Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN METODE PERMAINAN KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Oleh: Rubiyani SDN 1 Sawahan Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh: Parliyah SDN 3 Watuagung, Watulimo, Trenggalek

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK DUA TINGGAL DUA TAMU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JARIMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERKALIAN PADA SISWA KELAS III SD

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ardi, 2013

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEKNIK KUPANG LIGITARANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 4 B SDN SIDOMEKAR 08 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya pembelajaran. Kesuksesan sebuah pendidikan dapat dilihat dari

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

Yayuk Jatining Rahayu 4

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKASISWA KELAS V SDN 2 KEDUNG MENJANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jeffry Gagah Satria Frigatanto

BAB I PENDAHULUAN. bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat

Oleh: Bakim SDN 2 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Charlina Ribut Dwi Anggraini

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Inayatul Uliya

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

Desi Rusnita SDN 08 Kepahiang

Kata-kata Kunci : metode kooperatif, kartu kalino, perkalian, matematika SD.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Penjumlahan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Media Tabel Perkalian pada Siswa Kelas IV SD Negeri Maahas

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

Suwarni 42. Kata Kunci: pembelajaran matematika, media manik-manik. 42 Guru Kelas IV SDN Tanggul Wetan 02 Jember

MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM KOORDINAT DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII-B SMP NEGERI 3 SUBANG

PENERAPAN MEDIA PAPAN FLANEL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SDN 1 PANJER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH MENGGUNAKAN ALAT PERAGA MANIK-MANIK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sasaran utama pendidikan di SD adalah memberikan bekal secara maksimal tiga kemampuan dasar yang

Kanti Sukowati 9. Kata Kunci: metode demonstrasi, hasil belajar. Guru Kelas VI A SDN Darungan 01 Kec. Tanggul

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PECAHAN MELALUI MEDIA KARTU PECAHANDI KELAS III SD NEGERI KYAI MOJO ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN MEDIA KOKAMI PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG LUAS BANGUN DATAR MELALUI KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SDN PATEMON 01 TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1)

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

JURNAL PUBLIKASI. Untuk Menenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENGGUNAAN GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS V SD INPRES 3 BESUSU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PEMAHAMAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN MEDIA BENDA-BENDA TERDEKAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KRANGGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK

PENGGUNAAN LKS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD 08 KEPAHIANG BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Oleh: Sri Nurwati Guru SDN I Karangayar, Trenggalek

Transkripsi:

218 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK BILANGAN PECAHAN MELALUI PERMAINAN KARTU BERWARNA PADA SISWA KELAS V SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SDN 2 TASIKMADU KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK Oleh: Yuniwati SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek Abstrak. Kesulitan mata pelajaran matematika sudah dikenal sejak lama. Banyak terdengar keluhan dari siswa bahwa pelajaran matematika tidak menarik, membosankan, bahkan menakutkan. Siswa tidak tertarik untuk belajar karena pelajaran matematika dirasa sulit dan tidak tampak kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Rendahnya pemahaman siswa diakibatkan siswa sendiri yang kurang tertarik terhadap pembelajaran yang disampaikan guru. Adapun upaya untuk meningkatkan ketuntasan belajar dalam pembelajaran matematika materi bilangan pokok pecahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan permainan kartu berwarna. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Tasikmadu semester II tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah siswanya sebanyak 14 siswa dengan rincian 7 siswa laki-laki dan 7 orang perempuan. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek kelas V pada mata pelajaran matematika materi bilangan pokok pecahan dengan menggunakan permainan kartu berwarna dapat disimpulkan bahwa penggunaan permainan kartu berwarna dapat meningkatkan aktivitas siswa dan ketuntasan belajar selama pembelajaran berlangsung. Hal ini juga didukung dengan data peningkatan ketuntasan belajar siswa. ketuntasan belajar dari siklus I, siklus II, selalu meningkat yaitu pada pratindakan = 59,03 siklus I = 69,33 dan nilai pada siklus II = 78,00. Kata kunci: ketuntasan belajar, pembelajaran matematika, materi bilangan pokok pecahan, permainan kartu berwarna Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dalam suatu bangsa, pendidikan merupakan faktor utama yang menentukan kemajuan bangsa. Suatu bangsa yang ingin maju harus memperhatikan mutu pendidikan masyarakatnya. Pembelajaran matematika diberikan mulai dari Sekolah Dasar (SD) untuk membekali siswa dengan kemampuan berfikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Matematika adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang ilmu hitung sehingga matematika disebut ilmu pasti. Matematika diajarkan di tingkat dasar sampai dengan tingkat menengah. Respon siswa pun beragam, ada yang suka dengan matematika namun tidak sedikit yang tidak suka dan tidak tertarik, bahkan takut dengan mata pelajaran matematika. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP, 2007) mendefinisikan matematika sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Per-

Yuniwati, Meningkatkan Ketuntasan Belajar Dalam Pembelajaran... 219 kembangan pesat di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan mencapai distrik. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Pembelajaran matematika di SD pada adalah kegiatan konkret. Siswa SD belum bisa diajari secara definisi. Lenterak (2011) menyatakan bahwa fungsi dari pembelajaran matematika di SD adalah untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Simbol penting untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang diterapkan. Simbolisasi menjamin adanya komunikasi dan mampu memberikan keterangan untuk membentuk suatu konsep baru. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya, sehingga konsep-konsep matematika tersusun secara hirarkis. Ada beberapa tujuan pembelajaran di SD menurut Lenterak (2011), antara lain: (1) mempersiapkan siswa untuk sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam kehidupan melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efektif; (2) mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan; (3) menambah dan mengembangkan keterampilan berhitung dengan bilangan sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari; (4) mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal untuk melanjutkan kependidikan menengah; dan (5) membentuk sikap logis, kritis, kreatif, cermat dan disiplin. Oleh karena itu, guru perlu menyiapkan strategi atau perencanaan mengajar secara matang agar pembelajaran bisa menyenangkan. Pembelajaran matematika diharapkan mampu mengembangkan siswa untuk bisa mengkonstruksi pemahamannya sendiri dengan guru sebagai fasilitator bukan sebagai sumber utama pembelajaran. Kesulitan mata pelajaran matematika sudah dikenal sejak lama. Banyak terdengar keluhan dari siswa bahwa pelajaran matematika tidak menarik, membosankan, bahkan menakutkan. Siswa tidak tertarik untuk belajar karena pelajaran matematika dirasa sulit dan tidak tampak kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran adalah adanya proses belajar pada diri seseorang dan di dalam dirinya terjadi suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya serta hasil belajar yang dapat dilihat secara langsung (Ainnurahman, 2009). Sedangkan Sagala (2010) berpendapat bahwa pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. dalam kegiatan pembelajaran tujuan yang ingin dicapai telah ditentukan sebelumnya, anak yang dikatakan berhasil adalah mereka yang dapat mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan sebelum proses belajar berlangsung. Rendahnya pemahaman siswa diakibatkan siswa sendiri yang kurang tertarik terhadap pembelajaran yang disampaikan guru. Metode yang digunakan lebih banyak menggunakan metode ceramah tanpa didu-

220 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 kung metode pembelajaran yang lain dan tanpa alat bantu mengajar yang bervariasi. Hal tersebut mengakibatkan pembelajaran yang monoton dan kurang melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa tidak tertarik terhadap pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran matematika terdapat berbagai materi, salah satunya adalah pecahan. Muhsetyo (2007:4) menyatakan bahwa pecahan pada prinsipnya menyatakan beberapa bagian dari sejumlah bagian yang sama. Seluruh jumlah bagian yang sama tersebut sama-sama membentuk satuan (unit). Adapun upaya untuk meningkatkan ketuntasan belajar dalam pembelajaran matematika materi bilangan pokok pecahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan permainan kartu berwarna. Permainan adalah cara penyajian bahan pengajaran dimana siswa melakukan untuk memperoleh atau menemukan pengertian konsep tertentu (Aman, 1985). Sebagai sebuah metode pembelajaran, metode permainan dapat dilakukan secara individu atau kelompok. Permainan dimaksud untuk membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusias. Selain itu, permainan digunakan sebagai bagian dari proses belajar, buka hanya untuk sekedar mengisi waktu luang. Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu aksi atau kejadian yang dialami sendiri oleh siswa, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi kesan yang mendalam. Tujuan penggunaan metode permainan kartu berwarna adalah untuk mengajarkan pengertian (konsep), menanamkan nilai, dan memecahkan masalah. Sedangkan manfaatnya yaitu membangkitkan minat siswa, mengembangkan rasa kerjasama siswa, dan mengembangkan kreativitas siswa. Kartu berwarna memiliki manfaat untuk mengkonkritkan ide-ide abstrak, memberikan perangsang yang sama, menyamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama, mengarahkan perhatian siswa pada satu titik fokus, memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara guru dengan siswa. Model dan warna kartu dibuat semenarik mungkin agar siswa memiliki daya tarik dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. METODE PENELITIAN Subyek penelitian adalah sejumlah orang yang ditunjuk untuk diteliti (Arikunto, 2006:145). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Tasikmadu semester II tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah siswanya sebanyak 14 siswa dengan rincian 7 siswa laki-laki dan 7 orang perempuan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan merupakan penelitian eksperimen berkesinambungan dan berkelanjutan. Alasan dilakukan berkelanjutan karena penelitian tindakan bermaksud menguji proses, sehingga kenyamanan dan kelancaran proses dirasakan oleh siswa sebagai pembelajaran yang menyenangkan serta materinya mudah dipahami. Siklus dalam tindakan kelas diawali dengan perencanaan (planning), penerapan tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection). Keempat langkah utama dalam PTK merupakan satu siklus dan dalam PTK siklus selalu berulang. Setelah satu siklus selesai, guru akan menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, dilanjutkan ke siklus kedua dengan langkah yang sama seperti pada siklus pertama. Berdasarkan

Yuniwati, Meningkatkan Ketuntasan Belajar Dalam Pembelajaran... 221 hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama guru akan kembali mengikuti langkah perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi pada siklus kedua. Di setiap siklus, peneliti menggunakan permainan kartu berwarna dalam pembelajaran matematika. Diharapkan siswa akan menjadi lebih bersemangat mengikuti pembelajaran, sehingga ketuntasan belajar akan lebih meningkat. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan pada hasil observasi. Sedangan analisis data kuantitatif dikenakan pada hasil tes. Untuk mengetahui persentase ketuntasan belajar seluruh siswa (P) dicari dengan rumus: P = n x 100% N Keterangan: P = persentase ketuntasan belajar n = jumlah siswa yang tuntas belajar N = jumlah seluruh siswa HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan, aktivitas siswa selama penerapan, dan bagaimana hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran dengan menggunakan permainan kartu berwarna. Secara keseluruhan penerapan permainan kartu berwarna berjalan dengan baik, meskipun ada beberapa hambatan yang dihadapi namun hambatan tersebut dapat diselesaikan pada pertemuan selanjutnya. Dalam proses pembelajaran siklus pertama pengenalan materi dilakukan dengan mengamati permainan kartu berwarna, kemudian dilanjutkan dengan guru memperagakan cara menggunakan kartu berwarna untuk menentukan bilangan pecahan, kemudian dilanjutkan dengan penilaian. Berdasarkan pengamatan hasil tes pada siklus I diperoleh hasil seperti pada Tabel 1. Berdasarkan hasil nilai ulangan setelah pembelajaran siklus I dengan menggunakan permainan kartu berwarna diperoleh hasil nilai rata-rata 69,33, sehingga pembelajaran pada siklus I menunjukkan hasil yang belum memuaskan. Pembelajaran dilanjutkan dengan melaksanakan siklus ke II. Dalam proses pembelajaran siklus II pengenalan materi dilakukan dengan permainan kartu berwarna untuk menentukan bilangan pecahan, kemudian dilanjutkan dengan penilaian. Berdasarkan pengamatan hasil tes pada siklus II diperoleh hasil pada Tabel 2. Tabel 1 Hasil Pengamatan Siklus 1 No Keaktifan Siswa Hasil / Kelompok 1 % 2 % 3 % 4 % Rata-rata (%) 1 Menggunakan alat 3 60 3 60 4 80 2 40 60 2 Cara bermain 4 80 3 60 3 60 3 60 65 3 Mencatat hasil permainan 3 60 4 80 4 80 3 60 75 4 Mengajukan pertanyaan 3 60 3 60 3 60 3 60 60 5 Laporan hasil diskusi 4 80 4 80 4 80 4 80 80 Tabel 2 Hasil Pengamatan Siklus 2 No Keaktifan Siswa Hasil / Kelompok 1 % 2 % 3 % 4 % Rata-rata (%) 1 Menggunakan alat 4 80 4 80 5 100 4 80 85 2 Cara bermain 5 100 4 80 4 80 4 80 85 3 Mencatat hasil permainan 5 100 5 100 5 100 5 100 100 4 Mengajukan pertanyaan 4 80 5 100 4 80 5 100 90 5 Laporan hasil diskusi 5 100 5 80 5 100 4 80 90

222 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 2, AGUSTUS 2016 Tabel 3. Rekap Hasil Pengamatan Siklus No Keaktifan Siswa Pra tindakan I II 1 Menggunakan alat 35% 60% 85% 2 Cara bermain 40% 65% 85% 3 Mencatat hasil permainan 30% 75% 100% 4 Mengajukan pertanyaan 40% 60% 90% 5 Laporan hasil diskusi 50% 80% 90% Pada siklus II ini diperoleh hasil yang cukup baik dan memuaskan dibanding dengan pratindakan dan siklus I, hal ini dapat dilihat dari hasil nilai yang semakin meningkat pada siklus II. Pada siklus II anak lebih mengusai menggunakan alat permainan. Berdasarkan tabel di atas ternyata diperoleh hasil keaktifan cenderung meningkat, hasil oleh siswa dirasakan bahwa pembelajaran matematika tentang bilangan pecahan menggunakan permainan kartu berwarna lebih menyenangkan, lebih mudah dipahami apa yang dijelaskan, menambah semangat, dan dapat mengurangi verbalisme. Sedangkan pemahaman siswa terhadap materi bilangan pecahan juga baik terbukti dari ketuntasan belajar dari siklus I, siklus II, selalu meningkat yaitu pada pratindakan = 59,03 siklus I = 69,33 dan nilai pada siklus II = 78,00. Dengan hasil nilai rata-rata tersebut, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan permainan kartu berwarna dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa tentang bilangan pecahan. Berikut grafik hasil peningkatan ketuntasan belajar siswa yang didapatkan dari hasil observasi belajar siswa dari pratindakan, siklus I dan siklus II. Series1; pra tindakan; 59,03 Series1; Siklus I; 69,33 Series1; Siklus II; 78 Gambar 1 Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar

Yuniwati, Meningkatkan Ketuntasan Belajar Dalam Pembelajaran... 223 PENUTUP Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SDN 2 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek kelas V pada mata pelajaran matematika materi bilangan pokok pecahan dengan menggunakan permainan kartu berwarna dapat disimpulkan bahwa penggunaan permainan kartu berwarna dapat meningkatkan aktivitas siswa dan ketuntasan belajar selama pembelajaran berlangsung. Hal ini juga didukung dengan data peningkatan ketuntasan belajar siswa. ketuntasan belajar dari siklus I, siklus II, selalu meningkat yaitu pada pratindakan = 59,03 siklus I = 69,33 dan nilai pada siklus II = 78,00. Dengan hasil nilai rata-rata tersebut, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan permainan kartu berwarna dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang bilangan pecahan. Saran Pembelajaran matematika yang selama ini dikatakan sulit akan dapat diatasi dengan mudah apabila anak-anak diberikan kesempatan berimprovisasi dengan media belajar yang telah disediakan terlebih dahulu oleh guru. Dengan melihat hasil pembelajaran menggunakan kartu berwarna sebagai media pembelajaran ini, tentunya hal ini dapat dikembangkan dengan pendekatan model atau variasi (inovasi) pembelajaran lainnya. DAFTAR RUJUKAN Ainurrahman. 2009. Strategi dalam Pembelajaran. Jakarta: CV Pustaka Ilmu. Aman, S. 1985. Pedoman Metode Penyajian Pendidikan Moral Pancasila dan Penerapannya. Jakarta: Depdikbud Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Depdikbud. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Lanterak. 2011. Pembelajaran Matematika di SD. (Online), (http://lenterakecil. com/ pembelajaran-matematika-di-sekolah-dasar/.), diakses 20 November 2014. Muhsetyo, G. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pendidikan. Bandung: Alfabeta.