BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. yangterjadi dalam implementasikebijakanmanajemenalternatifpelayananpublik

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan fenomena sosial yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Pendidikan dan Pelatihan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. dilakukan di Centro de Formação da Polícia, yang merupakan salah satu lembaga

BAB III METODE PENEITIAN. A. Fokus Penelitian. memperkenalkan desain pembelajaran menggunakan virtual world

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan organisasi yang terkait dalam proses implementasi kebijakan sertifikasi guru

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif. Menurut. Poerwandari ( 2011, h. 42) penelitian kualitatif

METODE PENELITIAN. atau dengan menggunakan alat kuantifikasi yang lain, melainkan melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Artinya data yang

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif. Hartoto (2009)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

informasi yang diperlukan. Jadi laporan kualitatif kaya dengan deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk mempertahankan keutuhan (wholeness) dari obyek, artinya data yang

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN. Pelajar (PPLP) Propinsi Nusa Tenggara Timur. Desember 2014 sampai dengan Februari Tahun 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah Perencanaan Anggaran

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Menurut Moleong (2007: 27) berpendapat bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kesehatan mental menurut pandangan orang Melayu Riau, sehingga menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan jenis penelitian diskriptif. Pendekatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan. dan pengawasan dalam pengelolaan jum at berinfaq Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. secara rinci, yang dijalani dengan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantungan dengan orang-orang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research), yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. mengeksplorasi dan proses kebijakan pembentukan wilayah Kecamatan Way

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan datanya tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dengan mempertimbangkan: pemahaman peneliti terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif. Karena penelitian ini ingin mengkaji secara detail mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. kualitatif., artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode dan teknik tertentu dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain sebagai penelitian yang bertipe deskriptif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. natural setting (Sugiyono, 2012 : 8), penelitian kualitatif merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Dalam penelitian ini, rancangan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan cara atau metode yang benar dalam penelitian tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian ilmiah yang dimaksudkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. post positivistik. Post positivistic merupakan perbaikan positivistic yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

pelatihan tenaga perawat di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung, sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan identity formation pada gay.

BAB III METODE PENELITIAN. jelas. Penelitian kualitatif dilakukan dengan cara fenomenologis di mana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. adalah para pengrajin bambu, petani dan konsumen bambu di Kecamatan. Minggir yang masing-masing sebanyak 6 orang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian berkisar pada formulasi kebijakan Border Pass di perbatasan Republik Demokratik Timor Leste dan Republik Indonesia yang akan dianalisis berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Winarno (2002: 81-84) yang mengemukakan bahwa tahapan atau susunan formulasi kebijakan adalah perumusan masalah, penyusunan agenda kebijakan, pemilihan alternatif kebijakan dan tahap penetapan kebijakan. 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian formulasi kebijakan border pass di perbatasan Republik Demokratik Timor Leste dan Republik Indonesia dalam pencegahan illegal border crossing merupakan penelitian yang memakai metode kualitatif. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang dipergunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami (natural), dan peneliti menjadi instrumen kunci dan hasil penelitianya lebih menekankan pada makna dari yang diteliti, daripada mengeneralisasi obyek penelitian. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mampu memberikan deskripsi secara detail dan analisa mengenai kualitas atau isi dari suatu pengalaman manusia. Hal ini membuat penelitian kualitatif mampu menggambarkan suatu kehidupan dari sisi yang berbeda berdasarkan sudut pandang dari setiap orang yang mengamatinya. 59

60 Metode penelitian kualitatif lebih mudah menyesuaikan dengan kondisi lapangan, lebih peka terhadap perubahan pola atau nilai dan bahkan data yang ada di lapangan. Kemudian untuk mempertajam gambaran terhadap fenomena yang diteliti, maka interpretasi langsung dari fenomena atau kejadian agar memperoleh prioritas yang tinggi dalam penelitian kualitatif daripada interpretasi terhadap pengukuran data. Teori dalam penelitian kualitatif tidak semata-mata dimaksudkan untuk dibuktikan, namun dapat saja untuk dikembangkan berdasarkan data yang dikumpulkan. Pandangan dalam penelitian kualitatif realitas itu bersifat ganda, hasil konstruksi dalam pengertian dan holistik. Penelitian ini akan mencari pemahaman yang mendalam tentang bagaimana dalam menentukan isu kebijakan, agenda setting, alternatif kebijakan dan penetapan kebijakan border pass antara Timor Leste dan Indonesia. Penelitian proses pembuatan kebijakan border pass antara kedua negara ini tidak hanya menggambarkan secara deskriptif saja, tetapi juga akan menjelaskan dinamika yang terjadi antara Pemerintah kedua negara dan masyarakat di sekitar wilayah perbatasan dalam proses formulasi kebijakan border pass antara Republik Demokratik Timor Leste dan Republik Indonesia. Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, penelitian ini difokuskan pada hal-hal berikut ini: 1. Proses formulasi kebijakan border pass antara Republik Demokratik Timor Leste dan Republik Indonesia. Proses ini akan dilihat dari tahapan-tahapan pembuatan kebijakan, yaitu pemilihan isu kebijakan, penetapan isu menjadi agenda setting, penetapan alternatif kebijakan dan penetapan kebijakan border

61 pass antara kedua negara. Dalam proses tahapan tersebut akan dikaji bagaimana Pemerintah kedua negara menyerap aspirasi publik dan dari aspek bagaimana peran masyarakat sipil dalam merespon isu-isu kebijakan dan menyampaikan tuntutan dan dukungan terhadap kebijakan border pass antara Republik Demokratik Timor Leste dan Republik Indonesia. 2. Dinamika politik Pemerintah kedua negara yang muncul khususnya terkait dengan proses pembuatan kebijakan border pass antara Republik Demokratik Timor Leste dan Republik Indonesia. 3.2.2 Data yang Diperlukan 1. Data yang berkenaan dengan formulasi kebijakan publik, dalam hal ini adalah MoU antara Pemerintah Timor Leste dan Pemerintah Indonesia tentang border pass di perbatasan kedua negara, yang diasumsikan kurang menyentuh pada kepentingan masyarakat, khususnya penduduk perbatasan. 2. Data yang berkenaan eksistensi aktor-aktor pembuat kebijakan dalam formulasi kebijakan border pass antara Pemerintah Timor Leste dan Pemerintah Indonesia. 3. Data yang berkenaan dengan gambaran umum obyek penelitian. a. Statistik tentang geografi dan demografi lokasi penelitian. b. Faktor pendukung dan penghambat formulasi kebijakan border pass antara Pemerintah Timor Leste dan Pemerintah Indonesia.

62 3.3. Sumber dan Jenis Data Sumber data utama dalam penelitian ini adalah informan kunci. Informan kunci adalah pihak-pihak yang karena pengalaman atau intensitasnya terlibat langsung dalam Formulasi Kebijakan Border Pass di Perbatasan Republik Demokratik Timor Leste dan Republik Indonesia. Selain itu informan kunci adalah pihak-pihak yang karena jabatanya menjadikan ia sebagai pihak yang kompeten untuk memberikan data yang diperlukan dalam penelitian ini. Untuk melengkapi data yang diperoleh dari informan (primer), maka diperlukan data pendukung (sekunder), seperti dokumen-dokumen resmi kerja sama, hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang dapat diperoleh melalui jurnal, buku, data statistisk atau sumber-sumber lainya yang relevan. Untuk menghindari terjadinya bias yang terjadi pada informan kunci (key informant bias) dalam penelitian ini, maka dilakukan triangulasi terhadap informasi yang diberikan oleh informan kunci baik wawancara maupun data-data informasi tetulis atau cetak. Triangulasi dilakukan dengan membandingkan antara data dan informasi yang didapat untuk diujikan validitasnya. 3.4. Teknik Penentuan dan Pemilihan Informan Informan ditetapkan berdasarkan kebutuhan data penelitian yaitu, informan yang dianggap kompeten, memiliki pemahaman yang komprenshif dan memadai tentang formulasi kebijakan border pass di Perbatasan Republik Demokratik Timor Leste dan Republik Indonesia, sebagai informan kunci. Dasar pemilihan ini karena dianggap merupakan representasi dari masing-masing pihak

63 yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini dan juga dianggap lebih memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih lengkap dalam memahami permasalahan Formulasi Kebijakan Border Pass di Perbatasan Republik Demokratik Timor Leste dan Republik Indonesia. Tabel 3.1. Daftar Informan No Informan/Nara Sumber Dikjen Kemenlu Timor Leste, Staf Ahli Presiden, Working Group on Border Issues pada Join Ministerial Comission for Bilateral Timor Leste dan 1 Republik Indonesia. 2 Duta Besar Republik Indonesia untuk Timor Leste Para LSM dan Stakeholder Pemerintah, seperti NGO Forum, Lao Hamutuk, 3 dan Yayasan HAK. 4 Kepala Departemen Kepolisian Imigrasi (PNTL)Timor Leste 5 Camat Sub-Distrik Balibo Distrik Bobobnaro Timor Leste 6 Camat Kecamatan Tasifeto Timur Kabupaten Belu Propinsi NTT. 7 Representasi Masyarakat penguna penguna Kartu Border Passs Berdasarkan petunjuk dari informan awal seperti pada tabel diatas peneliti mengembangkan penelitian ke informan lainnya, begitu seterusnya sampai penelitian dianggap cukup mendapatkan informasi yang dibutuhkan, proses penelitian semacam ini dianalogikan sebagai proses menggelembungnya bola salju (snow ball) 3.5. Instrumen Penelitian Keberadaan peneliti dalam penelitian kualitatif sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mengolah topik tersebut,

64 mengumpulkan data hingga analisis, menginterpretasikan dan menyimpulkan hasil penelitian. Dalam mengumpulkan data-data peneliti membutuhkan alat bantu yang disebut instrumen penelitian, maka pada penelitian ini peneliti mengunakan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara. Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penyelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian akan tetapi berdasarkan juga pada teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti 3.6. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan studi kepustakaan. 1. Wawancara Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan mengunakan pedoman wawancara. Menurut patton (1987) dalam proses wawancara dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak berbentuk pertanyaan yang eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (chek list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviewer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara

65 kongkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung. 2. Observasi Observasi merupakan teknik pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti pada isu-isu yang ditemukan dilapangan yang terkait dengan Formulasi Kebijakan Border Pass di Perbatasan Republik Timor Leste dan Republik Indonesia dalam Pencegahan Illegal Border Crossing. Ada dua hal yang perlu dilakukan dalam melakukan observasi di lapangan yaitu, informasi (apa yang terjadi) dan konteks (hal-hal yang berkaitan dengan sekitarnya) dan juga peneliti tidak hanya mencatat suatu kejadian atau peristiwa melainkan segala sesuatu atau sebanyak mungkin hal-hal yang diduga ada kaitanya dengan dengan topik penelitian, maka semakin banyak informasi yang didapat semakin banyak pula data yang dapat mendukung proses penelitian ini. 3. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan dan membaca buku-buku literatur yang ada hubungannya dengan topik penelitian untuk dijadikan wacana. Studi kepustakaan dilakukan untuk mendasari dukungan proses penelitian dan pengkajiannya dengan cara banyak membaca, membahas dan menelaah isi sejumlah buku, dokumen, makalah, diktat serta referensi yang dianggap relevan dengan topik dan objek penelitian.

66 3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Dalam penelitian ini, teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dalam beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Mengorganisasikan Data Data yang didapatkan langsung dari subjek melalui wawancara mendalam (in-depth interviewer), dimana data tersebut direkam dengan tape-recorder di bantu alat tulis lainnya kemudian dibuat transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tulisan secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang supaya dapat memahami jelas data atau hasil yang didapatkannya. 2. Kategori, Tema dan Pola Jawaban Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, disusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dalam melaksanakan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan, data yang relevan diberi kode dengan penjelasan singkat, kemudian dikelompokkan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat. Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal yang diungkapkan oleh responden.

67 Data yang telah dikelompokkan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting serta kata kuncinya, sehingga peneliti dapat menangkap pengalaman, permasalahan, dan proses yang terjadi pada subjek. 3. Mencari Alternatif Penjelasan Bagi Data Setelah kaitannya antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk kedalam tahap penjelasan dan berdasarkan kesimpulan yang telah dapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatu alternatif penjelasan lain tentang kesimpulan yang telah didapatkanya. Sebab dalam penelitian memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain, dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terpikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi dan teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran. 4. Menulis Hasil Penelitian Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis untuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakai adalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan data-data hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek dan significant other, dibaca

68 berulang kali sehingga penulis mengerti benar permasalahannya, kemudian dianalisis sampai mendapatkan gambaran mengenai pengahayatan pengalaman dari subjek, selanjutnya dilakukan interpretasi secara keseluruhan yang mana didalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian. 3.8 Validitas Instrumen Penelitian Validasi instrumen penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif, keduanya adalah sangat penting mengingat bahwa alat pengumpul data yang digunakan untuk menghimpun informasi penelitian tersebut agar mampu memperoleh data yang akurat, diperlukan validasi atau verifikasi. Validasi instrumen atau alat bantu dimaksudkan sebagai upaya peneliti untuk memperoleh keabsahan data hasil penelitian. Keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji validitas (credibality), reliabilitas (dependability), dan obyektivitas (confirmability). 1. Uji Validitas Uji validitas terkait dengan derajat kepercayaan data atau ketepatan data. Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan triangulasi data hasil penelitian, yaitu dikonsultasikan kembali data yang telah dianalisis kepada informan, kepada pembimbing dan kepada expert opinion/practisioner (Sugiyono, 2008:274). Uji validitas data penelitian kulitatif ini dapat digambarkan pada diagram berikut.

69 Gambar 3.1 Triangulasi Expert Judgment Expert Practitioner Informan Kunci Sumber : Sugiono, 2008:274. 2. Uji Reliabilitas Dependability terkait dengan derajat konsistensi dan stabilitas data, atau dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah data hasil penelitian kualitatif ini (Sugiyono, 2008:269). Uji dependability dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan audit terhadap proses yang dilakukan dalam suatu penelitian kualitatif. Proses ini dimulai dari menentukan masalah/fokus penelitian, memasuki lapangan, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat dibuktikan oleh peneliti (Sugiyono, 2008:277). 3. Uji Obyektivitas Confirmability terkait dengan derajat penegasan dan pengesahan data yang dihimpun dari para informan kunci dalam penelitian ini (Sugiyono, 2008:277). Data penelitian kualitatif dikatakan memiliki obyektifitas yang tinggi bilamana data hasil penelitian tersebut telah disahkan dan ditegaskan oleh

70 banyak pihak. Dalam penelitian kualitatif uji obyektivitas dan uji validitas (dependability) merupakan hal yang penting. Obyektifitas menjadi hal mendasar karena suatu penelitian tanpa dibarengi oleh tingkat kebenaran informasi yang tinggi, dimungkinkan hasil penelitian akan menjadi sia-sia belaka. Untuk itu dalam tahapan ini peneliti melakukan konsultasi daftar wawancara, FGD (Focus Group Discussion) dan panduan pengamatan kepada: a. Dosen pembimbing. b. Aktor pembuat kebijakan border pass c. LSM dan stakeholders terkait. Dengan melakukan validasi data melalui expert jugment, maka diharapkan instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini akan mampu memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dari proses triangulasi yang dilakukan peneliti, mulai dari merancang alat bantu pengumpul data penelitian, proses ke lapangan, proses pengumpulan data, proses analisis data, dan perumusan kesimpulan dan rekomendasi (Sugiyono, 2008:273). Dengan demikian, melalui proses konfirmasi dan triangulasi hasil-hasil penelitian pada para ahli yang dianggap kompeten dan relevan dengan fokus penelitian ini, maka credibality dan confirmability, serta obyektifitas yang diperoleh dari para informan kunci serta proses validasi dengan expert opinion dalam penelitian ini diharapkan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

71 3.8 Jadwal Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini berlangsung mulai dari bulan januari sampai dengan November 2013 dengan rincian kegiatan seperti dalam tabel berikut : Tabel 3.2. Jadwal Penelitian No. Kegiatan 1. Persiapan 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Penulisan Usulan Penelitian Konsultasi Usulan Penelitian Seminar Usulan Penelitian Penelitian Lapangan Interpretasi Data Penulisan Hasil Penelitian Konsultasi Hasil Penelitian 9. Ujian Tesis WAKTU PENELITIAN 2013 Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov