BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan (Hakkert, 2005). Salah satu contohnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Yuda Rizky, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 30 juta orang terbunuh akibat kecelakaan jalan (road crashes). Kajian terbaru

Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor. Semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi maka akan

BAB I PENDAHULUAN. xiii

BAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB I. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1,24 juta jiwa meninggal dunia dan sekitar 50 juta jiwa mengalami luka berat dan

SEPEDA MOTOR: PERAN DAN TANTANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka

HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

BAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan suatu peristiwa dijalan yang melibatkan kendaraan atau pemakai jalan lainnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sepeda motor merupakan salah satu sarana. transportasi yang tidak asing lagi bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekitar 1,27 juta orang meninggal di jalan setiap tahunnya di dunia, dan 20 -

MODEL PELUANG KECELAKAAN SEPEDA MOTOR BERDASARKAN KARAKTERISTIK PENGENDARA (Studi Kasus: Surabaya, Malang dan Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas, dengan jutaan lebih

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. tahun 2010 jumlah kecelakaan yang terjadi sebanyak sedangkan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini kondisi jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadi di kota-kota besar di negara-negara sedang berkembang. Di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juta, kemudian diperkirakan menjadi 1,3-1,4 juta per tahun pada tahun

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan penyebab pertama kematian pada remaja usia tahun (WHO, 2013).

ESTIMASI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS NASIONAL DAN 6 PROPINSI DI PULAU JAWA INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor yang tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu tentang mengantisipasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Studi beberapa..., Annisa Putri Handayani, FKM UI, 2009

BIAYA KECELAKAAN LALULINTAS JALAN DI INDONESIA DAN VIETNAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mobil Penumpang (emp) adalah faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe

BAB 3 STRATEGI DASAR MANAJEMEN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. Bajo, kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Perkembangan yang. sektor, salah satunya yang sangat pesat ialah pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs

EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pentingnya keamanan mengendarai mobil saat ini sudah tidak di ragukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepeda motor saat ini menjadi super booming, dan menjadi alat angkut

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

Angka Kejadian Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Luar Visum Et Repertum

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Pratiwi Andiningsari, FKM UI,

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas yang sangat tinggi. Sektor transportasi merupakan hal mutlak untuk mempermudah mobilisasi penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Alat transportasi terdiri dari transportasi udara, laut dan darat. Adapun jenis transportasi yang masih banyak diminati oleh penduduk ialah transportasi darat, karena jumlahnya yang beragam dan harganya yang terjangkau. Namun, belum baiknya sistem transportasi massal di Indonesia pada umumnya dan di Jakarta pada khususnya, membuat masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan sepeda motor (Sumiyanto dkk, 2014). Sepeda motor merupakan alat transportasi pribadi yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Menurut undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, definisi sepeda motor adalah kendaraan bermotor beroda dua dengan atau tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping atau kendaraan bermotor beroda tiga tanpa rumahrumah. Selain harga jual yang terjangkau, perawatan yang murah, irit bahan bakar, sepeda motor dapat memperpendek waktu tempuh perjalanan karena dapat menyalip di ruang kosong antar kendaraan terutama saat lalu lintas padat (Wesli, 2015). Berdasarkan data dari Dirjen Perhubungan Darat (2015), perkembangan jumlah kendaraan bermotor tahun 2014 di Indonesia mengalami peningkatan

2 yaitu sebesar 112.883.249 unit kendaraan dari tahun sebelumnya yang hanya 102.273.071 unit. Adapun jumlah kendaraan bermotor terbanyak yaitu sepeda motor dengan 92.529.925 unit, sedangkan mobil Plat Nomor Pribadi (PNP) sebesar 12.260.247 unit, truk 5.765.639 unit, dan bis 2.327.438 unit. Seiring dengan berkembangnya kendaraan sebagai alat transportasi yang membawa dampak positif bagi mobilisasi aktivitas, perkembangan ini juga diiringi dengan dampak negatif seperti kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan hasil kajian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Bank Dunia dalam buku yang berjudul World Report on Road Traffic Injury Prevention yang diterbitkan pada tahun 2004 menunjukkan bahwa di seluruh dunia 1,2 juta orang tewas dalam kecelakaan jalan setiap tahunnya dan sebanyak 50 juta orang terluka (Ningrum, 2010). Berdasarkan Badan Intelejen Negara Republik Indonesia (2013), WHO menyatakan bahwa kecelakaan lalu lintas dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga dibawah penyakit jantung koroner dan tuberculosis/tbc. Data WHO tahun 2011 menyebutkan, sebanyak 67 persen korban kecelakaan lalu lintas berada pada usia produktif yakni 22-50 tahun, serta terdapat sekitar 400.000 korban di bawah usia 25 tahun yang meninggal di jalan raya dengan rata-rata angka kematian 1.000 anak-anak dan remaja setiap harinya. Bahkan kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian anak-anak di dunia, dengan rentang usia 10-24 tahun. Menurut Road Safety Association Indonesia (2015), sebagian besar kematian akibat kecelakaan sepeda motor terjadi di Asia, dengan proporsi mencapai 78%. Asia juga memiliki tingkat kematian pengendara sepeda motor

3 yang paling tinggi, yakni 6,5 kematian per 100.000 penduduk. Thailand, Laos, Vietnam, Malaysia, dan Kamboja adalah 5 dari 10 negara Asia yang memiliki tingkat kematian penggunaan sepeda motor per 100.000 penduduk yang tinggi, dimana Thailand adalah yang tertinggi. Indonesia menempati urutan ke 7 dari Asia yang memiliki tingkat kematian penggunaan sepeda motor per 100.000 penduduk. Di Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang meningkat setiap tahunnya dan kelalaian manusia menjadi faktor utama terjadinya peningkatan kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan data Dirjen Perhubungan Darat (2015), pada tahun 2014 terjadi kecelakaan lalu lintas sebanyak 151.080 kecelakaan. Jumlah kecelakaan tertinggi terjadi pada jenis kendaraan sepeda motor yaitu 108.883 kecelakaan, sedangkan kecelakaan mobil beban sebanyak 19.242, mobil penumpang 18.147, dan bus 4.808. Berdasarkan data dari Riskesda (2013), proporsi penyebab cedera yang disebabkan oleh kecelakaan sepeda motor di Indonesia yaitu sebesar 40,6%. Penyebab cedera transportasi sepeda motor tertinggi ditemukan di Provinsi Bengkulu (56,4%) dan terendah di Provinsi Papua (19,4%), sedangkan penyebab cedera yang disebabkan oleh sepeda motor untuk di daerah DKI Jakarta yaitu 44,7%. Selain terjadinya cedera, dampak kecelakaan lalu lintas yang bersifat fatal ialah kematian yang dapat terjadi pada pengendara/pengemudi maupun pengguna jalan lain. Berdasarkan Dirjen Perhubungan Darat tahun 2015, tercatat jika kematian akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 28.297 jiwa (10,08%). Untuk korban luka ringan sebanyak

4 109.741 jiwa (17,65%) dan korban luka berat sebanyak 26.840 jiwa (14,43%). Menurut Fitriah dkk (2012), rata-rata 84 orang meninggal setiap harinya atau 3-4 orang meninggal setiap jamnya akibat kecelakaan lalu lintas. Berdasarkan National Traffic Management Center (NTMC) Direktorat Lalu Lintas Polri Daerah Metro Jaya, Kotamadya Jakarta Barat menempati urutan ke empat kejadian kecelakaan yang melibatkan sepeda motor di Jakarta dengan jumlah sebanyak 312 kejadian. Kejadian kecelakaan tertinggi terjadi di Jakarta Timur yaitu sebanyak 465 kejadian, Jakarta Utara 395 kejadian, dan Jakarta Selatan 339 kejadian (Lantang, 2014). Adapun jumlah korban kecelakaan lalu lintas yang paling banyak terjadi di Indonesia pada tahun 2013 yaitu usia 16-25 tahun dan usia 26-30 tahun dengan jumlah 67.789 korban. Dimana pada usia ini merupakan usia yang cukup produktif yang banyak melakukan mobilisasi untuk menunjang aktivitas dibandingkan dengan usia lainnya (Dirjen Perhubungan Darat, 2014). Menurut Noviyanti dan Ahmad (2015), perilaku pengemudi dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dikelompokkan kedalam faktor internal dan faktor eksternal. Perilaku pengemudi yang termasuk dalam faktor internal yaitu berasal dari dalam diri manusia seperti tingkat pengetahuan, tingkat emosional, sikap, motivasi, jenis kelamin, umur, kepemilikan SIM, pelatihan mengemudi, pengalaman kecelakaan dan lama berkendara. Perilaku pengemudi yang termasuk faktor eksternal yaitu berasal dari lingkungan, seperti kondisi jalan, kondisi cuaca, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), kondisi kendaraan, fasilitas rambu dan marka jalan.

5 Data Kepolisian RI (2011) menyebutkan bahwa pemicu kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia terdiri atas faktor manusia (53,20%), faktor jalan (28,17%), faktor kendaraan (14,05%), dan faktor alam (4,58%). Namun demikian, di antara keempat faktor tersebut, kelalaian manusia menjadi faktor utama penyebab tingginya angka kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran berlalu lintas yang baik bagi masyarakat, terutama kalangan usia produktif (Road Safety Association Indonesia, 2013). Pemerintah sebagai penyelenggara negara, turut berupaya untuk meminimalisir tingginya angka kecelakaan di Indonesia. Melalui program Dekade Keselamatan Jalan 2011-2020, yang dicanangkan oleh Wakil Presiden di Jakarta pada 20 Juni 2011 lalu, pemerintah menargetkan penurunan fatalitas hingga 50 persen pada 2020. Berdasarkan tahun basis 2010 yang menelan 31.234 korban jiwa, pada 2020 fatalitas atau korban jiwa kecelakaan lalu lintas seharusnya sekitar 15.000 jiwa. Untuk mewujudkan Dekade Keselamatan Jalan Indonesia pada 2020, diperlukan langkah-langkah konkrit pihak-pihak terkait dalam mengimplementasikan UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Badan Intelejen Negara Republik Indonesia, 2013). Penggunaan sepeda motor oleh pelajar SMA Negeri di Jakarta Barat merupakan sebagai sarana transportasi menuju sekolah dan sarana transportasi antar daerah terdekat. Kebutuhan sepeda motor semakin tinggi dikarenakan sepeda motor dapat menjangkau area-area yang tidak dapat dijangkau oleh angkutan perkotaan dan sepeda motor dapat mempersingkat waktu perjalanan disaat-saat lalu lintas sedang macet dan padat. Pelajar merupakan salah satu

6 pihak yang memiliki tingkat mobilitas paling tinggi di jalan raya dan tentu saja menjadi pihak yang paling beresiko untuk terjadinya kecelakaan. Berdasarkan data-data diatas yaitu masih tingginya kecelakaan yang disebabkan oleh sepeda motor di Indonesia terutama di wilayah Jakarta Barat dengan tingkat kejadian yang banyak dialami oleh usia remaja atau usia produktif, serta berdasarkan referensi bahwa pemicu kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia disebabkan oleh perilaku tidak aman dan kondisi tidak aman dimana faktor utama penyebab tingginya angka kecelakaan lalu lintas ialah faktor manusia, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Faktor Internal dengan Perilaku Aman Berkendara pada Pelajar SMA Negeri di Jakarta Barat Tahun 2016. B. Rumusan Masalah Dampak positif dari perkembangan kendaraan sebagai alat transportasi yang mempermudah mobilisasi masyarakat, juga membawa dampak negatif yaitu dengan timbulnya kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Menurut data Kepolisian RI (2011), pemicu kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia terdiri atas faktor manusia (53,20%), faktor jalan (28,17%), faktor kendaraan (14,05%), dan faktor alam (4,58%). Dari keempat faktor tersebut kelalaian manusia menjadi faktor utama penyebab tingginya angka kecelakaan lalu lintas (Road Safety Association Indonesia, 2013).

7 C. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana gambaran perilaku aman berkendara, pengalaman kecelakaan sepeda motor, pengetahuan tentang keselamatan berkendara, dan sikap pengendara sepeda motor pada pelajar SMA Negeri di Jakarta Barat tahun 2016? 2. Apakah ada hubungan antara pengalaman kecelakaan sepeda motor dengan perilaku aman berkendara pada pelajar SMA Negeri di Jakarta Barat tahun 2016? 3. Apakah ada hubungan antara pengetahuan tentang keselamatan berkendara dengan perilaku aman berkendara pada pelajar SMA Negeri di Jakarta Barat tahun 2016? 4. Apakah ada hubungan antara sikap pengendara sepeda motor dengan perilaku aman berkendara pada pelajar SMA Negeri di Jakarta Barat tahun 2016? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan faktor internal dengan perilaku aman berkendara pada pelajar SMA Negeri di Jakarta Barat tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran perilaku aman berkendara, pengalaman kecelakaan sepeda motor, pengetahuan tentang keselamatan berkendara, dan sikap pengendara sepeda motor pada pelajar SMA Negeri di Jakarta Barat tahun 2016.

8 b. Mengetahui hubungan pengalaman kecelakaan sepeda motor dengan perilaku aman berkendara pada pelajar SMA Negeri di Jakarta Barat tahun 2016. c. Mengetahui hubungan pengetahuan tentang keselamatan berkendara dengan perilaku aman berkendara pada pelajar SMA Negeri di Jakarta Barat tahun 2016. d. Mengetahui hubungan sikap pengendara sepeda motor dengan perilaku aman berkendara pada pelajar SMA Negeri di Jakarta Barat tahun 2016. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pelajar SMA Negeri di Jakarta Barat Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi pelajar SMA yang menggunakan sepeda motor, sehingga dapat memiliki perilaku yang aman dalam berkendara dan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan raya. 2. Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk memperluas wawasan mahasiswa khususnya wawasan tentang hubungan faktor internal dengan perilaku aman berkendara pada pelajar SMA Negeri di Jakarta Barat tahun 2016. 3. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai isu-isu road safety dan aspek-aspek yang terkait di dalamnya, salah satunya yaitu safety riding.