bermukim di Amerika Serikat, dalam bukunya World History of The Dance mengemukakan bahwa perkembangan tari sebagai seniyang tinggi telah ada pada jaman Prasejarah. Pada fajar kebudayaan, tari telah mencapai tingkat kesempurnaan yang belum tercapai oleh seni atau ilmu pengetahuan lainnya. (Soedarsono;1976) Karena tari adalah seni, maka walaupun substansi dasarnya adalah gerak, tetapi gerak-gerak di dalam tari itu bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk espresif. Elemen pertama dari tari dan ritme sebagai elemen kedua. Definisi definisi yang telah pernah diutarakan oleh para ahli itu ternyata masih bisa lebih disempurnakan lagi. Dengan berlandaskan bahwa seni adalah ekspresi, dan elemen dasar dari tari adalah gerak dan ritme, penulis mengutamakan sebuah definisi yang lebih mencakup. Definisi itu berbunyi Tari adalah gerakangerakan dari seluruh bagian tubuh manusia yang di susun selaras dengan irama music serta mempunyai maksud tertentu (Soedarsono;1976) Sexy dancer sering kali oleh masyarakat dipandang sebelah mata, karena mereka identik dengan pornografi, memang hal ini ada sisi kebenarannya namun tidak seluruhnya. Mengingat di Kota Bandung banyak terdapat club malam dan banyak dikunjungi oleh para wisatawan local maupun mancanegara maka tidak heran di club-club malam di Bandung banyak pula terdapat sexy dancer. Hal ini dikarenakan untuk menarik minat wisatawan dan pengunjung setia club malam, maka harus ditampilkan bermacam-macam hasil karya seni, salah satunya yaitu seni tari dan seni tari itu adalah sexy dancer.

4 Keberadaan sexy dancer di club-club malam Kota Bandung menghasilkan beberapa nilai positif yaitu menjadi salah satu daya tarik dari club malam di Kota Bandung. Ada juga nilai negatifnya yang sering kali timbul dari benak masyarakat sebagai pornografi, namun ada juga yang dapat memandangnya sebagai seni. Awal terbentuk group the sexy berasal dari gabungan beberapa penari yag memiliki bakat yang sama dan berasas pertemanan, kata the sexy berasal dari gerakan tari yang menggairahkan dan pakaiannya yang sexy. Kata the sexy tercetus saat pertama kali mendapatkan job menari di salah satu club malam di bandung sebagai sexy dancer dikarenakan karena gerakannya menggairahkan dan dari kostum yang sexy, kemudian semakin banyak lah job-job setiap minggunya dan group ini mempunyai visi dan misi yang sangat bagus dan memiliki hal positif tentang sexy dancer karena banyak tanggapan negatif dari beberapa orang tentang profesi sexy dancer. Dari semua tindakan komunikasi, yang paling penting adalah diri (self). Siapa anda dan bagaimana anda mempresepsikan diri sendiri dan orang lain akan mempengaruhi komunikasi anda dan tanggapan anda terhadap komunikasi orang lain. Dalam unit ini, peneliti mendalami dua aspek dari diri (self). Membahas bentuk komunikasi dimana seseorang mengungkapkan sesuatu tentang siapa diri ( Johari Window, Joseph Luft). Kesadaran diri merupakan landasan bagi semua bentuk dan komunikasi. Ini dapat dijelaskan dengan baik melalui johari window, yang membagi

5 empat daerah atau kuadran pokok:daerah terbuka, daerah buta, daerah tertutup, dan yang terakhir adalah daerah gelap. Selain itu juga Rakhmat (2002:100) menuliskan bahwa konsep diri bukan hanya sekedar gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian anda tentang diri anda. Jadi, konsep diri meliputi apa yang anda pikirkan dan apa yang anda rasakan tetang diri anda. Konsep diri adalah suatu pandangan dan penilaian tentang diri yang diperoleh dari pengalaman kehidupan seseorang. Kemudian Brooks (dalam Rahmat, 2002 : 99) memaparkan bahwa konsep diri merupakan persepsi terhadap diri sendiri, baik fisik, sosial, maupun psikologis, yang didasarkan pada pengalama-pengalaman dan hasil interaksi dengan orang lain. Sedangkan menurut Cawagas (Pudjiyogyanti, 1985:2) menjelaskan konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisik, karakteristik pribadi, motivasi, kelemahan, kepandaian, kegagalan dan lain sebagainya. Selain itu Mead (Burns, 1993:19) berpendapat bahwa konsep diri sebagai objek timbul di dalam interaksi sosial sebagai suatu hasil perkembangan dari perhatian individu tersebut mengenai bagaimana orang lain berinteraksi kepadanya. Sehingga individu tersebut dapat mengantisipasi reaksi orang lain agar bertingkah laku dengan pantas dan individu mampu belajar untuk menginterpretasikan lingkungannya sebagaimana yang telah dilakukan orang lain. Konsep diri merupakan bagian yang penting dari kepribadian seseorang yaitu sebagai penentu bagaimana seseorang bersikap dan bertingkah laku. Jika manusia memandang dirinya tidak mampu, tidak

6 berdaya dan hal-hal negatif lainnya, ini akan mempengaruhi dia dalam berusaha. Konsep diri menjadi sangat mempengaruhi kepribadian seseorang, dengan konsep diri yang dimiliki seseorang, setiap perbuatan atau tingkah laku seseorang berdasarkan konsep yang dibentuknya untuk menampilkan seseorang yang dia bentuk bertingkah laku sesuai dengan konsep dirinya. Setiap orang memiliki konsep dirinya masing-masing saat melakukan interaksi sosial, apa yang mereka pikirkan tentang dirinya akan tercermin dari bagaimana mereka berbicara dan bagaimana cara mereka berpenampilan dan bersikap. Citra yang mereka buat mengenai diri sendiri dengan sendirinya tampil melalui cara-cara tersebut. Bagaimana mereka mengapresiasi diri sendiri dan tingkat penghargaan terhadap dirinya sendiri akan tercermin dari tingkah laku dan kepribadian yang mereka tunjukan kepada masyarakat. Pemahaman akan diri mencakup pengungkapan diri dan kesadaran diri yang berlangsung sepanjang hayat manusia melalui segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya. Setiap individu akan belajar dari setiap pengalamannya, mencakup bagaimana dia menyikapi suatu permasalahan dan apa tindakan yang akan dia ambil untuk menyelesaikan masalah tersebut, menunjukan seberapa dalam dia mengetahui dan memahami dirinya. Identitas dibentuk oleh diri kita sendiri dan melekat dalam sikap

7 dan tingkah laku. Identitas tersebut akan mempengaruhi bagaimana orang lain memperlakukan, juga mempengaruhi kita dalam mempresepsikan diri. Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, tetapi merupakan faktor yang dipelajari dan dibentuk dari pengalaman individu dalam hubungannya dengan orang lain. Dalam berinteraksi setiap individu akan menerima tanggapantangapan yang diberikan dan dijadikan cermin bagi individu untuk menilai dan memandang dirinya sendiri.(pudjijogyanti, 1985:8). Apabila konsep diri seseorang bersifat positif maka ia memiliki kepribadian yang bersifat stabil, dapat menerima dirinya apa adanya, mampu merancang tujuan hidup dan mampu menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Sebaliknya bila seseorang mengembangkan konsep diri negatif, maka seseorang memiliki pandangan dan pengetahuan yang buruk tentang dirinya, tidak memiliki kestabilan diri dan tidak dapat menerima kritikan dari orang lain mengenai dirinya (Calhoun dan Acocella, 1995:72). Fenomenologi merupakan bagaimana cara kita agar bisa memahami realitas sosial wanita sexy dancer. Dalam hal ini kita menggunakan penafsiran. Dimana penafsiran peneliti bertujuan untuk memahami simbol-simbol yang digunakan sehingga simbol tersebut bisa memiliki makna yang berarti bagi wanita sexy dancer. Menurut Schutz fenomenologi adalah menghubungkan antara pengetahuan ilmiah dengan pengalaman sehari-hari, dan dari kegiatan di mana pengalaman dan pengetahuan itu berasal. Dengan kata lain mendasarkan tindakan sosial pada pengalaman, makna, dan kesadaran (Kuswarno ; 2009)

8 Fenomena perilaku dari seorang sexy dancer dapat dilihat dari pandangan teori interaksi simbolik. Diakui bahwa teori interaksi simbolik yang dicetuskan George Herbert Mead (1863-1931) di Amerika mirip dengan tradisi sosiologi Eropa yang dipelopori oleh Weber (1864-1920) dengan teori tindakan sosial. (Kuswarno, 2009; 113) Perspektif interaksi simbolik mengandung dasar pemikiran yang sama dengan teori tindakan social tentang makna subjektif (subjective meaning) dari perilaku manusia, proses sosial dan pragmatismenya. Meskipun terdapat beberapa versi interaksionisme simbolik, dalam pemaparan yang bersumber dari pemikiran fenomenologisnya, dikenal Herbert Blumer, seorang mahasiswa Mead yang mengumpulkan bahan kuliah Mead, dan dialah yang mengukuhkan teori interaksi simbolik sebagai satu kajian ilmiah tentang berbagai aspek subjektif manusia dalam kehidupan sosial. (Kuswarno, 2009; 113) Interaksi dengan melibatkan simbol-simbol disebut dengan interaksi simbolik. Interaksi yang melibatkan simbol-simbol yang bermakna ini akan mempengaruhi individu dalam berperilaku. Interaksi simbolik yang dilakukan diantara wanita sexy dancer secara perlahan akan mempengaruhi dan juga mengarahkan perilaku mereka. Jelasnya yang di tuntut oleh tari modern ialah kebebasan dalam cara mengungkapkan tekhnik gerak di atas pentas begitupun sexy dancer. Berhubung dengan hal di atas tentang konsep diri seorang sexy dancer. Penulis akan meneliti lebih dalam mengenai konsep diri wanita sexy dancer di kota Bandung. Dari latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

9 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Pertanyaan Makro : Bagaimana Konsep Diri Anggota The Sexy di Kota Bandung (Studi Fenomenologis dengan pendekatan Interaksi Simbolik tentang Konsep Diri Wanita Sexy Dancer The Sexy di Kota Bandung)? 1.2.2 Pertanyaan Mikro : Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian mengambil identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peran significant other dalam membentuk konsep diri wanita sexy dancer the sexy di Kota Bandung? 2. Bagaimana peran reference group dalam membentuk konsep diri wanita sexy dancer the sexy di Kota Bandung? 3. Bagaimana konsep diri wanita sexy dancer the sexy di Kota Bandung? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengungkapkan fenomena yang selama ini belum terekspose dengan baik dan untuk menguraikan mengenai bagaimana konsep diri Konsep Diri Wanita Sexy Dancer The Sexy di Kota Bandung.

10 1.3.2 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui peran significant other dalam membentuk konsep diri pada wanita sexy dancer the sexy di Kota Bandung. 2. Untuk mengetahui peran reference group dalam membentuk konsep diri wanita sexy dancer the sexy di Kota Bandung 3. Untuk mengetahui konsep diri wanita sexy dancer the sexy di Kota Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Penelitian ini berguna secara teoritis yaitu sebagai bahan kajian lebih lanjut guna memberikan sumbangan ilmu dan untuk pengembangan ilmu komunikasi, Khususnya mengenai konsep diri pada wanita sexy dancer dengan pendekatan interaksi simbolik. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Untuk Peneliti Penelitian ini berguna sebagai pengembangan ilmu komunikasi dan juga sebagai bahan pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti. 2. Untuk Akademik Penelitian ini berguna untuk mahasiswa UNIKOM secara umum dan mahasiswa Ilmu Komunikasi terutama untuk penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.