TEREMP A YANG TERUS DI EMPAI<'



dokumen-dokumen yang mirip
MASYARAIZAT LANON -7-

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

MELAYU YANG CINA CINA TAK MELAYU

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering membicarakan kebudayaan. Budaya

BAB IV KESIMPULAN. Secara astronomi letak Kota Sawahlunto adalah Lintang Selatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

RESUME PENELITIAN PEMUKIMAN KUNO DI KAWASAN CINDAI ALUS, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dari Tuhan Yang Maha Esa. Ketersediaan tanah sebagai sebagai sumber

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya alam ialah suatu sumberdaya yang terbentuk karena kekuatan

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. kearifan. Tradisi Mesatua di Bali lambat laun semakin tergerus dengan roda

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

: Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan. b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

I. YOSUA TELAH MENAATI SEMUA PERINTAH ALLAH

DINAMIKA DUA KOTA TAMBANG : Perubahan sosial dan munculnya Tambang Rakyat di Sawahlunto Sumatera Barat dan Sungai Liat Bangka Pada Masa Reformasi

GAMBARAN UMUM SUKU BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah adalah suatu kejadian nyata masa lalu ataupun suatu perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dulu telah merdeka bahkan jauh sebelum indonesia merdeka.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

Andalah Yang Bertanggung Jawab (You Are Responsible!) Oleh: K. Sri Dhammananda

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, bahasa, budaya. Kemajemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meliputi segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah

BAB V PENUTUP. didalam ranah kajian ilmu-ilmu sosial bahkan hingga saat ini. Berbagai macam jenis

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, yang di

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

Sambutan Presiden RI pd Penganugerahan Gelar Kehormatan Adat Budaya Banjar tgl. 24 Okt 2013 Kamis, 24 Oktober 2013

MELAYU SEBAGAI AKAR TRADISI NUSANTARA. Harnojoyo. S.sos (Plt. Walikota Palembang)

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

Mengajarkan Budi Pekerti

KEBAHAGIAAN (HAPPINESS) PADA REMAJA DI DAERAH ABRASI

Rumusan Isu Strategis dalam Draft RAN Kepemudaan PUSKAMUDA

Cover Page. The handle holds various files of this Leiden University dissertation.

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia ternyata tidak

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Kuantan Singingi termasuk kepada daerah Melayu

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

CATATAN SINGKAT TENTANG ISTANA SAYAP DI PELALAWAN

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

Gambar 2.1 organik dan anorganik

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang perorang antar generasi. Konflik tersebut sering muncul antar tetangga,

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Kisaran terbagi menjadi dua kecamatan yaitu Kecamatan Kisaran Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum masyarakat nelayan desa pesisir identik dengan kemiskinan,

IDENTITAS NASIONAL Pengertian Identitas Jenis Identitas Atribut Identitas

D. Dinamika Kependudukan Indonesia

MENGATAI KATA-KATA Oleh Aprinus Salam

MTPJ Juli 2014 ALASAN PEMILIHAN TEMA

1. Kebakaran. 2. Kekeringan

Kajian Pakaian penghulu Minangkabau

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

PROFIL KECAMATAN BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia. Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sehingga kita dapat memberikan arti atau makna terhadap tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara

ini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

Bimbingan Ruhani. Penanya:

Nama saya Andy. Saya lahir dan besar di Kota

Membangun Wilayah yang Produktif

SAMBUTAN WALIKOTA BANDUNG PADA ACARA PERINGATAN HARI JADI KE-204 KOTA BANDUNG TAHUN 2014

Lima Belas Tahun Tidak Lama

Bab 2. Kegiatan. M e n u U t a m a. Peta Konsep. M e n u T a m b a h a n. Kegiatan. Memahami petunjuk dan cerita anak. Bercerita dan menanggapi

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG

BAB I PENDAHULUAN. bahu-membahu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidupnya.

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

Written by Administrator Sunday, 17 November :00 - Last Updated Wednesday, 26 March :12

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Suku Banjar termasuk suku bangsa di negeri ini, selain memiliki kesamaan

BAB I PENDAHULUAN. peran orang tua sebagai generasi penerus kehidupan. Mereka adalah calon

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan pemahaman pada Bab I-IV, maka pada bagian akhir tesis ini terdapat

Transkripsi:

TEREMP A YANG TERUS DI EMPAI<' Al-kisah tertulis dalam sejarah Siantan bahwa asal muasal nama terempa merupakan hasil observasi Iapangan yang dilakukan oleh pangeran Merta dan Datok Kaya Dewa Perkasa yang pada saat itu rnerupakan tanah belum bernama. [\ walnya ada dua lokasi yang ingin dijadikan sebagai pusat pengembangan wilayah oleh Datuk Kava Dewa Perkasa karena markas di gunung Kute sudah tidak mampu lagi menampung pertumbuhan dan perkembangan penduduk. Lokasi yang merupakan hasil survey Pangeran Merta yaitu sebuah Teluk ( kini Antang ) dan sebuah hulu sungai yang mengkandaskan perahu pangeran Merta. Ketika Datok Kava Dewa Perkasa terjun Iansung ke lokasi maka beliau lebih setuju dengan lokasi yang kedua namun Panger an Merta Iebih coeok dengan lokasi yang pertama. _Agar tidak terjadi silang sengketa maka diadakan perundingan yang berujung pada uji lo kasi yakni dengan eara timbang tanah ( berdasarkan usul DKDP, - S6 -

Terempa yang terus di Empak ti " ~ I i- t t l yang memakai adat tanah kelahirannya yakni Karnboja ) karen a tanah yang ditimbang sarna berat, maka cara yang kedua diusulkan oleh Pangeran Merta yakni dengan cara merempak atau menggigit batu di dua lokasi tersebut. Batu mana yang bisa digigit lokasi itulah yang paling tepat ( cara ini biasa dilakukan di Brunai sebagai tempat kelahiran Pangeran Merta ) Setelah dilakukan maka di lokasi kedua yang batunya bisa di rempak sehingga mereka sepakat menamakan terempak yang kemudian terus berkembang sesuai dengan tutur masyarakat menjadi terempa. Inilah sepenggal kisah berawalnya nama ibukota kecamatan Sian tan dengan sebutan terempa bukan tarempa atau tarempak. Namun terlepas dari bayangan historis masa lalu, yang justru harus dilakukan saat ini adalah me ne laa h bagaimana sebetulnya realitas masa kini yang tengah terjadi di kota terempa. Apakah uji material yang dilakukan oleh nenek moyang dulu selanjutnya menjadi kenyataan sejarah, bahwa kelahiran kota terempa memang disiapkan untuk bahan empakan, untuk dikunyah, digigit dan dilumat oleh anak manusia? ataukah batu merupakan simbol dari kerasnya aura negatif yang bermukim dilokasi ini sehingga untuk menetralisirnya harus diempak, dikunyah dan dihancurkan? Yang pasti terempa yang dulunya dibangun dengan segenap energi baik cultural, agamis, metafisis bahkan - 57 -

Rantau Berkabut supra natural, kini bagaikan kota yang layu, usang, penuh luka dan hampir mati. Identitas kultur Melayu yang dulunya disemai, dipupuk dan dijaga oleh nenek moyang semakin kehilangan rohnya. Nilai agamis yang dulunya ditabur dan dipupuk oleh alim ulama dari negeri seberang bahkan telah mampu melahirkan kiyai kaliber dunia yang pernah bermukim dan berdakwah di tanah suei Mekkah, nampaknya hanya meninggalkan sisa-sisa tanah yang mulai mengering sebab akar-akarnya saja hampir tidak berbekas. Aspek metafisis yang dulunya ken tal dan menghiasi kehidupan puak Melayu di rantau ini telah sirna. Agaknya yang tersisa hanyalah ruang supra natural yang eendrung mistik, syirik dan menjerumuskan masyarakat pada nilai-nilai negatif baik dalam proses interaksi kepada sang peneipta maupun sesama manusia. lnilah realitas masa kini yang sedang dial ami kota terempa. Terempa memang tengah dimakan dan diempak oleh zaman sebab generasi sekarang tidak lagi meneruskan warisan luhur yang telah ditanamkan oleh para pendahulu. Yang lebih menyedihkan kota mungil terempa tidak hanya diempak oleh komunitas.masyarakat yang sudah kabur identitasnya, namun juga terus-menerus digrogoti dan dieabik-eabik oleh penguasa, para perampok, para politikus busuk, pata kapitalis dan sebagainya. Sebab lahir kenyataan kuat bahwa penguasa terempa yang memang umumnya bukan keluar dari rahim terempa, hampir tidak pernah melakukan upaya-upaya - 58 -

Terempa yang terns di Empak kongkrit menuju sebuah perubahan, perbaikan dan, masyarakat yang lebih maju dan berkualitas. Penguasa yang bermukim disini, dari waktu kewaktu hanya berupaya untuk menumpuk karun, mengisi pundi-pundi harta rneski terkadang harus melakukan tindakan kontra produktif dengan peranan mereka sebagai abdi dan pelayan masyarakat. Tidak segan-segan mereka menggunakan kekuasaannya untuk menekan, menakuti, dan mengompas masyarakat karena mumpung berada didaerah basah yang masyarakatnya sangat toleransi alias masa bodoh dan menerima apa adanya, masa tidak lama jadi sebelum dipindah atau minta pindah bank saku harus benar-benar terisi meski dengan cara tak beradat. Belum lagi kaum kapitalis dari berbagai jenis khususnya Cina yang dari zaman ke zaman hanya tahu menghitung berapa keuntungan dan lab a yang diperoleh hari ini, tanpa mau perduli bagaimana kondisi masyarakat, rakyat dan suku asli terernpa yang penting untung. Dilaut kapal-kapal asing terus merompak kekayaan laut terempa tanpa kenal ampun bahkan dimusim gelombang menggunungpun mereka terus merompak. Didarat perompak terus membabat lahan, hutan dan alam termasuk mengkapling lahan yang seharusnya menjadi warisan rakyat terempa. Tak ketinggalan para politisi busuk juga bermunculan dan ikut mengunyah dan rnencabik-cabik wajah terempa, lalu jika ini terus dibiarkan apa yang selanjutnya akan terjadi? Tentu jawabannya sederhana, terempa akan benarbenar habis, tamat alias khatam karen a dari zaman ke - 59 -

Rantau Berkabut zaman terus diempak, digigit dan dikunyah-kunyah tidak akan ada yang tersisa. Jika zaman dahulu hanya batu yang diempak, maka kini hampir mengena dalam segala aspek kehidupan. Bukan hanya batu, tapi hutan, tanah, laut, bangunan dan segenap orang terempa akan habis menjadi bahan empakan yang nampaknya masih empuk dan enak untuk dikunyah dan dilumatkan. Yang tragisnya anak jati terempa hari ini, tidak bisa lagi mendirikan bangunan atau bahkan gubuk kecil di sepanjang pinggiran pantai terempa, karena bukan hanya diernpak tapi sudah dimakan oleh lintah darat, lintah laut, dan entah lintah apa lagi namanya termasuk hutan tak bisa lagi dihuni karen a sudah dicap sebagai menu hidangan untuk jadi santapan. Selagi semua b elum terlambat, maka menjadi kewajiban bersama untuk kembali membangun terempa tentu dengan segenap kekuatan yang dulunya pernah memayungi tanah pusaka ini. Kekuatan cultural harus kembali dilapisi dan dilem sehingga benar-benar menjadi pelapis dan filter masyarakat dalam menghadapi berbagai pengaruh negatif yang terus menyerang wilayah ini. Tentu identitas melayu yang selama ini membingkai kultur rantau ini, harus segera dihidupkan. Melayu yang bukan hanya pasrah terhadap segenap perobahan akan tetapi melayu yang bernas, berisi, dan bernilai. Melayu yang dihiasi dengan semangat Islam, dengan ruh agamis sehingga mampu menjadikan wilayah ini kebal terhadap berbagai macam serangan. - 60

Terempa yang terus di Empak Jika indentitas kultur yang melapisi rantau ini menebal dan mengeras kembali, maka apapun gigitan, empakan dan musuh zaman tidak akan mempan mengigit dan meneabik-eabik masyarakat dan daerah kita. Disamping identitas Melayu dan nilai Islami dipertebal kembali, etos kerja atau semangat kerja harus diperkuat kembali. Puak terempa harus berani merebut peluang-peluang ekonomi dan bersaing dengan para pendatang yang telah eksis menancapkan taringnya dirantau ini. Tentu dengan persaingan yang sehat dan berkualitas, jangan sampai niat yang tulus untuk memperbaiki nasib dan masa depan terempa yang sudah terkoyak-koyak, lalu dilakukan dengan cara-eara yang tidak sehat, tidak bermoral tidak bermartabat, lagi. dan tentu resikonva kita akan lebih haneur -. Selanjutnya disamping segenap komponen masyarakat terus-menerus secara bersama dan konsisten melakukan berbagai perubahan dan penebalan serta pelapisan budaya, ekonomi politik dan sevaganya sehingga menjadi padat dan tahan terhadap berbagai empakan serta kunyahan, maka pemerintah juga memiliki kewajiban yang tidak kalah ringan dalam menata kembali berbagai kebijakan, system dan aturan main yang tentunya lebih berpihak pada masyarakat. Tentu dalam konteks potensi daerah, membiarkan terempa terus-menerus menjadi bahan ernpakan hingga sampai pada titik puncak terempak akan benar-benar habis, akan memberikan pengaruh negatif dan merusak citra rantau Natuna, bukan - 61 -

Rantau Berkabut hanya itu dampak SOS10 kultur, ekonomis maupun psikologis akan dirasakan. Akhirnya marilah kita jaga terempa dan kita lakukan upaya semaksimal mungkin agar terempa, benar-benar menjadi pus at Bandar yang sangat berpotensi di rantau irri, bukan hanya Bandar ekonomi, melainkan Bandar budaya, politik dan sebagainya yang memang pernah dialami dirantau ini. Dan jika masih ada yang hanya sekedar menjadikan terempa sebagai bahan empakan, kunyahan silakan angkat kaki dari bumi terempa, sebab anak jati belumlah lenyap, tuah negeri belumlah habis. - 62 -