MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK
|
|
- Leony Pranoto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN PEDOSFER SISWA KELAS X SMAN 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK Adik Tri Wahyuningsih 1 Ach. Amirudin 2 I Nyoman Ruja 2 ABSTRACT: The purpose of research is to find out student s study result who use Snowball Throwing model is higher than who does not use it (learning activity that usually be done at school). The type of research is quasi experiment. The research was conducted at SMAN 1 Pule Trenggalek Regency with experiment class X-B and control class X-C. The data is an study result. Data analysis was done by comparing the gain score student s study result. The results showed that study result of Class X that use Snowball Throwing model is higher than who does not use it. Keyword: learning models, snowball throwing, study result Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan bertujuan mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi masa yang akan datang. Melalui proses pembelajaran, peserta didik dipersiapkan sedemikian rupa agar mampu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Mempersiapkan peserta didik yang mampu menghadapi masa depan, bukanlah suatu hal yang mudah. Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran di sekolah dituntut untuk memberikan pengalaman kepada peserta didik. Dalam proses belajar di sekolah tidak lagi hanya mengetahui teori-teori, tetapi mendapat pengalaman nyata. Peserta didik dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran, mampu mengemukakan pendapat-pendapatnya, serta mampu memecahkan masalah-masalah yang disajikan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu alternatif untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi masa depan. Dalam pembelajaran kooperatif, yang ditekankan adalah interaksi antar peserta didik. Dengan adanya interaksi tersebut diharapkan peserta didik lebih mudah memahami materi pembelajaran yang disajikan guru, karena melalui pemahaman dari temannya. Pembelajaran kooperatif tidak lagi seperti pembelajaran konvensional. Kegiatan pembelajaran tidak berpusat pada guru, tetapi lebih berpusat pada kegiatan siswa. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan. Model pembelajaran merupakan salah satu strategi untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar di kelas. Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran 1 Alumni S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. adiktriwahyuningsih@gmail.com 2 Dosen Geografi Universitas Negeri Malang
2 hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas (Suprijono, 2011: 45). Terdapat berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk menarik perhatian siswa sehingga dapat memaksimalkan hasil belajar. Salah satu model yang efektif dan cukup menarik perhatian siswa adalah Snowball Throwing. Model pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran yang dikemas dalam suatu permainan menarik yaitu saling melemparkan bola dari kertas yang berisi pertanyaan. Dalam model pembelajaran ini ditekankan pada kemampuan peserta didik untuk merumuskan suatu pertanyaan tentang materi pembelajaran yang disajikan. Pembelajaran yang dikemas dalam permainan ini membutuhkan suatu kemampuan sederhana, sehingga dapat dilakukan oleh seluruh peserta didik. Selain itu, kemampuan peserta didik dalam bekerja sama dengan teman maupun kemampuan individunya dapat diukur melalui model pembelajaran ini. Pelaksanaan model Snowball Throwing melalui beberapa langkah. Menurut Suprijono (2011: 128) langkah model pembelajaran snowball throwing didahului dengan guru menyampaikan materi yang akan disajikan. Selanjutnya siswa diminta untuk berkelompok. Ketua kelompok dipanggil oleh guru untuk diberi penjelasan tentang materi, dan selanjutnya menjelaskan kepada anggota kelompok. Pada saat menjelaskan ke anggota kelompok inilah siswa berdiskusi dan dituntut untuk masing-masing anak harus paham dengan hal yang didiskusikan. Selanjutnya pemahaman masing-masing anak diuji melalui permainan, yaitu setiap siswa membuat pertanyaan pada selembar kertas tentang apa yang telah dijelaskan ketua kelompok. Kertas pertanyaan tersebut dibuat menyerupai bola yang akan dilemparkan kepada temannya untuk mendapatkan jawaban. Snowball throwing merupakan salah satu model pembelajaran yang berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Hal tersebut terlihat dari hasil beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar. Salah satu penelitian tersebut adalah oleh Rahayu (2009), yang menunjukkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 di SMAN 1 Patianrowo. Hasil belajar merupakan segala sesuatu yang diperoleh siswa setelah proses belajar. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhi proses belajar mereka. Faktor terpenting adalah faktor intern yang berasal dari dalam diri siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 239), salah satu faktor intern yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sikap terhadap belajar. Sikap siswa terhadap proses belajar dapat berupa
3 penerimaan, penolakan, atau pengabaian kesempatan belajar. Pada kondisi pembelajaran yang masih menerapkan pembelajaran konvensional, siswa cenderung melakukan pengabaian terhadap kesempatan untuk belajar. Hal tersebut tentu berpengaruh pada hasil belajarnya. Sikap penerimaan siswa terhadap kesempatan belajar pada saat diterapkan model pembelajaran snowball throwing tergambar dalam beberapa hasil penelitianyang menyimpulkan respon siswa pada penggunan model snowball throwing cukup baik. Dalam penelitian Mulyadi (2010), respon baik siswa tergambar dari: (1) Siswa menjadi lebih antusias atau semangat mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) Dengan melakukan pembelajaran pembelajaran kooperatif model Snowball Throwing, proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan; (3) Dengan belajar berkelompok dapat terjadi kegiatan diskusi yang bermanfaat, terjadi interaksi sosial, interaksi berpikir antar siswa, antara siswa dengan guru. Selain itu, respon baik juga terlihat pada hasil penelitian Lestari (2012) dimana rata-rata nilai respon sebesar 75,29, terdapat 1 siswa merespon sangat positif, 27 siswa merespon positif, dan tidak ada siswa yang merespon cukup positif, kurang positif atau sangat kurang positif. Pengaruh penggunaan model snowball throwing dengan hasil belajar terlihat dari hasil beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa model snowball throwing berpengaruh atau bahkan dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil penelitian Rahayu (2009) menunjukkan bahwa dengan menerapkan model snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri 1 Patianrowo, dimana hasil tersebut ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar dari nilai rata-rata Pra-tindakan sebesar meningkat pada Siklus I menjadi 71.93, dan pada Siklus II meningkat menjadi Selain itu, hasil tersebut juga didukung oleh hasil penelitian Yohana (2011) bahwa dengan penerapan model snowball throwing aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII mengalami peningkatan. Tujuan dalam penelitian ialah untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model snowball throwing lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model ceramah di SMAN 1 Pule Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, sekolah dan peneliti selanjutnya. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan kemampuan mengajar terutama dalam hal inovasi model pembelajaran. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan kualitas pembelajaran oleh pihak sekolah. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
4 METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu (quasy experiment) yang termasuk penelitian kuantitatif. Adapun rancangan penelitian yang dikembangkan adalah Control Group Pretest-Posttest Design. Dalam penelitian ini sampel dibagi menjadi dua kelompok, yaitu satu kelas kontrol dan satu kelas eksperimen. Kemampuan awal siswa, baik kelompok kontrol maupun eksperimen dilakukan pengukuran melalui pretest. Selanjutnya, kedua kelompok mendapat perlakuan yang sama dalam pembelajaran dari segi tujuan, isi dan materi, serta waktu pembelajaran. Perbedaan perlakuan hanya terletak pada diberikan atau tidak diberikan model pembelajaran snowball throwing. Kemampuan akhir kedua kelompok dilakukan pengukuran melalui posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMAN 1 Pule yang berjumlah tiga kelas. Sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan jumlah sampel berdasarkan nilai rata-rata yang hampir sama (setara). Dari ketiga kelas yang ada semuanya memiliki nilai rata-rata hampir setara. Sampel yang diambil adalah dua kelas yaitu kelas XB dan XC,dimana keduanya memiliki jumlah siswa yang sama serta jadwal pelajaran geografi sama-sama pada jam siang. Dari kedua kelas tersebut, satu kelas sebagai kontrol dan satu kelas sebagai eksperimen. Penentuan kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan secara acak menggunakan undian, dimana diperoleh kelas XB sebagai kelas eksperimen dan kelas XC sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes hasil belajar aspek kognitif. Instrumen tersebut berbentuk soal pre-test dan post-test berupa 20 soal objektif (pilihan ganda). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes tertulis. Metode tersebut digunakan untuk memperoleh data berupa skor pre-test dan post-test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Skor pre-test, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol diperoleh sebelum siswa mengikuti pembelajaran. Sedangkan skor post-test diperoleh setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan model ceramah pada kelas kontrol, dan dengan model snowball throwing pada kelas eksperimen. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu uji prasyarat yang meliputi uji homogenitas dan normalitas, serta uji hipotesis. Analisis data dilakukan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows dengan taraf signifikansi 5%. Uji prasyarat dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah syarat analisis data terpenuhi, sehingga pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data berasal dari distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Uji homogenitas dilakukan untuk
5 megetahui apakah data berasal dari kelompok yang sama atau homogen. Uji homogenitas dilakukan menggunakan uji Levene s Test. Uji normalitas menunjukkan data berdistribusi normal, sehingga pengujian hipotesis menggunakan analisis statistik parametrik. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Independent Sample t-test. HASIL Data Kemampuan Awal Data kemampuan awal merupakan skor yang diperoleh siswa setelah mengikuti pretest. Data tersebut meliputi data kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol. Distribusi frekuensi data kemampuan awal siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Awal Kelas Eksperimen Kemampuan Awal Frekuensi % Nilai Kriteria 20 Sangat kurang Kurang Cukup Baik Baik sekali 0 0 Jumlah Rata-rata = 49 - Gambar 1 Diagram Kemampuan Awal Kelas Eksperimen Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa kelas eksperimen sebagian besar termasuk dalam kriteria kurang. Sebanyak 85 % dari jumlah siswa memiliki kemampuan awal dengan rentang nilai Hanya 15 % siswa yang kemampuan awalnya termasuk dalam kriteria cukup dengan rentang nilai Rata-rata nilai kemampuan kelas eksperimen juga masih rendah, yaitu 49. Nilai tersebut masih jauh di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM), yaitu 70. Data tersebut dapat diperjelas dengan gambar 1. Dari diagram pada gambar tersebut terlihat bahwa kemampuan awal kelas eksperimen meliputi kriteria kurang dan cukup, dimana sebagian besar didominasi siswa yang memiliki kemampuan awal kurang. berikut ini: Distribusi frekuensi data kemampuan awal siswa kelas kontrol dapat dilihat pada tabel
6 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Awal Kelas Kontrol Kemampuan Awal Nilai Kriteria Frekuensi % 20 Sangat 2 8 kurang Kurang Cukup Baik Baik sekali 0 0 Jumlah Rata-rata = 50 - Gambar 2 Diagram Kemampuan Awal Kelas Kontrol Tabel tersebut menunjukkan distribusi frekuensi kemampuan awal kelas kontrol terbanyak pada rentang nilai Sebanyak 52% dari jumlah siswa memiliki kemampuan awal dengan kriteria kurang. Selain itu, masih terdapat siswa yang memiliki kemampuan awal sangat kurang, yaitu sebanyak 8% dari jumlah siswa dengan rentang nilai 20. Sisanya, yaitu 40% siswa memiliki kemampuan awal dengan rentang nilai yang termasuk kriteria cukup. Rata-rata nilai kemampuan awal kelas kontrol adalah 50, dimana nilai tersebut masih di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 70. Data tersebut dapat diperjelas dengan gambar 2. Dari diagram pada gambar tersebut terlihat bahwa kemampuan awal kelas kontrol meliputi kriteria sangat kurang, kurang, dan cukup, dimana sebagian besar didominasi siswa yang memiliki kemampuan awal kurang. Berdasarkan data kemampuan awal dapat diketahui bahwa frekuensi kemampuan awal terbanyak baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen adalah pada rentang nilai Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa masih termasuk kriteria kurang. Rata-rata nilai kemampuan awal kedua kelas memiliki selisih 1 (50-49=1), dimana rata-rata kelas kontrol di atas kelas eksperimen. Ini menunjukkan bahwa kemampuan awal kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Data Kemampuan Akhir Data kemampuan akhir merupakan skor yang diperoleh siswa setelah mengikuti posttest. Data tersebut meliputi data kemampuan akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol. Distribusi frekuensi data kemampuan akhir siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
7 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen Kemampuan Akhir Nilai Kriteria Frekuensi % 20 Sangat 0 0 kurang Kurang Cukup Baik Baik sekali 0 0 Jumlah Rata-rata = 68 - Gambar 3 Diagram Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen Tabel di atas menunjukkan distribusi frekuensi kemampuan akhir kelas eksperimen terbanyak pada rentang nilai Sebanyak 46% dari jumlah siswa memiliki kemampuan akhir dengan kriteria cukup. Hanya 19% siswa yang kemampuan akhirnya termasuk kriteria kurang. Sisanya, yaitu 35% siswa memiliki kemampuan akhir yang baik. Rata-rata nilai kemampuan akhir kelas eksperimen mendekati kriteria ketuntasan minimum (KKM), yaitu 68. Data tersebut dapat diperjelas dengan gambar 3. Dari diagram pada gambar tersebut terlihat bahwa kemampuan akhir kelas eksperimen meliputi kriteria sangat kurang, kurang, dan cukup, dimana sebagian besar didominasi siswa yang memiliki kemampuan akhir cukup. Distribusi frekuensi data kemampuan akhir siswa kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4 Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Akhir Kelas Kontrol Kemampuan Akhir Nilai Kriteria Frekuensi % 20 Sangat 0 0 kurang Kurang Cukup Baik Baik sekali 0 0 Jumlah Rata-rata = 60 - Gambar 4 Diagram Kemampuan Akhir Kelas Kontrol Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa pada kelas kontrol memiliki kemampuan akhir yang cukup, yaitu dengan rentang nilai Sebanyak 36% dari jumlah siswa masih memiliki kemampuan akhir yang kurang dengan rentang nilai Hanya 4% dari jumlah siswa (1 siswa) yang memiliki kemampuan akhir baik. Rata-rata nilai kemampuan akhir kelas kontrol masih di bawah kriteria ketuntasan minimum (KKM), yaitu 60. Data tersebut dapat diperjelas dengan gambar 4. Dari diagram pada gambar tersebut terlihat bahwa kemampuan
8 akhir kelas kontrol meliputi kriteria sangat kurang, kurang, dan cukup, dimana sebagian besar didominasi siswa yang memiliki kemampuan akhir cukup. Sedangkan untuk siswa yang memiliki kemampuan akhir sangat kurang hanya sebagian kecil. Berdasarkan data kemampuan akhir dapat diketahui bahwa setelah mendapat perlakuan kemampuan siswa mengalami kenaikan. Hal tersebut dapat dilihat dari kemampuan akhir siswa yang baik pada kelas kotrol maupun eksperimen frekuensi terbanyak pada rentang nilai dengan kriteria cukup. Kelas kontrol memiliki 60% siswa dengan kemampuan akhir yang cukup, sedangkan kelas ekperimen hanya 46% siswa yang kemampuan akhirnya cukup. Meski begitu, rata-rata nilai kemampuan akhir kedua kelas memiliki selisih 8 (68-60=8), dimana rata-rata kelas eksperimen di atas kelas kontrol. Ini menunjukkan bahwa kemampuan akhir kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Data Hasil Belajar (Gain Score) Data hasil belajar siswa ditunjukkan melalui gain score yang diperoleh dari selisih skor posttest dikurangi skor pretest. Data tersebut meliputi data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Distribusi frekuensi data hasil belajar (gain score) siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5 Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar (gain score) Kelas Eksperimen Hasil Belajar Frekuensi % (gain score) -35 (-23) (-10) Jumlah Rata-rata = 19 - Gambar 5 Diagram Hasil Belajar (Gain Score) Kelas Eksperimen Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa dari kelas eksperimen mendapat hasil belajar (gain score) dengan frekuensi terbanyak pada rentang nilai 4-16, yaitu sebanyak 10 siswa atau 38% dari jumlah keseluruhan siswa. Sebanyak 7 siswa atau 27% siswa mendapat hasil belajar pada rentang nilai Dengan jumlah yang sama siswa mendapat hasil belajar pada rentang tertinggi yaitu Sisanya, yaitu 2 siswa atau 8% siswa mendapat hasil belajar pada rentang Data tersebut dapat diperjelas dengan gambar 5. Dari diagram pada gambar tersebut terlihat bahwa hasil belajar kelas eksperimen berada pada rentang -9 3 sampai 30-45, dimana sebagian besar didominasi siswa yang memiliki hasil belajar pada rentang 4-16.
9 Distribusi frekuensi data hasil belajar (gain score) siswa kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6 Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar (gain score) Kelas Kontrol Hasil Belajar Frekuensi % (gain score) -35 (-23) (-10) Jumlah Rata-rata = 10 - Gambar 6 Diagram Hasil Belajar (Gain Score) Kelas Kontrol
10 Tabel tersebut menunjukkan bahwa siswa dari kelas kontrol mendapat hasil belajar (gain score) dengan frekuensi terbanyak pada rentang nilai 4-16, yaitu sebanyak 9 siswa atau 36% dari jumlah keseluruhan siswa. Pada rentang nilai terendah, yaitu -35 (-23) dan -22 (-10) memiliki frekuensi yang sama yaitu 1 siswa atau 4% dari jumlah keseluruhan siswa. Sebanyak 6 siswa atau 24% siswa mendapat hasil belajar pada rentang nilai Dengan jumlah yang sama siswa mendapat hasil belajar pada rentang tertinggi yaitu Sisanya, yaitu 2 siswa atau 8% siswa mendapat hasil belajar pada rentang Data tersebut dapat diperjelas dengan gambar 6. Dari diagram pada gambar tersebut terlihat bahwa hasil belajar kelas control berada pada rentang -35 (-23) sampai 30-45, dimana sebagian besar didominasi siswa yang memiliki hasil belajar pada rentang Hanya sebagian kecil siswa yang memiliki hasil belajar pada rentang -35 (-23) dan -22 (-10). Berdasarkan data hasil belajar dapat diketahui bahwa hasil belajar (gain score) kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yang lebih tinggi dari rata-rata kelas kontrol, yaitu 19 > 10. Meski demikian, frekuensi tertinggi dari kedua kelas terletak pada rentang nilai yang sama, yaitu Uji Hipotesis Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Data yang digunakan untuk uji hipotesis adalah data hasil belajar (gain score). Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu data di uji prasyarat. Hasil uji prasyarat analisis untuk hasil belajar siswa (uji normalitas dan uji homogenitas) diketahui bahwa data hasil belajar kedua kelas terdistribusi secara normal dan kedua sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama (homogen). Karena data normal dan homogen, maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik yaitu dengan uji-t (independent sample t-test) dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Berdasarkan hasil independent sample t-test diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed) adalah 0,025. Nilai tersebut α(0,05), sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas X yang mengikuti pembelajaran dengan model Snowball Throwing lebih tinggi daripada hasil belajar siswa kelas X yang mengikuti pembelajaran dengan model ceramah di SMAN 1 Pule. PEMBAHASAN Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing dilaksanakan pada kelas eksperimen. Sedangkan pembelajaran dengan model ceramah dilaksanakan pada kelas kontrol. Berdasarkan analisis data, disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model snowball throwing lebih tinggi dari
11 hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model ceramah. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata gain score kelas eksperimen yang lebih tinggi dari rata-rata gain score kelas kontrol. Pada kelas kontrol, pelaksanaan pembelajaran menggunakan model ceramah menunjukkan hasil belajar yang lebih rendah daripada kelas eksperimen. Proses pembelajaran dengan model ceramah didominasi oleh guru. Guru menyampaikan informasi dan siswa hanya menerima informasi. Guru berperan sebagai penentu jalannya pembelajaran. Siswa diminta untuk mengamati dan bertanya jika kurang paham, namun semua sesuai petunjuk guru. Siswa merasa bosan saat pembelajaran dan cenderung mengabaikan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang memahami materi pembelajaran yang disajikan. Sehingga siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model ceramah mendapat hasil belajar lebih rendah dibandingkan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model snowball throwing. Pembelajaran dengan model snowball throwing dilaksanakan pada kelas eksperimen melalui beberapa langkah. Pada awal pembelajaran diawali dengan pembentukan kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari empat anak. Dari keempat anak tersebut, dipilih satu perwakilan yang berperan sebagai ketua kelompok. Pembagian kelompok dipilih secara heterogen, dimana setiap kelompok harus terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan. Selanjutnya, guru menjelaskan materi pembelajaran kepada ketua dari masing-masing kelompok. Sebelum guru menjelaskan, masing-masing kelompok mendapat lembar kerja siswa yang di dalamnya terdapat beberapa gambar mewakili materi pembelajaran yang akan dibahas yaitu, pedosfer. Hal tersebut bertujuan memudahkan siswa dalam memahami penjelasan yang disampaikan guru. Pada pertemuan pertama, materi yang dibahas meliputi proses pembentukan tanah, profil tanah, dan jenis-jenis tanah di Indonesia. Selanjutnya pada pertemuan kedua akan dibahas materi tentang kerusakan tanah dan upaya penanggulangannya. Pada langkah ini, siswa yang berperan sebagai ketua kelompok dilatih untuk bertanggung jawab. Materi yang dijelaskan guru harus diserap dengan baik oleh ketua kelompok agar selanjutnya dapat menjelaskan pada anggotanya. Setelah mendapat penjelasan dari guru, ketua kelompok kembali ke kelompok dan menjelaskan kepada anggota yang lain. Melalui langkah ini siswa mendapat penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru. Penjelasan yang disampaikan menggunakan bahasa lebih sederhana daripada penjelasan guru, sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh siswa. Meski demikian, pada pertemuan pertama siswa belum terbiasa dan terkadang terdapat siswa yang bermalas-malasan hanya bergantung pada temannya, terutama
12 ketua kelompok. Siswa-siswa tersebut tidak mendengarkan penjelasan ketua kelompok dengan seksama. Setelah siswa mendapat penjelasan dari ketua kelompok, maka pembelajaran dilanjutkan dengan permainan melempar kertas berisi pertanyaan tentang materi yang telah dibahas. Masing- masing siswa diminta untuk menulis pertanyaan pada selembar kertas dan kertas tersebut dibentuk menyerupai bola. Pada langkah ini siswa bekerja secara individu. Hal ini dapat melatih siswa untuk mandiri dan kreatif dalam merumuskan pertanyaan. Siswa dituntut untuk dapat merumuskan masalah, sehingga terlatih untuk berani mengemukakan pertanyaan. Sebagian besar siswa telah dapat merumuskan pertanyaan dengan baik. Meski demikian, terkadang masih terdapat siswa yang merumuskan pertanyaan di luar lingkup materi geografi yang dibahas. Sebagai contoh, pada pertemuan pertama terdapat siswa yang membuat pertanyaan apa definisi dari suhu udara. Padahal materi yag dibahas adalah megenai pedosfer. Contoh pertanyaan lain, pada pertemuan pertama terdapat siswa yang membuat pertanyaan tentang erosi tanah, sedangkan materi tersebut dibahas pada pertemuan selanjutnya pada materi kerusakan tanah. Selain itu masih terdapat siswa yang membuat pertanyaan dengan ranah kognitif pengetahuan, seperti pertanyaan apa yag dimaksud dengan hidrasi, sedangkan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai pada pembelajaran adalah ranah kognitif analisis. Namun semua kekurangan tersebut sedikit berkurang pada pertemuan kedua setelah siswa sudah terlatih membuat pertanyaan. Kertas yang berisi pertanyaan dan dibentuk bola, selanjutnya dilempar kepada teman secara acak. Pada langkah ini siswa merasa lebih antusias mengikuti pembelajaran karena pembelajaran lebih menyenangkan. Seperti yang diungkapkan oleh Safitri (2011) bahwa salah satu prinsip pembelajaran model snowball throwing adalah pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning). Siswa merasa senang dan tertarik dengan permainan yang dilaksanakan, karena menimbulkan rasa penasaran pada diri siswa tentang pertanyaan apa yang didapat dan siapa yang mendapat. Siswa yang mendapat pertanyaan, selanjutnya menjawab pertanyaan tersebut. Saat menjawab inilah siswa diukur seberapa paham mengenai materi yang telah dijelaskan oleh ketua kelompoknya berdasarkan pengetahuan yang didapat dari penjelasan guru. Sebagian besar siswa dapat menjawab pertanyaan yang diperoleh dari temannya. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah memenuhi indikator yang diharapkan. Indikator yang dimaksud pada pertemuan pertama meliputi menjelaskan proses pembentukan tanah, menjelaskan profil tanah, dan mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Beberapa contoh
13 pertanyaan yang dapat dijawab oleh siswa dengan baik diantaranya adalah tentang proses pembentukan tanah secara kimia yang meliputi berbagai proses salah satuya hidrolisis, berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan, penyebab jenis-jenis tanah di Indonesia yang beragam, serta ciri-ciri beberapa jenis tanah di Indonesia. Selanjutnya pada pertemuan kedua, indikatornya meliputi mengidentifikasi penyebab erosi tanah, menganalisis dampak kerusakan tanah terhadap kehidupan, serta menganalisis usaha untuk mencegah kerusakan tanah. Beberapa contoh pertanyaan yang dapat dijawab oleh siswa dengan baik diantaranya adalah tentang apa saja penyebab erosi tanah, berbagai jenis erosi tanah, hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah erosi, serta berbagai upaya untuk mencegah kerusakan tanah melalui metode mekanik, vegetatif, dan kimia. Semua langkah-langkah pembelajaran dengan model snowball throwing dilaksanakan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran dengan model snowball throwing pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan analisis yang dilakukan, terbukti bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model snowball throwing lebih tinggi bila dibanding dengan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model ceramah. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian-penelitian terdahulu, salah satunya oleh Rahayu (2009) yang menunjukkan bahwa dengan menerapkan model snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS-2 SMA Negeri 1 Patianrowo. Hasil tersebut diperoleh karena kelebihan dari model pembelajaran snowball throwing itu sendiri. Dari langkah-langkahnya, model pembelajaran snowball throwing memiliki beberapa kelebihan. Salah satunya adalah melatih kesiapan siswa dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi yang diajarkan serta membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman lain maupun guru (Safitri, 2011). Selain itu, model pembelajaran snowball throwing dapat membuat siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang dipelajari. Hal tersebut mengakibatkan pelaksanaan model pembelajaran snowball throwing dapat menjadikan siswa memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibanding dengan pelaksanaan model ceramah. KESIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas X yang mengikuti pembelajaran dengan model Snowball Throwing lebih tinggi daripada hasil belajar siswa kelas X yang mengikuti pembelajaran dengan model konvensional di SMAN 1 Pule, Kabupaten Trenggalek.
14 SARAN Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, diajukan beberapa saran sebagai berikut: (1) Guru geografi di SMAN 1 Pule disarankan untuk menggunakan model pembelajaran snowball throwing sebagai alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa; (2) Pihak sekolah disarankan untuk mengembangkan kualitas pembelajaran di sekolah dengan berbagai model pembelajaran yang inovatif, sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa; (3) Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan model pembelajaran snowball throwing dalam penelitian dengan materi pembelajaran geografi yang berbeda ataupun jenjang kelas yang lebih tinggi. Selain itu, disarankan pula dalam penggunaan model pembelajaran snowball throwing penyampaian materi dan pengelolaan waktu harus dikelola dengan baik agar mendapatkan hasil yang maksimal. RUJUKAN Dimyati & Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Lestari, Ketut Budi Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VIIB6 SMP Negeri 4 Singaraja Tahun Ajaran 2011/2012. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI), 1 (4). (Online), ( diakses 13 Desember Mulyadi, Agus Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing dalam Peningkatan Aktivitas Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri Madyopuro 6 Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UM. Rahayu, Puji Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bidang Studi Geografi Materi Sumber Daya Alam pada Siswa Kelas XI IPS Semester I SMAN Patianrowo Kabupaten Nganjuk. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM. Safitri, Diyan Tunggal Metode Pembelajaran Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika, (Online), ( option=com_content&view=article&id=77:metode-pembelajaran-snowball-throwinguntuk-meningkatkan-hasil-belajar-matematika-&catid=1:latest-news&itemid=50), diakses 13 Desember Suprijono, Agus Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Yohana, Ratih Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa kelas VIIIA SMP Muhammadiyah 4 Singosari Kabupaten Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FIS UM.
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Tanti Jumaisyaroh Siregar Pendidikan matematika, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG
1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG Boby Setyawan 1), Marhadi Slamet Kistiyanto 2), Budijanto 3) bobyseyawan_geografium@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Tiara Irmawati Budi Handoyo Purwanto Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Tanti Jumaisyaroh Siregar Jurusan Pendidikan matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMN
Lebih terperinciSriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,
STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN BANTUAN LKS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI KELAS X AKUNTANSI Sriningsih Program
Lebih terperinciAuliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 10 MALANG PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN (s) DAN HASIL KALI KELARUTAN
Lebih terperinciTabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING START WITH A QUESTION PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KELAS VIII DI SMP NEGERI 12 PADANG Nike Yulia Permatasari, Khairudin, Eril Syahmaidi
Lebih terperinciPERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG
Artikel Skripsi PERBANDINGAN MODEL MAKE A MATCH DAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA PADA MATERI PELUANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciKata kunci: metode kooperatif tipe TGT, media pembelajaran kartu domino, hasil belajar geografi
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATI TIPE TGT (TEAMS GAME TOURNAMENT) DENGAN MEDIA KARTU DOMINO TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MUNTILAN INLUENCE LEARNING COOPERATIVE TYPE TGT
Lebih terperinciPEERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 KAUMAN
PEERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY DAN JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 KAUMAN 1) Heviana Putri N, 2) Drs. Dwiyono Hari Utomo M, Pd. M, Si 3) Drs. Sudarno Herlambang
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs Nego Linuhung 1), Satrio Wicaksono Sudarman 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciRika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2, Singgih Susilo
PENGARUH KOMBINASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN TEAM GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL DAN MINAT BELAJAR GEOGRAFI SISWA MAN REJOTANGAN KABU- PATEN TULUNGAGUNG Rika Hajizah Purba 1, Ach. Fatchan 2,
Lebih terperinciJurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224
58 Perbandingan Metode Pemberian Tugas Kerja Kelompok dengan Kerja Individu pada Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MIA SMAN 1 Tondong Tallasa Kab.Pangkep
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian adalah jenis penelitian quasi eksperimen atau eksperimen semu dimana ada dua kelompok yang dijadikan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN Oleh BASILISA NUARI DEANA AMOY NIM F32110038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
Lebih terperincie-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING KONTROL SEPAK BOLA I Wayan Ella Humiarta, I Nyoman Kanca, Adnyana Putra Jurusan Pendidikan Jasmani,
Lebih terperinciEvi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone
56 Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif dan Awal terhadap Hasil Belajar Peserta Didik (Studi pada Materi Pokok Hidrólisis Garam di Kelas Xi Ipa SMA Negeri 1 Mare) The Influence of Cooperative Learning
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA
1 PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Lebih terperinciWahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan
Wahyu Nugraha Putra, Sujono; Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan PERBEDAAN HASIL BELAJAR TIK MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA MATERI
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN
PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07 tahun ajaran 2015/2016. Pemilihan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN
PENGARUH MODEL PROJECT-BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 KEPANJEN Nila Mutia Dewi*, Kadim Masjkur, Chusnana I.Y Universitas Negeri Malang Jalan Semarang
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERIODIK UNSUR DI KELAS X SMA NEGERI 1 INUMAN Yunita 1, Maria Erna 2,
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Heriyanto* ), Rena Lestari 1), Riki Riharji Lubis 2) 1&2)
Lebih terperinciWistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta
1 EFEKTIVITAS COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PPKn DI SMA N 2 WONOSARI Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS. Oleh. Dewi Utari *) Suwarjo**) Alben Ambarita***)
ABSTRAK PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS Oleh Dewi Utari *) Suwarjo**) Alben Ambarita***) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif
Lebih terperincie-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR DRIBBLING SEPAK BOLA I Made Semarawima Juliartha 1, I Nyoman Kanca
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT ditinjau dari
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh
Lebih terperinciPENGGUNAAN MODEL LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PENGGUNAAN MODEL LEARNING CYCLE 5E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Suryantari 1, Marhadi S. K. 2, I Nyoman R. 3 ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Ratih Purnama Ningsih 1, Rahmi
Lebih terperinciIsmawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KELILING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PEKANBARU Ismawati, Maria Erna, dan Miharty
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi experimen (experimen semu) dengan pretest-posttest control group design. Dalam penelitian ini diberikan suatu
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA
1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL. Oleh : FRESTY YUMERISA
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI 32 PADANG ARTIKEL Oleh : FRESTY YUMERISA NPM : 0910013221059 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN
Lebih terperinciMelina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KEDIRI Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2,
Lebih terperincie-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR DRIBBLING SEPAK BOLA Kadek Angga Pandita, I Ketut Budaya Astra, Adnyana Putra Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
Lebih terperinciSiva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DIBANTU MEDIA MAGIC CARD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA (Studi Eksperimen
Lebih terperinciSariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT
PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING DAN MODEL PROBLEM POSING PADA MATERI PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 KOTA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah 48 siswa kelas 2 SD Sidorejo Lor 1 Salatiga yang dibagi menjadi 2 kelas paralel.
Lebih terperinciAri Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman
PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN METODE EKSPERIMEN DISERTAI TEKNIK CONCEPT MAPPING TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 TANGGUL Ari Soraya
Lebih terperinciOleh ABSTRAK. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, snowball throwing, hasil belajar, respon siswa
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VIIB6 SMP Negeri 4 Singaraja Tahun Ajaran 2011/2012 Oleh Ketut Budi Lestari, 1015057101 Jurusan
Lebih terperinciAPPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU
1 APPLIED BUZZ GROUP METHOD FOR STUDENT ACHIEVMENT LEARNING ON THE SUBJECT COLLOID CLASS XI SMA PGRI PEKANBARU Kartika Rahayu*, Betty Holiwarni**, Susilawati*** Email: kartikarahayu18@yahoo.com No Hp.
Lebih terperinciIklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM UM PADA MATERI HIDROKARBON Iklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih
Lebih terperinciDAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK
DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK ARTIKEL PENELITIAN OLEH ISTIQOMAH TUSSANGADAH NIM F32110037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
Lebih terperinciJ. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)
J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 216: 11-12 ISSN 197-1744 (Cetak) PENERAPAN PENILAIAN NON TES SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SIKAP DAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS XI
Lebih terperinciTHE USE OF COOPERATIVE THINK PAIR SHARE (TPS) LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS ACHIEVEMENT ON BUFFER SOLUTION AT CLASS XI SAINS SMAN 1 SUNGAI APIT
1 THE USE OF COOPERATIVE THINK PAIR SHARE (TPS) LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS ACHIEVEMENT ON BUFFER SOLUTION AT CLASS XI SAINS SMAN 1 SUNGAI APIT Suryana *, Asmadi M.Noer **, Susilawati *** Email
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 6 PEKANBARU Asti Nur Arifah*, Herdini**, dan Jimmi Copriady***
Lebih terperinciProgram Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LISTENING TEAM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ASAM DAN BASA DI KELAS XI IPA SMA NEGRI 5 PEKANBARU Intan Juliana Tombeg *,
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
JURNAL GANTANG Vol. II, No. 2, September 2017 p-issn. 2503-0671, e-issn. 2548-5547 Tersedia Online di: http://ojs.umrah.ac.id/index.php/gantang/index PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi
47 III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Penelitian quasi eksperimen dapat diartikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen semu (quasi experiment). Sugiyono (2010:114) mengemukakan penelitian eksperimen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dari penelitian ini terdiri dari dua variabel terdiri dari variabel terikat
Lebih terperinciKata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SISWA SD ATHIRAH KOTA MAKASSAR 1 Nurhadifah Amaliyah, 2 Waddi Fatimah,
Lebih terperinciKey words: CIRC models, pictures media, learning achievement, human excretory system
97 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOTITION (CIRC) BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 6 PEKANBARU
Lebih terperinci(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERTIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE PADA MATERI SISTEM EKSKRESI (STUDI EKSPERIMEN DI KELAS VIII SMP NEGERI 13 KOTA TASIKMALAYA TAHUN AJARAN 2014/2015) (The Influence of Cooperative
Lebih terperinciPembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TEKNIK AUDIO VIDEO PADA MATA PELAJARAN PEREKAYASAAN SISTEM AUDIO DI SMK NEGERI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi Eksperimen.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment)
III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment) menggunakan desain pretest-posttest control group design. Menurut Sugiyono (2012:
Lebih terperinciSeminar Nasional PGSD UNIKAMA https://semnas.unikama.ac.id/pgsd/artikel.php Vol. 1, Desember 2017
PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIEM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI PANAIKANG 1 KOTA MAKASSAR Eka Fitriana HS STKIP Mega Rezky
Lebih terperinciMono Eviyanto, Ridwan Joharmawan, Dermawan Afandy Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TENTANG LARUTAN PENYANGGA KELAS XI MA Mono Eviyanto, Ridwan Joharmawan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV semester genap SD Negeri Wringinputih 02 yang berjumlah 30 siswa dan SD Negeri
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ)
1 PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 10 PEKANBARU Putry Ayuningtyas*, Herdini**,
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET Harry Fitriyanto Rachman, Nyoman Kanca, Made Kusuma Wijaya
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD
PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD Ahmad Fauzi, Sugiyono, Suryani Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email: Ahmadfauzi_pgsd@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Hesti Fitriani 1), Nurul Afifah 2) dan Eti Meirina Brahmana 3) 1 Fakultas
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 SATU ATAP KEPENUHAN HULU TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 SATU ATAP KEPENUHAN HULU TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Sri Handayani *), Rena Lestari 1), Dahlia 2 ) 1&2) Program
Lebih terperinciKeyword : Cooperative Learning Make a Match, Student Achievment.
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS DI KELAS X SMA NEGERI KUANTAN HILIR Lis Wydiagustina*, Erviyenni dan Lenny Anwar
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 22, NO. 2, OKTOBER 2014 1 STUDI TENTANG PERBEDAAN HASIL BELAJAR CHASIS DAN PEMINDAH TENAGA ANTARA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN TEAM GAMES TOURNAMENT DAN CERAMAH SISWA KELAS
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI-IS MA MUHAMMADIYAH 2 PACIRAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI-IS MA MUHAMMADIYAH 2 PACIRAN Widya Astuti 1), Budi Handoyo 2), Mustofa 2) Prodi Pendidikan Geografi, Universitas
Lebih terperinci62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI
6 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
Lebih terperinciTabel 3.1 Populasi Penelitian No Kelas Jumlah Siswa 1 VIII A 29 siswa 2 VIII B 28 Siswa 3 VIII C 28 Siswa 4 VIII D 28 Siswa
39 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Antara lain membahas tentang lokasi penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, desain penelitian,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan
62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan sebanyak lima kali pertemuan yaitu pertemuan pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP Ida Purwati, Sri Astutik, Nuriman Program Studi Pendidikan Fisika jurusan Pendidikan
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Matematika UNION Vol 2 No 3, Juli 2015
Jurnal Pendidikan Matematika UNION Vol 2 No 3, Juli 2015 EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING MELALUI PEMANFAATAN PRIZED CHART TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 11 YOGYAKARTA
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar
Lebih terperinciKey Words: Question Student Have (QSH), Learning achievement, Solubility and solubility product.
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF QUESTION STUDENT HAVE (QSH) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI KELAS XI SMA NEGERI 5 PEKANBARU
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan
32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk memperoleh data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan digunakan
Lebih terperinciDiterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kela VII SMP Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada Materi Asam, Basa dan Garam The Effect of Group Investigation
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF SNOWBALL THROWING
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUNTANG KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG PADA SEMESTER II TAHUN
Lebih terperinciKata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe TSOS, Prestasi Belajar ABSTRACT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THREE STAY ONE STRAY (TSOS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK UNSUR DI KELAS X SMAN 1 TAMBANG Andi Boy*, Betty
Lebih terperinciProgram studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA DIKELAS X MIA SMA NEGERI 12 PEKANBARU Nopa Lislidiawati 1, Usman Rery
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG Rahmiatul Akhir 1, Syifa ul Gummah 2, & Habibi 3 1 Pemerhati Pendidikan Fisika 2&3 Dosen Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG Rahmiatul Akhir 1, Syifa ul Gummah 2, & Habibi 3 1 Pemerhati Pendidikan Fisika 2&3 Dosen Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciDewi Puji Astuti*, Rasmiwetti**, Abdullah*** No Hp :
1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCAFFOLDING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 PERHENTIAN RAJA Dewi Puji Astuti*, Rasmiwetti**, Abdullah***
Lebih terperinciPengaruh Penerapan Pembelajaran Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN I Bajeng Kab. Gowa
69 Pengaruh Penerapan Pembelajaran Snowball Throwing terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN I Bajeng Kab. Gowa (Studi pada Materi Pokok Senyawa Hidrokarbon) The Effect of Throwing Snowball Teach for
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI
894 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 ke-5 Tahun 2016 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI THE EFFECT OF CONTEXTUAL LEARNING
Lebih terperinciMonif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA Monif Maulana 1),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang keefektifan pembelajaran model kooperatif tipe TAI dengan pendekatan CTL dan pembelajaran konvensional. Selain itu akan diperbandingkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean. berwawasan global, cinta bangsa dan negara.
A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Godean Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Godean yang terletak di Jl. Jae Sumantoro Sidoluhur Godean Sleman, merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui/menilai
Lebih terperinciDita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) DALAM MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF DAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X SMAN 10 MALANG PADA MATERI MINYAK
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi pembelajaran dan deskripsi data. 1. Deskripsi Pembelajaran SMK N 1 Pleret berlokasi
Lebih terperinciOLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI SISTEM KOLOID PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 GERUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi
Lebih terperinciDarussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia
Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 5, No. 1, Ed. April 2017, Hal. 1-5 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN
Lebih terperinciUniversitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar
100 Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD yang Diintervensi dengan Peta Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 11 Makassar (Studi pada Materi Pokok Hidrokarbon) The Effect of Cooperative
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN PENDEKATAN VAK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN PENDEKATAN VAK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA Cahyani Tri V.S, Husna Amaliya Melati, Rahmat Rasmawan Program studi pendidikan kimia FKIP Untan Pontianak
Lebih terperincie-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA BASKET PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinci