e-jurnal Teknik Industri FT USU Vol 3, No. 1, September 2013 pp

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yaitu pakan ternak berbentuk mesh, pellet, dan crumble. PT. Gold Coin memiliki

PENERAPAN METODE RELIABILITYENGINEERING DALAM PERENCANAAN PERAWATAN MESIN DI PERUSAHAAN PRODUKSI AIR MINUM

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

Nelson Manurung 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan *

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

PENJADWALAN PERAWATAN MESIN PAKU DI PT. PRIMA WARU INDUSTRI

USULAN PERAWATAN MESIN BERDASARKAN KEANDALAN SPARE PART SEBAGAI SOLUSI PENURUNAN BIAYA PERAWATAN PADA PT. XYZ

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN KRITIS LIFT NPX UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN YANG OPTIMUM

Mutmainah, Febriana Dewi Fakultas Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Jakarta ABSTRAK

Jurnal Telematika, vol. 10 no. 2, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN:

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang

PERENCANAAN PEMELIHARAAN MESIN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA

Optimasi Preventive Maintenance pada Mesin Tuber. JurusanStatistika ITS

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X

ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA)

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia

BAB III METODOLOGI.

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW

PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN SLOTTING DI CV. CAHAYA ABADI TEKNIK *

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015

T U G A S A K H I R. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat. Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) DISUSUN OLEH : : Puguh Mursito adi

Kata Kunci: Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN VOLPACK MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT

Perancangan Sistem Planned Maintenance dan Man Power Planning

PENERAPAN PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MENINGKATKAN RELIABILITY PADA BOILER FEED PUMP PLTU TARAHAN UNIT 3 & 4 TUGAS SARJANA

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol No ISSN

RANCANGAN PERBAIKAN EFEKTIVITAS MESIN SPINNING DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN GREY FMEA DI PT XYZ

Willmott Peter, McCharty Dennis, 2001, TPM A-Route to World Class Perfomance, London, Butterworth Heinmann.

TUGAS AKHIR SKRIPSI. Kukuh Prabowo

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X)

STUDI KASUS PENINGKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) MELALUI IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM)

PENENTUAN WAKTU PERAWATAN UNTUK PENCEGAHANPADA KOMPONEN KRITIS CYCLONE FEED PUMP BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWN TIME

Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KEANDALAN PADA PERALATAN UNIT PENGGILINGAN AKHIR SEMEN UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN MESIN (STUDI KASUS PT. SEMEN INDONESIA PERSERO TBK.

OPTIMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG UNTUK PROGRAM PEMELIHARAAN PREVENTIP BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. STARMAS INTI ALUMINIUM INDUSTRY (SIAI)

ANALISA PERENCANAAN KEBIJAKAN PERAWATAN UNTUK MENGURANGI DOWNTIME DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (Studi Kasus di PT X)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PERTEMUAN #1 PENGANTAR DAN PENGENALAN PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT316 PEMELIHARAAN DAN REKAYASA KEANDALAN

JADWAL PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN DYEING MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT DI PT. NOBEL INDUSTRIES*

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY ,2) ABSTRAK

PERAWATAN MESIN SECARA PREVENTIVE MAINTENANCE DENGAN MODULARITY DESIGN PADA PT. RXZ

Evaluasi Deviasi dari Aproksimasi Frekuensi Kejadian Perawatan Korektif dan Preventif

PENENTUAN INTERVAL PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. X

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance dan Pengelolaan Spare Part Mesin Weaving dengan Metode RCM dan RCS

ANALISIS TINGGINYA BREAKDOWN TIME

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN OPTIMASI SISTEM PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)

Kata Kunci :Breakdown, Delay, Downtime, Total Productive Maintenance (TPM), Overall Equipment Effectivenss (OEE)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab ini, akan dibahas hasil kesimpulan dan saran dari peneilitian yang telah dilakukan.

Analisa Kinerja Mesin AMP (Asphalt Mixing Plan) dengan Metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada PT Dua Putri Kedaton

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN OPTIMUM KOMPONEN KRITIS MESIN HAMMER MILL DENGAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. SEJATI COCONUT INDUSTRI

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

ANALISIS SISTEM PERAWATAN KOMPONEN GENERATOR STARTER PADA MESIN PESAWAT DI PT XYZ

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN SUB-SUB SISTEM MESIN HEIDELBERG CD 102 DI PT. X

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS EFEKTIVITAS MESIN HOPPER DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS DAN FMEA PADA PT. KARYA MURNI PERKASA

Perancangan Penjadwalan Perawatan Mesin dengan Metode Map Value Stream Mapping (MVSM) di PT XXX

Perancangan Sistem Perawatan Mesin Dengan Pendekatan Reliability Engineering Dan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) Pada PT XXX

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

PERANCANGAN RCM UNTUK MENGURANGI DOWNTIME MESIN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ALUMINIUM RCM TO REDUCE DOWNTIME MACHINE AT ALUMINIUM MANUFACTURING

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

OPTIMISASI WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA LOKOMOTIF DE CC 201 SERI 99 MENGGUNAKAN METODA AGE REPLACEMENT DI PT. KERETA API INDONESIA *

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

2.2.2 Keuntungan TPM Total Effectiveness (Keefektifan Total) Overall Equipment Effectiveness

SKRIPSI USULAN PERENCANAAN PERAWATAN PADA MESIN CURING MENGGUNAKAN METODE RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS MESIN TRIMMING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.

PERENCANAAN PERSEDIAAN KNIFE TC 63 mm BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS (Studi Kasus di PT. FILTRONA INDONESIA)

Universitas Bina Nusantara

BAB IV METODE PENELITIAN

PT. PP LONDON SUMATERA INDONESIA Tbk BAGERPANG POM SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran

Penjadwalan Pemeliharaan Mesin Pengelasan Titik Bergerak Menggunakan Metode Realibility Centered Maintenance (RCM)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN PADA MESIN MULTI BLOCKDENGAN MENGGUNAKAN METODE AGE REPLACEMENT

Tabel I.1 Stasiun dan Fungsinya (Sumber:Rekaman Data PG Tasikmadu)

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS UNIT MESIN STITCHING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN

Transkripsi:

EVALUASI JADWAL PERAWATAN MESIN DENGAN PENDEKATAN OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) UNTUK MELAKUKAN PERBAIKAN PERAWATAN DENGAN METODE RISK BASED MAINTENANCE PADA PT XYZ Fitri Matilda Siahaan 1, Ir. Abadi Ginting SS MSIE 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater kampus USU, Medan 20155 Email: matildasiahaan@yhoo.co.id Email: abadiginting@yahoo.com Abstrak. PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi pakan ternak. Batch line flow dipilih sebagai strategi desain proses manufacturing sehingga aliran produksi bersifat sekuensial. Kegagalan mesin produksi dalam sekuensial akan mengakibatkan delay bahkan dapat menjadi stagnan, sehingga perencanaan perawatan merupakan langkah awal yang dibutuhkan agar aliran produksi dalam sekuensial tetap dalam keadaan baik. PT XYZ dalam penanganan perawatan hanya memilih corrective action, sehingga kerusakan akan mengakibatkan downtime dan resiko akibat kerusakan mesin yang tinggi (hasil perhitungan OEE diperoleh nilai dibawah 85%). Metode risk based maintenance digunakan sebagai langkah untuk mendapatkan interval preventive maintenance sebagai upaya perbaikan. Program preventive diterapkan pada komponen mesin kritis mesin grinder, yaitu Beater I, Beater II, screen 6 mm, dan screen 3 mm. Hasil yang diperoleh berupa jadwal preventive maintenance yang memberikan penurunan resiko pada Beater I dari 10.31% menjadi 1.81% dan untuk Beater II dari 10.50% menjadi 2.01%, sedangkan untuk nilai OEE, terjadi kenaikan rata-rata nilai sebesar 5%. Kata kunci: Resiko, Risk Based Mintenance, Preventive Maintenance, Overall Equipment Effectiveness Abstract XYZ is a ccompany that concern in the feed production. Batch line flow was chosen as strategy of manufacturing process design, which production flow is sequential. Machine failure in the sequential production may result on delay and even stagnation. Preventive maintenance is the first step that needed for keep the production flow in good condition. Maintenance program in this company only chose corrective action, so the failure may cause big downtime and big risk (the result of OEE was under 85%). Risk based maintenance method is used to get the maintenance interval in effort to repair. Preventive program is applied for critical component of grinder machine, those are Beater I, Beater II, screen 6 mm, and screen 3 mm. The result is preventive maintenance schedule that decreasing risk in Beater I from 10.31% to 1.81%, and risk in Beater II from 10.50% to 2.01%. while the OEE average value increase as 5%. Keywords: Risk, Risk Based Mintenance, Preventive Maintenance, Overall Equipment Effectiveness 1 Mahasiswa Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 2 Dosen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara 30

1. PENDAHULUAN Pada era kompetisi global saat ini, kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen dengan kualitas yang bersaing sangatlah penting. Karena itu, proses produksi harus dilakukan dengan efektif dan efisien agar tercapai proses produksi yang memberikan keuntungan yang optimal. Mesin merupakan salah satu faktor produksi yang memegang peranan penting agar produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, dengan jumlah yang sesuai dengan kapasitas produksi mesin tersebut. Mesin memiliki keandalan, yaitu peluang sebuah komponen atau sistem akan dapat beroperasi sesuai fungsi yang diinginkan untuk suatu periode waktu tertentu. Pada umumnya, semakin lama pemakaian mesin maka keandalannya akan semakin berkurang. Hal ini dapat meningkatkan peluang kerusakan mesin dan dapat mengakibatkan produksi yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Perawatan adalah salah satu usaha untuk mempertahankan keandalan mesin-mesin produksi. PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi pakan ternak. Pakan ternak yang diproduksi terdiri dari tiga jenis pakan, yaitu pakan ternak berbentuk mesh, pellet, dan crumble. PT. XYZ memiliki strategi desain proses manufacturing secara batch line flow, dimana produk mengalir mengikuti langkahlangkah sekuensial (mesin yang berurutan) dalam proses produksi. Bahan dialirkan melalui pipa-pipa dari gudang bahan baku di lantai paling puncak menuju mesin-mesin produksi dan mengalami proses secara bertahap di setiap lantai dan berakhir di lantai dasar untuk proses pengepakan. Jika terjadi kerusakan atau kegagalan pada salah satu mesin, maka proses produksi dapat mengalami delay bahkan stagnasi pada prosesnya. PT XYZ dalam penanganan perawatan hanya memilih corrective action, yaitu tindakan perbaikan tanpa upaya pencegahan dan yang dilakukan hanya jika mesin berada dalam kondisi down, sehingga kerusakan akan mengakibatkan downtime yang tinggi yang juga mengakibatkan tingginya resiko akibat kegagalan mesin. Penelitian ini mempertimbangkan preventive maintenance untuk sistem perawatan yang lebih baik, dimana terdapat peluang kerusakan yang menjadi acuan dilakukannya perawatan pencegahan yang terjadwal. Perawatan terjadwal ini juga dapat mempertahankan keandalan mesin sehingga diharapkan dapat memperkecil downtime mesin dan kerugian akibat kerusakan tersebut. Namun sebelum membuat perencanaan perbaikan, diperlukan evaluasi terhadap jadwal perawatan mesin untuk melihat pendayagunaan mesin produksi. Evaluasi ini dilakukan dengan mengukur Overall Equipment Effectiveness (OEE). Dari perhitungan OEE maka akan diidentifikasi seberapa besar nilai efektif sistem perawatan tersebut dari sisi availability rate, performance rate, dan quality rate-nya yang merupakan komposit dari OEE. Dari nilai tersebut dapat diputuskan perlunya suatu kebijakan perbaikan jadwal perawatan mesin berupa interval perawatan terjadwal sebagai perawatan pencegahan. Tujuan penelitian adalah mendapatkan kebijakan perencanaan perawatan yang efektif menurunkan downtime mesin sehingga resiko yang mungkin terjadi dapat optimal. 2. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di PT XYZ, dimulai pada bulan Oktober 2012. Objek yang dijadikan penelitian adalah sistem perawatan, berupa mesin-mesin yang digunakan, jadwal perawatan aktual, dan kerusakan dan kegagalan yang terjadi pada mesin. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Downtime adalah variabel independen yang mempengaruhi resiko yang terjadi akibat kegagalan mesin, yaitu merupakan total waktu saat mesin atau sistem tidak berjalan sesuai fungsinya sehingga berujung pada delay yang menimbulkan tingginya resiko kegagalan. Adapun downtime dihitung dalam satuan waktu seperti menit atau jam. 2. Probability of failure adalah variabel independen yang merupakan probabilitas suatu sistem atau mesin berada dalam keadaan down, atau peluang mesin mengalami kegagalan pada rentang waktu tertentu. 3. Consequence of the failure adalah variabel independen yang dapat dilihat dari biaya pergantian komponen yang rusak atau mengalami kegagalan, biaya tooling, operator untuk proses perawatan, sampai kepada kerugian akibat terhentinya proses produksi atau disebut dengan loss revenue. Nilai ini dinyatakan dalam mata uang (misal rupiah). 4. Resiko adalah variabel dependen yang didefenisikan sebagai total kerugian atau kerusakan yang berhubungan dengan peluang terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan. Resiko didapatkan dengan memperhatikan probability of failure, consequence of the failure dan downtime mesin tersebut. Resiko dinyatakan dengan mata uang (misal rupiah). Penelitian ini menggunakan pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE) sebagai indikator penilaian keefektifan kinerja mesin secara keseluruhan. OEE terdiri dari availability, performance, dan quality rate. Sedangkan untuk metode preventive maintenance digunakan metode Risk Based Maintenance (RBM) sehingga didapatkan interval yang optimal untuk melakukan perawatan pencegahan. RBM merupakan suatu metode kuantitatif yang terdiri dari risk assessment (penilaian risiko) dan maintenance planning based on risk untuk mencapai jadwal maintenance yang 31

optimal. RBM bertujuan untuk memperkecil resiko keseluruhan dari fasilitas operasional dan mengurangi kesalahan yang tidak diperkirakan. Adapun metode RBM ini terdiri dari tiga modul, yaitu risk estimation, risk evaluation, dan maintenance planning. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Overall Equipment Effectiveness Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan performance keseluruhan sistem. Dari data historis, dengan menghitung Quality Efficiency, Performance Efficiency, dan Availability Efficiency, didapatkan nilai OEE seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Overall Equipment Effectiveness PT XYZ Bulan OEE (%) Tahun 2008 2009 2010 2011 Januari 61.17 39.99 71.21 66.98 Februari 63.95 39.19 51.67 47.54 Maret 54.79 46.24 65.38 63.84 April 59.30 54.60 60.91 59.78 Mei 63.48 43.96 49.97 69.69 Juni 59.50 57.20 45.66 63.90 Juli 65.63 50.20 55.21 61.74 Agustus 49.85 53.75 51.88 64.33 September 56.63 60.98 59.13 60.72 Oktober 43.14 61.21 53.64 60.97 November 42.69 65.25 47.89 57.29 Desember 41.99 84.88 60.09 66.55 Tabel 1 menunjukkan nilai OEE untuk setiap bulan pada setiap tahun. Nilai tersebut menunjukkan bahwa sistem produksi masih belum efektif. Hal ini dilihat dari nilai OEE yang masih dibawah standar, yaitu 85% (Seiichi Nakajima). Karena itu perlu pertimbangan perawatan yang lebih baik terhadap komponen kritis yang bertujuan untuk memperkecil downtime. Penentuan komponen kritis menggunakan pareto diagram. Diagram ini dapat dilihat pada Gambar 1. Nilai yang dipertimbangkan sebagai input pareto diagram dalam penelitian ini adalah total biaya yang digunakan untuk perawatan setiap komponen selama empat tahun. Nilai total tersebut didapat dengan mengalikan frekuensi kerusakan setiap komponen selama empat tahun dengan harga tiap komponen Grinder. Gambar 1. Pareto Diagram Pareto diagram pada Gambar 1 menghasilkan kesimpulan bahwa dari dua puluh komponen mesin grinder terdapat empat komponen kritis yaitu Beater I, Beater II, screen 6 mm, dan screen 3 mm. Komponen ini lah yang menjadi objek pada modul selanjutnya. Langkah selanjutnya, dilakukan uji terhadap data kerusakan tiap komponen untuk menentukan pola distribusi yang paling sesuai. Uji dilakukan dengan menggunakan metode Anderson Darling, dengan mencari nilai Goodness of Fit tiap komponen dari setiap distribusi yang dicocokkan. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 2. Komponen Beater mesin grinder I Beater mesin grinder II Screen 6 mm Screen 3 mm Tabel 2. Hasil Uji Kecocokan Goodness of Fit Distribusi 0.825 Weibull 0.276 Weibull 0.957 Weibull 0.785 Weibull Parameter ƞ 665.891 β 1.99482 ƞ 669.562 β 1.81614 ƞ 376.473 β 2.05105 ƞ 531.769 β 1.3943 Adapun hasil dari pengujian pada Tabel 2 adalah menunjukkan bahwa pola kerusakan semua komponen berdistribusi weibull, yaitu dengan parameter yang berbeda pada masing-masing komponen kritis. 32

Selanjutnya dihitung nilai peluang kegagalannya dengan persamaan (1) dengan memasukkan nilai T yang didapat dari perhitungan Mean Time to Failure (MTTF) untuk distribusi weibull pada persamaan (2). (1).....(2) Hasil perhitungan nilai peluang kegagalan dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Nilai Peluang Kegagalan Komponen MTTF Q(t) Beater I 590.1764 0.54434 Beater II 595.1911 0.554 Screen 6 mm 333.5876 0.5417 Screen 3 mm 485.0935 0.5851 Tabel 3 menunjukkan nilai MTTF dan nilai peluang kegagalan tiap komponen yang akan digunakan untuk menghitung resiko akibat kerusakan mesin grinder. 3.2. Risk Based Maintenance 3.2.1. Modul I: Risk Estimation Pada modul ini dihitung total resiko yang dikeluarkan tiap komponen mesin saat terjadi kerusakan, yaitu dengan persamaan (3) Resiko = Total Loss x Q(t) (3) Dimana total loss didapat dari penjumlahan loss of revenue, biaya tooling, upah operator maintenance, dan biaya komponen. Adapun total resiko untuk tiap komponen adalah Beater I sebesar Rp 164,966,544, Beater II sebesar Rp 167,899,826, screen 6 mm sebesar 54,684,627, dan screen 3 mm sebesar Rp 59,090,472. Selanjutnya dihitung persentase resiko tiap komponen dengan membandingkan resiko dengan total revenue untuk setiap hari, yaitu Rp. 1,600,800,000. Perhitungn menunjukkan bahwa persentase resiko Beater I adalah sebesar 10.31%, Beater II sebesar 10.49%, Screen 6 mm sebesar 3.42%, dan screen 3 mm sebesar 3.69%. 3.2.2. Modul II: Risk Evaluation Setelah total resiko ditentukan maka dihitung juga persentase resikonya dengan cara membandingkan total revenue yang didapatkan oleh perusahaan yang seharusnya. Selanjutnya persentase tersebut dibandingkan dengan acceptance criteria. Umumnya penentuan criteria penerimaan atau acceptance criteria akibat kerusakan mesin oleh perusahaan adalah berkisar 5% (Sutrisno). Semakin kecil acceptance criteria semakin sensitive penentuan komponen kritis untuk perancangan jadwal perawatan rutin untuk pencegahan. Dari resiko yang telah dihitung sebelumnya diperoleh, bahwa Beater I dan Beater II telah melebihi acceptance criteria sebesar 5%. Ini berarti dua komponen ini yang akan dilanjutkan ke modul berikutnya untuk penentuan jadwal interval perawatan. 3.2.3. Modul III: Perencanaan Jadwal Perawatan Pada modul ini dicari waktu optimal untuk dilakukannya perawatan, yaitu dengan melihat cost yang dikeluarkan. Sehingga didapatkan periode perawatan pencegahan yang optimal untuk komponen Beater I adalah 121 jam, sedangkan untuk komponen Beater II adalah 113 jam. Selanjutnya dihitung kembali resiko kerusakannya untuk melihat penurunan resiko yang terjadi, yaitu dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Penurunan resiko Total Risk (Rp) Actual Risk (%) Risk Percentage (%) Beater I 27,690,776 10.31 1.73 Beater II 30,744,740 10.49 1.92 Tabel 4 menunjukkan penurunan resiko pada Beater I sebesar 8.58% dan penurunan resiko pada Beater II sebesar 8.57%. Dan untuk peningkatan nilai OEE dapat dihitung dengan menghitung downtime sesuai kalender preventive maintenance, perhitungan performance berdasarkan kapasitas produksi dan peramalan terhadap quality rate berdasarkan data historis tahun 2008-2011. Perhitungan menunjukkan terjadi peningkatan rata-rata nilai OEE sebesar 5 %. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan pada penelitian ini didapatkan Overall equipment effectiveness (OEE) dari sistem pada tahun 2008-2011 masih berada dibawah standard, dan metode perawatan corrective maintenance merupakan metode perawatan yang kurang efektif sebab perawatan hanya dilakukan apabila mesin mengalami kerusakan, tanpa adanya prediksi dan 33

pencegahan untuk mempertahankan reliability mesin tersebut. Sehingga diperlukan penjadwalan perawatan dengan metode Risk Based Maintenance. Sehingga diperoleh penurunan persentase resiko komponen Beater I dari 10,31% menjadi 1,73% dan penurunan resiko komponen Beater II dari 10,49 menjadi 1,92%, serta kenaikan rata-rata OEE sebesar 5%. DAFTAR PUSTAKA Anderson, T. W. 2010. Anderson darling Tests of Goodness-of-Fit. Stanford University. Anderson, T. W., D. A. Darling. 1945. A Test of Goodness-of-Fit. J. Am. Stat. Assoc., Vol. 49, 765-769. 1952. Assymtotic Theory of Certain Goodness of Fit Criteria Based on Stochastic Process.The Annals of Mathematical Statistics, Vol 23,No. 2 B. S, Dhillon. 2006. Maintanability, Maintanance, and Reliability for Engineering. New York: Taylor and Francis Group. Besterfield, Dale H. 1998. Quality Control. Fifth Edition. New Jersey: Prentice-Hall International. Blanchard, Benjamin S. 1981. System Engineering and Analysis. Third edition. New Jersey: Prentice- Hall International. E. Ebeling, Charles. 1997. An Introduction to Reliability and Maintainability Engineering. University of Dayton: The McGraw-Hill Companies, INC. F. Stapelberg,R.. 2009. Handbook of Reliability, Availability, Maintanability and Safety in Engineering Design: Safety and Risk in engineering Design. Springer. Govil, A.K. 1983. Reliability Engineering. New Delhi: Mc Graw Hill Publishing CO. Harinaldi. 2005. Prinsip-prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains. Jakarta: PT. Erlangga. Jardine, Andrew K. S. & Tsang, Albert H. C. 1997. Maintenance, Replacement, and Reliability: Theory and Application. CRC Kapur, K. C dan L.R. Lamberson. 1977. Reliability in Engineering Design. New York: John Wiley & Sons. Khan, Faisal I., and Mahmoud Haddara. 2003. Risk- Based Maintenance (RBM): a Quantitative Approach for Maintenance/Inspection Scheduling and Planning. Canada: Faculty of Engineering and Applied Science, Memorial University of Newfoundland, St. John s, Nfld.. 2004. Risk-Based Maintenance (RBM): a New Approach for Process Plant Inspection and Maintenance. Canada: Faculty of Engineering and Applied Science, Memorial University of Newfoundland, St. John s, Nfld. Krishnasamy, Loganathan, Faisal Khan & Mahmoud Haddara. 2005. Development of a Risk-Based Maintenance (RBM) Strategy for a Power- Generating Plant. Canada: Faculty of Engineering and Applied Science, Memorial University of Newfoundland, St. John s, Nfld M. Wiliamson, Robert. 2006. Using Overall Equipment Effectiveness: The Metric and The Measures. Strategic Work Sistem Inc. Nakajima, Seiichi. 1988. TPM: Introduction to TPM (Total Productive Maintenance). Tokyo: Productivity Press Risliyanto, Andi. 2008. Penerapan Reliability Centered Maintanance II pada Electrostatic Precipitator di PT. Ipmomi Paiton.Tugas Akhir, Teknik Fisika, Institut Teknologi Surabaya. http://www.itl.nist.gov/div898/handbook/eda/section3 /eda35e.htm: Engineering Statistic Handbook. (diakses tanggal 30 Maret 2013) http://www.leanindonesia.com/2010/11/oee-overallequipment-effectiveness/ (diakses tanggal 20 Januari 2013) www.alibaba.com (5 November 2012) 34

35