MEMPERBAIKI SISTEM PENGAPIAN OTO.KR

dokumen-dokumen yang mirip
MEMPERBAIKI SISTEM PENGAPIAN OTO.KR

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR

BAB IV PENGUJIAN ALAT

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Engine Tune Up Engine Conventional

BAB IV SISTEM PENGAPIAN (IGNITION SYSTEM)

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) OTO.KR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN OTO.KR

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

MENGUJI, MEMELIHARA/ SERVIS DAN MENGGANTI BATTERY OTO.KR

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

BAB III METODOLOGI. Penentuan Judul. Mulai. Data awal. Pencarian alat dan Bahan Tugas Akhir. Proses development sistem pengapian full

Fakultas Teknik UNY. Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM PENGAPIAN. Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T.

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

K BAB I PENDAHULUAN

Gambar 9.1. Sistem pengapian

PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

Spark Ignition Engine

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Rekondisi dan modifikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. 2.1 Konsep Dasar Sistem Pengisian Sepeda Motor

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

PENGARUH PEMASANGAN DUA CDI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP OUTPUT DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

JST/OTO/OTO318/02 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA OTOMOTIF

Upaya Peningkatan Unjuk Kerja Mesin dengan Menggunakan Sistem Pengapian Elektronis pada Kendaraan Bermotor

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

MEMASANG,MENGUJI DAN MEMPERBAIKI SISTEM PENERANGAN DAN WIRING OTO.KR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi dibidang otomotif dari waktu kewaktu terus mengalami

Bersihkan Socket. Pengetesan Socket

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN. HALAMAN PENGESAHAN. HALAMAN PERSEMBAHAN. KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR. BAB I PENDAHULUAN 1

No. Nama Komponen Fungsi

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

PENDAHULUAN A. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar

ANALISA DAN CARA MENGATASI GANGUAN SISTEM PENGAPIAN MAZDA MR 90

TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL MOTOR BAKAR GASOLINE EMPAT SILINDER 4 TAK

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR AC PADA TOYOTA FORTUNER

Prosedur Cara Kerja Sistem Pengapian

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

Analisis Distribusi Tegangan Listrik ke Busi dari Rangkaian Electronic Ignition Berdasarkan Kecepatan Putar Flywheel Mesin

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Prosedur Pengetesan Injektor

Gambar Lampu kepala

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

Imam Mahir. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Jalan Rawamangun Muka, Jakarta

OPTIMALISASI SISTEM PENGAPIAN CDI (CAPASITOR DISCHARGE IGNITION) PADA MOTOR HONDA CB 100CC

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

Mobil lebih awet karena frekuensi bongkar-pasangnya relatif lebih kecil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

MENYIAPKAN TEMPAT UNTUK PEMASANGAN KANCING GAR.OO

TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) LOG.OO

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

PENGERING RAMBUT. Gambar 1. Pengering Rambut

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

Perlengkapan Pengendali Mesin Listrik

DAFTAR SINGKATAN. ADC : Analog Digital Converter GPS : Global Positioning System HUD : Head Up Display RPM : Revolution Per Minute

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 16

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

SISTEM PENGAPIAN CDI PADA HONDA GL PRO 1997

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

Transkripsi:

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMPERBAIKI SISTEM PENGAPIAN BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan

DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 2 1.2. Penjelasan Modul... 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)... 3 1.4. Pengertian-pengertian Istilah... 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI... 5 2.1. Peta Paket Pelatihan... 5 2.2. Pengertian Unit Standar... 5 2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari... 6 2.3.1. Judul Unit... 6 2.3.2. Kode Unit... 6 2.3.3. Deskripsi Unit... 6 2.3.4. Elemen Kompetensi... 7 2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja... 7 2.3.6. Batasan Variabel... 8 2.3.7. Panduan Penilaian... 9 2.3.8. Kompetensi Kunci... 11 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN... 12 3.1. Strategi Pelatihan... 12 3.2. Metode Pelatihan... 13 BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI... 14 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI... 28 5.1. Sumber Daya Manusia... 28 5.2. Sumber-sumber Perpustakaan... 29 5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan... 29 Halaman: 1 dari 29

BAB I PENGANTAR 1.1. Konsep Dasar Competency Based Training (CBT) Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi? Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja. Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja? Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui. 1.2. Penjelasan Modul Desain Modul Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri : Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih. Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih. Isi Modul Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam pelatihan klasikal maupun pelatihan individual/mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. Halaman: 2 dari 29

Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Pelaksanaan Modul Pada pelatihan klasikal, pelatih akan : Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada buku kerja Pada pelatihan individual /mandiri, peserta pelatihan akan : Menggunakan buku informasi sebagai sumber utama pelatihan Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku kerja Memberikan jawaban pada buku kerja Mengisikan hasil tugas praktik pada buku kerja Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini ( RCC ) Apakah pengakuan kompetensi terkini ( Recognition of Current Competency) Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali. Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah : a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. Halaman: 3 dari 29

1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. Standardisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau uji kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang ( review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan. Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi. Halaman: 4 dari 29

BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1. Peta Paket Pelatihan Untuk mempelajari modul ini dilengkapi dengan modul-modul lain yang berhubungan, antara lain : 2.1.1. Modul 50-011-1, Cara kerja sistem pengapian 2.1.2. Modul 50-011-2, Cara kerja dan Karakteristik sistem pengapian 2.1.3. Modul 50-011-3, Pemeliharaan dan perbaikan sistem pengapian 2.1.4. Modul 50-011-5, Mendiagnosa sistem pengapian engine analyzer 2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi Apakah Unit Standar Kompetensi? Setiap Standar Kompetensi menentukan : a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi. c. Kondisi dimana kompetensi dicapai. Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Standar Kompetensi ini? Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk Menerapkan prosedur-prosedur mutu. Berapa lama Unit Standar Kompetensi ini dapat diselesaikan? Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu. Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi? Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. Halaman: 5 dari 29

2.3. Unit Standar Kompetensi Kerja Yang dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian. 2.3.1 Judul Unit Memperbaiki system pengapian 2.3.2 Kode Unit : OTO.KR 05-011-03 2.3.3 Deskripsi Unit Unit ini mengidentifikasikan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan perbaikan sistem pengapian konvensional ( Platina ) atau sistem elektronik ( tidak termasuk sistem yang berhubungan dengan Engine Manajemen System dan komponen-komponennya ) pada kendaraan ringan. Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal Pengetahuan fundamental sistem pengapian Halaman: 6 dari 29

2.3.4 Elemen Kompetensi 2.3.5 Kriteria Unjuk Kerja Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 1 Memperbaiki sistem pengapian dan komponennya 1.1 Sistem pengapian diperbaiki tanpa menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau sistem lainnya 1.2 1.3 1.4 1.5 Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan dipahami Perbaikan, penyetelan dan penggantian komponen dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, teknik dan material yang sesuai Sistem pengapian diuji dan hasilnya dicatat menurut prosedur dan kebijakan perusahaan Seluruh kegiatan perbaikan dilaksanakan berdasarkan SOP ( Standard Operation Procedure ), Undang-undang K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) Peraturan perundang-undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan Halaman: 7 dari 29

2.3.6 Batasan Variabel Batasan Konteks Standar kompetensi ini digunakan untuk : Motor bensin, sistem pengapian konvensional ( Platina ), sistem pengapian elektronik ( Tidak termasuk manajemen engine sistem ) Sumber informasi/dokumen dapat termasuk : Spesifikasi pabrik kendaraan SOP ( Standard Operasional Procedure ) Kebutuhan pelanggan Kode area tempat kerja Undang-undang Pelaksanaan K3 harus memenuhi : Undang-undang K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) Penghargaan dibidang industri Sumber-sumber dapat termasuk : Peralatan tangan, perlengkapan penguji termasuk Multy meter, Ohm meter, Volt meter, Tacho meter, Timing light, Pembersih busi Peralatan bertenaga, air tools, tunescope, engine analyzer, distributor test Coil, condensor, transistor Perlengkapan solder Kegiatan Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus meliputi : Pembongkaran,perakitan,penggantian komponen Pengujian fungsi Pengukuran Variable terapan lainnya meliputi : Single and dual point,transistor asissted,single and multifle distributors,ballas and non ballast Primery circuit,suppressed and non suppressed high tension leads Mekanisme lanjut (advance mechasisms),mekanik,vacum,electronik CDI,magnetic fulse,optic,hall efect Halaman: 8 dari 29

2.3.7 Panduan penilaian Konteks ; Pengetahuan dan keterampilan dasar dapat di nilai melalui pekerjaan dan tidak melalui pekerjaan Penilaian keterampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang diawasi dan pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika kondisi tempat kerja tidak memungkinkan,penilaian dapat dilakukan melalui simulasi Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan langsung Kemampuan dinilai sesuai dengan konteks dari kualifikasi yang telah di perlihatkan Aspek aspek penting : Kompetensi penting diambil secara menyeluruh agar mampu menerapkan kompetensi pada keadaan yang berubah ubah dan merespon situasi yang berbeda pada beberapa aspek aspek berikut : Menguji sistim/komponen pengapian Memperbaiki sistim/komponen pengapian Pengetahuan dasar : Konstruksi dan cara kerja sistim pengapian sesuai penggunaannya Prosedur pengukuran dan pengujian Persyaratan keamanan kendaraan,perlengkapan dan keselamatan diri Pola pengapian Penilaian praktek : Mengakses,memahami dan menerapkan informasi teknik Menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dan aman Menguji dan mengidentifikasi kesalahan/kerusakan pada sistim pengapian/komponennya Memperbaiki sistem pengapian. Keterampilan yang dibutuhkan : Bobot Mengumpulkan,menganalisa dan mengorganisasikan informasi 1 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1 Menggunakan gagasan tehnis dan matematis 1 Pemecahan masalah 2 Penggunaan teknologi 2 Halaman: 9 dari 29

Unjuk kerja dan keterampilan yang di perlukan : 1. Melaksanakan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan dimana kemajuan keterampilan seseorang di awasi secara berkala oleh pengawas. 2. Melaksanakan tugas yang lebih luas dan sulit dengan peningkatan kemandirian dan tanggung jawab individu. 3. Hasil pekerjaan diperiksa oleh pengawas 4. Melaksanakan tugas kompleks dan non rutin,menjadi mandiri dan tanggung jawab pada pekerjaan lain. Pengetahuan dan Keterampilan Pokok Pokok-pokok pengetahuan dan keterampilan yang harus dinilai penguasaan dan keterampilan adalah sebagai berikut : Macam-macam komponen sistem pengapian - Coil - Condensor - Platina ( Kontak Point ) - Ballast Resistor - Distributor - Kabel Tegangan Tinggi dan Tutup distributor - Busi Karakteristik komponen sistem pengapian - Tahanan Primeir - Tahanan Scunder - Kapasitas energi listrik - Exsternal & Internal resistor - Sentrifugal advanser - Busi panas & Busi dingin Pemakaian peralatan pengukuran - Ohm meter - Volt meter - Dwell tester - Timing light - Fuller Kontek Penilaian Unit ini harus dinilai pada waktu kerja atau pada pelatihan. Penilaian harus mencakup demontrasi praktis ditambah bermacama metode untuk menilaian pengetahuan dasar Halaman: 10 dari 29

Aspek Penting Penilaian Fokus khusus dari unit ini akan bergantung pada sektor industri. Program pelatihan prakejuruan dapat mengandung cakupan dari seluruh sektor industri. Lihat pada : 1. Subjek ini idealnya diajarkan menggunakan sebuah lingkungan teori/praktik terintegrasi. 2. Penekanan pada aplikasi praktis Keterkaitan dengan unit lain Unit ini merupakan unit dasar yang membekali pengetahuan dan keterampilan tentang mendiagnosa sistem pengapian konvensional. Untuk itu direkomendasikan agar unit ini dilatihkan/dinilai dalam kaitannya dengan unit lain. 2.3.8 Kompetensi kunci No Kompetensi Kunci Dalam Unit Ini Bobot 1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 1 2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1 3 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 2 4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2 5 Menggunakan ide-ide dan tehnik matematik 2 6 Memecahkan masalah 2 7 Menggunakan teknologi 2 Tingkat kemempuan yang harus ditunjukkan dalam menguasai kompetensi ini Tingkat 1 2 3 Karakteristik Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor Melakukan tugas-tugas yang lebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan kemampuan untuk pekerjaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor melakukan pengecekan Melakukan aktivitas-aktivitas kompleks dan non rutin, yang diatur sendiri dan bertanggungjawab atas pekerjaan orang lain Halaman: 11 dari 29

3.1. Strategi Pelatihan BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang diajarkan di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Persiapan / perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki. d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda. Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda. Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan. Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh. Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda. Halaman: 12 dari 29

3.2. Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan. Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja. Belajar tersetruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu. Halaman: 13 dari 29

BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI 1. Prosedur Pemeliharaan dan Perbaikan Sistem Pengapian Petunjuk Servis Komponen-komponen pengapian otomotif itu komplek dan seringkali rapuh, karenanya selalu berhati-hati pada waktu melakukan prosedur servis. Gagal dalam menjalankan pedoman servis dapat mengakibatkan kerusakan system yang sangat merugikan. Peringatan: Beberapa macam servis mengharuskan system pengapian energi tinggi dan system pengisian bahan bakar tidak diaktifkan. Amati prosedur yang dianjurkan berikut. Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan: - Kecelakaan atau kematian - Kebakaran kendaraan - Kerusakan engine - Kerusakan komponen elektronik. Gambar 1. Penanganan Servis Yang Aman. Halaman: 14 dari 29

Pencegahan: Bila kendaraan mempunyai sistem bahan bakar elektronik komputernya mempunyai memori yang memuat informasi diagnosa dalam bentuk kode. Melepaskan hubungan terminal baterai dapat menghapus kode tsb. Bila system bahan bakar rusak, pastikan kerusakannya dengan menggunakan kode sebelum melepaskan baterai mobil. * Memori dapat disusun kembali setelah beberapa urutan menghidupkan mobill. * Pelepasan baterai dapat mempengaruhi jam, radio dan memori Catatan: Perangkat pengaman memori tersedia. Untuk lengkapnya, baca lebih rinci manual servis rutin dari pabrik. 2. Pemeriksaan Pendahuluan Sistem Pengapian Untuk setiap kesalahan pengapian pemeriksaan visual pendahuluan harus dilakukan dahulu sebelum melakukan prosedur diagnosa kerusakan yang lebih luas. Gambar 2. Bidang-Bidang Pemeriksaan Sistem Pengapian. Halaman: 15 dari 29

- Periksalah semua pemasangan kawat listrik bila terbakar, isolasinya rusak atau terminal-terminalnya longgar. - Periksalah kabel bertegangan tinggi bila terbakar atau isolasinya rusak dan terminal-terminalnya berkarat. - Periksalah koil pengapian bila rusak atau olinya bocor. - Periksalah distributornya bila sekrup-sekrupnya, kontak-kontaknya longgar, generator sinyal rusak atau porosnya aus. - Periksalah tutup distributor dan rotor bila retak, korosi atau elektrodaelektrodanya terbakar. - Periksalah busi bila isolasinya rusak atau ada tanda-tanda korslet. 3. Unjuk Kerja Sistem Pengapian Engine modern dengan pembatasan emisi cenderung bekerja dengan menggunakan campuran yang tipis dan perbandingan kompresi yang ringan. Bahkan dengan rancangan engine yang sedemikian rupa dirancang untuk menghasilkan campuran udara dan bahan bakar yagn mencukupi campuran tipis tersebut kadang-kadang sulit terbakar. Juga tingkat emisi yang rendah telah menempatkan saat percikan (spark timing) pada posisi yang sangat penting. Sistem pengapian harus bekerja dengan baik untuk mencegah: * unjuk kerja engine/kendaraan rendah * terjadinya pemborosan bahan bakar * tingkat emisi tinggi Peringatan: Sistem pengapian enerji tinggi dapat menyebabkan kejutan listrik yang fatal. Oleh sebab pengetesan koil-koil pengapian enerji tinggi yang menggunakan alat-alat test sangat berbahaya, dan karenanya kabel-kabel tegangan tinggi rangkaian terbuka menyebabkan komponen-komponen elektronik tidak bekerja, maka suatu cara pengetesan kinerja system pengapian telah dikembangkan dengan menggunakan penguji busi. Busi test hanyalah sebuah busi dengan celah yang sangat lebar (max. 13 mm) dan penjepit massa untuk pengaman (secure grounding). Halaman: 16 dari 29

Gambar 3. Busi Test. Coil system yang akan ditest hanya dihubungkan ke busi melalui kabel bertegangan tinggi. Busi dihubungkan ke ground (massa). Anda sekarang dapat menghidupkan engine dengan aman. Coil pengapian dan system yang baik harus dengan mudah dapat melompati celah tanpa gagal. Catatan: Menghubungkan busi test hanya dapat dilakukan bila pengapiannya dimatikan. 4. Penyebab-penyebab yang memungkinkan system pengapian gagal bekerja. 4.1. Percikan enerji yang kecil atau tidak terjadi pada satu atau lebih busi: - Celah yang tidak pas, busi yang rusak atau kotor. - Resistansi yang tinggi atau isolasi pada kabel-kabel tegangan tinggi rusak. - Isolasi coil pengapian rusak/pecah. - Tutup distributor atau isolasi rotor pecah atau elektrodanya terbakar. - Lilitan sekunder coil pengapian rusak. 4.2. Tidak adanya Kontrol arus atau suplai tegangan primer: - Sekring pengapian berbunyi - Komponen-komponen atau lilitan rangkaian primer rusak atau resistansi tinggi (saklar pengapian, resitor ballast, dsb.) - Lilitan-lilitan primer coil pengapian rusak. - Kontak-kontak pengapian terbakar atau dipasang tidak tepat. - Kondensor pengapian rusak. - Lilitan primer grounded. Halaman: 17 dari 29

- Unit kontrol pengapian elektronik gagal bekerja. - Generator sinyal rusak. 4.3. Saat Pengapian Gagal: - Saat pengapian. - Pengaturan timing yang tidak tepat. - Kontak-kontak pengapian dipasang tidak tepat. - Unit advance vacuum rusak. - Mekanisme advance mekanik rusak. - Unit kontrol pengapian elektronik tidak berfungsi. - Generator sinyal tidak berfungsi. - Pengapian awal dikarenakan busi-busi, engine atau system kendali emisi rusak.. Instrumen pengetesan Instrumen pengetesan yang telah diseleksi dan menggambarkan secara singkat aspekaspek pengoperasian engine yang bervariasi yang dapat dicek. 5.1. Voltmeter dan Ampermeter Voltmeter dan Ampermeter digunakan dengan cara yang biasa menentukan : - Tegangan kerja system dan penurunan tegangan. - Mengidentifikasi status sinyal, misalnya AC, DC atau pulsa DC. - Status sinyal input dan output dari unit pengendali system pengapian. - Arus yang mengalir pada rangkaian dan komponen. Meter yang disatukan pada analyzer mungkin memerlukan pemilihan fungsi yang berbeda untuk memungkinkannya bekerja secara terpisah dari fungsi analyzer. Ampermeter analyzer umumnya menggunakan jenis pick-up induktif yang dihubungkan ke rangkaian kendaraan. 5.2. Multimeter Digital Multimeter digital disarankan oleh pabrik pembuat komponen dan kendaraan untuk digunakan pada rangkaian dan peralatan elektronik. Volt, amper dan ohmmeter digunakan untuk menguji kondisi rangkaian, nilai dan keterpakaian komponen. Fungsi multimeter digital lainnya seperti pemeriksa dioda dan frekuensi meter dapat digunakan untuk mendiagnosa system pengapian dan keterpakaian komponen. Halaman: 18 dari 29

Fungsi frekuensi mampu mengukur: - Ketersediaan output generator sinyal. - Frekuensi output generator sinyal dibandingkan dengan variable lain yang sudah diketahui seperti putaran mesin. - Input dan output dari unit pengendali system pengapian elektronik. Fungsi penguji dioda dapat digunakan untuk memeriksa keterpakaian : - Dioda pelindung Kejutan Listrik pada system. - Dioda operasi system. - Keterpakaian transistor daya. - Kontinuitas rangkaian. 5.3. Dwell Meter Pengertian sudut dwell mengacu pada sudut permutaran distributor selama kontak point tertutup. Sudut dwell harus diatur dengan benar sesuai spesifikasi pabrik, kalau tidak kerja system akan terganggu. Jika sudut dwell terlalu kecil (celah kontak point terlalu besar) koil pengapian mungkin tidak mendapat cukup waktu untuk membangkitkan medan magnit, yang akan menghasilkan tegangan sekunder yang lemah. Jika sudut dwell terlalu besar ( celah kontak point terlalu kecil ) tegangan induksi primeir akan melompat diantara celah kontak point, bukannya mengisi kapasitor, collapsenya medan magnet pada coil menjadi lambat yang akan mengakibatkan tegangan scunder menjadi rendah. Keausan poros distributor atau mekanisme advancer dapat diidentifikasi dengan cara menaikkan putaran mesin atau memberikan kevacuuman yang berbeda pada unit vacuum dan mencatat variasi sudut dwell yang terbaca. Distributor yang memiliki perbedaan lebih dari 2 0 perlu diperbaiki. Gambar 4. Salah satu jenis Dwell meter Halaman: 19 dari 29

Pengoperasian Meter Sambungan meter listrik biasanya ke terminal negatif coil pengapian dan massa. Skala arus harus dipilih sesuai jenis dan jumlah silinder. Hidupkan engine dan perhatikan pembacaan meter. Bila diperlukan stel celah kontak point. Periksa kembali pembacaan dwell meter Catatan: - Selalu ikuti petunjuk penggunaan bila menggunakan dwell meter dimana sambungan setiap meter dapat berbeda pada berbagai engine. - Sudut dwell pada system pengapian elektronik sudah tertentu dan tidak dapat distel. 5.4. Timing Light Timing light digunakan untuk memeriksa dan menyetel saat pengapian sesuai dengan sudut putar poros engkol dimana secara langsung berhubungan dengan posisi piston Begitu saat pengapian disetel, selanjutnya akan dikendalikan oleh system pengatur pegapian mekanik, vacuum atau elektronik. Timing light yang digunakan bersamaan dengan meter pengatur pengapian memastikan system pemajuan pengapian bekerja sesuai dengan spesifikasi pabrik. 6. Pengetesan Komponen Sistem Pengapian 6.1. Coil Pengapian Pengecekan Lilitan Primer Pemeriksaan resistensi harus dilakukan utnuk mengetes lilitan primeir. Untuk mengetes lilitan primeir, baca ohm meter dengan menggunakan AVO METER, hubungkan pada kedua terminal primeir, dan bacaannya secara akurat dicatat. Bacaan tersebut harus cocok dengan spesifikasi pabrik Contoh: Koil 12V 2,5 sampai 3 Ohm Koil Ballast 1,5 sampai 2 Ohm Koil Hei 0,8 sampai 1 Ohm. Halaman: 20 dari 29

Gambar 6. Pengujian lilitan Primer Bacaan yang benar akan menunjukkan bahwa baik rangkaian dan faktanya tidak ada yang korslet. Coil Lilitan Sekunder Untuk mengetes lilitan sekunder maka test resistansi harus dilakukan pada lilitan sekunder. Ohmmeter (Diatur pada salah satu rentang yang tinggi) dihubungkan diantara outlet tegangan tinggi dan salah satu dari terminal primer. Pabrik menentukan rentang resistansi dimana nilai sekundernya berada. engaturan umum dari nilai-nilai tersebut berada diantara 9.000 dan 12.000 ohm. Gambar 7. Pengujian lilitan sekunder Halaman: 21 dari 29

Bacaan yang benar pada rentang yang telah ditetapkan akan menunjukkan baik rangkaian yang lengkap dengan hubungan yang baik pada lilitan primer, maupun lilitanlilitan tidak korslet bersamaan. Pengecekan Massa Isolasi Untuk mengecek kesalahan pemassaan satu seri test lamp (lampu pengetes) dihubungkan diantara satu dari terminal primer dan wadah logam coil. Lampunya tidak boleh menyala. Bila menyala, coilnya rusak dan harus diganti. Pengujian Output Gambar 8. Pengujian Massa Test out put scunder harus juga diterapkan pada coil menghubungkannya pada mesin pengetes yang dapat menghasilkan arus yang terganggu Dengan menghubungkan outlet tegangan tinggi koil ke celah percikan bunga api yang berubah-ubah, ukuran maksimum percikan bunga api (atau enerji yang tersedia) yang dapat diproduksi, dapat diukur. Hal tersebut harus dibandingkan dengan coil yang baru, lebih kurang 13 mm. Catatan: Pengujian ini harus dilakukan pada temperatur kerja koil. Catatan penting: - Alat uji coil pengapian berdaya tinggi. Alat uji output coil pengapian tidak boleh digunakan untuk menguji coil pengapian yang berenerji tinggi yang dirancang untuk system pengapian elektronik. Halaman: 22 dari 29

6.2. Kondensor Pengapian Gambar 9. Coil pengapian Elektronik jeni H.E.I (*Safety pressure relief valve) Ada tiga pengujian yang harus dilakukan terhadap kondensor. Kebocoran, untuk memastikan arus tidak bocor melalui bahan penyekat dielektrik. Kapasitas, untuk memeriksa keadaan plat untuk memastikan kondensor mempunyai kapasitas untuk menyimpan semua enerji listrik. Resistansi seri, untuk memeriksa sambungan kabel kondensor ke plat. Gambar 10. Condenser Tester Alat ukur condensor otomotif harus digunakan sesuai dengan kondisi aslinya, menyediakan tegangan dan siklus pengisian yang mensimulasikan kerjanya pada engine Halaman: 23 dari 29

6.3. Kontak Point Kontak point pengapian memerlukan perawatan yang tinggi dan penting dalam sistem pengapian, jika ada keragu-raguan pada kontak point segeralah ganti Periksa permukaan kontak point, warna abu-abu menujukkan pemakaian normal, permukaan yang berwarna biru tua terbakar menunjukkan salah satu dari: - celah terlalu kecil. - Kondensor rusak - Lilitan koil rusak. Pemeriksaan lainnya: - kekuatan pegas. - Kabel listrik dan sambungan. - Celah kontak point. - Keausan poros cam distriburtor. 6.4. Ballast Resistor Ballast resistor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter, dua kali yaitu saat engine masih dingin dan pada temperatur kerja. Gambar 11.Pengujian Ballast Resistor Gunakan spesifikasi pabrik saat menguji keterpakaian ballast resistor. Halaman: 24 dari 29

6.5. Kabel Tegangan Tinggi dan Tutup Distributor Resistansi kabel tegangan tinggi dan tutup distributor diperiksa dengan menggunakan ohmmeter. Gambar 12. Pengujian Kabel tegangan tinggi Rentang nilai resistansi kabel tegangan tinggi biasanya berkisar antara 10 25 K ohm, tergantung panjangnya. Kabel yang diidentifikasi mempunyai resitansi tinggi harus dilepas dari distributor. Terminalnya harus dilepas, periksa dan uji kembali jika terdapat permasalahan karat. Tutup distributor harus diperiksa secara visual untuk mengetahui keretakan, terminal yang berkarat atau rusak. 6.6. Kapasitor Penguji kapasitor harus digunakan untuk menentukan: Kapasitas kapasitor Resistansi atau kebocoran insulator Resistansi seri Hubungan singkat atau ke massa Hubungan singkat internal rangkaian. Untuk mengecek kapasitor dengan pengujian: Hubungkan salah satu kabel alat uji ke kabel kapasitor. Hubungkan ujung lainnya ke badan kapasitor. Hidupkan alat uji. Putar tombol penguji ke arah capacity Perhatikan pembacaan alat ukur dan bandingkan dengan spesififkasi pabrik. Putar tombol penguji ke arah leakage. Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di luar garis merah. Putar tombol penguji ke arah series resistance. Perhatikan pembacaan alat ukur. Penunjukan jarum harus di dalam garis merah. Halaman: 25 dari 29

Catatan: Hubungan singkat ke massa atau hubungan singkat di dalam rangkaian akan terdeteksi dengan salah satu pengujian ini. Kapasitor dapat diuji dengan menggunakan alat uji osiloskop. Gambar 13 : Pengujian Capasitor 6.7. Pembangkit Pulsa Untuk mengetest pembangkit pulsa pada distributor pengapian elektronik Gunakan ohmmeter dan aturlah pada rentang terrendah. Masukkan setiap kabel ke kabel tegangan tinggi dari pembangkit pulsa. Periksa pembacaan meter dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik. Gambar 14. Pengujian Pembangkit Pulsa Halaman: 26 dari 29

Modul Pengendali Pengapian Elektronik Karena tidak ada cara yang umum dalam pemeriksaan kotak pemicu, disarankan mengikuti petunjuk yang dijelaskan oleh pabrik. Instrumen pengujian yang digunakan adalah: Ohmmeter. Voltmeter. Pada beberapa kasus, baterai kering 1,5 V. Halaman: 27 dari 29

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 5.1. Sumber Daya Manusia Pelatih Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar. b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda. d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda. e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. Penilai Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan : a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda. b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda. c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda. Teman kerja / sesama peserta pelatihan Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda. Halaman: 28 dari 29

5.2. Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi ) Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi : 1. Buku referensi (text book) 2. Lembar kerja 3. Diagram-diagram, gambar 4. Contoh tugas kerja 5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain. - Buku informasi 50-011-4 Diagnosa sistem pengapian konvensional - Automotive Mechanics sixth Edition- Volume 2-May and Crouse - Automotive Electrical and Electronic-Gregory s Scientific Publication - Electronic for motor Mechanics-Stackpoole, Morrison and Gregory - Kesehatan dan keselamatan kerja - Peraturan lembaga 5.3 Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan 1. Alat yang digunakan : Kunci Pas-ring 6-7 mm Kunci Pas-ring 8-9 mm Obeng ( - ) Obeng ( + ) Test Lamp Fuller Avo meter Dwell Tester 2. Bahan yang digunakan : Ignition Coil Kabel Tegangan Tinggi Platina Condensor Kunci Kontak Kabel Instalasi Busi Distributor Amplas Halaman: 29 dari 29