BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah desain penelitian asosiatif.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Uraian 1. Judul Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. (Robbins, 2006 :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Mahdi et al., 2012). Widjaja et al. (2011) mengungkapkan bahwa proses turnover

BAB I PENDAHULUAN. Allen (1987; dalam Bangun, 2012), mengungkapkan bahwa betapapun sempurnanya

NEEDS DRIVES INCENTIVES

KEPUASAN KERJA. Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi. DISUSUN OLEH : 1. Ulfa Qorrirotun Nafis ( ) 2. Dede Hidayat ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Namun,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Keadilan organisasi menurut Bakhshi et al, (2009) bisa didefinisikan yaitu

MAKALAH NILAI, SIKAP DAN KEPUASAN KERJA

BAB II URAIAN TEORITIS. Rosita Dewi (2008) jurnal dengan judul PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA AKUNTAN PUBLIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang melandasi penelitian ini adalah teori pertukaran sosial. Fung et

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

BAB 2 KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, RANCANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DEFINISI DAN PENGUKURAN KEPUASAN KERJA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB I PENDAHULUAN. ini, oleh karena itu perusahaan membutuhkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi, memiliki

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya

BAB 2 LANDASAN TEORI

pengaruh variabel bebas (X1, dan X2) adalah besar terhadap adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap organisasi beroperasi dengan mengkombinasikan sumber dayanya

BAB II URAIAN TEORITIS. judul penelitian Pengaruh Deskripsi Kerja dan Kompensasi Terhadap Prestasi

BAB 2. Kajian Teori, Kerangka Pemikiran, Dan Rancangan Hipotesis

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR Pengertian Kepemimpinan Entrepreneurial

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kompetitif dengan mendorong sebuah lingkungan kerja yang positif (Robbins dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Hoyt (2005:P6) Kepemimpinan adalah kegiatan atau seni

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KINERJA COMPILED BY: IY

BAB II KAJIAN PUSTAKA Definisi Keinginan Untuk Keluar (Turnover intention) Sutanto dan Gunawan (2013) mengemukakan bahwa turnover intention

BAB II LANDASAN TEORI. Peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait (review of related

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. karyawan dan organisasi yang berimplikasi terhadap keputusan untuk bertahan

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Setiap orang pada dasarnya orang yang bekerja mempunyai tujuan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap orang yang bekerja mengharapkan untuk memperoleh kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memproduksi barang-barang yang berkualitas demi meningkatkan daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengaruh

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. motif perilaku seseorang (Gibson et al., 1994). Teori atribusi mengacu pada

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sangat berperan dalam usaha organisasi dalam mencapai

Kathryn Sunarko Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia. Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. karyawan memihak organisasi tertentu beserta tujuan-tujuannya dan adanya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IX MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

VALUES, ATTITUDES, AND JOB SATISFACTION. By Syafrizal Chan

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal, hingga kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan akan rasa aman,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Berprestasi dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Sumber daya manusia memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan diterapkan oleh manajer keperawatan sehari-hari. Masih dijumpai seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merriam Webster dalam (Zangaro, 2001), menyimpulkan definisi

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang diterima dan jumlah yang diyakini seharusnya mereka terima.

II. KAJIAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti bergerak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA Organizational Citizenship Behavior (OCB) individu yang melebihi tuntutan peran di tempat kerja dan dihargai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sehingga semua organisasi atau perusahaan yang bergerak di

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organisasi memiliki tenaga kerja yang bermotivasi dan berkinerja tinggi, serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) saat ini berkembang sangat

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Melayu SP. Hasibuan (2003), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Menurut Dessler (2003, p2), manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan-kebijakan dan praktik yang dibutuhkan seseorang untuk melaksanakan aspek personil atau orang-orang dari pekerjaan manajemennya, termasuk perekrutan, penyaringan, pelatihan, pengimbalan, dan penilaian. Manajemen sumber daya manusia meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, pengembangan dan pemanfaatan sumber daya manusia yang efektif untuk tercapainya berbagai tujuan individu, organisasi, masyarakat, nasional dan internasional. Menurut M.Fuad (2005, p109), manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses menganalisis dan mengelola kebutuhan organisasi terhadap sumber daya manusia, sehingga dapat menjamin tercapainya sasaran strategis perusahaan. 2.1.2 Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Adapun fungsi fungsi manajemen sumber daya manusia menurut M.Fuad adalah sebagai berikut: 5

6 1. Perencanaan sumber daya manusia Yaitu peramalan secara sistematik terhadap permintaan (demand) dan penawaran (supply) tenaga kerja organisasi di waktu yang akan datang. 2. Rekrutmen Yaitu proses pencarian dan penarikan calon tenaga kerja yang mampu. 3. Seleksi Yaitu serangkaian kegiatan yang digunakan untuk memutuskan apakah pelamar diterima atau ditolak. 4. Orientasi (induksi) Memperkenalkan karyawan baru pada peranan atau kedudukan mereka dalam organisasi dan pada karyawan lain. 5. Latihan dan Pengembangan Latihan bertujuan untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci, dan rutin. Sedangkan pengembangan bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap, dan kepribadian. 6. Pemeliharaan Merupakan fungsi personalia yang berkaitan dengan pemberian kompensasi, hubungan perburuhan, pelayanan karyawan dan program kesehatan serta keamanan kerja. 7. Pemberhentian

7 Pemberhentian atau pemutusan hubungan kerja bisa terjadi karena karyawan mengundurkan diri, pensiun, tidak mampu/produktif, dipecat atau dikeluarkan. 2.2 Komitmen Organisasional Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2006, p122), komitmen organisasional merupakan tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama organisasi. Menurut Luthans (2006, p249) menyatakan bahwa, komitmen organisasi paling sering diartikan sebagai keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi. 2.2.1 Dimensi Komitmen Organisasi Menurut Luthans (2006, p249), komitmen organisasi bersifat multidimensi, maka terdapat perkembangan dukungan untuk tiga model komponen yang diajukan oleh Meyer dan Allen. Ketiga dimensi tersebut adalah 1) Komitmen afektif Merupakan keterikatan emosional karyawan, identifikasi sikap karyawan, dan keterlibatan dalam organisasi. 2) Komitmen kelanjutan

8 Merupakan komitmen berdasarkan kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan senioritas atau promosi atau benefit. 3) Komitmen normative Merupakan perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang harus begitu, tindakan tersebut merupakan hal yang benar yang harus dilakukan. 2.3 Kepuasan Kerja Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2006, p121), kepuasan kerja merupakan keadaan emosional yang positif yang merupakan hasil dari evaluasi pengalaman kerja seseorang. Menurut Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2008), kepuasan kerja merupakan suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang; selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima. Menurut Wibowo (2007, p300), kepuasan kerja memiliki dua teori, dalam pendapatnya dikatakan bahwa teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang membuat sebagian orang lebih puas terhadap pekerjaannya daripada beberapa lainnya. Teori ini juga mencari landasan tentang proses perasaan orang terhadap kepuasan kerja. Dalam teori kepuasan kerja ada Two - Factor Theory dan Value Theory. 1. Two-Factor Theory.

9 Teori kepuasan kerja yang menganjurkan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda, yaitu motivators dan Hygiene factors. 2. Velue Theory. Kepuasan kerja terjadi pada tingkat dimana hasil pekerjaan diterima individu seperti yang diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas. Semakin sedikit mereka menerima hasil, akan kurang puas. 2.3.1 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Menurut Danfar (http://dansite.wordpress.com/2009/04/10/faktor-faktoryang-mempengaruhi-kepuasan-kerja/), kepuasan kerja merupakan sikap positif yang menyangkut penyesuaian karyawan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kerja, meliputi : Faktor Kepuasan Finansial, yaitu terpenuhinya keinginan karyawan terhadap kebutuhan finansial yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari sehingga kepuasan kerja bagi karyawan dapat terpenuhi. Hal ini meliputi: system dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan serta promosi. Faktor Kepuasan Fisik, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan. Hal ini meliputi: jenis pekerjaan,

10 pengaturan waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan/suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan dan umur. Faktor Kepuasan Sosial, yaitu faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antara sesama karyawan, dengan atasannya maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya. Hal ini meliputi: rekan kerja yang kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana, serta pengarahan dan perintah yang wajar. Faktor Kepuasan Psikologi, yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan. Hal ini meliputi: minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan keterampilan. 2.3.2 Ketidakpuasan Kerja Karyawan Menurut Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2008), ketidakpuasan karyawan dapat dinyatakan dengan sejumlah cara. Misalnya, daripada berhenti, karyawan dapat mengeluh, tidak patuh, mencuri milik organisasi, atau mengelakkan sebagian dari tanggung jawab kerja mereka. Ada empat respons yang berbeda satu sama lain,yang dapat didefinisikan sebagai berikut: Exit Ketidakpuasan yang diungkapkan lewat perilaku yang diarahkan untuk meninggalkan organisasi. Mencakup pencarian suatu posisi baru maupun meminta berhenti. Suara ( voice)

11 Ketidakpuasan yang diungkapkan dengan usaha aktif dan konstruktif untuk memperbaiki kondisi. Mencakup saran perbaikan, membahas problemproblem dengan atasan. Kesetiaan (loyalty) Ketidakpuasan yang diungkapkan dengan secara pasif menunggu membaiknya kondisi. Mencakup berbicara membela organisasi menghadapi kritik luar dan mempercayai organisasi dan manajemennya untuk melakukan hal yang tepat. Pengabaian (neglect) Ketidakpuasan yang dinyatakan dengan membiarkan kondisi memburuk, termasuk datang terlambat secara kronis, upaya yang dikurangi, dan tingkat kekeliruan yang meningkat. 2.4 Kinerja Karyawan Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2006, p378), kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi elemen sebagai berikut: Kuantitas dari hasil. Kualitas dari hasil.

12 Ketepatan waktu dari hasil. Kehadiran. Kemampuan bekerja sama. 2.4.1 Faktor Kinerja Individual Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2006, p113), ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan individual yaitu sebagai berikut: 1) Kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan 2) Tingkat usaha yang dicurahkan 3) Dukungan organisasi. Hubungan ketiga faktor ini diakui secara luas dalam literature manajemen sebagai: Kinerja ( Performance P) = Kemampuan ( Ability A ) x Usaha ( Effort E ) x Dukungan ( Support S ) 2.4.2 Komponen Kinerja Individual Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2006, p114), komponen kinerja individual adalah sebagai berikut: 1) Usaha yang dicurahkan Motivasi Etika kerja

13 Kehadiran Rancangan tugas 2) Kemampuan individual Bakat Minat Faktor kepribadian 3) Dukungan organisasional Pelatihan dan pengembangan Peralatan dan teknologi Standar kinerja Manajemen dan rekan kerja 2.4.3 Standar Kinerja Dalam evaluasi kinerja, ada standar yang disebut sebagai standar kinerja. Evaluasi kinerja tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik tanpa standar kinerja. Standar kinerja menurut Wirawan (2009, p66) adalah tolak ukur minimal kinerja yang harus dicapai karyawan secara individual atau kelompok pada semua indikator kinerjanya. Fungsi utama standar kinerja adalah sebagai tolak ukur (benchmark) untuk menentukan keberhasilan dan ketidakberhasilan kinerja ternilai dalam melaksanakan pekerjaannya. Standar kinerja merupakan target, sasaran, atau tujuan upaya kerja

14 karyawan dalam kurun waktu tertentu. Dalam melaksanakan pekerjaannya, karyawan harus mengarahkan semua tenaga, pikiran, ketrampilan, pengetahuannya, dan waktu kerjanya untuk mencapai apa yang ditentukan oleh standar kinerjanya. Standar kinerja setiap karyawan harus diberitahukan kepada karyawan sebagai pedoman melaksanakan tugasnya. Tanpa mengetahui standar kinerjanya, karyawan tidak mengetahui apa yang harus dicapainya dan tidak terarah dalam mencapai kinerjanya. Dalam melaksanakan tugasnya, karyawan selalu berpedoman pada standar kinerjanya dan standar prosedur dalam pelaksanaan tugasnya. Kemudian, kinerja karyawan dievaluasi oleh penilai secara periodik dan dibandingkan dengan standar kinerjanya. Hasilnya direkam dalam instrumen evaluasi kinerja. Hasil evaluasi kinerja berupa keunggulan dan kelemahan kinerja karyawandicatat dalam instrumen evaluasi kinerja. Hasil ini diberikan kepada karyawan ternilai sebagai balikan atas kinerjanya. Hasil ini menjadi rekaman kinerja karyawan yang kemudian digunakan untuk mengambil keputusan mengenai diri ternilai. Berikut adalah gambar yang menunjukkan hubungan antara pelaksanaan pekerjaan, kinerja karyawan, evaluasi kinerja dan standar kinerja karyawan.

15 Gambar 2.1 Hubungan Kinerja, Standar Kinerja, dan Evaluasi Kinerja

16 2.4.4 Pelaksanaan Kinerja Pelaksanaan kinerja merupakan aktivitas bersama pegawai dan manajernya. Pegawai dan manajer mempunyai tanggung jawab tertentu. Menurut Wirawan (2009, p 103) dalam upaya mencapai kinerjanya, pegawai mempunyai tanggung jawab berikut: a) Komitmen pencapaian tujuan Tujuan yang telah ditetapkan bersama oleh manajer dan pegawai belum menjadi tujuan sampai pegawai berkomitmen dan termotivasi untuk mencapainya. b) Meminta balikan dan pelatihan kinerja Pegawai harus menyadari pentingnya balikan dan pelatihan kinerja yang merupakan alat untuk mengembangkan kinerjanya. c) Berkomunikasi secara terbuka dan teratur dengan manajernya Dalam melaksanakan tugasnya, pegawai berkomunikasi secara terbuka dan terus-menerus untuk membahas balikan yang dikemukakan manajer. Selain itu, ia akan membahas pekerjaan atau tugas yang dikerjakannya apakah sudah sesuai dengan prosedur dan standar kerja atau belum. d) Mengumpulkan dan berbagi data kinerja Dalam melaksanakan tugas dan menyelesaikan proyeknya, pegawai mencatat informasi mengenai kemajuannya atau seberapa besar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Ia mengkomunikasikan status tersebut kepada manajernya. Manajer penilai mempunyai kewajiban berikut:

17 a) Menciptakan kondisi yang memotivasi pegawai Manajer menciptakan iklim organisasi dan fasilitas kerja yang mendorong pegawai untuk bekerja keras. b) Mengobservasi dan mendokumentasikan kinerja pegawai Manajer mengobservasi bawahannya ketika melakukan pekerjaannya dan mendokumentasikan kinerjanya dalam buku kerja. Ia mencatat hasil kerja, perilaku kerja dan sifat pribadi pegawai dalam melaksanakan tugas. c) Menyesuaikan dan merevisi tujuan, standar kinerja dan kompetensi pekerjaan untuk mengondisikan perubahan. Tujuan dan standar kinerja karyawan sering harus diubah stelah digunakan dan dilaksanakan beberapa tahun karena perubahan lingkungan internal dan eksternal organisasi. d) Memberikan balikan dan pelatihan Balikan adalah informasi mengenai kemajuan pencapaian suatu tujuan berdasarkan standar kinerja. Balikan dapat membantu karyawan membuat koreksi atas apa yang sedang dilakukan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuannya. Pelatihan merupakan ketrampilan kritikal manajer dalam proses manajemen kinerja. e) Menyediakan pengalaman pengembangan Para manajer mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan peluang program pengembangan. Minimal, manajer mendorong bawahannya untuk berpartisipasi dalam pelatihan.

18 f) Memperkuat perilaku yang efektif para karyawan dan kemajuan ke arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Upaya ini antara lain melalui sistem kompensasi atau imbalan yang baik. 2.5 Regresi Regresi menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2008, p83) adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan dating berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Analisis regresi ganda akan dilakukan apabila jumlah variabel independennya minimal dua.

19 2.6 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul Sumber Hasil Jurnal The Impacts of Organizational Commitment on Employee Job Performance Muhammad Riaz Khan, dkk. PhD Scholar, Faculty of management Sciences, International Islamic University, Islamabad Pakistan Dalam hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara komitmen organisasi dan kinerja kerja karyawan. Dalam analisis komparatif tiga dimensi komitmen organisasi, komitmen normatif memiliki positif dan signifikan yang berdampak pada kinerja karyawan. JOB SATISFACTION AND EMPLOYEES WORK PERFORMANCE: A CASE STUDY OF PEOPLE S BANK IN JAFFNA PENINSULA, SRI LANKA Balasundaram NIMALATHASAN University of Jaffna, Sri Lanka Associate Professor PhD Valeriu BRABETE University of Craiova Dalam analisis tersebut, ditemukan bahwa ada hubungan positif antara kepuasan kerja dan kinerja kerja karyawan. Itu adalah tingginya tingkat promosi yang adil, membayar sistem kerja yang sesuai dengan pekerjaan yang diberikan dan kondisi kerja yang baik mengarah ke tingkat tingginya

20 kinerja karyawan. Dengan kata lain, kepuasan kerja karyawan mempunyai dampak positif pada kinerja mereka. Oleh karena itu, ada kebutuhan bagi organisasi untuk memuaskan karyawan mereka untuk mencapai tujuan mereka. Untuk titik pandang karyawan, kepuasan kerja menyebabkan beberapa manfaat seperti, mengurangi stres moral, membuat pemikiran baru dan inovasi yang menuntun mereka ke tingkat yang lebih tinggi, hubungan baik dengan rekan kerja, supervisor dan karyawan dll.

21 2.7 Kerangka Pemikiran Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Komitmen organisasional dipengaruhi oleh faktor : keterikatan emosional karyawan, identifikasi sikap karyawan, keterlibatan dalam organisasi, senioritas, promosi, kesetiaan, dan keharusan. Sedangkan kepuasan kerja dipengaruhi oleh faktor : system dan besarnya gaji, jaminan sosial, tunjangan, fasilitas, promosi, jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan/suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur, rekan kerja yang kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana, minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, serta bakat dan keterampilan. Variabel Komitmen organisasional dan Kepuasan kerja secara partial maupun simultan diasumsikan mempengaruhi variabel Kinerja karyawan yang memiliki ciri : motivasi, etika kerja, kehadiran, rancangan tugas, bakat, minat, faktor kepribadian, pelatihan dan pengembangan, peralatan dan teknologi, serta standar kinerja.

22 2.8 Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini berdasarkan dari identifikasi masalah adalah: H1 : Komitmen Organisasional berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada CV Karya Sejahtera. H2 : Kepuasan Kerja berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada CV Karya Sejahtera. H3 : Komitmen Organisasional dan Kepuasan Kerja berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada CV Karya Sejahtera.