II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

dokumen-dokumen yang mirip
II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

Produk Domestik Bruto (PDB)

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

(1.42) (1.45) I II III IV I II III IV I II III IV I II * 2012** 2013***

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

TABEL POKOK PDRB / GRDP PRIMER TABLES OF MUSI BANYUASIN. Tabel / Table 11.1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Dalam menghitung

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK

Produk Domestik Regional Bruto Gross Regional Domestic Product

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

Katalog BPS : Kerjasama : BAPPEDA Kabupaten Kudus Badan Pusat Statistik Kabupaten Kudus

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

Lampiran 1. Analisis Prakelayakan Skenario Per Wahana Agrowisata Bina Darma

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

10. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ( PDRB )

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

BERITA RESMI STATISTIK

Statistik KATA PENGANTAR

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

KETERKAITAN ANTARSEKTOR PADA PEREKONOMIAN JAWA TIMUR

Lampiran 1. Kode Sektor Sektor Eknonomi

Produk Domestik Regional Bruto

Statistik KATA PENGANTAR

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN


PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

2010**) 2009*) Lapangan Usaha/Industrial Origin (3)

Figur Data Kota Surakarta Tahun

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Statistik

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PROYEKSI EKONOMI MAKRO : Masukan bagi Pengelola BUMN Biro Riset LMFEUI

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TAHUN 2008 SEBESAR 5,02 PERSEN

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

6.1. Perdagangan/Trade , , Hotel , , Restoran/Restaurants ,

BAB VIII KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PENYUSUNAN KONTRIBUSI INDUSTRI PRIMER KEHUTANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO TAHUN Dalam Rangka Analisa Data Sektor Kehutanan

III. METODE PENELITIAN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MINAHASA UTARA MENURUT LAPANGAN USAHA

BAB 11. PENDAPATAN REGIONAL CHAPTER 11. REGIONAL INCOME

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

gula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif.

BERITA RESMI STATISTIK

Katalog BPS :

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

Wellisch D Decentralized Fiscal Policy with High Mobility. J Political Economy 12:

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional.

KABUPATEN PURBALINGGA 2010

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL. Minggu 3

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Trenggalek Menurut Lapangan Usaha

BAB V GAMBARAN INFRASTRUKTUR JALAN, STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN KETENAGAKERJAAN DI JAWA BARAT

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pendapatan Asli Daerah berdasarkan Undang-undang Nomor

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2013 SEBESAR -3,30 PERSEN

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

ANALISIS POTENSI PEREKONOMIAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Pendapatan Domestik Regional Bruto Jakarta Periode

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

Transkripsi:

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional Dalam penerbitan buku tahun 2013 ruang lingkup penghitungan meliputi 9 sektor ekonomi, meliputi: 1. Sektor Pertanian dan Hasil-hasilnya Sektor ini terdiri dari 6 sub sektor, yaitu : (1) Tanaman bahan makanan (2) Tanaman Perkebunan (3) Peternakan (4) Kehutanan (5) Perikanan (6) Jasa Pertanian 2. Sektor Pertambangan dan Penggalian Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor ; (1) Minyak dan Gas Bumi (2) Pertambangan Tanpa Migas (3) Penggalian 3. Sektor Industri Sektor ini terdiri dari 9 sub sektor : (1) Industri Makanan, minuman, tembakau, (2) Industri Tekstil, barang kulit dan alas kaki, (3) Industri Barang kayu dan hasil hutan lainnya, INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 11

(4) Industri Kertas dan barang cetakan, (5) Industri Pupuk, kimia, dan barang dari karet, (6) Industri Semen dan barang galian bukan logam, (7) Industri Logam dasar besi dan baja, (8) Industri Alat angkut, mesin, dan peralatannya, (9) Industri Lainnya 4. Sektor Listrik dan Air Minum Sektor ini terdiri dari 2 sub sektor : (1) Listrik (2) Air Minum 5. Sektor Bangunan 6. Sektor Perdagangan Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor : (1) Perdagangan Besar dan Eceran (2) Restoran dan Rumah Makan (3) Hotel dan Akomodasi lainnya. 7. Sektor Angkutan dan Perhubungan Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor : (1) Angkutan Darat Angkutan rel Angkutan jalan raya (2) Jasa Penunjang Angkutan (3) Pos dan Telekomunikasi INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 12

Jasa penunjang komunikasi Pos dan telekomunikasi 8. Sektor Lembaga Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa Perusahaan Sektor ini terdiri dari 3 sub sektor : (1) Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (2) Sewa Bangunan (3) Jasa Perusahaan 9. Sektor Jasa-Jasa Sektor ini terdiri dari 4 sub sektor : (1) Pemerintahan dan HANKAM (2) Jasa Hiburan dan Rekreasi (3) Jasa Perorangan dan rumah Tangga (4) Jasa Sosial kemasyarakatan 2.2 Penghitungan Pendapatan Regional 2.2.1 Metode Yang Digunakan Di dalam penghitungan pendapatan regional dapat didefinisikan menjadi empat metode yang saling berbeda namun mempunyai satu pengertian yang sama. Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut : INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 13

Pendekatan Produksi (Production Approach) Pendekatan Pendapatan (Income Approach) Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) Metode Alokasi (Allocation Method) 2.2.1.1 Pendekatan Produksi (Production Approach) Penghitungan pendapatan regional dengan cara ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai tambah di suatu wilayah dengan cara menilai seluruh produksi netto Barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh sektor perekonomian selama setahun. Barang dan jasa yang diproduksi dengan harga produsen yaitu yang belum termasuk biaya transport dan keuntungan pemasaran. Penggunaan harga produsen ini bertujuan untuk mengetahui nilai tambah yang benar-benar diterima oleh produsen. Sedangkan biaya transport akan diperhitungkan sebagai nilai tambah pada sektor transportasi dan keuntungan pemasaran akan dihitung pada nilai tambah sektor perdagangan. Nilai harga barang dan jasa pada harga produsen ini merupakan nilai produksi bruto, sebab masih terdapat biaya untuk memproduksi barang dan jasa yang dibeli dari sektor lain. INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 14

Karena untuk menghindari penghitungan dua kali, maka biaya-biaya untuk memproduksi barang dan jasa yang disebut sebagai biaya antara dikeluarkan, sehingga diperoleh nilai produksi netto. Nilai ini biasanya disebut sebagai nilai tambah (value added). Jika dalam nilai tambah tersebut masih terdapat komponen penyusutan dan pajak tak langsung netto, maka disebut dengan nilai tambah bruto atas dasar harga pasar. Jumlah dari nilai tambah bruto atas dasar harga pasar dari seluruh sektor perekonomian akan diperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar. 2.2.1.2 Pendekatan Pendapatan (Income Approach) Menghitung pendapatan regional dengn metode ini dapat dilakukan dengan menjumlahkan seluruh balas jasa faktor produksi yang dapat berupa : Upah / Gaji/ Honorarium, Bunga Modal, Sewa Tanah, dan Keuntungan. Dengan menjumlahkan seluruh balas jasa faktor produksi yang dibayarkan oleh unit-unit ekonomi yang beroperasi di suatu wilayah, hasil yang akan diperoleh adalah nilai tambah netto atas biaya faktor produksi. Untuk mendapatkan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar harus INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 15

ditambahkan dengan nilai penyusutan dan pajak tak langsung netto. 2.2.1.3 Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) Penghitungan dengan cara pendekatan ini adalah guna mendapatkan nilai barang dan jasa yang digunakan untuk konsumsi, pembentukan modal, dan ekspor netto. Dimungkinkan bahwa barang dan jasa yang dimanfaatkan adalah dari daerah sendiri atau mungkin dari daerah lain, dalam hal demikian produksi baik barang dan jasa yang berasal dari luar daerah dipisahkan, dan nilai produksi yang dihitung hanya nilai produksi domestik saja. Dalam penghitungan metode ini perlu kita bedakan ke dalam komponen-komponen seperti : nilai konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, konsumsi lembaga-lembaga swasta nirlaba, pembentukan modal dan ekspor netto, selanjutnya apabila dijumlahkan akan diperoleh Produk Domestik Regional Brutto Atas Dasar Harga Berlaku. INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 16

2.2.1.4 Metode Alokasi (Allocation Method) Sering kali kita menjumpai banyak kendala di dalam pelaksanaan penghitungan nilai tambah serta lain-lain sebagai akibat dari keterbatasan yang ada, baik yang bersifat sarana, tenaga, bahkan finansial. Dalam hal demikian, dilakukan dengan menggunakan metode alokasi yaitu dengan cara mengambil langsung hasil prosentase/hasil survei yang telah dilaksanakan oleh pihak lain. Indikator yang digunakan dapat berupa nilai produksi, banyaknya produksi, banyak karyawan, banyaknya penduduk, dan sebagainya. Metode alokasi ini lazim disebut metode tidak langsung, sedangkan ketiga metode yang digunakan sebelumnya adalah metode langsung. Angka-angka yang dihasilkan dalam perhitungan metode langsung akan lebih mendekati kenyataan bila dibanding dengan angka-angka yang diperoleh dari metode tidak langsung. Oleh karena itu sejauh mungkin supaya dilakukan dengan metode langsung. Namun bila hal ini tidak mungkin dilakukan, maka baru ditempuh metode tidak langsung. INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 17

2.2.2 Produk Regional Bruto Merupakan jumlah keseluruhan Nilai Tambah dari masingmasing sektor ekonomi dalam suatu wilayah. 2.2.3 Produk Regional Neto Adalah merupakan produk regional bruto yang dikurangi dengan seluruh nilai penyusutan atas barang modal tetap yang digunakan selama setahun. 2.2.4 Produk Regional Neto Atas Dasar biaya Faktor Produksi Adalah produk regional neto atas dasar harga pasar yang dikurangi dengan pajak tak langsung neto. Sedangkan pajak tak langsung neto yang dipungut oleh pemerintah dikurangi dengan subsidi yang diterima. Baik pajak tak langsung maupun subsidi, keduanya berhubungan kuat dengan barang dan jasa yang diproduksi atuapun yang dijual, perbedaannya adalah apabila pajak tak langsung seolah-olah menaikkan harga sedangkan subsidi adalah sebaliknya. Produk Regional Neto atas dasar biaya faktor produksi ini yang disebut dengan pendapatan regional. INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 18

2.2.5 Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita Adalah merupakan Produk Domestik Regional Bruto yang dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun di suatu daerah. Pendapatan regional per kapita atau disebut Income per capita adalah produk neto atas dasar biaya faktor produksi dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 19

INDIKATOR MAKRO EKONOMI KABUPATEN TEGAL 2013 20