PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X MAN 3 MALANG PADA MATERI REAKSI REDOKS
|
|
- Devi Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X MAN 3 MALANG PADA MATERI REAKSI REDOKS Rulia Susialis, Muhammad Su aidy, Hayuni Retno Widarti Universistas Negeri Malang rulia.alis@yahoo.com ABSTRAC: The purpose of the research: 1) to know whether the teaching can be done, 2) cognitive learning achievement, and 3) learning motivation of student when the TSTS type of cooperative learning model (experimental class) and the explanation-discussion learning model (control class) is applied to teach redoxs reaction. This research used quasi experimental design with post test only design. The results of the research showed that 1) lesson plan of teaching redoxs reaction concept with explanation-discussion learning model and TSTS type of cooperative learning model was done according the plan with little difficulties in time management, 2) the research of hypothesis testing showed that there is no difference significanly on the student cognitive learning achievement between the experimental class and the control class. Nevertheless, the average of the student cognitive learning achievement on experimental class (70,95) is better than the control class (66,62), and 3) all student are motivated with the TSTS type of cooperative learning model of teaching redoxs reaction concept. The percentage of learning motivation the experimental class 100%, while on the control class is 85,71%. Key Words : TSTS (Two Stay Two Stray) type of cooperative learning model, cognitive learning achievement, learning motivation, redoxs reaction. ABSTRAK: Tujuan penelitian adalah 1) mengetahui keterlaksanaan pembelajaran, 2) hasil belajar kognitif, dan 3) motivasi belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (kelas eksperimen) dan model pembelajaran ceramah-diskusi (kelas kontrol) pada materi reaksi redoks. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Quasy Exsperimental dengan desain post test only. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pelaksanaan pembelajaran materi konsep reaksi redoks menggunakan model pembelajaran ceramah-diskusi dan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS sesuai dengan rencana pembelajaran dengan kendala alokasi waktu, 2) hasil pengujian hipotesis menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Namun rata-rata nilai hasil belajar kognitif kelas eksperimen (70,95) lebih baik dari pada kelas kontrol (66,62), dan 3) semua siswa termotivasi pada pembelajaran materi konsep reaksi redoks menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Persentase motivasi belajar siswa kelas eksperimen sebesar 100%, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 85,71%. Kata kunci: hasil belajar kognitif, motivasi belajar, model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, materi reaksi redoks. Penggunaan kurikulum KTSP diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan yang erat kaitannya dengan keberhasilan kualitas belajar mengajar di kelas. Pembelajaran yang sesuai dengan prinsip kurikulum KTSP salah satunya adalah pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif mempunyai banyak tipe, salah satunya adalah TSTS (Two Stay Two Stray) (Lie, 2002:60). Secara singkat pembelajaran kooperatif tipe TSTS memiliki langkah-langkah pembelajaran mulai dari pembentukan kelompok, penyajian materi oleh guru lalu diskusi kelompok. Setelah diskusi kelompok, dua orang anggota kelompok diberikan tugas sebagai
2 penerima tamu dan dua anggota kelompok lainnya diberikan tugas sebagai tamu. Penerima tamu tetap tinggal dikelompoknya untuk memberikan informasi hasil diskusi kelompoknya kepada dua orang tamu yang berasal dari kelompok lain. Dua anggota kelompok sebagai tamu mencari informasi dari kelompok lain. Kemudian, dua orang anggota kelompok yang menjadi tamu kembali kekelompoknya untuk saling bertukar informasi dan membahas informasi apa saja yang didapatkan dengan anggota kelompoknya yang menjadi penerima tamu. Setelah itu, presentasi perwakilan kelompok dan kelompok lain memberikan tanggapan, sedangkan guru sebagai fasilitator dan memberikan penguatan materi yang dipresentasikan oleh siswa. Langkah terakhir dari pembelajaran kooperatif tipe TSTS, yaitu penarikan kesimpulan oleh beberapa siswa dan pemberian kuis (jika waktu memungkinkan). Materi reaksi redoks terdiri dari tiga konsep, yaitu konsep reaksi redoks berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen; konsep reaksi redoks berdasarkan penerimaan dan pelapasan elektron; konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi. Karakteristik ketiga konsep redoks antara lain, yaitu lebih banyak memberikan informasi, hitungan matematis penjumlahan-pengurangan dan lebih banyak materi bersifat hafalan. Berdasarkan karakteristik materi konsep reaksi redoks di atas, pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajarannya. Selain karena karakteristik materi pelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, model pembelajaran ini mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya antara lain dapat meningkatkan interaksi siswa, sehingga siswa menjadi aktif dalam bertukar informasi hasil diskusinya dengan kelompok lain. Keaktifan tersebut dapat mengakibatkan meningkatnya prestasi belajar, daya ingat, motivasi belajar dan tanggung jawab, sedangkan kelemahannya membutuhkan waktu yang lama (Faiq, 2013). Tujuan penelitian adalah mengetahui keterlaksanaan pembelajaran, hasil belajar kognitif, dan motivasi belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS (kelas eksperimen) dan model pembelajaran ceramah-diskusi (kelas kontrol) pada materi reaksi redoks. METODE Rancangan penelitian yang digunakan yaitu rancangan eksperimen semu (Quasy Exsperimental Design). Rancangan eksperimen semu digunakan untuk membandingkan hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sebelum kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan perlakuan, perlu dilakukan suatu uji untuk mengetahui kemampuan awal. Rancangan penelitian menggunakan desain post test only. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X MAN 3 Malang semester 2 tahun ajaran 2012/2013 pada tanggal 7 Februari 2013 sampai dengan 5 April Penelitian dilakukan sebanyak 6 kali pertemuan untuk penyampaian materi, dan 1 kali pertemuan untuk mengambil data hasil belajar kognitif dan data motivasi belajar siswa. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas X MAN 3 Malang. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Pemilihan sampel penelitian disarankan oleh guru pelajaran kimia kelas X MAN 3 Malang. Berdasarkan saran guru kimia kelas X MAN 3 Malang diperoleh kelas X-D dan X-E yang mempunyai kemampuan awal sama. Kelas kontrol dan kelas eksperimen ditentukan dengan cara pengundian dan hasilnya adalah kelas X-D sebagai kelas kontrol dan kelas X-E sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian meliputi instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran. Instrumen perlakuan, berupa silabus
3 pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hand out dan LKS, sedangkan instrumen pengukuran berupa instrumen untuk mengukur hasil belajar kognitif dalam bentuk soal tes obyektif dan instrumen untuk mengukur motivasi belajar berupa angket. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan mulai tanggal 7 Februari 2013 sampai dengan 5 April 2013 di MAN 3 Malang. Terdapat tiga macam data yang akan dianalisis, yaitu data kemampuan awal siswa, hasil belajar kognitif, dan motivasi belajar. Data kemampuan awal dan data hasil belajar kognitif siswa dianalisis dengan statistik deskriptif dan inferensial, sedangkan data motivasi belajar siswa hanya dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. HASIL Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS dan Model Pembelajaran Ceramah-Diskusi Petemuan ke-1, saat pembentukan kelompok dan berkumpul dengan kelompok kondisi kelas belum kondusif. Siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Kuis belum terlaksana. Pada pertemuan ke-2, kondisi kelas sudah agak kondusif. Semua tahapan pembelajaran dapat terlaksana. Pertemuan ke-3, siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran yang dilaksanakan, kondisi kelas sudah kondusif. Kuis belum terlaksana. Peretmuan ke-4, semua tahapan pembelajaran dapat terlaksana dengan cukup lancar. Pertemuan-5, semua tahapan pembelajara dapat terlaksana engan baik, kuis digantikan dengan permainan rangking 1. Pertemuan ke-6 merupakan ulasan materi pembelajaran dari pertemuan ke-1 sampai dengan pertemuan ke-5 dan mendiskusikan kuis yang belum terlaksana. (Materi pelajaran yang digunakan sebagai bahan diskusi adalah: pertemuan ke-1: perkembangan konsep reaksi redoks, pertemuan ke-2: bilangan oksidasi, pertemuan ke-3: oksidator-reduktor, hasil oksidasi dan hasil reduksi, pertemuan ke-4: reaksi konproporsionasi dan disproporsionasi, dan pertemuan ke-5: tatanama IUPAC senyawa berdasarkan sistem Stock). Deskripsi Data Kemampuan Awal dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Data kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh dari nilai ulangan harian hukum dasar kimia pada semester 1, sedangkan data hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh dari nilai tes hasil materi reaksi redoks. Data kemampuan awal dan hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Data Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Uraian Kemampuan Awal Hasil Belajar Kognitif Kelas Kelas Eksperimen Kontol Eksperimen Kontrol Jumlah siswa Rata-rata 71,86 74,47 70,95 66,62 Simpangan baku 9,43 6,62 12,86 13,88 Nilai tertinggi 88,00 85,00 97,00 90,00 Nilai terendah 52,50 60,00 50,00 43,00 Analisis Data Kemampuan Awal Siswa dan Uji Hipotesis Penelitian Analisis data kemampuan awal siswa dilakukan untuk mengetahui apakah dua kelas yang digunakan untuk penelitian memiliki kemampuan yang sama, sedangkan uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dengan hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol. Analisis datanya menggunakan uji-t Independent-Sample t-test dengan bantuan program SPSS 16.0 for
4 Windows. Sebelum dilakukan uji-t, perlu dilakukan prasyarat analisis yaitu, uji normalitas dan homogenitas varian. Hasil uji prasyarat analisis diperoleh bahwa data kemampuan awal dan data hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai sebaran yang normal dan varian yang homogen. Tabel 2 Hasil Uji-t Kemampuan Awal Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Uraian Nilai Statistik Uji-t Nilai t-tabel df Nilai Signifikansi Kemampuan awal siswa 1,047 0,301 2, Hipotesis penelitian 1,063 0,294 Pada Tabel 2 diperoleh hasil uji kemampuan awal, yaitu nilai statistik uji-t atau t-hitung sebesar 1,047 dan nilai signifikansinya sebesar 0,301. Nilai statistik uji-t atau t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel (2,01954) dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji hipotesis diperoleh nilai statistik uji-t atau t-hitung dan nilai signifikansi sebesar 1,063 dan 0,294. Nilai statistik uji-t atau t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel (2,01954) dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar kognitif siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dengan kata lain, tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar kognitif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan hasil belajar kognitif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran ceramah-diskusi. Walaupun tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar kognitif siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, namun rata-rata hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen lebih tinggi (70,95) daripada rata-rata hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol (66,62), dapat dilihat pada Tabel 1. Deskripsi Data Motivasi Belajar Siswa Data motivasi belajar siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan model pembelajaran diperoleh dari angket motivasi belajar yang diberikan kepada siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Angket motivasi belajar diberikan setelah proses pembelajaran dan tes evaluasi hasil belajar selesai dilaksanakan. Angket motivasi belajar diberikan pada tanggal 28 Maret 2013 di kelas eksperimen dan pada tanggal 5 April 2013 di kelas kontrol, siswa diberi waktu 10 menit untuk mengisi angket tersebut. Tabel 3 Data Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Uraian Kelas Eksperimen Kontrol Jumlah siswa Rata-rata 3,15 2,65 Nilai tertinggi 3,56 2,89 Nilai terendah 2,97 2,38 Dari data pada Tabel 3 dapat diamati bahwa motivasi dalam mengikuti pembelajaran antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan. Secara keseluruhan, motivasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari motivasi belajar kelas kontrol. Berdasarkan kriteria motivasi belajar siswa yang telah ditetapkan, data motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.
5 Tabel 4 Persentase Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Sangat Tidak Termotivasi Tidak Termotivasi Termotivasi Sangat Termotivasi Eksperimen 0% 0% 90,91% 9,09% Kontrol 0% 14,29% 85,71% 0% Motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat juga dibedakan dengan membandingkan skor rata-rata setiap indikator yang terdapat dalam angket kelas eksperimen dan kelas kontrol. Angket motivasi belajar terdapat empat indikator yang diukur pada siswa. Empat indikator tersebut antara lain: a) attention (perhatian terhadap pelajaran), b) relevance (keterkaitan), c) confidence (percaya diri), dan d) satisfication (kepuasan). Skor rata-rata setiap indikator dalam angket motivasi belajar dapat diamati pada Tabel 5. Tabel 5 Data Skor Rata-rata Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol per Indikator Indikator Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Attention (perhatian terhadap pelajaran) 3,13 2,60 Relevance (keterkaitan) 3,14 2,51 Confidence (percaya diri) 3,12 2,53 Satisfication (kepuasan) 3,19 2,96 Pada Tabel 5 menunjukkan skor rata-rata setiap indikator dalam angket motivasi belajar, terdapat perbedaan antara siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen memiliki skor rata-rata yang lebih tinggi daripada kelas kontrol pada semua indikatornya. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata skor per indikator kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Oleh karena itu dapat disimpulkan lebih lanjut, bahwa motivasi belajar kelas eksperimen dalam mengikuti kegiatan pembelajaran lebih baik daripada kelas kontrol. PEMBAHASAN Pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS dan Model Pembelajaran Ceramah-Diskusi Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS merupakan salah satu model pembelajaran yang dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan konstruktivistik. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran pada model pembelajaran kooperatif tipe TSTS banyak menggunakan metode diskusi, baik diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Diskusi dilakukan dengan anggota kelompok sendiri dan anggota kelompok lain, sehingga siswa lebih berperan aktif dalam kelompok sendiri dan dalam kelompok lain. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada penelitian dapat terlaksana dengan cukup baik, semua tahap-tahap dalam model pembelajaran kooperatif tipe TSTS sebagian besar dapat dilakukan dengan baik. Walaupun pada pertemuan pertama kondisi kelas belum kondusif saat siswa akan berkumpul dengan kelompoknya masing-masing dan saat akan dilaksanakan tahap diskusi dengan anggota kelompok lain. Hal ini dikarenakan, siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Pada pertemuan ke-1, kuis tidak terlaksana karena keterbatasan waktu. Pertemuan ke-2, semua tahapan pada model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat terlaksana dengan cukup lancar dan kondisi
6 kelas sudah agak kondusif. Pertemuan ke-3, siswa sudah mulai terbiasa dalam mengikuti tahapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Namun membutuhkan waktu yang lebih lama, khususnya pada tahap diskusi, sehingga berpengaruh pada waktu pemberian kuis yang tidak dapat terlaksana. Pertemuan ke-4, semua tahapan dalam pembelajaran sudah terlaksana dengan baik. Pertemuan ke-5, kuis tidak diberikan namun diganti dengan permainan rangking satu. Pertemuan ke-6, merupakan ulasan kembali materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada pertemuan ini, dilaksanakan diskusi soal-soal kuis yang belum terlaksana. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TSTS dapat menciptakan interaksi antar siswa dalam proses pembelajaran. Interaksi antar siswa tersebut dapat dilihat saat proses diskusi, baik diskusi kelompok dengan anggota kelompok sendiri, anggota kelompok lain, maupun diskusi kelas. Jadi dapat disimpulkan, bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dapat meningkatkan interaksi antar siswa dan aktivitas dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, namum membutuhkan waktu yang lebih banyak, sehingga waktu merupakan kendala dalam model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran ceramah-diskusi dalam penelitian dapat berjalan cukup baik. Semua tahapannya sebagian besar dapat terlaksana. Model pembelajaran ceramah-disksusi, memberikan kegiatan diskusi kelompok pada siswa, sehingga terdapat interaksi antara siswa. Namun interaksi siswa yang terdapat dalam model pembelajaran ceramah-diskusi tidak sebanyak interaksi yang terdapat dalam model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. Hasil Belajar Kognitif Siswa Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaaan yang signifikan hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Namun jika dilihat nilai rata-rata hasil belajar kognitifnya, hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih tinggi/baik daripada hasil belajar kognitif kelas kontrol. Nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen sebesar 70,95 dan kelas kontrol sebesar 66,62. Kenaikan hasil belajar kognitif kelas eksperimen juga didukung dengan data kemampuan awal siswa. Kelas eksperimen mempunyai rata-rata kemampuan awal sebesar 71,86 dan kelas kontrol mempunyai rata-rata kemampuan awal sebesar 74,47. Kelas eksperimen yang awalnya mempunyai rata-rata kemampuan awal lebih rendah daripada kelas kontrol, namun hasil belajar kognitifnya dapat lebih tinggi daripada kelas kontrol. Tidak adanya perbedaan yang signifikan pada hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol mungkin karena beberapa hal, antara lain: 1) kurangnya alokasi waktu. Hal ini berdampak pada langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TSTS kurang sempurna. Selama 6 kali pertemuan, pemberian kuis hanya terlaksana 3 kali, yaitu pada pertemuan ke-2, pertemuan ke-4, dan pertemuan ke-5. Dari langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, yang paling banyak membutuhkan waktu lebih lama adalah pada tahap diskusi dikelompok sendiri atau dengan kelompok lain. 2) materi reaksi redoks merupakan materi yang kompleks dan cukup sulit dipahami oleh siswa kelas X, seperti hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Febrianto (2011:59) yang menyatakan bahwa materi pokok perkembangan konsep reaksi redoks tergolong materi yang sulit. Hal ini dikarenakan materi reaksi redoks merupakan materi yang saling berhubungan dengan materi sebelumnya, yaitu sistem periodik, ikatan kimia, dan tatanama senyawa. Karakteristik materi konsep reaksi redoks lebih banyak bersifat hafalan dan pemahaman
7 konsep. 3) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama terdapat kegiatan pembelajaran diskusi dan penjelasan materi oleh guru. Kegiatan diskusi di kelas kontrol yaitu diskusi dengan anggota kelompok masing-masing, sedangkan kegiatan diskusi di kelas eksperimen, yaitu diskusi dengan anggota kelompok masing-masing dan dengan anggota kelompok lain. Kegiatan lainnya yang membedakan pembelajaran di kelas eksperimen dan di kelas kontrol, yaitu kegiatan pembahasan hasil diskusi dan penarikan kesimpulan. Kegiatan pembahasan hasil diskusi di kelas eksperimen, presentasi perwakilan kelompok dan guru hanya sebagai moderator untuk memberikan penguatan konsep-konsep pelajaran yang didpatkan oleh siswa, sedangkan kegiatan pembahasan hasil diskusi di kelas kontrol, guru dan siswa membahas bersama-sama. Pada kegiatan penarikan kesimpulan di kelas eksperimen, siswa diminta untuk menyimpulkan materi pelajaran yang didapatkannya dan guru hanya memberikan penguatan, sedangkan kegiatan penarikan kesimpulan di kelas kontrol dilakukan guru dan siswa secara bersama-sama. Walaupun terdapat persamaan kegiatan pembelajaran antara pembelajaran kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ceramah-diskusi, namun pada pembelajaran di kelas eksperimen lebih banyak terdapat interaksi antar siswa. Hal itu dikarenakan di kelas eksperimen terdapat diskusi yang berulang, yaitu diskusi dengan anggota kelompok masing-masing dan anggota kelompok lain. Pada langkah pembahasan dan penarikan kesimpulan, di kelas eksperimen menuntut siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya dan menyimpulkan sendiri materi pelajaran yang sudah dipelajari. Dengan demikian dapat disimpulkan lebih lanjut, bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS, siswa lebih banyak berinteraksi antar siswa dan lebih aktif belajar daripada pembelajaran menggunakan model pembelajaran ceramah-diskusi. Motivasi Belajar Siswa Data motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol, diperoleh melalui angket motivasi yang diberikan setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan, yaitu setelah tes evaluasi hasil belajar. Indikator motivasi belajar dalam angket ada empat, yaitu: (1) attention (perhatian terhadap pelajaran), (2) relevance (keterkaitan), (3) confidence (percaya diri), dan (4) satisfaction (kepuasan). Menurut Suciati (2001:54), indikator tersebut merupakan empat kondisi motivasional yang harus diperhatikan agar pembelajaran menjadi menarik. Pembelajaran yang menarik akan membuat siswa menjadi lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil perhitungan angket motivasi belajar, diperoleh skor rata-rata keempat indikator motivasi pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Oleh karena itu, jika dilihat dari skor rata-rata indikator tersebut, dapat diketahui kondisi motivasional pada kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Perhatian, keterkaitan, keyakinan diri dan kepuasan kelas eksperimen dalam mengikuti kegiatan pembelajaran lebih tinggi daripada kelas kontrol, sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran pada kelas eksperiman lebih menarik daripada pembelajaran pada kelas kontrol. Menurut Suciati (2001:54), pembelajaran yang menarik akan membuat siswa menjadi lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada motivasi belajar kelas kontrol. Menurut Sardiman (1986:40), bahwa hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi belajar, sehingga motivasi belajar akan meningkatkan hasil belajar. Adanya motivasi yang lebih tinggi, kelas eksperimen akan lebih berhasil dalam
8 mengikuti kegiatan pembelajaran dan akan mendapat hasil belajar yang lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini juga didukung oleh pernyataan yang dikemukakan Slavin (1995:7), bahwa motivasi berfungsi sebagai pemandu hasil belajar. Selain itu, hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Abidah (2009) menyatakan, bahwa siswa senang dan termotivasi untuk belajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS. PENUTUP Kesimpulan Pelaksanaan pembelajaran materi konsep reaksi redoks menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dan model pembelajaran ceramah-diskusi sesuai dengan rencana pembelajaran dengan kendala alokasi waktu. Hasil uji hipotesis menunjukkan, bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar kognitif antara kelas yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan kelas yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran ceramah-diskusi. Namun jika dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar kognitifnya, rat-rata hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen (70,95) lebih besar daripada hasil belajar kognitif siswa kelas kontrol (66,62). Dengan demikian, jika dimulai dari kemampuan awal yang sama maka dapat dikatakan bahwa peningkatan hasil belajar kognitif kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS mempunyai motivasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran ceramah-diskusi. Saran Berdsarkan kesimpulan di atas, maka saran yang diajukan sebagai berikut. Kendala dalam pembelajaran, memerlukan waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS perlu mempertimbangkan alokasi waktu dan materi. Interaksi siswa, hasil belajar kognitif, dn motivasi belajar siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Maka perlu dilakukan penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan materi yang lain. Peneliti lain dapat menguji pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan variabel yang lainnya, misalnya pada pemahaman konsep, perbedaan sikap siswa, dan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dari hasil penelitian, kegiatan pembelajaran pada materi konsep reaksi redoks dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif lainnya, misalnya TGT terhadap motivasi belajar siswa dalam materi konsep reaksi redoks. DAFTAR RUJUKAN Abidah, N Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi belajar Siswa terhadap Pelajaran Matematika pada kelas X-2 SMAN 8 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM. Faiq, M Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray, (Online), (
9 com/2013/03/model-pembelajaran-kooperatif-two-stay-two-stray.html?m=1), diakses 12 April Febrianto, G.J Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Materi Perkembangan Konsep Redoks terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Purwosari. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang. Lie, A Mempraktekkan Cooperative learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Slavin, R.E Research on Cooperative Learning and Achievement: What We Know, What We Need to Know. Center for Research on the Education of Student Placed at Risk John Hopkins University, (Online), Oktober 1995: 1-18, ( diakses 5 September Suciati Teori Belajar & Motivasi. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.
Iklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM UM PADA MATERI HIDROKARBON Iklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih
Lebih terperinciAuliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 10 MALANG PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN (s) DAN HASIL KALI KELARUTAN
Lebih terperinciDita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) DALAM MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF DAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X SMAN 10 MALANG PADA MATERI MINYAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia adalah dengan menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Lebih terperinciABSTRAK
Application of Cooperative Learning Model Type two stay two stray (TSTS) and Effect on Student Learning Outcomes Biology Class X SMA Negeri 4 baseboards Bengkalis Riau Province 1) Putri Jhonevia 2) Drs.
Lebih terperinciDosen Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang 2 Mahasiswa Pasca sarjana UM.
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN CATATAN TULIS DAN SUSUN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKEMBANGAN KONSEP REAKSI REDOKS KELAS X MAN MALANG 1 Aman Santoso 1, Noni Asmarisa
Lebih terperinciISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA PADA TOPIK APLIKASI REAKSI REDUKSI OKSIDASI Oleh : Fitriani Tekistia Darmawan 1 ), Wawan
Lebih terperinciPEERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 KAUMAN
PEERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 KAUMAN 1) Heviana Putri N, 2) Drs. Dwiyono Hari Utomo M, Pd. M, Si 3) Drs. Sudarno Herlambang
Lebih terperinciOLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI SISTEM KOLOID PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 GERUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK MENCATAT PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MAN 1 MALANG
PENGARUH TEKNIK MENCATAT PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MAN 1 MALANG Ahmad Sirojul Anam Izza Rosyadi, Parlan, Dedek Sukarianingsih Universitas Negeri
Lebih terperincisiswa dituntut mampu untuk membayangkan bagaimana proses serah terima elektron, pelepasan, dan pengikatan oksigen dari spesi satu ke spesi yang lain
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN CATATAN TULIS DAN SUSUN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PERKEMBANGAN KONSEP REAKSI REDOKS KELAS X MAN MALANG 1 Noni Asmarisa, Aman Santoso
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Tanti Jumaisyaroh Siregar Pendidikan matematika, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Lebih terperinciMETODE. Kata kunci: inkuiri terbimbing, hasil belajar, larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT KELAS X SMA NEGERI 2 MALANG Hidya Septina Rahayu, M. Su aidy, Fauziatul
Lebih terperinciTHE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING
1 THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING (Study To The 7 th Grade Students of SMPN 1 Terbanggi Besar, Lampung
Lebih terperinciKata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe TSOS, Prestasi Belajar ABSTRACT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THREE STAY ONE STRAY (TSOS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR DI KELAS X SMAN 1 TAMBANG Andi Boy*, Betty
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE (LC 5-E) & LC 5E-STAD PADA MATERI TERMOKIMIA KELAS XI SMK NEGERI 6 MALANG
PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE (LC 5-E) & LC 5E-STAD PADA MATERI TERMOKIMIA KELAS XI SMK NEGERI 6 MALANG Nadia Relyta Distantiasari, Darsono Sigit, Hayuni Retno
Lebih terperinciArifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LAWANG PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS GARAM Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Marthina 1), Pentatito Gunowibowo 2), Arnelis Djalil 2) marthinajayasironi@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciOleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi Yunita**
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 15 PADANG Oleh: Via Vandella*, Yulia Haryono**, Alfi
Lebih terperinciNova Rina Setia Sari Sinaga dan Sehat Simatupang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan
Vol. No. 1 Pebruari 014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI SIDIKALANG
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE-TSTS PADA MATERI KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BULULAWANG
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE-TSTS PADA MATERI KOLOID TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BULULAWANG Ulul Ismy Bilkisty, Endang Budiasih, Hayuni Retno Widarti
Lebih terperinciMono Eviyanto, Ridwan Joharmawan, Dermawan Afandy Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TENTANG LARUTAN PENYANGGA KELAS XI MA Mono Eviyanto, Ridwan Joharmawan,
Lebih terperinciPengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa The Effect of Two Stay Two Stray (TSTS) Technique of Cooperative Learning Model toward Students
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TWO STAY TWO STRAY
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN LKS TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA SISWA PADA SISWA KELAS X.2 SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 SAWAN
Lebih terperinciMelina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KEDIRI Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2,
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN KIMIA DI KELAS X-6 SMA N 12 PEKANBARU Dwi Gusti Nola *), R. Usman Rery, Erviyenni
Lebih terperinciJURNAL PEMBELAJARAN FISIKA
MEDIA VIDEO KEJADIAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL Oleh: Retno Palupi Kusuma Wardhany NIM 090210102071 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciRagil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar 1, dan Dermawan Afandy 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang
PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI HIDROLISIS GARAM SISWA MA NEGERI 2 MALANG PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Ragil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar
Lebih terperinciJ. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISTIM KOLOID Asrial 1), Arnina Dwijaya 2) 1) Staf Pengajar di Program Magister Pendidikan
Lebih terperinciYuhelmi Wahyu *, Erviyenni, Abdullah. Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI DI KELAS X SMA BABUSSALAM PEKANBARU Yuhelmi Wahyu *, Erviyenni,
Lebih terperinciWistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta
1 EFEKTIVITAS COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PPKn DI SMA N 2 WONOSARI Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad
Lebih terperinciNola Despita Sari*), Zulfitri Aima**), Mulia Suryani**).
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS X IIS SMAN 1 KECAMATAN SULIKI Nola Despita Sari*), Zulfitri Aima**),
Lebih terperinciJurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224
58 Perbandingan Metode Pemberian Tugas Kerja Kelompok dengan Kerja Individu pada Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MIA SMAN 1 Tondong Tallasa Kab.Pangkep
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN DAILY CHEM QUIZ TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X
PENGARUH PEMBERIAN DAILY CHEM QUIZ TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X THE INFLUENCES OF DAILY CHEM QUIZ APPLICATION TOWARD CHEMISTRY LEARNING MOTIVATION AND ACHIEVEMENT OF 10 th
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK Mitra sofina 1), Lisa Deswati 2, ) Gusmaweti 3) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciPengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEKERJAAN DASAR ELEKTROMEKANIK KELAS X TPTU SMK NEGERI 3 BUDURAN SIDOARJO Adytia Faridil
Lebih terperinciKata kunci: metode kooperatif tipe TGT, media pembelajaran kartu domino, hasil belajar geografi
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI TIPE TGT (TEAMS GAME TOURNAMENT) DENGAN MEDIA KARTU DOMINO TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MUNTILAN INLUENCE LEARNING COOPERATIVE TYPE TGT
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
JURNAL GANTANG Vol. II, No. 2, September 2017 p-issn. 2503-0671, e-issn. 2548-5547 Tersedia Online di: http://ojs.umrah.ac.id/index.php/gantang/index PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE
Lebih terperinciABSTRACT. Keyword : Students Learning Outcome, Cooperative Learning Two Stay Two Stray, Numbered Heads
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DUA TINGGAL DUA TAMU DISERTAI NUMBERED HEADS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 16 PADANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Yogi Satria Pratama*
Lebih terperinciRahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa
Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions dan Tipe Teams Games Tournament pada Konsep Ekosistem (Studi Eksperimen
Lebih terperinciPERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS
PERBEDAAN PENGARUH ANTARA MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS Dami Anah 1), Suwarto WA 2), Djaelani 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449, Surakarta
Lebih terperinciPENERAPAN COOPERATIVE LEARNING
1 PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIR CHECK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NERGERI 5 KUBUNG KABUPATEN SOLOK Tiva Rahmadayanti 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciIsmawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KELILING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PEKANBARU Ismawati, Maria Erna, dan Miharty
Lebih terperinciFakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY MENGGUNAKAN LKS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMA KARTIKA 1-5 PADANG Ikbal Pebri Pranata 1, Drs. Wince Hendri, M.Si 2,
Lebih terperinciPEMBERIAN MATERI PRASYARAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS DI KELAS X SMA NEGERI 4 PEKANBARU
PEMBERIAN MATERI PRASYARAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS DI KELAS X SMA NEGERI 4 PEKANBARU Atika Ulfa Novriani*, Miharti**, Abdullah*** Email: atika_ulfa_novriani.kimia@rocketmail.com
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG Aldhini Kemala Puteri 1), Suherman 2), Muh. Subhan 3) 1 ) FMIPA UNP : email: aldhini13@gmail.com
Lebih terperinciARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
ARTIKEL PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 PADANG Oleh : RINI
Lebih terperinciModel Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray Efektivitasnya terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Lebih terperinciPERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS
PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS Amelia Susantika 1, Tina Yunarti 2, Pentatito Gunowibowo 2 Amelia_Susantika@ymail.com 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciEFEKTIVITAS INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA PEMBELAJARAN REAKSI OKSIDASI-REDUKSI UNTUK PESERTA DIDIK KELAS X SMA KOLOMBO YOGYAKARTA
EFEKTIVITAS INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA PEMBELAJARAN REAKSI OKSIDASI-REDUKSI UNTUK PESERTA DIDIK KELAS X SMA KOLOMBO YOGYAKARTA THE EFFECTIVENESS OF INQUIRY BASED LEARNING (IBL) ON THE LEARNING OF
Lebih terperinciNadia Cahyadi*, Zulfitri Aima**, Ainil Mardiyah**
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG Nadia Cahyadi*, Zulfitri Aima**, Ainil Mardiyah**
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK
MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK Adik Tri Wahyuningsih 1 Ach. Amirudin 2 I Nyoman Ruja 2 ABSTRACT: The purpose
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental research) yaitu metode eksperimen yang tidak memungkinkan peneliti melakukan
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Pitri Oktaviani H. A. (1), Nurhanurawati (2), M. Coesamin (3) Pendidikan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL Oleh : FRESTY YUMERISA NPM : 0910013221059 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DISERTAI KUIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DISERTAI KUIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG Umega Kusumawati*), Minora Longgom. Nst**), Melisa**) *) Mahasiswa
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG Rahmiatul Akhir 1, Syifa ul Gummah 2, & Habibi 3 1 Pemerhati Pendidikan Fisika 2&3 Dosen Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG Rahmiatul Akhir 1, Syifa ul Gummah 2, & Habibi 3 1 Pemerhati Pendidikan Fisika 2&3 Dosen Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI
ARTIKEL PENELITIAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION YANG DIAWALI TUGAS MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG OLEH: HELMI SUSANTI
Lebih terperinciKONTRIBUSI METODE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
Idha Zuly Astutik, dkk., Kontribusi Metode Two Stay Two Stray Terhadap Hasil. 1893 KONTRIBUSI METODE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Idha Zuly Astutik*, Saptorini dan Ersanghono Kusumo
Lebih terperinciTHE DIFFERENCE OF THE STUDENTS ACHIEVEMENT USING COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TIME TOKEN AND TYPE PLAYING ANSWERS ON THE CONCEPT ECOSYSTEM
THE DIFFERENCE OF THE STUDENTS ACHIEVEMENT USING COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TIME TOKEN AND TYPE PLAYING ANSWERS ON THE CONCEPT ECOSYSTEM Eva Sri Nur, Hernawan Abstract The purpose of this research
Lebih terperinciKadek Rahayu Puspadewi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT
PENGARUH METODE INDUKTIF BERBANTUAN ASESMEN OTENTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR ALJABAR LINEAR I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAUNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR Kadek Rahayu Puspadewi Program
Lebih terperinciPENERAPAN STAD DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
Jurnal Pembelajaran Kimia Vol. 2, No. 1, Juni 2017, hal. 21-30 OJS Universitas Negeri Malang PENERAPAN STAD DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Laily
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.
PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG Dian Arima Gusti 1, Iing Rika Yanti 2, Silvi Trisna 2 1 Mahasiswa Program Studi
Lebih terperinciCitra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS KELAS X SMA DHARMAWANGSA MEDAN T.P
Lebih terperinciRezki Hidayat*, Maria Erna **, R Usman Rery*** NO Hp:
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DI KELAS X MIA SMAN 2 TAMBANG Rezki Hidayat*, Maria Erna
Lebih terperinciGERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN Volume 5, Nomor 1, Juni 2017 E-ISSN X
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA SMP Raisya Andhira Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia raisyaandhira@student.upi.edu
Lebih terperinciPENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Mahesa Kale 1), Sri Astutik 2), Rif ati Dina 2) 1) Mahasiswa Program S1 Pendidikan Fisika FKIP Universitas
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL TEAM GAME TOURNAMENT
PENERAPAN MODEL TEAM GAME TOURNAMENT TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI BILANGAN ROMAWI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 03 RANYAI HILIR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Ericko Lestranda
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG
1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG Boby Setyawan 1), Marhadi Slamet Kistiyanto 2), Budijanto 3) bobyseyawan_geografium@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMP
PENGARUH PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA SMP (1) Dianita Eka Putri, (2) Ach. Fatchan, (3) Yuswanti Ariani Wirahayu Universitas Negeri Malang This study is aimed
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DISERTAI KUIS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 1 LIMBUR LUBUK MENGKUANG KAB. BUNGO PROVINSI JAMBI
Lebih terperinciPERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PEMBELAJARAN TPS DAN TS KELAS X SMAN 15 BANDARLAMPUNG (J U R N A L) Oleh TIURMA LAERIS RULLITA.
0 PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PEMBELAJARAN TPS DAN TS KELAS X SMAN 15 BANDARLAMPUNG (J U R N A L) Oleh TIURMA LAERIS RULLITA. P FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Lebih terperinciKey words: Influence, model of study, cooperative, type of Two Stay Two Stray, handout
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DISERTAI HANDOUT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA N I DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN Reni Dia Sari 1, Mulyati 2,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS Ayu Tiara Putri 1, Haninda Bharata 2, Arnelis Djalil 2 putri.ayutiara@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinci= 1,99, because the t hitung. = 2,32 and the t tabel
134 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 20, NOMOR 2, OKTOBER 2013 PENGARUH STRATEGI PENGAJARAN TIMBAL BALIK (RECIPROCAL TEACHING) TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA DAN RESPON TERHADAP PEMBELAJARAN
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARCS
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction) BERBANTUAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS ANIMASI KARTUN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS
Lebih terperinciMODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh
MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL Oleh Moh. Jamalul Lail NIM 090210102035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sampai saat ini persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai upaya
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP 1) Rika Lestari, 2) Singgih Bektiarso, 2) Albertus D.
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP 1) Cynthia Novarinda, 2) Trapsilo Prihandono, 2) Bambang Supriadi
Lebih terperinciJURNAL. Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADAA MATERI SISTEM GERAK PADA MANUSIA (Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 18 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM DISERTAI TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh
Lebih terperinciMonif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Monif Maulana 1),
Lebih terperinciKeyword : Cooperative Learning Make a Match, Student Achievment.
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS DI KELAS X SMA NEGERI KUANTAN HILIR Lis Wydiagustina*, Erviyenni dan Lenny Anwar
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Eksperimen Kelas VII Semester Genap SMPN 7 Bandarlampung Tahun Ajaran 2012/2013) (Artikel) Oleh TALENTA NAULI
Lebih terperinciAri Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN METODE EKSPERIMEN DISERTAI TEKNIK CONCEPT MAPPING TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 TANGGUL Ari Soraya
Lebih terperinciPenerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT
Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang Elfawati 1), Gusmaweti 2) dan Azrita 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2) Dosen Program Studi
Lebih terperinciMOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SAINS FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TAMBANG
Jurnal Geliga Sains 4 (1), 23-27, 2010 Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Riau ISSN 1978-502X MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SAINS FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL
Lebih terperinciOleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA AL-HUDA PEKANBARU Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** )
Lebih terperinciBioedusiana Volume 01, Nomor 01, September 2016 ISSN
PERBEDAAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PLH PADA KONSEP ETIKA LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT(TGT).
Lebih terperinciMOHAN TAUFIQ MASHURI NIM
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBASIS PEDAGOGICAL CHEMISTRY KNOWLEDGE TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR KIMIA MOHAN TAUFIQ MASHURI NIM 10708251032
Lebih terperinciUniversitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar
94 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tamalatea Kabupaten Jeneponto ( Studi pada Materi Pokok Reaksi Reduksi Oksidasi
Lebih terperinciKata kunci: Learning Cycle 5 Fase, stoikiometri, prestasi belajar
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATU TAHUN AJARAN 2012 / 2013 PADA MATERI STOIKIOMETRI Shabrina Eronika, Aman Santoso, dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian eksperimen semu). Eksperimen semu dilakukan untuk memperoleh informasi, di mana eksperimen
Lebih terperinciFitri Rahmadani 1, Syafri Anwar 2, Nofrion 2
PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF TIPE HOLLYWOOD SQUARES MENGGUNAKAN LKS TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMAN I SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Fitri Rahmadani 1, Syafri Anwar 2,
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Reproduksi Manusia.
Pengaruh Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) Bilingual terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Reproduksi Manusia. The Effect of Bilingual Student Worksheet Application toward Students Learning
Lebih terperinciMahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MIA MAN 1 PADANG Ardila Febri Afnita 1, Zulfitri Aima 2,
Lebih terperinciProgram studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DIKELAS X MIA SMA NEGERI 12 PEKANBARU Nopa Lislidiawati 1, Usman Rery
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS Fauziah Kartika 1, Caswita 2, M. Coesamin 2 fauziahkartika@gmail.com 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinci