UJI KEKERASAN, KEREGASAN, DAN WAKTU HANCUR BEBERAPA TABLET RANITIDIN

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN MUTU FISIK TABLET METFORMIN HIDROKLORIDA MERK DAGANG DAN GENERIK

UJI PERBANDINGAN SIFAT FISIK OBAT CETIRIZINE GENERIK ANTARA PRODUKSI PABRIK A, B, DAN C

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

PERBANDINGAN SIFAT FISIK TABLET SALUT CIPROFLOXACIN 500 MG MEREK GENERIK DAN MEREK DAGANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SIFAT FISIK TABLET DIHYDROARTEMISININ-PIPERAQUIN (DHP) SEDIAAN GENERIK DAN SEDIAAN DENGAN NAMA DAGANG YANG BEREDAR DI KOTAMADYA JAYAPURA

APLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TABLET OBAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

EVALUASI KUALITAS TABLET GLIBENKLAMIDA GENERIK A DAN MEREK DAGANG B (EVALUATION QUALITY OF GLIBENCLAMIDE TABLETS GENERIC A AND BRANDED B)

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

POTENSI EKSTRAK KERING SIRIH MANADO:MIYANA SEBAGAI BAHAN BAKU TABLET HERBAL

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

PERBANDINGAN MUTU TABLET IBUPROFEN GENERIK DAN MEREK DAGANG

BAB II PEMBAHASAN. biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang dibutuhkanpun makin banyak dan mahal.

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

PERBANDINGAN AVAILABILITAS IN VITRO TABLET METRONIDAZOL PRODUK GENERIK DAN PRODUK DAGANG SKRIPSI

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

PERBANDINGAN MUTU FISIK DAN PROFIL DISOLUSI TABLET GRISEOFULVIN MERK DAGANG DAN GENERIK MAKALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

BAB I PENDAHULUAN. mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Depkes RI,

Nia Kurniasih: Evaluasi Mutu Tablet Parasetamol Generik Dibandingkan Dengan Tablet Parasetamol Non Generik

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB I PENDAHULUAN. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan pengisi (Ditjen POM, 1995). Tablet dapat dibuat dengan berbagai ukuran,

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2.

PHARMACY, Vol.08 No. 01 April 2011 ISSN PENGARUH MANITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI YANG DIVARIASIKAN TERHADAP SIFAT FISIK TABLET ANTASIDA.

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki beberapa masalah fisiologis, termasuk waktu retensi lambung yang

PERBANDINGAN MUTU FISIK DAN PROFIL DISOLUSI TABLET IBUPROFEN MERK DAGANG DAN GENERIK SKRIPSI

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2013, Volume 5, Nomor 2 UJI KESERAGAMAN VOLUME SUSPENSI AMOKSISILIN YANG DIREKONSTITUSI APOTEK DI KOTA JAMBI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata N.) SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN KOMBINASI MANITOL SORBITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

TABLET/OT 2015 Sediaan tablet adalah Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaanya rata

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

STUDI KESERAGAMAN BOBOT SEDIAAN PULVERES YANG DIBUAT APOTEK DI KOTA JAMBI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau lebih dengan atau zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN Heni Sumanti, Iskandar Sudirman, Indri Hapsari

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

Revika Rachmaniar, Dradjad Priambodo, Maulana Hakim. Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran. Abstrak

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sintetis dalam dosis atau kadar tertentu dapat dipergunakan untuk preventif

konvensional 150 mg dapat menghambat sekresi asam lambung hingga 5 jam, tetapi kurang dari 10 jam. Dosis alternatif 300 mg dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA OCH2CHCH2 OCH3. 3-(o-Metoksifenoksi)-1,2-propanadiol [ ] : Larut dalam air, dalam etanol, dalam kloroform dan dalam

merupakan masalah umum yang menimpa hampir 35% dari populasi umum, khususnya pediatri, geriatri, pasien stroke, penyakit parkinson, gangguan

FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK

PENGEMBANGAN FORMULASI TABLET MATRIKS GASTRORETENTIVE FLOATING DARI AMOKSISILIN TRIHIDRAT

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata. Karbonat dan zat lain yang cocok.

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

FORMULASI DAN UJI SIFAT FISIS TABLET VITAMIN C DENGAN METODE GRANULASI KERING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

FORMULASI TABLET DISPERSIBEL EKSTRAK KERING DAUN SUKUN DENGAN CROSCARMELLOSE SODIUM SEBAGAI PENGHANCUR SECARA METODE GRANULASI KERING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

(Submitted: 06 Agustus 2017, Accepted: 25 September 2017) Sri Rahayu, Nezar Azhari, Ina Ruslinawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

PENGARUH PENGEMPAAN ULANG PADA STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI-PENGIKAT TABLET KEMPA LANGSUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRATIKUM PENGUJIAN MUTU FISIK TABLET UJI DISOLUSI TABLET

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I TABLET ZETAMOL

Pemeriksaan Mutu Jamu Obat Mencret yang Beredar di Apotik Kota Padang

UJI DISOLUSI TERBANDING TABLET METFORMIN HIDROKLORIDA GENERIK BERLOGO DAN BERMEREK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Obat analgesik antipiretik serta obat anti inflamasi nonsteroid (AINS)

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dosis tertentu dapat digunakan untuk preventif (profilaksis), rehabilitasi,

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya (L.)) Jumasni Adnan *) ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN AEROSIL TERHADAP DISOLUSI TABLET ISONIAZID (INH) CETAK LANGSUNG ABSTRACT ABSTRAK

PROFIL DISOLUSI TERBANDING TABLET RIFAMPISIN MEREK DAN GENERIK. Mutiara Poetri Nurtanti, Anjar Mahardian Kusuma, Agus Siswanto

PERBANDINGAN MUTU TABLET METRONIDAZOL GENERIK DENGAN MEREK DAGANG SECARA IN VITRO SKRIPSI. Oleh : WINDA

BIOFARMASI Dhadhang Wahyu Kurniawan Laboratorium Farmasetika

Anis Marfu ah, Assisten Dosen Stikes Muhammadiyah Klaten 2

UJI FISIK FORMULASI TABLET FLOATING TEOFILIN DENGAN MATRIK HPMC

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan

UJI SIFAT FISIK DAN DISOLUSI TABLET ISOSORBID DINITRAT 5 MG SEDIAAN GENERIK DAN SEDIAAN DENGAN NAMA DAGANG YANG BEREDAR DI PASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

PEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 %

Transkripsi:

UJI KEKERASAN, KEREGASAN, DAN WAKTU HANCUR BEBERAPA TABLET RANITIDIN Yos Banne, Selfie P.J. Ulaen, Fifiliane Lombeng Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Abstrak : Salah satu bentuk sediaan obat yang paling sering digunakan adalah tablet karena bentuknya yang efisien, sangat praktis, dan ideal untuk pemberian zat aktif terapi secara oral. Untuk dapat menghasilkan efek terapi, tablet harus hancur dan melepaskan zat aktif ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan dan tersedia untuk diabsorpsi. Selain persyaratan waktu hancur, tablet juga harus mempunyai kekerasan dan keregasan yang sesuai dengan persyaratan agar tablet dapat bertahan terhadap guncangan pada saat pembuatan dan pengepakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah beberapa tablet ranitidin memenuhi persyaratan kekerasan, keregasan, dan waktu hancur sesuai dengan persyaratan yang ada. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah tablet ranitidin generik produksi Landson, OGB Dexa, Hexpharm Jaya dan produk generikbermerek produksi Sanbe (Acran), Gracia Pharmindo (Ratinal), dan Kalbe Farma (Rantin). Pengujian yang dilakukan yaitu, uji kekerasan, uji keregasan dan uji waktu hancur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tablet ranitidin yang digunakan dalam penelitian baik produk generik ataupun generik bermerek telah memenuhi persyaratan untuk uji keregasan dan waktu hancur, tetapi tidak memenuhi persyaratan untuk uji kekerasan tablet. Kata Kunci : Tablet Ranitidin, Uji Kekerasan, Uji Keregasan, Uji Waktu hancur. Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Anief, 2000). Pemberian obat yang paling sering digunakan adalah pemberian melalui mulut (per -oral), dikarenakan cara ini sangat praktis, mudah, dan aman (Ansel, 1989). Sebelum obat yang diberikan pada pasien tiba pada tujuannya dalam tubuh, yaitu tempat kerjanya atau targetsite, obat harus mengalami banyak proses(tjay dan Rahardja, 2007). Waktu hancur sediaan tablet sangat berpengaruh dalam biofarmasi dari obat. Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorpsi dalam saluran cerna, maka tablet harus hancur dan melepaskannya ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan (Ansel, 1989).Waktu hancur dipengaruhi oleh penghancur (jenis dan jumlahnya) dan banyaknya pengikat.selain itu, tablet juga harus memiliki kekerasan yang cukup serta keregasan yang sesuai dengan persyaratan yang ada, karena semakin kecil persentase kehilangan bobot dari suatu tablet maka semakin baik efek terapi yang di berikan oleh sediaan obat tersebut terhadap tubuh. Dengan kata lain kekerasan, keregasan, dan waktu hancur dapat mempengaruhi kecepatan absorpsi obat dalam tubuh. Ranitidin adalah golongan obat antasida yang digunakan untuk pengobatan tukak lambung dan duodenum, refluks esofagitis, keadaan hipersekresi patologis (sindrom Zollinger-Ellison) (IAI, 2010) yang banyak digunakan oleh masyarakat. Ranitidin banyak beredar baik dalam nama obat generik maupun obat generik bermerek ( Brended generic), namun masyarakat masih lebih menyukai obat generik bermerek daripada obat generik, mereka menganggap obat generik bermerek lebih manjur dari obat generik, meskipun sebenarnya zat berkhasiatnya adalah sama (Widjajanti 1988).Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah tablet ranitidin memenuhi persyaratan kekerasan, keregasan, dan waktu hancur tablet. METODE Alat : Alat uji kekerasan tablet (hardness tester) (Vanguard Pharmaceutical Machinery In), alat uji keregasan tablet (friability tester) (Charles Ischi AG, Pharma pruftechnik), alat uji waktu hancur (disintegrator) (Vanguard Pharmaceutical Machinery In), thermometer, stopwatch, timbangan analitik 74

Bahan :Aquadest, Sampel kode A1 (Ranitidin Generik produksi PT Landson), A2 (Ranitidin Generik produksi PT OGB Dexa), A3 (Ranitidin Generik produksi PT Hexpharm Jaya), B1 (Acran produksi PT Sanbe), B2 (Ratinal produksi PT Gracia Pharmindo), dan B3 (Rantin produksi PT Kalbe Farma). Prosedur Uji kekerasan tablet Tablet diambil sebanyak 20 tablet, lalu dimasukkan satu per satu ke dalam alat hardness tester dan alat dinyalakan. Data hasil pengujian kekerasan tablet dicatat. Uji keregasan tablet Tablet diambil sebanyak 20 tablet lalu dibersihkan, kemudian ditimbang (W1 gram), laludimasukkan ke dalam alat friability tester untuk diuji.alat diset dengan kecepatan putaran 25 rpm selama 4 menit.tablet dikeluarkan, lalu bersihkan dan ditimbang kembali (W2 gram). Dihitung % kerapuhan tablet. % Kerapuhan tablet = x 100 % Uji waktu hancur tablet Aquadest dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer, lalu dipanaskan hingga suhu 37 0 C ± 2 0 C sambil diukur dengan menggunakan thermometer. Diambil 18 tablet lalu masingmasing tablet dimasukkan ke dalam tabung kemudian cakram dimasukkan kedalam masingmasing tabung. Tabung dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer yang berisi aquadest yang telah dipanaskan, kemudian alat dinyalakan. Data hasil pengujian waktu hancur tablet dicatat. Analisa Data Data diperoleh dari hasil beberapa pengujian yang meliputi uji kekerasan, uji keregasan, dan uji waktu hancur. Analisa data dilakukan dengan membandingkan hasil pengujian dengan syarat masing-masing pengujian. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 1. Kekerasan Tablet Pengujian kekerasan tablet untuk alat uji kekerasan tablet (hardness tester), diperoleh data pengamatan seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Uji Kekerasan Tablet Tablet Kekerasan Tablet (Kg) A1 A2 A3 B1 B2 B3 1 8,62 8,27 8,46 8,61 6,24 7,23 2 6,76 8,93 7,07 8,21 8,37 9,89 3 7,43 7,31 7,67 8,54 6,41 8,23 4 6,71 8,01 8,05 7,78 11,02 8,95 5 7,58 7,25 7,83 7,55 6,98 7,01 6 6,91 7,28 8,89 7,05 7,01 6,78 7 8,38 7,31 10,27 10,2 6,92 6,91 8 8,95 6,91 6,67 6,99 8,61 7,72 9 6,98 6,78 7,91 8,37 8,21 7,98 10 6,06 7,01 7,79 6,41 8,54 7,65 11 10,12 6,92 7,46 7,43 7,78 8,02 12 7,52 8,71 8,54 6,71 8,02 8,23 13 7,87 6,21 7,78 7,58 7,04 7,69 14 6,88 6,31 11,24 6,90 6,71 7,87 15 5,21 6,51 7,05 8,38 7,58 7,65 16 8,95 6,81 8,63 8,95 6,91 8,08 17 8,23 7,02 6,99 10,30 8,46 9,07 18 9,89 8,02 6,24 6,98 7,07 7,81 19 7,23 10,91 8,37 7,01 7,67 8,67 20 10,9 7,04 6,41 6,92 8,05 6,98 75

2. Keregasan Tablet Pengujian keregasan tablet untuk alat uji keregasan tablet (friability tester) diperoleh data pengamatan seperti pada Tabel 2 sebagai berikut : Tabel 2. Hasil Uji Keregasan Tablet Kode Sampel W1 W2 Keregasan Keterangan A1 7,2556 7,2554 0,00002 % Memenuhi syarat A2 5,8872 5,8871 0,00001 % Memenuhi syarat A3 7,4998 7,4996 0,00002 % Memenuhi syarat B1 6,3797 6,3796 0,00001 % Memenuhi syarat B2 6,2658 6,2655 0,00003 % Memenuhi syarat B3 7,8214 7,813 0,00001 % Memenuhi syarat 3. Waktu Hancur Pengujian waktu hancur tablet untuk alat uji waktu hancur tablet (desintegrator), diperoleh data pengamatan seperti pada Tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Tablet Waktu Hancur (Menit) A1 A2 A3 B1 B2 B3 1 6:21 3:38 6:42 4:26 3:44 7:18 2 6:22 4:45 7:14 4:30 3:48 7:22 3 6:59 4:49 7:15 5:31 3:52 7:26 4 7:22 4:55 7:20 5:34 3:24 7:29 5 7:22 4:57 7:22 5:38 4:24 7:37 6 7:24 5:02 7:22 5:41 4:29 7:39 7 7:28 5:03 7:35 5:52 4:32 7:43 8 7:33 5:07 7:47 5:54 4:36 7:44 9 7:34 5:09 7:55 5:54 4:43 8:00 10 7:44 5:11 8:12 5:56 4:43 8:09 11 8:24 5:34 8:17 6:07 4:51 8:09 12 8:34 5:37 8:23 6:19 4:00 8:10 13 9:16 5:39 8:35 6:19 5:10 8:10 14 9:18 5:42 8:47 6:22 5:17 8:21 15 9:20 5:49 8:54 6:24 5:21 8:22 16 9:20 5:52 8:59 6:26 5:34 8:40 17 9:49 5:54 9:34 6:29 5:56 9:25 18 9:49 5:59 9:59 6:37 8:17 9:27 Pembahasan Waktu hancur sediaan tablet sangat berpengaruh dalam fase biofarmasi obat. Supaya zat aktif sepenuhnya diabsorpsi dalam saluran cerna, maka tablet harus hancur ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan.selain itu, tablet juga dapat memberikan efek terapi seperti yang diharapkan apabila tablet tersebut kuat secara fisik.dengan kata lain, tablet harus memiliki kekerasan yang cukup serta keregasan yang sesuai dengan persyaratan yang ada, agar efek terapi yang diberikan oleh sediaan obat tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian dilakukan terhadap beberapa produk tablet ranitidin (generik dan branded generik) sebagai sampel pengujian yangmerupakan golongan tablet yang bersalut salut tipis (film coated).ranitidin merupakan golongan obat antasida dan antagonis H 2 untuk pengobatan tukak lambung dan duodenum, refluks esofagitis,keadaan hipersekresi patologis (sindrom Zollinger -Ellison) (IAI, 2010). 1. Uji kekerasan tablet Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan yang tertentu agar dapat bertahan 76

dalam berbagai guncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan, dan pengapalan. Kekerasan yang cukup dari suatu tablet merupakan salah satu persyaratan penting dari suatu tablet. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa. Kekerasan ini yang dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan. Semakin besar tekanan yang diberikan saat pengempaan akan meningkatkan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet dikatakan baik, apabila mempunyai kekerasan antara 4-8 kg (Parrott, 1970). Kekerasan tablet kurang dari 4 kg masih dapat diterima asalkan kerapuhannya tidak melebihi batas yang ditetapkan. Tetapi biasanya tablet yang tidak keras akan mengalami kerapuhan pada saat pengemasan dan transportasi. Kekerasan tablet yang lebih dari 10 kg masih dapat diterima, asalkan masih memenuhi persyaratan waktu hancur/desintegrasi dan disolusi yang dipersyaratkan (Rhoihana, 2008). Pada pengujian tablet digunakan dan generik bermerek dengan tingkat kekerasan tertinggi pada sampel A1 10,12 kg, sampel A2 10,91 kg, sampel A3 11,24 kg, sampel B1 10,30 kg, sampel B2 11,02 kg, dan sampel B3 9,07 kg. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tablet ranitidin yang digunakan dalam pengujian tidak memenuhi persyaratan untuk uji kekerasan. 2. Uji Keregasan Tablet Uji keregasan tablet (Friabilitas)merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialami selama pengemasan, pengiriman dan penyimpanan. Keregasan dapat dievaluasi dengan menggunakan alat uji kerapuhan (friability tester).tablet dikatakan baik apabila kerapuhannya tidak lebih dari 0,8% (Lachman, dkk, 1994). Uji keregasan berhubungan dengan kehilangan bobot akibat abrasi (pengikisan) yang terjadi pada permukaan tablet. Keregasan yang tinggi akan mempengaruhi konsentrasi/kadar zat aktif yang masih terdapat pada tablet. Pada pengujian keregasan pada beberapa tablet ranitidin, diperoleh hasil keregasan untuk masing-masing sampel, yaitu untuk sampel A1 diperoleh keregasan 0,00002%, sampel A2 dengan keregasan 0,00001%, sampel A3 dengan keregasan 0,00002%, sampel B1 dengan keregasan 0,00001%, sampel B2 dengan keregasan 0,00003%, dan sampel B3 dengan keregasan 0,00001%. Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa tablet ranitidin hanya memiliki persentase keregasan yang kecil. Hal ini mungkin disebabkan karena tablet ranitidin yang digunakan merupakan golongan tablet bersalut (salut film), seh ingga persentase bobot tablet yang hilang hanya sedikit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua tablet ranitidin yang digunakan dalam pengujian ini, semuanya memenuhi persyaratan uji keregasan tablet. 3. Uji Waktu Hancur Tablet Suatu komponen obat sepenuhnya tersedia untuk diabsorpsi dalam saluran pencernaan, maka tablet harus hancur dan melepaskan obatnya ke dalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Daya hancur juga penting untuk tablet yang mengandung bahan obat yang tidak dimaksudkan untuk diabsorpsi tetapi lebih banyak bekerja dalam saluran cerna. Dalam hal ini daya hancur tablet memungkinkan partikel obat menjadi lebih luas untuk bekerja secara lokal dalam tubuh. Waktu hancur dapat dipengaruhi oleh bahan penghancur/desintegran (jenis dan jumlahnya) dan banyaknya pengikat yang digunakan dalam formulasi tablet, karena desintegran merupakan bahan yang akan menyebabkan tablet pecah dan hancur dalam air atau cairan lambung. Tablet yang memiliki waktu hancur yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dapat memberikan efek terapi yang cepat. Waktu yang diperbolehkan untuk menghancurkan tablet tidak bersalut salut enterik adalah tidak lebih dari 15 menit (Depkes RI, 1979). Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, semua tablet ranitidin yang digunakan dalam pengujian ini telah memenuhi persyaratan uji waktu hancur seperti yang tertera pada Farmakope Indonesia Edisi III. 77

Tablet ranitidin produk generik dan generik bermerek yang telah diuji dalam penelitian ini telah memenuhi persyaratan untuk uji keregasan dan waktu hancur tablet, sedangkan untuk uji kekerasan tablet tidak memenuhi persyaratan yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Tablet yang tidak memenuhi persyaratan uji kekerasan masih dapat diterima apabila tablet tersebut memenuhi persyaratan uji waktu hancur dan uji disolusi.hasil penelitian ini mungkin dapat mengubah pemahaman masyarakat tentang kualitas dari obat generik yang juga memiliki kualitas yang baik, karena telah memenuhi beberapa persyaratan pengujian yang telah dilakukan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian uji kekerasan, keregasan, dan waktu hancur pada beberapa tablet ranitidin, maka dapat disimpulkan bahwa tablet ranitidin produk generik kode sampel A1 dengan nomor batch RN14K01, A2 dengan nomor batch 112158, A3 dengan nomor batch 202222,dan produk generikbermerek kode sampel B1 dengan nomor batch ML0564, B2 dengan nomor batch HC019, dan B3 dengan nomor batch 332396 telah memenuhi persyaratan untuk uji keregasan dan uji waktu hancur tablet, sedangkan untuk uji kekerasan beberapa tablet dengan nomor batch tersebut tidak memenuhi persyaratan yang sesuai dengan yang telah ditetapkan. Setelah dilakukan penelitian, maka peneliti menyarankan untuk melakukan uji disolusi terhadap tablet ranitidin. DAFTAR PUSTAKA Anief, M. (2000). Ilmu Meracik Obat. Cetakan ke-9.gadjah Mada University Press.Yogyakarta. Ansel.(1989). Pengantar Bentuk SediaanFarmasi. Edisi IV. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). FarmakopeIndonesia.Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Ikatan Apoteker Indonesia. (2010). Informasi Spesialite Obat. Volume 25. Ikatan Apoteker Indonesia.Jakarta. Lachman, L., Liebermen, H., dan Kanig, J. (1994). Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi III. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Parrot, E. (1970). Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics. Burgess Publishing Company. United States of America. Rhoihana, D. (2008). Perbandingan Availibilitas In Vitro Tablet Metronidazol Produk Generik dan Produk Dagang. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Tjay, H.T dan Rahardja, K. (2007). Obat obat Penting. Edisi VI. PT. Gramedia.Jakarta. Widjajanti, V. N. (1988). Obat-obatan. Kanisius. Jakarta 78