DINAMIKA POLITIK ISLAM SEMENANJUNG ARAB M (Pengaruh Berdirinya Kerajaan Arab Saudi Modern Terhadap Praktik Keagamaan di Tanah Suci)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Hijaz adalah negeri kelahiran Islam dan sering disebut sebagai pusat

Atika Puspita Marzaman. Recep Tayyib Erdogan:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam pandangan Ikhwan, mereka mempunyai hubungan bersahabat sejak era pendiri kerajaan, Raja Abdul Aziz al Saud, bahkan sampai saat ini.

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

SEJARAH ISLAM AHMADIN

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

SYARIAT ISLAM DAN KETERBATASAN DEMOKRASI

Pendidikan Agama Islam Bab : 3 PERADABAN ISLAM

REFORMASI PENDIDIKAN ISLAM PADA AWAL ABAD KE-

10 Masjid Tertua Di Dunia

Albania Negeri Muslim di Benua Biru?

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

tidak langsung, mereka mengakui Utsman sebagai penguasa tertinggi dengan gelar Padiansyah Ali Utsman 4 B.

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

Sumbangan Pembaruan Islam kepada Pembangunan

Ihwan Agustono Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin al-mujtama Pamekasan, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal abad ke-7 M kawasan Asia Barat Daya terbagi menjadi 2

A. Persamaan Pemikiran Imam Mawardi dengan Ali Abdul Raziq tentang Konsep

STRATEGI DAN METODE DAKWAH MUHAMMAD IBN ABDUL WAHAB. Akhmad Sukardi (Dosen Jurusan Dakwah STAIN Kendari)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Jika ditanya mengenai Kerajaan Arab Saudi pada saat ini maka penulis

Mam MAKALAH ISLAM. Haji Syiar Islam Terbesar

Mengapa HT terus mendesak pemerintah mengirimkan tentara perang melawan Israel?

Etos Hijrah. Oleh Nurcholish Madjid

REVISI MAKALAH. PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA MASA ABBASIYAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Komunisme dan Pan-Islamisme

Potret Sistem Internasional & Pembentukan Negara di Timur Tengah. Muhammad Qobidl `Ainul Arif, M.A. #Sesi 2, 24 Februari 2015

Membangun Perdaban Islam Sebagai Upaya Meraih Keunggulan Global

BAB I PENDAHULUAN. suatu persamaan-persamaan dan berbeda dari bangsa-bangsa lainnya. Menurut Hayes

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI

BAB I PENDAHULUAN. sejarah perkembangan politik Islam secara keseluruhan. Sejarah perpolitikan

S I L A B U S. Pengalaman Belajar. Jenis Penilaian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

KERUNTUHAN KEKHALIFAHAN TURKI UTSMANI TAHUN 1924 SKRIPSI

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

PEDOMAN PRAKTIKUM.

2. Albania merupakan negara satu-satunya di benua Eropa yang 90% penduduknya beragama Islam

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Tinggal di kawasan Semenanjung Tanah Arab Terdapat wilayah seperti Syam, Nadz,Yaman, Oman Mekah, Madinah dan Thaif merupakan ibu kota penting

PPMDI. Pemikiran Politik Islam. Zaman Klasik dan Pertengahan. bektibeza.com

BAB VIII KESIMPULAN. kesengsaraan, sekaligus kemarahan bangsa Palestina terhadap Israel.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB V PENUTUP. Pada bagian terakhir ini penulis berusaha untuk menyimpulkan dari

BAB III RIWAYAT HIDUP MUHAMMAD ALI PASHA DAN PEMIKIRAN PEMBAHARUANNYA TERHADAP PERADABAN MODERN

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

Perjuangan Nabi di Kota Madinah dalam Menegakan Agama Islam

BAB V KESIMPULAN. Teosofi Islam dalam tataran yang sederhana sudah muncul sejak abad 9 M.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tubagus Arief Rachman Fauzi, 2013

MENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

BAB II GAMBARAN UMUM

Assalamu alaikum Wr Wb. Turki Usmani. Oleh : Anggraini Dwi Ikhwani

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PEMIKIRAN PEMBAHARUAN ISLAM MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB DAN MUHAMMAD ALI PASHA

( aql) dan sumber agama (naql) adalah hal yang selalu ia tekankan kepada

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19

ISLAM DAN HEGEMONI BARAT

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM ( KELAS XI GANJIL )

BAB I PENDAHULUAN. etnis, agama, dan kelompok dengan ideologi 1 masing-masing yang mungkin

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KHOLIDIN CH & FAHRUR ROZI ASWAJA NU CENTER BOJONEGORO

NO SK / KD INDIKATOR MATERI BOBOT 1 Menceritakan sejarah berdirinya Dinasty Al Ayyubiyah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

KELAS BIMBINGAN MENENGAH PEPERIKSAAN PERTENGAHAN TAHUN 2015 SEJARAH ISLAM KBM 3

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

PENDAHULUAN. Turki merupakan negara Islam yang merupakan salah satu tempat bersejarah

PENAKLUKAN PADA MASA AWAL KEKUASAAN ISLAM

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi umat Islam di Mesir khususnya dan dunia umumnya pada. pertengahan abad 14 Hijriyah adalah masa-masa dimana imperialisme dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 17.

Karya Monumental umat Islam dalam IPTEKS. AIK IV - Pertemuan II Lusiana Ulfa H, S.Ei, M.Si

Budi Mulyana, Pengamat Hubungan Internasional

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN SIRAH AL-ANBIYA

BAB I PENDAHULUAN. Adam Jamaluddin, 2014 Gejolak patani dalam pemerintahan Thailand Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

Perjanjian Aqabah I. Pada tahun ke-12 kenabian, bertepatan dengan tahun 621 M, Nabi. Muhammad saw. menemui rombongan haji dari Yatsrib.

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada periode modern, mengalami pasang surut antara kemajuan

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

Pemimpin harus bebas dari pengaruh dan penguasaan pihak lain, baik itu individu, kelompok, atau negara.

Kelompok 4. Sadri wahyudi Siti cholifah Sarah haikal

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Prestasi, bukan Prestise

PERJANJIAN HUDAIBIYAH AHMAD NZRYSHAH B. MOHAMED KHALID

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB VI PENUTUP. 1. konsep upah perspektif Hizbut Tahrir adalah sebagai berikut:

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB V KESMPULAN. Jemaah Ahmadiyah, demikian mereka memanggil dirinya, di Pakistan,

SYAIKH MUHAMMAD ABDUH DAN PEMBARUAN PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

Matakuliah : W0122 SEJARAH SENI RUPA 2 Tahun : 2009/2010. SENI RUPA TIMUR SENI ISLAM Pertemuan 12

Transkripsi:

125 DINAMIKA POLITIK ISLAM SEMENANJUNG ARAB 1800-1930 M (Pengaruh Berdirinya Kerajaan Arab Saudi Modern Terhadap Praktik Keagamaan di Tanah Suci) Ihwan Agustono I Kajian tentang politik dan sosial keagamaan dalam dunia Islam merupakan salah satu area yang cukup penting untuk dikaji. Salah satu pokok bahasan yang masih kurang mendapat perhatian adalah tentang dinamika politik di Tanah Suci antara awal abad ke-19 sampai dengan perempat pertama abad ke-20. Dari perubahan politik tersebut, kemudian diungkap tentang pengaruh apa saja yang ditimbulkan dalam praktik keagamaan di Tanah Suci. Pembahasan ini dianggap penting karena fenomena praktik keagamaan yang terjadi di daerah Hijaz dapat dikatakan unik. Fenomena perubahan paham keagamaan yang terjadi di Tanah Suci, yang sebelumnya terkenal sebagai pusat studi tradisional keagamaan Islam sejak berabad-abad lamanya, dapat berlangsung dalam waktu yang dapat dikatakan tidak terlalu lama. Sebuah paham baru yang ortodoks dapat menggeser paham tradisional yang sudah lama mengakar, bahkan kemudian menjadi lebih dominan hingga saat ini. Berdasarkan landasan di atas, dalam penelitian yang berjudul dinamika politik Islam Semenanjung Arab 1800-1930 M: pengaruh berdirinya Kerajaan Arab Saudi Modern terhadap praktik keagamaan di Tanah Suci ini penulis mencoba untuk melacak secara lebih teliti tentang keadaan sosial politik serta keagamaan di Hijaz sebelum abad ke-19 serta perubahan-perubahan politik yang terjadi di Semenanjung Arab tahun 1800-1930 M. Untuk selanjutnya mengungkap pengaruh apa saja yang terjadi dalam praktik keagamaan di Hijaz dengan berdirinya kerajaan Arab Saudi Modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan sejarah, dengan melakukan studi perbandingan antara beberapa tulisan sejarah dan sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan metode sejarah. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan telaah kepustakaan (library

126 research). Telaah kepustakaan dilakukan dengan cara membaca karya-karya dengan subyek penelitian mengenai tema yang relevan dengan masalah sejarah Hijaz pada awal abad ke-19. II Hijaz (Mekah dan Madinah) pada era awal Islam memiliki posisi yang sangat penting, baik dalam bidang politik maupun keagamaan. Bahkan setelah peristiwa H{ijrah, Madinah menjelma menjadi semacam pusat pemerintahan Islam. Begitu juga Mekah, kota suci ini juga mendapatkan perhatian yang luar biasa dari para elit Islam ketika itu sekaligus menjadi salah satu kota spiritual Islam terpenting selain Madinah. Prestice dua kota suci ini terus berlanjut pada masa Khulafa> al- Ra>shidu>n, dimana Madinah menjadi kota terpenting dalam pembentukan awal peradaban Islam, mengungguli kekaisaran Bizantiun dan Sasania. Namun pasca pemerintahan Khulafa> al-ra>shidu>n, secara berturut-turut, pusat pemerintahan Islam berpindah dari Madinah ke Damaskus kemudian selanjutnya berpindah ke Baghdad. Sejak saat itu, pamor Hijaz semakin menurun dan semakin jauh dari mainstream perpolitikan Islam. Akibatnya Hijaz hanya menjadi daerah vassal (tabi> ah) yang pemerintahannya selalu terkait (mengikuti) kebijakan-kebijakan dari pusat. Peristiwa ini menimbulkan gejolak politik dan kekecewaan mendalam khusunya dari kelompok Syi ah dan para Alawiyyi>n (keturunan Ali ibn Abi> T{a>lib) di Madinah. Mereka menuntut dikembalikannya supremasi politik Madinah seperti dulu lagi. Puncaknya ketika Mekah di serbu oleh kelompok Syi ah Qaramithah pada masa Daulah Abba>siyyah dan berhasil membawa kabur H{ajar Aswad dan membunuh puluhan ribu jamaah haji di Mekah. H{ajar Aswad baru berhasil dibawa pulang kembali ke Mekah setelah dua puluh tiga tahun, yaitu pada masa Dinasti Fa>t{imiyyah. Munculannya Dinasti Fa>t{imiyyah yang beraliran Syi ah pada abad ke- 10 M memperlihatkan hasil nyata perjuangan kelompok Alawiyyi>n dalam menguasai negeri-negeri penting yang sebelumnya tunduk pada Baghdad. Pada saat yang bersamaan, di Hijaz kelompok Alawiyyi>n juga berhasil mendirikan sebuah model pemerintahan, yang pimpinan tertingginya adalah para Shari>f. Inilah awal berlakunya Niz}a>m al-ashra>f di Hijaz, dengan Mekah sebagai pusatnya. Sejak itu

127 sampai akhir abad ke-18, Hijaz dalam sebagian besar sejarahnya menjadi negeri taklukan dari dinasti-dinasti yang berkuasa di Mesir, tidak terkecuali ketika Turki Uthma>ni> menguasai hampir seluruh wilayah Semenanjung Arab sejak abad ke-16 M, dimana saat itu Hijaz menjadi salah satu bagian dari wilayah Mesir, salah satu propinsi Turki Uthma>ni>. Berkaitan dengan aktifitas ibadah di Hijaz, terdapat sebuah aktifitas unik yang terjadi di Masjdil Haram dan Masjid Nabawi sejak masa Dinasti Fa>t{imiyyah abad ke-10, yaitu berbilangnya shalat berjamaah dalam empat maqa>ma>t shalat (H{anafi>, Ma>liki>, Sha>fi i>, dan H{anbali>). Fenomena ini sempat selama bertahan sepuluh abad, sebelum pada akhirnya dihapuskan oleh Dinasti Su u>d I. Dalam dunia pendidikan, sebelum berdirinya sekolah-sekolah modern, lembaga pendidikan di Hijaz hanya terdiri atas dua jenjang, yaitu al-ta li>m al-awwali> (lembaga pendidikan dasar) dan al-ta li>m al- A<li> (lembaga pendidikan tinggi). Al-Ta li>m al- Awwali> adalah proses belajar mengajar yang berlangsung di Kutta>b, sedangkan al- Ta li>m al- A<li> biasanya berupa h>alaqah-h>alaqah keilmuan di Masjidil Haram yang dianggap setara dengan apa yang dimiliki oleh Universitas al-azhar di Mesir. Sedangkan berkaitan dengan hubungan antara syariat dan tasawuf, secara umum era sebelum abad ke-19 diwarnai dengan ketegangan antara Islam yang berorientasi dengan syariat dan sufisme. Sufisme yang pada awal abad pertengahan nampak mendominasi Hijaz, akhirnya tergeser oleh semangat ortodoksi dan neo-sufisme pada awal abad ke-19. Dari fenomena di atas, nampaknya pencapaian-pencapaian yang diraih oleh Hijaz, baik dalam bidang politik, pendidikan, dan ilmu pengetahuan belum sebanding dengan pencapaian yang terjadi di daerah-daerah penting Islam lainnya seperti Baghdad dan Mesir dikarenakan minimnya perhatian yang diberikan oleh para penguasa Islam, selain juga karena semakin jauhnya Hijaz dari pusat pemerintahan Islam. III Memasuki awal abad ke-19 M, Hijaz memiliki dinamika perubahan politik yang sangat intense dan saling terkait satu sama lain yang juga membawa dampak besar terhadap aspek sosial keagamaan di sana. Hegemoni bangsa-bangsa Eropa terhadap dunia Islam dengan membawa ide-ide nasionalisme, symbiosis mutatis

128 antara pembaruan keagamaan Muhammad ibn Abd al-wahha>b dan gerakan politik Dinasti Su u>d I di Hijaz yang tidak lama kemudian berhasil dilumpuhkan oleh Muhammad Ali> Pa>sha> dari Mesir, serta revolusi Arab singkat oleh Shari>f H{usayn yang menandai berakhirnya sistem Niz}a>m al-ashra>f di Hijaz, yang mana seluruh episode panjang ini ditutup dengan berdirinya Kerajaan Arab Saudi Modern pada awal abad ke-20 adalah diantara dinamika politik penting yang patut digaris bawahi. Abad ke-19 merupakan awal bangsa-bangsa Eropa mulai mendominasi dunia, termasuk terhadap negeri-negeri muslim yang sebelumnya berada dalam kontrol penuh Turki Uthma>ni. Bermodalkan sains, filsafat, dan pemikiran rasional yang mereka bawa dari Spanyol Islam menggantikan pemikiran dogmatis Gereja abad pertengahan, Prancis dan Inggris berhasil mempelopori timbulnya renaisans di Eropa. Era kolonialisme Eropa terhadap dunia Islam dimulai dengan menjajah negeri-negeri tersebut untuk dieksploitasi sedemikian rupa dan dipaksa mengkonsumsi produk-produk mereka, baik berupa hasil industri maupun pemikiran. Di sisi lain, Turki Uthma>ni> nampak tidak dapat mengimbangi persenjataan Inggris dan Prancis yang semakin modern. Sehingga, Turki Uthma>ni lebih memilih untuk mempertahankan apa yang sudah dimilikinya saja daripada aktif melakukan serangan. Memang Turki Uthma>ni dalam peperangannya dengan Eropa mulai dari abad ke-18 selalu mengalami kekalahan sehingga ia digelari The Sick Man of Europe. Di antara produk penjajah yang dipropagandakan di dunia Islam adalah ide nasionalisme. Dengan semangat nasionalisme tersebut, negaranegara Islam baru mulai terbentuk, terlepas dari pengaruh Istambul. Keadaan Islam yang memprihatinkan ini akhirnya menggugah para pembaru muslim, diantaranya adalah Jama>l al-di>n al-afgha>ni> (w.1897 M). Ia mengajak umat Islam bersatu menolak kolonialisme dan hegemoni Eropa terhadap dunia Islam dengan gerakan Pan Islamisme-nya. Pengaruh Eropa dalam dunia Islam berlanjut. Dengan dukungan dari Inggris, Muh}ammad bin Abd al-wahha>b menggalang sebuah kesepakatan dengan a>mir Muh}ammad ibn Sa u>d untuk saling membela gerakan masing-masing yang pada akhirnya menjadi padu dalam sebuah gerakan politik dan keagamaan. Dengan

129 semangat pemurnian tauhid, mereka melakukan aneksasi teritorial di berbagai wilayah Semenanjung Arabia untuk menyebarkan ajaran Wahhabi ke semua kawasan tersebut. Kunci keberhasilan aneksasi ini antara lain karena, baik Wahhabi maupun Dinasti Su u>d, sama-sama menyadari bahwa legitimasi politik yang bersumber dari justifikasi agama akan melahirkan sebuah loyalitas yang tinggi. Akan tetapi keberhasilan awal ini tidak berlangsung lama ketika pada 1818 M, kekuatan Dinasti Su u>d I berhasil dilumpuhkan Turki Uthma>ni> yang diwakili oleh Muhammad Ali> Pa>sha>, gubernur Mesir yang sebelumnya juga telah berhasil mengakhiri kolonialisme Napoleon Bonaparte dari Prancis atas negeri Fir aun tersebut pada akhir abad ke-18. Namun dengan semakin melemahnya Turki Uthma>ni>, Muhammad Ali> Pa>sha> akhirnya berani memproklamirkan diri sebagai penguasa penuh Mesir, terlepas dari pengaruh Istambul. Kekuasaan Muhammad Ali> Pa>sha> atas Mesir dan juga Hijaz sebagai daerah vassal-nya ini dapat bertahan sampai sekitar pertengahan abad ke-19. Awal abad ke-20 ditandai dengan melemahnya pengaruh keluarga penerus Muhammad Ali> Pa>sha> di Hijaz. Sultan H{ami>d II, Khalifah Turki Uthma>ni> saat itu, segera memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkuat posisinya di Hijaz dengan mengangkat orang kepercayaannya, Shari>f H{usayn ibn Ali ibn Abdilla>h, sebagai penguasa baru Hijaz. Namun pada 1916 M, tidak lama setelah Sultan H{ami>d II turun tahta, Shari>f H{usayn mengumumkan Revolusi Arab terhadap pemerintahan pusat Turki Uthma>ni. Dengan deklarasi ini, Hijaz dinyatakan berdiri sendiri, terlepas dari pengaruh Turki Uthma>ni>. Selanjutnya, Shari>f H{usayn betul-betul menjadi sosok penguasa baru di Hijaz dan berkedudukan di Mekah. Ia mengubah gelarnya dari Shari>f Mekah menjadi Ma>lik (Raja), serta meninggalkan Niz}a>m al- Ashra>f untuk kemudian menggantinya dengan Niz}a>m al-mamlakah (sistem monarki). Revolusi Shari>f H{usayn ini mengakhiri sejarah panjang sistem pemerintahan Niz}a>m al-ashra>f di Hijaz. Sekali lagi, pengaruh propaganda Eropa tidak dapat dinafikan dalam peristiwa ini, mengingat gerakan Shari>f H{usayn ini tidak dapat dilepaskan dari janji dukungan yang disampaikan oleh pihak Kerajaan Inggris terhadap Shari>f H{usayn.

130 Pada waktu yang hampir bersamaan di wilayah Hijaz lainnya, Abd al- Azi>z ibn Sa u>d, penerus Dinasti Su u>d yang masih bertahan, berhasil menguasai Riyadh. Ia kemudian memproklamirkan dirinya sebagai Ima>m (pemimpin) orang-orang Wahhabi, sekaligus menghidupkan kembali Dinasti Su u>d I yang dulu sempat menguasai Hijaz. Pada 1924 M, pasca runtuhnya Imperium Turki Uthma>ni> setelah kekalahan tragis dalam Perang Dunia I, Abd al- Azi>z ibn Sa u>d berhasil menduduki Mekah, setahun kemudian menduduki Madinah dan Jeddah, dan puncaknya pada 1932 M ia memproklamirkan berdirinya Kerajaan Arab Saudi Modern dengan dirinya sebagai raja. IV Dari kacamata sosial keagamaan, paling tidak ada empat tradisi keagamaan yang ikut terpengaruh akibat dari dinamika politik Semenanjung Arab tersebut, yaitu: Pertama, dalam bidang pemurnian tauhid; Kedua, tradisi pelaksanaan shalat berjamaah di Tanah Suci; Ketiga, perkembangan pendidikan, dan; Keempat, hubungan antara syariat dan tasawuf. Dengan berdirinya Kerajaan Saudi Modern, Hijaz kembali dibersihkan dari praktik-praktik takhayul, khurafa>t, tarekat populer dan tradisi keagamaan penduduk yang menurut mereka telah menyimpang dari ajaran agama yang benar. Sebagaimana pada masa Dinasti Su u<d I, gerakan pemurnian syariat ini melibatkan intervensi langsung dari pemerintah Arab Saudi. Kerajaan mengontrol dengan ketat seluruh aktifitas keagamaan penduduknya agar tetap sejalan dengan pandangan Wahhabi. Maka tidak mengherankan bila doktrin Wahhabi ini memiliki karakter militan dan ekstrim, karena memang gerakannya bertumpu pada kekuatan militer penguasa. Salah satu contohnya adalah doktrin tentang jihad. Doktrin jihad sebagai salah satu doktrin terpenting faham Wahhabi telah melahirkan sikap antagonistik mereka, bukan saja kepada komunitas non-muslim, tetapi juga kepada sesama muslim. Bagi Wahhabi, akidah komunitas muslim yang faham keagamaannya berbeda dengan mereka dalam tingkat yang ekstrim dapat menggugurkan iman mereka. Kebijakan lainnya adalah dihapuskannya tradisi berbilangnya shalat berjamaah yang sudah berlangsung lama di Tanah Suci. Saat Dinasti Su u<d I menguasai Hijaz, di Masjidil Haram hanya dilakukan satu kali shalat berjamaah

131 dengan satu imam saja untuk setiap waktu shalat. Pada era Arab Saudi Modern, kerajaan mengangkat imam-imam masjid yang beraliran Wahhabi sekaligus menjadikan ajaran tersebut sebagai madhhab resmi kerajaan. Selanjutnya kerajaan memiliki hak mutlak dalam memberikan lisensi kepada para imam shalat di Masjidil Haram dan masjid Nabawi sekaligus mengangkat dan memberhentikan mereka. Dalam bidang pendidikan, kecuali memerintahkan pembelajaran kitab Kashf al-shubha>t, yaitu sebuah kitab yang ditulis oleh dan berisi ajaran-ajaran Muhammad ibn Abd al-wahha>b, untuk diajarkan sebagai materi wajib di seluruh h}alaqah-h}alaqah umum di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Dinasti Su u>d I tidak banyak melakukan pembaharuan dalam bidang pendidikan. Sedangkan pada awal Kerajaan Arab Saudi Modern, Abd al- Azi>z ibn Sa u>d sudah mulai mengirimkan beberapa pemudanya ke luar negeri untuk belajar ilmu-ilmu modern walaupun kebijakan ini tidak ditunjang dengan lembaga-lembaga pendidikan modern bagi warga Arab Saudi sendiri yang mayoritas masih buta aksara. Jadi, di Hijaz kala itu kondisi pendidikannya masih sangat memprihatinkan. Dalam bidang syariat dan tasawuf, kelompok Wahhabi telah menjelma menjadi sebuah gerakan revivalisme pra-modernis yang menyeru untuk kembali kepada sumber asli agama Islam, yaitu al-qur an dan Hadis, serta meninggalkan praktik-pratik tasawuf populer dan tradisi yang tidak sejalan dengan ajaran mereka. Fenomena ini menandai tergesernya tradisi tasawuf populer di Hijaz oleh gerakan neo-sufisme yang radikal dan ortodoks.