Iklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

dokumen-dokumen yang mirip
Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Dita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang

PENGARUH TEKNIK MENCATAT PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MAN 1 MALANG

Mono Eviyanto, Ridwan Joharmawan, Dermawan Afandy Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

Journal of Mechanical Engineering Learning

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X MAN 3 MALANG PADA MATERI REAKSI REDOKS

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA

Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK

STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT

ABSTRAK

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

Kata kunci: metode kooperatif tipe TGT, media pembelajaran kartu domino, hasil belajar geografi

ABSTRAK

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF KOMBINASI STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII DI MTS USB SAGULUNG BATAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 RAMBAH HILIR

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH. Info Artikel. Abstra

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA MENGGUNAKAN MODEL TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT 1. Oleh

STUDI KOMPARASI PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DENGAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK LINGGAU. Ilmu Pendidikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PEMBELAJARAN TPS DAN TS KELAS X SMAN 15 BANDARLAMPUNG (J U R N A L) Oleh TIURMA LAERIS RULLITA.

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

(The Influence of Cooperative Learning Model Teams Games Tournament Type to The Student Learning Result on Human Excretion System)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia 2

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.

Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DENGAN MODEL DISKUSI DALAM KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

Citra Yunita dan Khairul Amdani Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 05 BATAM

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 1 No. 1 Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

PENERAPAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG

Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Dikatakan kuasi eksperimen karena subjek penelitian tidak diacak sepenuhnya.

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD DENGAN MICROSOFT POWER POINT

Keperluan korespondensi, HP : ,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

PENERAPAN MODEL TEAM GAME TOURNAMENT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRAK

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap orang termasuk peserta didik memiliki rasa ingin tahu (curiousity),

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta

MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017 UIN Raden Intan Lampung 6 Mei 2017

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA Vol. 1, Desember 2017

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

Ary Nuraini Nachdhiyah, Endang Budiasih, Dedek Sukarianingsih Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS GRUP INVESTIGATION DAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR

Risaftia Andini 1, Johni Azmi 2, Jimmi Copriady 2 No.


Rika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2, Singgih Susilo

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

Ani Widyastuti PGSD Universitas PGRI Yogyakarta Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN


Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe TSOS, Prestasi Belajar ABSTRACT

Ragil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar 1, dan Dermawan Afandy 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT DISERTAI TEKA-TEKI SILANG PADA SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 RETEH

Oleh: MAYU HIDAYAT NIM: E1M

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT PADA SISWA KELAS X SMAN 6 MATARAM

* Keperluan korespondensi, Telp: ,

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP

Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R ( Survey, Question, Read, Recite and Review)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

SEMNAS ENTREPRENEURSHIP Juni 2014 Hal:

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 3 SD

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING BERBASIS ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

Transkripsi:

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM UM PADA MATERI HIDROKARBON Iklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang Email : iklilul.millah@yahoo.com ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah) pada materi hidrokarbon. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Laboratorium UM tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 7 kelas. Teknik pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive cluster sampling, sedangkan penentuan kelas sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan dengan cara acak melalui undian. Data keterlaksanaan proses pembelajaran serta hasil belajar afektif siswa diperoleh melalui lembar observasi dan dianalisis secara deskriptif. Data hasil belajar kognitif siswa diperoleh melalui tes yang dilakukan di akhir proses pembelajaran dan dianalisis secara statistik menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif TGT adalah 91,36% (sangat baik) dan keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional (ceramah) adalah 89,63% (sangat baik). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TGT dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah). Siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TGT mempunyai rata-rata nilai kognitif (75,9) dan rata-rata nilai afektif (54,1) lebih tinggi dibandingkan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah) yang mempunyai rata-rata nilai kognitif (71,6) dan rata-rata nilai afektif (52,3). Kata kunci: TGT (Teams Games Tournament), prestasi belajar, hidokarbon ABSTRACT: The purpose of this research is determine differences on student s achievement that learned by TGT (Teams Games Tournament) learning model and students who learned by conventional (exspository) learning model on the hydrocarbon topic. This research design is quasi-experimental. The population was all class X SMA Laboratorium UM in the school year 2012/2013 which consists of 7 classes. The technique of sampling is purposive cluster sampling, which was taken two classes by lottery. Descriptive analysis was used to analyze the realization and value of affective student learning by observation paper, while the statistical analysis used to analyzed the value cognitive student by SPSS 16,0 for windows program. The realization who learned by TGT learning model is 91,36% (excellent) and realization who learned by conventional (expository) learning model is 89,63% (excellent). The results showed no difference on learning achievement of students who learned by TGT learning model and students who learned by conventional (expository) learning model. Students who learned by TGT learning model have average cognitive score (75,9) and the average value of affective (54,1) higher than the students who learned by conventional (expository) learning model has an average value of cognitive ( 71,6) and the average value of affective (52,3). Key words: TGT (Teams Games Tournament) cooperative learning model, hydrocarbon, achievement. 1

PENDAHULUAN Ilmu kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi dan perubahannya. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pelajaran kimia termasuk dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus ditempuh siswa sampai tuntas. Ketuntasan yang diisyaratkan oleh KTSP adalah ketercapaian indikator yang telah disusun minimal 75% (BSNP, 2007:46). Sampai saat ini kimia masih merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Hal ini terlihat dari nilai mata pelajaran kimia yang belum memuaskan, termasuk pada siswa SMA Laboratorium UM. Hal ini didukung dari dokumentasi nilai ulangan harian mata pelajaran kimia yang masih banyak (80%) berada di bawah SKM (Standar Kelulusan Minimal) yai tu<75. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara optimal dalam proses pembelajaran (studentcentered). Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Tidak semua materi dapat diterapkan dengan model pembelajaran TGT. Berdasarkan KTSP materi hidrokarbon merupakan salah satu bahan kajian ilmu kimia di SMA yang diberikan pada siswa kelas X. Berdasarkan karakteristik, materi hidrokarbon cocok diterapkan model pembelajaran TGT. Selain terdiri dari beberapa subbab, materi ini juga bukan termasuk materi yang banyak melibatkan operasi matematik, sehingga tidak memerlukan waktu yang lama dalam pengerjaan soal saat dilakukan game dan turnamen. Model pembelajaran kooperatif TGT terdiri dari 5 tahap, yaitu: presentasi di kelas, tim (berkelompok), game (permainan), turnamen (pertandingan), dan penghargaan kelompok. Prosedur pelaksanaan TGT dimulai dari aktivitas guru dalam menyampaikan pelajaran, kemudian siswa bekerja dalam kelompok untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai pelajaran. Kelompok terdiri empat sampai lima orang yang heterogen misalnya berdasarkan kemampuan akademik dan jenis kelamin, jika memungkinkan suku, ras atau kelas sosial. Langkah selanjutnya diadakan game dan turnamen dengan anggota kelompok lain untuk menyumbangkan skor bagi kelompoknya. Game terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor dan mempunyai skor. Langkah selanjutnya adalah penghargaan bagi kelompok yang menang atau mendapat skor tertinggi. Ada tiga penghargaan yang diberikan berdasarkan pada rata-rata skor kelompok, yaitu: tim super, diberikan pada kelompok dengan nilai rata-rata tertinggi. Tim sangat baik, diberikan pada kelompok dengan nilai rata-rata tertinggi kedua dan tim baik diberikan pada kelompok dengan nilai rata-rata tertinggi ketiga (Slavin, 2005:169). Penelitian tentang penerapan model pembelajaran TGT telah dilakukan oleh Prasetyanngsih (2010:44) yang menyebutkan bahwa hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model kooperatif TGT (83,2) lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kelompok (76,8). Penelitian lain menyebutkan bahwa nilai afektif dan psikomotorik siswa yang dibelajarkan menggunakan model kooperatif TGT lebih tinggi daripada menggunakan model konvensional ceramah (Luthfiyah, 2008:52). Hasil penelitian Junaidi (2009) menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif TGT dapat meningkatkan hasil belajar, menimbulkan respon positif dan membantu siswa dalam penguasaan konsep klasifikasi invertebrata. 2

METODE Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian eksperimen semu dengan desain posttest only seperti yang tertera pada Tabel 1. Tabel 1 Rancangan Penelitian Subjek Perlakuan Posttest E X1 01 K X2 02 (Sugiyono, 2010:75) Keterangan: E = Kelompok eksperimen X1 = Perlakuan dengan model kooperatif TGT K = Kelompok kontrol X2 = Perlakuan dengan model konvensional 02 = Pengukuran postes kelompok kontrol 01 = Pengukuran postes kelompok eksperimen Penelitian dilakukan pada siswa kelas X SMA Laboratorium UM semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada bulan Maret sampai April 2013. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Laboratorium UM yang terdiri dari tujuh kelas. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah dengan teknik purposive cluster sampling, yaitu diambil 2 kelas dengan pertimbangan kedua kelas tersebut mempunyai nilai rata-rata yang sama (nilai pada materi Hukum Dasar Ilmu Kimia). Kelas pertama (kelas X-6) sebagai kelas eksperimen dan kelas kedua (kelas X-1) sebagai kelas kontrol yang diambil secara acak dengan undian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian meliputi instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran. Instrumen perlakuan berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan modul. Instrumen pengukuran berupa lembar observasi dan tes. Lembar observasi yang digunakan berisi rubrik penilaian untuk menilai keterlaksanaan pembelajaran dan penilaian afektif (karakter dan keterampilan sosial) siswa selama pembelajaran berlangsung. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda yang terlebih dahulu dilakukan validasi isi dan uji coba soal. Uji coba dilakukan pada kelas XI SMA Laboratorium UM. Uji coba butir soal dilakukan untuk mengetahui validitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas butir soal. Pada penelitian ini terdapat tiga tahap teknik pengumpulan data yaitu tahap persiapan, meliputi: (a) melakukan observasi ke sekolah yang akan digunakan sebagai penelitian untuk memastikan kelas sampel yang akan digunakan, jadwal pelaksanaan, dan waktu pelaksanaan penelitian, (b) menyiapkan instrumen yang akan digunakan dan telah divalidasi, (c) menentukan kelas sampel yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian, dan (d) mengumpulkan data kemampuan awal siswa yang diperoleh dari nilai siswa pada materi sebelumnya yang didapat dari dokumen sekolah. Tahap selanjutnya adalah tahap pelaksanaan, meliputi: (a) melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model TGT pada kelas eksperimen dan kegiatan pembelajaran dengan model konvensional (ceramah) pada kelas kontrol pada materi hidrokarbon, (b) melaksanakan tes uji kompetensi dengan instrumen tes yang telah dibuat pada materi hidrokarbon untuk mengumpulkan data hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan (c) memberikan nilai afektif siswa selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi yang 3

telah dibuat. Tahap yang terakhir adalah tahap penutup yaitu mengumpulkan data-data yang telah diperoleh dari pelaksanaan penelitian dan mengolahnya menjadi hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian adalah analisis deskriptif dan statistik inferensial. Keterlaksanaan proses pembelajaran dan hasil belajar afektif siswa dianalisis secara deskriptif, sedangkan hasil belajar kognitif siswa dianalisis secara statistik inferensial. Analisis secara statistik untuk hasil belajar kognitif siswa meliputi uji prasyarat analisis (uji normalitas dan uji homogenitas), uji hipotesis (kemampuan awal siswa dan hipotesis penelitian) menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan proses pembelajaran dan penilaian afektif siswa, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Penilaian keterlaksanaan proses pembelajaran dan nilai afektif siswa dihitung menggunakan rumus : Nilai = x 100% HASIL DAN PEMBAHASAN Keterlaksanaan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dan Konvensional (Ceramah) Pembelajaran materi hidrokarbon dilaksanakan sembilan kali tatap muka dengan delapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan pembelajaran menggunakan dua model pembelajaran yang berbeda. Model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional (ceramah) untuk kelas kontrol. Penilaian keterlaksanaan proses pembelajaran pada kedua kelas tersebut diperoleh dari keterlaksanaan RPP yang telah dibuat. Penilaian keterlaksanaan proses pembelajaran dilakukan oleh dua observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. Hasil penilaian oleh masing-masing observer, dihitung rata-rata persentasenya, kemudian ditentukan kriteria keterlaksanaannya. Data keterlaksanaan pembelajaran secara lengkap ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2 Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dan Model Pembelajaran Konvensional (Ceramah) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam Ketujuh Kedelapan Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 85,7% 84,6% 90,9% 90% 93,7% 84,6% 81,8% 90% 93,7% 76,9% 92,8% 100% 92,3% 90,9% 100% 100% Rata-rata 91,36% 89,63% 4

Penilaian keterlaksanaan didasarkan pada ketercapaian keterlaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan dalam setiap RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Berdasarkan penilaian observer, terdapat kegiatan pembelajaran yang tidak terlaksana. Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil keterlaksanaan pembelajaran pada kedua kelas termasuk kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata keterlaksanaan kedelapan RPP yang mencapai 91,36% pada kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dan 89,63% pada kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah). Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Awal Siswa Data kemampuan awal diperoleh dari nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa pada materi sebelumnya (Hukum Dasar Ilmu Kimia). Data kemampuan awal siswa ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 Data Kemampuan Awal Siswa Kelas Jumlah Siswa Nilai Nilai Nilai Ratarata Tertinggi Terendah Eksperimen 44 79 56 69,2 Kontrol 42 83 62 71 Untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama atau tidak, maka dilakukan uji kesamaan dua rata-rata terhadap data kemampuan awal siswa. Sebelum dilakukan uji kesamaan dua rata-rata, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji Normalitas Data Kemampuan Awal Siswa Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data tersebut terditribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji kolmogorov-smirnov dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows pada taraf signifikansi α=0,05. Uji normalitas data hasil belajar kognitif siswa ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Data Kemampuan Awal Siswa Kelas Nilai Rata-rata Signifikansi α Kesimpulan Eksperimen 69,2 0,572 0,05 Normal Kontrol 71 0,896 0,05 Normal Suatu data dikatakan terdistribusi secara normal apabila mempunyai taraf signifikansi>0,05. Tabel 4 menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa pada kedua kelas terdisrtibusi secara normal, karena taraf signifikansinya>0,05. Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal Siswa Uji homogenitas digunakan untuk menentukan varian data sama atau tidak. Analisis data homogenitas menggunakan bantuan program SPSS 16 for windows dengan uji Levene dengan taraf signifikansi α=0,05. Hasil uji homogenitas data kemampuan awal siswa ditunjukkan pada Tabel 5. 5

Tabel 5 Hasil Uji Homogenitas Data Kemampuan Awal Siswa Kelas Nilai Rata-rata Signifikansi α Kesimpulan Eksperimen 69,2 0,264 0,05 Homogen Kontrol 71 Tabel 5 menunjukkan bahwa data kemampuan awal siswa pada kedua kelas tersebut mempunyai taraf signifikansi>0,05. Dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa pada kedua kelas yang digunakan sebagai sampel mempunyai varian yang sama. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Kemampuan Awal Siswa Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan melalui uji-t menggunakan bantuan program SPSS 16 for windows dengan taraf signifikansi α=0,05. Hasil uji kesamaan dua rata-rata data kemampuan awal siswa ditunjukkan pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Kemampuan Awal Siswa Variabel Kemampuan Awal Rata-rata Signifikansi α Kesimpulan Eksperimen Kontrol 69,2 71 0,201 0,05 Sama Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai signifikansi>0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal siswa pada kedua kelas yang digunakan sebagai sampel (kemampuan awal kedua kelas sama). Deskripsi dan Analisis Data Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar siswa yang diukur adalah hasil belajar afektif dan kognitif. Hasil belajar afektif dianalisis secara deskriptif, sedangkan hasil belajar kognitif dianalisis secara statistik. Hasil belajar afektif siswa ditunjukkan pada Tabel 7, sedangkan hasil belajar kognitif siswa (ulangan harian) ditunjukkan pada Tabel 8. Tabel 7 Hasil Belajar Afektif Siswa Rata-rata Eksperimen Kontrol 54,1 52,3 Tabel 8 Hasil Belajar Kognitif Siswa (Ulangan Harian) Kelas Jumlah Siswa Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Eksperimen 44 90 60 75,9 Kontrol 42 87 57 71,6 Tabel 7 dan Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil belajar afektif dan kognitif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) lebih tinggi dibandingkan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah). Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan prestasi belajar siswa pada 6

kedua kelas tersebut, dilakukan uji hipotesis. Sebelum dilakukan dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis (uji normalitas dan uji homogenitas). Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data tersebut terditribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji kolmogorov-smirnov dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows pada taraf signifikansi α=0,05. Uji normalitas data hasil belajar kognitif siswa ditunjukkan pada Tabel 9. Tabel 9 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Nilai Rata-rata Signifikansi α Kesimpulan Eksperimen 75,9 0,614 0,05 Normal Kontrol 71,6 0,208 0,05 Normal Suatu data dikatakan terdistribusi secara normal apabila mempunyai taraf signifikansi>0,05. Tabel 9 menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa pada kedua kelas terdisrtibusi secara normal, karena taraf signifikansinya>0,05. Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa Uji homogenitas digunakan untuk menentukan varian data sama atau tidak. Analisis data homogenitas menggunakan bantuan program SPSS 16 for windows dengan uji Levene dengan taraf signifikansi α=0,05. Hasil uji homogenitas data kemampuan awal siswa ditunjukkan pada Tabel 10. Tabel 10 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Nilai Rata-rata Signifikansi α Kesimpulan Eksperimen 75,9 0,355 0,05 Homogen Kontrol 71,6 Tabel 10 menunjukkan bahwa data kemampuan awal siswa pada kedua kelas tersebut mempunyai taraf signifikansi>0,05. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kognitif siswa pada kedua kelas mempunyai varian yang sama. Uji Hipotesis Hasil uji prasyarat analisis (uji normalitas dan uji homogenitas) diketahui bahwa data hasil belajar kognitif siswa terdistribusi secara normal dan mempunyai varian yang sama, maka digunakan uji-t untuk menguji hipotesis yang diajukan. Analisis data hipotesis menggunakan bantuan program SPSS 16 for windows dengan taraf signifikansi α=0,05. Hasil uji hipotesis ditunjukkan pada Tabel 11. Tabel 11 Hasil Uji Hipotesis Rata-rata Variabel Signifikansi α Kesimpulan Eksperimen Kontrol Nilai ulangan 75,9 71,6 0,037 0,05 H o ditolak 7

Tabel 11 menunjukkan bahwa taraf signifikansinya<0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima. Artinya terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tounament) terhadap prestasi belajar siswa. Model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Model pembelajaran ini melibatkan peran aktif siswa dalam memperoleh konsep selama proses pembelajaran, sehingga lebih memudahkan siswa dalam mengingat serta memahami materi. Ada lima tahap dalam model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament), yaitu: (1) presentasi kelas, (2) berkelompok, (3) game, (4) turnamen, dan (5) penghargaan. Pada tahap persentasi kelas/penyajian materi, guru menjelaskan materi di depan kelas. Siswa diarahkan untuk menanyakan hal yang belum dipahami dari penjelasan guru. Tahap ini juga dilakukan pada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah). Tahap selanjutnya adalah berkelompok/diskusi. Kegiatan diskusi siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dilakukan dengan anggota kelompok yang mempunyai tingkat akademik berbeda, sedangkan kelompok diskusi pada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah) tidak dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu. Tahap selanjutnya adalah game dan turnamen yang dilanjutkan dengan penghargaan bagi kelompok terbaik. Tujuannya adalah memotifasi siswa untuk belajar dan lebih meningkatkan lagi kemampuannya pada pertemuan selanjutnya. Pada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah), tidak ada game, turnamen, maupun penghargaan kelompok. Untuk menciptakan situasi kelas yang lebih aktif, guru memancing dengan melontarkan pertanyaan dan menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan, dan memberikan latihan soal yang dikerjakan secara individu untuk meningkatkan dan mengukur pemahaman siswa. Dengan diterapkannya model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) siswa harus saling mendukung dan mengetahui peranan antar anggota kelompok demi kesuksesan bersama. Model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) juga memungkinkan siswa untuk lebih berinteraksi dan bekerjasama secara maksimal dalam kelompok, sehingga memudahkan dalam bertukar informasi dan pemahaman. Siswa dapat menikmati proses pembelajaran dengan situasi yang menyenangkan dan termotivasi untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Pada akhirnya akan mempengaruhi konsentrasi, kecepatan menyerap materi pelajaran, dan kematangan pemahaman sehingga hasil belajar akan optimal. Berbeda dengan model pembelajaran konvensional (ceramah), siswa hanya berperan sebagai penerima informasi dari guru. Guru lebih mendominasi selama proses pembelajaran dan kurang melibatkan peran aktif siswa, sehingga siswa cepat merasa bosan dan terkesan monoton. Hal inilah yang menyebabkan rata-rata hasil belajar baik kognitif maupun afektif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) lebih tinggi dibandingkan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah). Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi hidrokarbon. 8

PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Keterlaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif TGT dan pembelajaran dengan model konvensional (ceramah) pada materi hidrokarbon berlangsung dengan baik, dengan rata-rata berturut-turut sebesar 91,36% dan 89,63% (2) Terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif TGT dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah) pada materi hidrokarbon. Prestasi belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (X-6) lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional ceramah (X-1) pada materi hidrokarbon. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu: (1) Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) memerlukan waktu yang lama, baik dalam segi persiapan maupun pelaksanaan pembelajaran. Disarankan untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik dan pengelolaan waktu yang tepat agar didapatkan hasil yang maksimal. (2) Mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) pada materi lain yang mempunyai karakteristik yang sama dengan materi hidrokarbon. DAFTAR RUJUKAN Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Junaidi, I. 2009. Penerapan Strategi Pembelajaran TGT untuk Meningkatkan Hasil Belajar Konep Klasifikasi Inverebrata bagi Siswa Kelas X SMAN 1 Kesesi Tahun Pelajaran 2006/2007. Widyatama, (Online), 6 (3): 61-66, (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/ admin/jurnal/63096166_1693-8631.pdf), diakses 19 September 2012. Luthfiyah, K. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dan Remidi dengan Memperhatikan Modalitas Belajar Siswa pada Materi Senyawa Hidrokarbon Kelas X MAN Malang I Tahun Pelajaran 2007/2008. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM. Prasetyaningsih, I. 2010. Ppengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)terhadap Aktivitas dan Prestasi Belajar Kimia Siswa Kelas X SMA Negeri Nglames pada Pokok Bahasan Hidrokarbon. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM. Slavin, R.E. 2005. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Bandung. 9