PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS. TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI)

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

GDS (datang) : 50 mg/dl. Creatinin : 7,75 mg/dl. 1. Apa diagnosis banding saudara? 2. Pemeriksaan apa yang anda usulkan? Jawab :

BAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan irreversibel akibat berbagai penyakit yang merusak nefron

BAB VI PEMBAHASAN. Selama penelitian bulan Januari 2010 Desember 2010 terdapat 77 neonatus

a. Cedera akibat terbakar dan benturan b. Reaksi transfusi yang parah c. Agen nefrotoksik d. Antibiotik aminoglikosida

MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMF Ilmu Kesehatan Anak Sub Bagian Perinatologi dan. Nefrologi RSUP dr.kariadi/fk Undip Semarang.

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

Author : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan ginjal akut (GnGA), dahulu disebut dengan gagal ginjal akut,

Dr.HM.Bambang Purwanto, dr. SpPD-KGH, FINASIM. Divisi Ginjal & Hipertensi Lab/SMF IPD FK.UNS / RSUD Dr.Moewardi Surakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAGAL GINJAL Zakiah,S.Ked. Kepaniteraan Klinik Interna Program Studi Pendidikan Dokter FKK Universitas Muhammadiyah Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang tinggi dan seringkali tidak terdiagnosis, padahal dengan menggunakan

Gagal Ginjal Akut pada bayi dan anak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan sindrom klinis yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bagian Ilmu Penyakit Dalam, sub

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

PRINSIP MANAJEMEN PENYAKIT GINJAL KRONIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL TAHUN

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit gagal ginjal adalah kelainan struktur atau fungsi ginjal yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

68 Gagal Ginjal Kronik (GGK)

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Aplikasi Farmakokinetika Klinis Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kunci keberhasilan terapi dengan menggunakan obat adalah ditentukan dari

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu gangguan pada ginjal ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Acute kidney injury (AKI) telah menjadi masalah kesehatan global di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis didefinisikan sebagai adanya infeksi bersama dengan manifestasi

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

BAB I PENDAHULUAN. 1 P a g e

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG TERJADI PADA PASIEN DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar

DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK. Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Disease: Improving Global Outcomes Quality (KDIGO) dan the Kidney Disease

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

TUTORIAL SKENARIO B BLOK X 1.1 Data Tutorial : dr. Nia Ayu Saraswati

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

Diabetes Mellitus Type II

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan aliran udara yang menetap pada saluran napas dan bersifat progresif.

PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI SELAMA DIALISIS DIALYSIS DISEQUILIBRIUM SYNDROME (DDS) Imam Hadi Yuwono PD. IPDI Jawa Tengah

Waspada Keracunan Phenylpropanolamin (PPA)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN

TATALAKSANA MALARIA. No. Dokumen. : No. Revisi : Tanggal Terbit. Halaman :

KETOASIDOSIS DIABETIK

KETOASIDOSIS DIABETIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara pendekatan, observasi, pengumpulan data dan faktor resiko

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Anemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

Peningkatan kadar kreatinin serum 24 jam setelah tindakan intervensi koroner di RSUP.H. Adam Malik Medan.

TERAPI CAIRAN MAINTENANCE. RSUD ABDUL AZIS 21 April Partner in Health and Hope

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan suatu keadaan klinis

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

Bab 2 Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

ASIDOSIS RESPIRATORIK

BAB V HASIL PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Januari 2010 sampai dengan

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian.

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB 1 PENDAHULUAN. kerap kali dijumpai dalam praktik dokter. Berdasarkan data. epidemiologis tercatat 25-35% wanita dewasa pernah mengalami

MAKALAH KOMA HIPERGLIKEMI

BAB 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

BAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga diperlukan penanganan dan pencegahan yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1,2. penyebab mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir dan akan membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. bersifat progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk

Gambaran Klinis Glomerulonefritis Akut pada Anak di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Transkripsi:

PELATIHAN NEFROLOGI MEET THE PROFESSOR OF PEDIATRICS TOPIK: Tata laksana Acute Kidney Injury (AKI) Pembicara/ Fasilitator: DR. Dr. Dedi Rachmadi, SpA(K), M.Kes Tanggal 15-16 JUNI 2013 Continuing Professional Development (CPD) Knowledge Skill Untuk Fasilitator KASUS ANAK ARIN

JUDUL: GANGGUAN GINJAL AKUT PENDAHULUAN: Selamat datang pada pelatihan (CPD) mengenai Gagal Ginjal Akut (Acute kidney injury/aki). Kasus anak Arin merepresentasikan pembahasan mengenai Gangguan Ginjal Akut (Acute kidney injury/aki). Pembahasan ini didesain untuk peserta agar mempelajari hal sekitar gagal ginjal akut. Fokus utama dari kasus ini adalah pengenalan pada gagal ginjal akut/ AKI menurut definisi, faktor risiko, etiologi, klasifikasi (kriteria RIFLE), komplikasi, dan gejala klinisnya serta penanganannya. SINOPSIS KASUS Anak Arin menderita gagal ginjal akut karena sepsis dan nefrotoksik akibat pemberian antibiotika, menyebabkan oligouria, asidosis metabolik, dan hiperkalemia. Kasus ini hanya memfokuskan pada aspek genitouriner dari gagal ginjal, dan tidak menekankan pada aspek infeksi atau sepsis. TUJUAN KASUS Setelah menyelesaikan kasus anak Arin ini, peserta akan mampu untuk: 1. Mendefinisikan produksi urin normal 2. Mendefinisikan oligouria, poliuria, dan anuria dan penyebab dari kelainan ini 3. Mendefinisikan, mengklasifikasikan, menjelaskan stage dari GgGA dan setiap manifestasi klinis 4. Mengenal pemeriksaan fisik, gambaran laboratorium dari GgGA 5. Menjelaskan patogenesis dari tingginya kadar ureum dan kreatinin pada GgGA (menjelaskan mekanisme ekskresi ureum) 6. Menjelaskan hemostasis kalium normal, abnormal dan faktor-faktor yang menyebabkan hiperkalemia, tanda dan gejala hiperkalemia. 7. Menjelaskan perubahan elektrokardiogram pada hiperkalemia 8. Menjelaskan hemostasis asam basa dan elektrolit (menjelaskan proses-proses utama yang dapat menyebabkan asidosis metabolik). 9. Menjelaskan terapi GgGA, penanganan konservatif dengan restriksi cairan dan dietetik, koreksi asidosis metabolik dan hiperkalemia, penyesuaian dosis obat-obatan, dan terapi pengganti ginjal: hemodialisis dan peritoneal dialisis akut).

KASUS: Ketika Anda di UGD RSHS sedang bekerja sebagai dokter jaga, datang Arin, seorang anak perempuan umur 5 tahun datang diantar ibunya dengan keluhan buang air kecil yang sedikit hanya 2 kali dalam 1 hari, sebelumnya buang air kecil normal. Keluhan didahului adanya panas badan yang mendadak tinggi sejak 10 hari sebelum dibawa ke RSHS. Dia juga mengeluh nafas cepat, lemah, dan fatigue, dan menurut keluarganya arin sering terlihat tertidur. Penderita sebelumnya sudah dirawat di suatu rumah sakit sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit dan telah diberikan antibiotika. Pada pemeriksaan fisik ditemukan perempuan 5 tahun, BB 20 kg, TB 108 cm, keadaan umum: tampak sakit berat, kesadaran penderita tampak menurun (somnolen). Tekanan darah 120/90 mmhg, nadi 120x/mnt cepat kuat, respirasi 56 x/mnt cepat dan dalam, dan suhu 39,4 C. Hepar teraba 3 cm bawah arcus costarum. Tampak anemia, tidak ada crackles, tidak ada pembesaran jantung. Bunyi jantung regular. Hasil laboratorium: Hb 8,6 g/dl, leukosit 33.600/mm3, trombosit 102.000/mm3, hitung jenis didapatkan limfositosis, morfologi darah tepi terdapat hipersegmentasi, granular toksik, ureum 108 mg/dl, kreatinin 4,7 mg/dl, gula darah sewaktu 84 mg/dl, elektrolit Na 133 meq/l, K 6,6 meq/l, SGOT/SGPT : 69/42 U/L Urine rutin : keruh, warna kuning kecoklatan, eritrosit 0-2/LPB, lekosit 1-2/LPB, granular cast (+) Analisis gas darah: ph 7,245, po2 94 cmh2, HCO3-7 meq/l. EKG: Gelombang T tinggi dan runcing dan QRS kompleks melebar EKG: Gelombang T tinggi dan runcing dan QRS kompleks melebar Setelah diagnosis ditegakkan sebagai Gangguan ginjal akut karena sepsis dan nefrotoksik akibat pemberian antibiotika, pada penderita ini diberikan koreksi hiperkalemia dan asidosis metabolik dan untuk mengatasi penyebab gagal ginjal akutnya harus diatasi sepsisnya dengan pemberian antibiotika yang tidak bersifat nefrotoksik. Penutup: Tatalaksana pemberian antibiotika yang tidak nefrotoksik, tatalaksana asidosis metabolik, dan hiperkalemia menyelamatkan fungsi ginjal penderita ini dan sehingga dialisis tidak diperlukan.

Halaman 1 Ketika Anda di UGD RSHS sedang bekerja sebagai dokter jaga, datang Arin, seorang anak perempuan umur 5 tahun datang diantar ibunya dengan keluhan buang air kecil yang sedikit hanya 2 kali dalam 1 hari, sebelumnya buang air kecil normal. Keluhan didahului adanya panas badan yang mendadak tinggi sejak 10 hari sebelum dibawa ke RSHS. 1. Tentukan masalah anak Arin Masalah anak Arin adalah: produksi urin yang sedikit 2. Apakah hipotesis anda dan berikan alasannya? 1. Oligouria 2. Anuria 3. Keterangan lain apa yang anda perlukan? Pedoman pertanyaan untuk peserta: 1. Apakah definisi dari produksi urin normal? 2. Apakah definisi dari oligouria dan anuria dan etiologinya?

Halaman 2 Dia juga mengeluh nafas cepat, lemah, dan fatigue, dan menurut keluarganya Arin sering terlihat tertidur. Penderita sebelumnya sudah dirawat di rumah sakit lain sejak 7 hari sebelum dibawa ke RSHS dan telah diberikan obat antibiotika. Pada pemeriksaan fisik didapat BB 20 kg, TB 108 cm, keadaan umum: tampak sakit berat, kesadaran penderita tampak menurun (somnolen). Tekanan darah 120/90 mmhg, nadi 120x/mnt cepat lemah, respirasi 56 x/mnt cepat-dalam, dan suhu 39,4 C. Hepar teraba 3 cm bawah arcus costarum. Tampak anemia, tidak ada crackles, tidak ada pembesaran jantung. Bunyi jantung regular normal. 1. Apakah masalah lain yang ada pada penderita ini? - Nafas pendek dan cepat dan frekuensi respirasi yang dalam - Kelemahan, fatigue, penurunan kesadaran - Panas badan - Anemia - Hepatomegali - Riwayat pemberian antibiotika sebelumnya 2. Konfirmasi hipotesis anda? - Dispnea (pernafasan Kussmaul) - Sepsis - Nefrotoksik 3. Informasi lain apa yang anda perlukan? Kemukakan alasannya Pertanyaan petunjuk untuk peserta: 1. Definisikan nafas pendek (dyspnea) dan tipe-tipe pernafasan 2. Definisikan anemia dan hepatomegali 3. Jelaskanmengapa terjadi suhu tubuh yang meningkat (39,5 o C) 4. Definisikan sepsis dan nefrotoksik 5. Jelaskan patogenesis sepsis

Halaman 3 Hasil Laboratorium: Hb 8,6 g/dl, leukosit 33.600/mm3, trombosit 102.000/mm3, hitung jenis didapatkan limfositosis, morfologi darah tepi terdapat hipersegmentasi, granular toksik, ureum 108 mg/dl, kreatinin 4,7 mg/dl, gula darah sewaktu 84 mg/dl, elektrolit Na 133 meq/l, K 6,6 meq/l, SGOT/SGPT : 69/42 U/L Urine rutin : keruh, warna kuning kecoklatan, eritrosit 0-2/LPB, lekosit 1-2/LPB, granular cast (+) Analisis gas darah: ph 7,245, po2 94 cmh2, HCO3-7 meq/l. EKG: Gelombang T tinggi dan runcing dan QRS kompleks melebar 1. Bagaiamana hasil laborotorium tersebut diatas? - Kadar hemoglobin rendah - Kadar leukosit tinggi - Kadar trombosit rendah - Hasil hitung jenis limfositosis dan morfologi darah tepi hipersegmentasi, granula toksik - Kadar ureum dan kreatinin yang tinggi - Kadar kalium yang tinggi - Kadar bikarbonat yang rendah - 2. Apakah diagnosis pada penderita ini? - GgGA/AKI karena sepsis dan nefrotoksik - Hiperkalemia - Asidosis metabolik 3. Apakah ada jenis pemeriksaan lain yang diperlukan? - Scan radionuklida: untuk memeriksa perfusi ginjal yang abnormal 4. Bagaimana tatalaksana pada penderita ini? - Menghitung kebutuhan cairan yang dibutuhkan penderita - Pemberian dietetik (menghitung kebutuhan diet) - Melakukan koreksi hiperkalemia - Melakukan koreksi asidosis metabolik - Penyesuaian dosis obat yang diberikan

Pertanyaan petunjuk untuk peserta: 1. Definiskan GgGA/AKI 2. Definisikan fase dari GgGA/AKI menurut RIFLE dan setiap manifestasi klinisnya 3. Apakah penyebab GgGA/AKI 4. Jelaskan hemostasis kalium normal 5. Jelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan hiperkalemia akibat kalium berpindah ke luar sel 6. Jelaskan perubahan EKG yang terjadi pada penderita dengan hiperkalemia 7. Jelaskan beberapa tanda dan gejala dari hiperkalemia 8. Jelaskan aspek fisiologik keseimbangan asam basa 9. Jelaskan arti ph dan bagaimana mengubah ph ke H + bebas 10. Bagaimana Anda mengadaptasikan persamaan Henderson Hasselbach pada praktek klinis 11. Jelaskan 3 proses utama yang dapat menyebabkan asidosis metabolik 12. Jelaskan penanganan untuk azotemia prerenal (GgGA/AKI prerenal)

Halaman 4 Setelah diagnosis ditegakkan sebagai gagal ginjal akut karena sepsis dan nefrotoksik pada penderita ini karena sebelumnya penderita ini diberikan antibiotik intravena. Kemudian saat ini penderita diberikan terapi konservatif untuk gagal ginjal akutnya seperti restriksi cairan dan dietetik, mengkoreksi hiperkalemia dan asidosis metabolik serta pemberian obat dengan penyesuaian dosis. 1. Jika tejadi kegagalan tatalaksana, penanganan apa yang akan dilakukan? Terapi penggantian fungsi ginjal: hemodialisis atau peritoneal dialisis akut

Halaman 5 Epilog: Tatalaksana restriksi cairan dan dietetik, tatalaksana asidosis metabolik, dan hiperkalemia serta pemberian obat dengan dosis penyesuaian dapat menyelamatkan fungsi ginjal penderita ini sehingga dialisis akut tidak diperlukan.

PEMBERIAN / PENYESUAIAN OBAT OBATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN GINJAL AKUT/AKI 1. Mengenal berbagai jenis obat yang membutuhkan penyesuaian dosis pada anak yang menderita gagal ginjal. 2. Mengetahui beberapa cara atau metoda menghitung penyesuaian dosis obat a. Tabel penyesuaian dosis obat berdasarkan laju filtrasi glomerulus (GFR) b. Melalui normogram yaitu normogram dari BJORNSSON TD Pada normogram ini diperhitungkan eliminasi melalui ginjal maupun bukan melalui ginjal dan diekspresikan melalui nilai fraksi eliminasi (FE). Selain itu dibutuhkan nilai fungsi ginjal dalam bentuk persentase dari fungsi normal. Dari normogram ini akan didapatkan nilai konstanta penyesuaian dosis = Q, berdasarkan fungsi ginjal dan fraksi eliminasi pasien. Bila nilai Q sudah didapatkan, maka: Dosis penyesuaian = Q x dosis normal Atau Interval pemberian = interval normal Q CONTOH KASUS: 1. Penderita gagal ginjal dengan fungsi ginjal 30% memerlukan pengobatan amoksisilin (fraksi ekskresi/fe = 0,6). Dari normogram didapat Q = 0,6 a. Dosis penyesuaian= Q x dosis normal = 0,6 x 50 mg/kgbb/hari = 30 mg/kgbb/hari = 10 mg/kgbb/8 jam b. Interval pemberian = interval normal Q = 8 jam = 13 jam 0.6