III.Fisiologi Benih Sawit

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA

VI.SISTEM PRODUKSI BENIH

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Jurnal Mingguan Kegiatan Magang PPKS Marihat

I. PENDAHULUAN. Pemuliaan tanaman adalah suatu metode yang secara sistematik merakit

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 135/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.)

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini di. Divisi : Spermatophyta. Subdivisi : Angiospermae

SIMBOL SILSILAH KELUARGA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 247/Kpts/SR.120/6/2005 TENTANG. PELEPASAN VARIETAS KELAPA SAWIT Dx P TS 3 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

BAB IV PEWARISAN SIFAT

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 60/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN VARIETAS KELAPA SAWIT VARIETAS AA-DP TOPAZ 4 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit ( E. guineensis Jacq) diusahakan secara komersil di Afrika, Amerika

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 58/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG

INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT INDONESIA In House Training Profil Bisnis Industri Kelapa Sawit Indonesia Medan, Mei 2011

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

I. PENDAHULUAN. Sektor agribisnis kelapa sawit (elais guineensis jacq) di Indonesia tercatat memiliki

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 59/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN KELAPA SAWIT VARIETAS AA- DP TOPAZ 1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Ukuran Plot: 50 cm x 50 cm

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen

Gambar 1. 7 sifat kontras yang terdapat pada tanaman ercis

PRODUKSI BENIH PERKEBUNAN BAB I. BENIH SEBAGAI BAHAN TANAM

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. hutan Brazil dibanding dengan Afrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar adalah kelapa sawit. Industri kelapa sawit telah tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

TINJAUAN PUSTAKA Botani kelapa sawit

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu komoditas pangan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Persilangan Monohibrid Dan Dihibrd

Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex

I. PENDAHULUAN. berasal dari kacang tanah menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan

IMPLEMENTASI TEOREMA BAYES DALAM MENENTUKAN VARIETAS TANAMAN KELAPA SAWIT BERDASARKAN KETEBALAN TEMPURUNG DAN DAGING BUAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

Definisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim

I. PENDAHULUAN. Produksi tanaman tidak dapat dipisahkan dari program pemuliaan tanaman.

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL. Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

Simbol untuk suatu gen

Tanggal Kegiatan Divisi/Lokasi Pembimbing 1 16/02/2012 Tiba dilokasi magang. Bapak Kusnu Penjelasan teknis mengenai pelaksanaan magang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

MODUL MATA PELAJARAN IPA

PENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang

PRODUKSI DAN PEMASARAN BENIH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT MARIHAT, SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Pokok Bahasan 10: Pengamatan Panen. Tujuan Intruksional Khusus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hikam (2007), varietas LASS merupakan hasil rakitan kembali varietas

I. PENDAHULUAN. dibangun di Tanah Itam Ulu Sumatera Utara. Pada tahun 1977 Pabrik. Oleokimia pertama dibangun di Tanggerang dan pola PIR pertama

II. TINJAUAN PUSTAKA. ujung (tassel) pada batang utama dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai

Lampiran 1. Anak Daun Normal dan anak Daun Menggulung

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

Penerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika

Hukum Pewarisan Sifat Mendel. Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih,S.Pt.,MP

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan penjualan produk atau jasa yang diproduksi.

Suhardi, S.Pt.,MP. Genetika DALAM PEMULIAAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. sawit nasional karena kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan di Indonesia dan

BAB 1. PENDAHULUAN. kemakmuran rakyat. Paradigma ini makin menyadarkan para. pemangku kepentingan bahwa produk hasil hutan bukan kayu (HHBK)

TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah podzolik, latosol, hidromorfik

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

GENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs

II. TINJAUAN PUSTAKA. jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di kebun raya Bogor. Tanaman kelapa sawit

MENDELISME. Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Transkripsi:

III.Fisiologi Benih Sawit Kelapa sawit dibedakan ke dalam tiga tipe berdasarkan ketebalan cangkang (shell), karakter ini dikendalikan oleh gen mayor tunggal yang bertindak kodominan, karekteristik tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut :

Karakteristik dari tipe buah kelapa sawit Tipe Karakteristik Cangkang Cincin Serabut Genotype Dura (D) Tebal Tidak ada Sh + Sh + Tenera (T) Tipis Ada Sh + Sh - Psifrera(P) Tidak ada Ada Sh Sh -

Bagian-bagian buah kelapa sawit kernel mesocarp endocarp

Penggolongan tanaman kelapa sawit berdasarkan struktur internal buah: dibedakan Tipe Dura: Ketebalan cangkang 2-8 mm, bersifat homozigot dominan (Sh+Sh+) Memiliki daya adaptasi dan daya gabung yang baik Tandan besar Mesocarp antara 35 50% (RATIO MESOCARP KE BUAH 20%- 65%) Digunakan sebagai pohon induk KERNEL 5% - 10%

DELI dura VARIANT DURA DENGAN EKOLOGI YANG BERBEDA KERNEL 4%- 10% MESOCARP SAMPAI 65% DUMPY DURA VARIANT DARI DELI PALM, ditemukan oleh Jagoe (1952) diantara Deli Palm di Malaya pertumbuhan meninggi lambat Mutant Katai

Tipe Pisifera Cangkang tipis atau tidak bercangkang (TIDAK MEMILIKI ENDOCARP) bersifat homozigot resesif (Sh-Sh-), KERNEL KECIL (5% - 10%) Ratio mesocarp ke buah besar 95% Bunga betina steril (female sterile),sehingga digunakan sebagai induk jantan( male parent) Bunga jantannya digunakan untuk membuat persilangan dengan bunga betina Dura menghasilkan Tipe Tenera

PISIFERA

TENERA Merupakan hibrid antara dura dan pisifera Cangkang tipis (0.5 4mm), Bersifat heterozigot (Sh + Sh - )

Berdasarkan pada ketebalan cangkang X DURA Sh + Sh + PISIFERA Sh Sh - TENERA Sh + Sh -

Buah kelapa sawit berdasarkan morfologi buah dibedakan atas: Normal yaitu tidak ada carpel di sekitar buah Mantled yaitu terdapat carpel di sekeliling buah (karpel tambahan) atau dikenal sebagai Diwakkawakka atau Poissonii

TIPE MANTLED POISSONII DIWAKKAWAKKA

Penggolongan tanaman kelapa sawit berdasarkan warna exocarp: 1. Nigrescens Warna buah lembayung (violet) sampai hitam waktu muda, sesudah matang berubah menjadi merah kuning (orange) Mengandung anthocyanin 2. Virescens Warna buah hijau waktu muda tidak mengandung anthocyanin, sesudah matang berubah menjadi merah kuning 3. Albescens Waktu muda berwarna kuning dan pucat karena mengandung sedikit karoten Warna eksternal buah nampaknya tidak berpengaruh terhadap kualitas minyak dan sifat-sifat tersebut umumnya tidak diperhatikan dalam seleksi. Jenis virescens relatif jarang meskipun jenis tersebut bersifat dominan

Perkembangan lignifikasi dari cangkang diwariskan secara kuantitatif dan dikendalikan oleh banyak gen, sehingga timbul berbagai variasi ketebalan cangkang di dalam masing masing tipe Didalam proses reproduksi hanya satu yang hadir pada gamet atau sel kelamin, selama proses pembuahan, kedua gamet dari tetua jantan dan betina bersatu kembali dan tergantung kepada konstitusi genetik, genotype keturunan mungkin sama atau berbeda dengan tetuanya

Pengertian yang jelas terhadap pewarisan sifat ketebalan cangkang buah membawa kesadaran tentang pentingnya penggunaan benih D x P dari sumber tanaman tetua yang baik (dura, tenera, maupun psifera), Tenera yang mempunyai kandungan minyak lebih banyak dibandingkan dura sebesar 30% merupakan varietas standar yang lebih disukai sebagai material tanaman komersial: 1. Persilangan Dura dan Psifera. Untuk produksi benih tenera dilakukan persilangan antara tetua dura dengan tetua psifera yang akan menghasilkan 100% tenera 2. Persilangan Bebas (Tenera dan Tenera) Untuk memperoleh benih tenera dari persarian bebas antara tenera dan tenera mengakibatkan turunnya hasil karena terjadi silang dalam (inbreeding), produksi tandan yang rendah karena adanya pesifera serta produksi minyak yang rendah karena adanya dura, produktifitas benih liar yaitu benih yang di peroleh dari persarian bebas, diperkirakan hanya mencapai 50% dari produktifitas benih legitim D x P atau lebih rendah lagi

3 Perubahan strategi penggunaan material tanaman pada industri kelapa sawit Indonesia dilakukan dengan hati hati dan selalu berdasarkan data dan informasi yang jelas, hal ini dapat terlihat dari penggunaan material tanaman di perkebunan kelapa sawit yang sampai tahun 1970 masih menggunakan material D x D; T x D; atau D x T sebagai sumber benih, dan dengan adanya data bahwa rendemen pabrik (Industrial extraction rate) dari materia D x P adalah 20 30% lebih tinggi dari material D xd ; T x D atau D x T maka sejak tahun 1971 semua perkebunan menggunakan material D x P sebagai sumber benih

Untuk menilai kualitas benih kelapa sawit D x P yang dihasilkan oleh produsen penghasil benih (PPKS, Londsum dan Socfindo) perlu diperhatikan hal - hal sebagai berikut : 1. Silsilah keturunan 2. Standar seleksi yang digunakan 3. Proses produksi benih 4. Profil produksi 5. Komponen minyak 6. Karakteristik sekunder 7. Kepekaan terhadap penyakit

. Pemilihan persilangan dengan genitor dilakukan bertahap sesuai dengan urutan prioritasnya yaitu : 1. Tahap Pertama Pemilihan dilakukan terhadap produksi minyak/ha yang di hitung dengan menggunakan dua faktor koreksi yaitu rendemen pabrik di hitung dengan mengkalikan prosentase minyak per tandan dengan faktor koreksi 0,855 dan produksi TBS di hitung dengan dasar 130 tanaman/ha (pada populasi 143 pohon/ha) atau bisa juga 123,5 tanaman /ha pada (populasi 130 pohon/ha). Produksi minyak per ha diperoleh dengan cara mengkalikan produksi TBS dengan rendemen pabrik periode 6 9 tahun, yang dianggap dapat menggambarkan potensi produksi selama masa ekonomis tanaman, dan ini merupakan prioritas utama untuk diperhatikan 2. Tahap Kedua Pemilihan dilakukan dengan mengenyampingkan semua persilangan persilangan yang laju pertumbuhannya meninggi sangat cepat, persilangan yang mempunyai laju pertumbuhan meninggi >85 cm/thn tidak dipilih.

3.Tahap Ketiga. Pembuatan rancangan persilangan dilakukan terutama untuk menghindari adanya projeni yang peka terhadap penyakit tajuk, karena penyakit tajuk disebabkan oleh satu gen resesif, maka ditekankan untuk mengawinkan genitor-genitor unggul tetapi tetap peka terhadap penyakit tajuk dengan genitor lain yang resisten dan mempunyai susunan genotype homozygot dominan.