Ragil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar 1, dan Dermawan Afandy 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang
|
|
- Ade Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI DAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI HIDROLISIS GARAM SISWA MA NEGERI 2 MALANG PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Ragil Kurnianingsih 1, Srini M. Iskandar 1, dan Dermawan Afandy 1 Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Malang ning_agiells@yahoo.co.id ABSTRAK: Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah pembelajaran efektif untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Oleh karenanya dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran yang digunakan terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pemahaman konsep siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing, keterampilan berpikir tingkat tinggi, dan pemahaman konsep siswa. Penelitian menggunakan rancangan eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan post test (post test only control group design) serta rancangan penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPA 3 di MA Negeri 2 Malang. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan 20 soal test uji kompetensi. Hasil penelitian diantaranya; (1) pembelajaran inkuiri berjalan dengan baik yang ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan persentase keterlaksanaan pembelajaran dari 63% menjadi 91%; (2) ada perbedaan persentase tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi antara kelas XI IPA 3 (77%) dengan kelas XI IPA 2 (58,38%); (3) ada perbedaan persentase tingkat pemahaman konsep siswa kelas IPA 3 (74%) dan XI IPA 2 (65%). Kata kunci : inkuiri terbimbing, kemampuan berpikir tingkat tinggi, pemahaman konsep, materi hidrolisis garam ABSTRACT: Guided inquiry learning model is an effective learning model to train the higher order thinking skill. Therefore the researcher do research to identify the influence of guided inquiry learning model to higher order thinking skill and conceptual understanding. The research aims to describe the sustainability of guided inquiry, higher order thinking skill, and conceptual understanding. The research using quasi experiment by post test only control group design and descriptive research design. The sample is students of XI IPA 2 and XI IPA 3 at MA Negeri 2 Malang. The instruments is observation sheet and 20 question of test competence. The research results were (1) guided inquiry lesson was done wells, its show by an increase of the percentage of learning sustainability from 63% to 91%; (2) there were different levels of higher order thinking skill between XI IPA 3(77%) and XI IPA 2 (58,38%); (3) there were different levels of conceptual undestanding between XI IPA 3 (74%) and XI IPA 2 (65%) Key words: guided inquiry, higher order thinking skill, conceptual understanding, salt hydrolysis materials. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi. KTSP adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (BSNP, 2006). Salah satu bidang yang harus dimuat dala KTSP tersebut adalah ilmu pengetahuan alam.
2 Kimia merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan alam yang dibelajarkan pada tingkat SMA. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan perubahannya (Chang, 2003:4). Chang (2003:4) menyatakan bahwa pada awalnya mempelajari kimia sama seperti mempelajari bahasa yang baru. Selain itu, beberapa konsepnya bersifat abstrak. Salah satu materi kimia yang memiliki konsep yang bersifat abstrak adalah materi hidrolisis garam. Konsep yang harus dikuasai siswa adalah ionisasi garam dalam larutannya, reaksi ion garam dengan air, dan sifat keasaman larutan garam. Konsep-konsep tersebut merupakan konsep-konsep mikroskopis yang membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk memahaminya. Salah satu pembelajaran efektif yang dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah pembelajaran inkuiri terbimbing. Masih banyak sekolah yang belum menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Penerapan pembelajaran konvensional mengakibatkan siswa menjadi pasif dan pemahaman siswa terhadap materi menjadi kurang. Hal ini diakibatkan oleh metode belajar siswa yang cenderung melakukan hapalan dalam mempelajari materi-materi yang diajarkan. Sehingga tingkat kemampuan berpikir dan pemahaman konsep mereka rendah. Untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pemahaman konsep siswa terhadap materi hidrolisis garam dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. METODE Penelitian merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperiment semu (Quasi- Experimental) dengan post-test (post-test only control group design) serta rancangan penelitian deskriptif. Pada rancangan penelitian terdapat kelas kontrol dan kelas eksperimen yang diberikan perlakukan berbeda. Kelas eksperimen dibelajarkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan kelas kontrol dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Variabel penelitian terdiri dari tiga variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol. Variabel bebas yang dilihat pengaruhnya dalam penelitian ini adalah model pembelajaran, yaitu pembelajaran konvensional dan pembelajaran inkuiri terbimbing. Variabel terikatnya yaitu kemampuan berpikir tingkat tinggi dan pemahaman konsep. Sedangkan variabel yang dikontrol adalah lama pembelajaran, fasilitas pembelajaran, serta pengajarnya. Penelitian dilakukan di MA Ngeri 2 Malang, dengan subyek penelitian adalah 46 siswa kelas XI jurusan IPA. Instrumen yang digunakan meliputi instrumen perlakuan yang berupa silabus dan RPP, dan instrumen pengukuran yang meliputi lembar observasi dan 20 soal tes pilihan ganda. Lembar observasi digunakan untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing dan untuk mengukur validitas instrumen tes yang digunakan yang diisi oleh validator. 20 soal piliham ganda sebagai instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi dan tingkat pemahaman konsep. Data yang diperoleh adalah nilai tes yang diperoleh dari hasil perhitungan jawaban benar siswa pada soal-soal yang termasuk dalam kategori soal konseptual dan soal untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi (C4- C6). Data dianalisis dengan menggunakan uji prasyarat analisis dan uji hipotesis untuk mengetahui perbedaan tingkat kemampuan berpikir dan pemahaman konsep antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data yang dilakukan diantaranya (1) Analisis Kemampuan Awal Siswa; (2) Analisis Deskriptif Keterlaksanaan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing; (3) Analisis Deskriptif dan Uji Statistik Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi; dan (4) Analisis Deskriptif dan Uji Statistik Tingkat Pemahaman Konsep Siswa. 1. Analisis Kemampuan Awal Siswa Data yang digunakan untuk menganalisis adalah hasil tes kompetensi sistem penyangga. Data diuji dengan uji prasyarat analisis untuk menentukan jenis uji hipotesis yang akan digunakan. Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang dihitung dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa kedua data terdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Sehingga jenis uji beda kemampuan awal siswa yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Hasil uji t untuk kemampuan awal siswa dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Hasil Analisis Uji t Untuk Kemampuan Awal Siswa Kelas Nilai t dan signifikansi uji t t df Signifikasi XI IPA 2 0,645 43,00 0,522 XI IPA 3 0,642 40,25 0,525 Berdasarkan hasil perhitungan uji t pada Tabel 4.4, diperoleh nilai signifikasi 0,522 untuk kelas XI IPA 2 dan 0,525 untuk kelas XI IPA 3. Kedua nilai ini memliki selisih nilai yang sangat kecil dan masing-masing nilai signifikansi dari kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPA 3 memiliki nilai lebih besar dari 0,05 pada taraf signifikansi 0,05. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaan kemampuan awal antara siswa dari kelas XI IPA 2 dengan siswa dari kelas XI IPA Desripsi dan Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Kegiatan pembelajaran inkuiri terbimbing dilaksanakan pada kelas XI IPA 3. Proses pembelajaran mencakup beberapa tahapan, yaitu penyaian masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan informasi, menguji hipotesis dan mengumpulkan data, menganalisis data, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan hasil penelitian/penyelidikan. Pembelajaran dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan dan 1 kali pertemuan untuk uji test kompetensi. Pertemuan pertama dilakukan perumusan hipotesis, pengujian hipotesis, dan pengumpulan data. Dan pada pertemuan kedua dilakukan analisis data yang diperoleh, penyimpulan, dan presentasi hasil penelitian. Persentase keterlaksanaan RPP pada kedua pertemuan ini sebesar 63%. Pada pertemuan ketiga materi yang dibahas adalah tetapan hidrolisis garam. Pada pertemuan ini tidak dilakukan kegiatan penelitian di laboratorium, tetapi siswa melakukan penyelidikan dengan menganalisis informasi-informasi untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Persentase keterlaksanaan RPP adalah sebesar 71%. Pada pertemuan keempat materi yang
4 dibahas adalah perhitungan derajat keasaman (ph) dari larutan garam. Pada pertemuan keempat dilakukan percobaan untuk mengetahui derajat keasaman (ph) beberapa larutan garam dengan menggunakan ph meter. Lalu siswa melakukan diskusi untuk membuktikan bahwa harga ph hasil perhitungan memiliki nilai yang tidak jauh berbeda dengan harga ph hasil pengukuran. Persentase keterlaksanaan RPP meningkat menjadi 88%. Pada pertemuan kelima materi yang dibahas adalah peranan konsep hidrolisis garam. Siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan rancangan. Persentase keterlaksanaan RPP sebesar 91%. 3. Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Data yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa adalah data siswa yang mampu menjawab dengan benar pada soal yang meliputi tiga aspek, yakni aspek analisa (C4), aspek evaluasi (C5), dan aspek mencipta (C6). Persentasi siswa yang menjawab soal dengan benar pada kategori berpikir tingkat rendah dan berpikir tingkat tinggi dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Persentase Siswa Yang Menjawab Benar Berdasarkan Kategori Tingkat Berpikir Kelas Kemampuan tingkat berpikir Rendah (C1-C3) Tinggi (C4-C6) XI IPA 2 73,58% 58,38% XI IPA 3 74,92% 77,02% Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa jumlah siswa XI IPA 3 yang mampu menjawab soal dengan kategori soal berpikir tingkat tinggi lebih besar daripada kelas XI IPA 3. Untuk membuktikan adanya perbedaan kemampuan berpikir tingkat tinggi dilakukan uji beda dengan menggunakan uji hipotesis. Uji hipotesis diawali dengan melakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas terhadap data kemampuan berpikir tingkat tinggi menunjukkan bahwa data kedua kelas tidak terdistribusi normal dan kedua data memiliki varians yang homogen. Berdasarkan hasil uji tersebut, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji u (Mann-Whitney U). Hasil uji u untuk kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Hasil Analisis Uji U Untuk Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa nilai Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp Sig. (2 tailed) 0,000 Berdasarkan hasil perhitungan uji t pada Tabel 3 diperoleh nilai sig (2- tailed) sebesar 0,000. Nilai signifikasnsi hasil uji t lebih kecil dari 0,05, yang berarti h 0 ditolak dan h 1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi antara kelas XI IPA 2 dan
5 kelas XI IPA 3. Besarnya perbedaan dapat dilihat dari besar persentase jawaban benar siswa pada kategori soal berpikir tingkat tinggi. Kelas XI IPA 3 memiliki persentase yang lebih besar dari pada kelas XI IPA 2, yakni sebesar 77,02%. Hal ini berarti kelas XI IPA 3 memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi yang lebih baik daripada kelas XI IPA 2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi pada kelas XI IPA 3 ditunjang oleh kegiatan-kegiatan ilmiah pada setiap langkah pembelajaran inkuiri terbimbing. Sehingga siswa memiliki keterampilan-keterampilan dalam melakukan kegiatan ilmiah untuk menyelesaikan suatu persoalan. Keterampilan tersebut diantaranya adalah keterampilan dalam merumuskan hipotesis, uji hipotesis, organisasi data, analisis data, evaluasi hipotesis, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan berinkuiri pada tiap tahapan inkuiri selama pembelajaran. Diantara adalah keterampilan siswa dalam merumuskan hipotesis meningkat dari 52% menjadi 95%, keterampilan menguji hipotesis meningkat dari 72% menjadi 83%, keterampilan mengorganisasikan data meningkat dari 66% menjadi 80%, keterampilan menganalisis data meningkat dari 56% menjadi 80%, keterampilan mengevaluasi hipotesis meningkat dari 52% menjadi 96%, dan keterampilan menarik kesimpulan meningkat dari 58% menjadi 88%. Dengan adanya peningkatan keterampilan berinkuiri, kemampuan berpikir siswa juga dapat meningkat. Karena setiap tahapan inkuiri melatih kemampuan siswa dalam mengatur kembali pengetahuan siswa dengan cara mengkonfirmasi pengetahuan awal mereka dengan pengetahuan baru yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap suatu peristiwa atau fakta. 4. Deskripsi dan Analisis Data Pemahaman Konsep Konsep hidrolisis garam meliputi konsep hidrolisis dan sifat keasaman garam yang terhidrolisis, serta konsep perhitungan ph garam yang terhidrolisis. Data pemahaman konsep diperoleh dari data siswa yang mampu menjawab soalsoal konseptuan dengan benar. Indikator seorang siswa memahami konsep diantaranya siswa mampu menyatakan ulang sebuah konsep, mengklarifikasi obyek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, mampu memberi contoh dan bukan contoh, mampu mengaplikasikan konsep ke pemecahan masalah. Terdapat dua konsep yang harus dikuasai siswa yaitu hidrolisis garam dan sifat keasaman garam yang terhidrolisis, dan konsep perhitungan ph garam yang terhidrolisis. Persentase siswa menjawab benar pada kelompok soal berdasarkan kategori pemahaman konsep dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Persentase Siswa Menjawab Benar pada Kelompok Soal Berdasarkan Kategori Pemahaman Konsep Kelas Kategori pemahaman konsep Konsep I Konsep II XI IPA 2 89% 58% XI IPA 3 87% 70% Keterangan: Konsep I : konsep hidrolisis dan sifat keasaman garam yang terhidrolisis Konsep II : konsep perhitungan ph garam yang terhidrolisis
6 Berdasarkan hasil perhitungan persentase jawaban benar pada Tabel 4, diperoleh data tingkat pemahaman konsep siswa kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPA 3. Dari kedua data tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat pemahaman konsep antara kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPA 3. Untuk membuktikan adanya perbedaan dilakukan uji beda dengan menggunakan uji hipotesis. Uji normalitas dan uji homogenitas dilakukan untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan. Hasil perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data tingkat pemahaman konsep siswa kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 tidak terdistribusi normal dan kedua data memiliki varians yang tidak homogen. Sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah uji u (Mann- Whitney U). Hasil perhitungan uji U untuk tingkat pemahaman konsep dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Hasil Analisis Uji U untuk Tingkat Pemahaman Konsep Siswa Mann-Whitney U nilai Wilcoxon W Z Asymp Sig. (2 tailed).004 Berdasarkan hasil perhitungan uji t pada Tabel 4.13, diperoleh nilai sig (2 tailed) 0,004. Nilai signifikansi hasil uji u (Mann-Whitney U) memiliki nilai lebih kecil dari 0,05 pada taraf signifikansi 0,05, yang berarti h 0 ditolak dan H 1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat tingkat pemahaman konsep antara kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPA 3. Perbedaan tingkat pemahaman konsep siswa kelas XI IPA 2 dan kelas XI IPA 3 dapat diketahui dengan mengetahui persentase total tingkat pemahaman konsep. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa kelas XI IPA 3 memiliki tingkat pemahaman konsep yang lebih baik daripada kelas XI IPA 2, yakni 74% untuk kelas XI IPA 3 dan 65% untuk kelas XI IPA 2. Perbedaan tingkat pemahaman konsep ini dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang diterapkan. Kelas XI IPA 3 sebagai kelas inkuiri melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah yang menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kegiatan-kegiatan ilmiah yang dilakukan siswa menemukan konsep mereka sendiri dan mengkonstrukkan konsep yang mereka temukan dengan konsep yang telah mereka pelajari sebelumnya. Dengan kemampuan berpikir yang semakin baik, memudahkan siswa dalam mengolah informasi-informasi yang baru mereka ketahui selama proses pembelajaran. PENUTUP Kesimpulan Hasil penelitian ini diantaranya (1) pembelajaran inkuiri berjalan dengan baik yang ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan persentase keterlaksanaan pembelajaran dari 63% menjadi 91%; (2) ada perbedaan persentase tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi antara kelas XI IPA 3 dengan kelas XI IPA 2, yaitu 77% untuk kelas IPA 3 dan 58,38% untuk kelas IPA 2; (3) ada perbedaan
7 persentase tingkat pemahaman konsep siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol, yaitu 74% untuk kelas IPA 3 dan 65% untuk kelas IPA 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian, saran yang diajukan adalah (1) metode pembelajaran inkuiri ini disarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran materi kimia; (2) perlu memperhatikan karakter belajar siswa, kekurangan, serta kelebihan metode pembelajaran inkuiri terbimbing; (3) melakukan penelitian sejenis dengan mengkaji pengaruh pembelajaran inkuiri terbimbing dengan variabel yang lain. DAFTAR RUJUKAN Aini, Nur Febriana Identifikasi pemahaman konseptual siswa kelas XII IPA-1 dan XII IPA 2 SMA Negeri 6 Malang Tahun Ajaran 2010/2011 pada materi aplikasi reaksi redoks dan elektrokimia dalam kehidupan seharihari. Skripsi tidak diterbitkan. Malang : FMIPA UM. Islamiyah, Nikmatul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Kepanjen pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM Junaidi, Wawan, Pengertian Konsep, (Online),( nsep.html), diakses 25 januari 2013 Iskandar, M. Srini Strategi Pembelajaran Konstruktitvistik Dalam Kimia. Malang: FMIPA UM Ramadhani, Lia Rizqi Pengaruh penerapan metode inkuiri terbimbing (guided inkuiri) terhadap hasil belajar dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI IPA MAN 3 MALANG pada materi kelarutan dan hasil kali kelaruttan. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA UM. Tindangen, Makrina Implementasi strategi inkuiri biologi SMP serta pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi. Jurnal Didatika, 8(2) : , (Online), ( diakses 15 januari 2013
Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 LAWANG PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS GARAM Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida
Lebih terperinciAuliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 10 MALANG PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN (s) DAN HASIL KALI KELARUTAN
Lebih terperinciBinti Wulansari, Srini M Iskandar, dan Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia FMIPA
Pengaruh Penerapan Keterampilan Metakognitif Pada Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMAN I Malang Pada Materi Larutan Penyangga Binti Wulansari,
Lebih terperinciEvi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone
56 Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif dan Awal terhadap Hasil Belajar Peserta Didik (Studi pada Materi Pokok Hidrólisis Garam di Kelas Xi Ipa SMA Negeri 1 Mare) The Influence of Cooperative Learning
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment). Penelitian eksperimen semu merupakan desain pengembangan
Lebih terperinciWidhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Widhar Dwi Utami, I Wayan Dasna, Oktavia
Lebih terperinciJ. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)
J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 216: 11-12 ISSN 197-1744 (Cetak) PENERAPAN PENILAIAN NON TES SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SIKAP DAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS XI
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 128 siswa dan tersebar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metodologi penelitian merupakan alat bantu untuk memecahkan permasalahan supaya diperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Metodologi
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY PADA PEMBELAJARAN KONSEP ASAM BASA KELAS XI SMA NEGERI PLOSO JOMBANG IMPROVING SCIENCE PROCESS SKILL WITH GUIDED INQUIRY
Lebih terperinciMono Eviyanto, Ridwan Joharmawan, Dermawan Afandy Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPOSITORI TENTANG LARUTAN PENYANGGA KELAS XI MA Mono Eviyanto, Ridwan Joharmawan,
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 MALANG
PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 MALANG Windy Rosyadah M., Susriyati Mahanal, dan Sunarmi. Jurusan Biologi, FMIPA,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui
Lebih terperinciKata kunci: Learning Cycle 5 Fase, stoikiometri, prestasi belajar
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATU TAHUN AJARAN 2012 / 2013 PADA MATERI STOIKIOMETRI Shabrina Eronika, Aman Santoso, dan
Lebih terperinciNurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo
20 Pengaruh Model Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 3 Palopo Pada Materi Pokok Larutan Asam Basa The Influence of Instructional Model
Lebih terperinciPENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR
Journal of EST, Volume 2 Nomor 2 Agustus 2016 hal. 91-97 91 p-issn: 2460-1497 e-issn: 2477-3840 PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA
19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 1 Gadingrejo tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis quasi eksperiment.
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis quasi eksperiment. Penelitian quasi eksperiment adalah penelitian eksperimen semu dimana penelitian menggunakan
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI
894 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 9 ke-5 Tahun 2016 PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI THE EFFECT OF CONTEXTUAL LEARNING
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN Wahyu Wijayanti 1, Sudarno Herlambang, dan Marhadi Slamet K 2
Lebih terperinciKata-kata kunci: minat belajar, hasil belajar aspek kognitif, metode konvensional, media video. Abstract
Perbedaan Minat dan Hasil Belajar Aspek. (Adzan Ramadhan Dirgantara Putra) 361 PERBEDAAN MINAT DAN HASIL BELAJAR ASPEK KOGNITIF ANTARA PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO DENGAN PEMBELAJARAN FISIKA
Lebih terperinciJurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS KEGIATAN LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ELASTISITAS KELAS X SMA NEGERI 2 SIDOARJO Jufita Ratnasari, Wasis Jurusan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental
73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental Design) dengan disain matching pretest-posttest control group design yaitu menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah quasy experiment dengan desain penelitian pretest posttest non equivalen control group design. Pada desain
Lebih terperinciDiterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kela VII SMP Dalam Pembelajaran IPA Terpadu Pada Materi Asam, Basa dan Garam The Effect of Group Investigation
Lebih terperinciWardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RETENSI HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI MTs 1) Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1)
Lebih terperinciPERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Perbedaan Pemahaman Konsep... (Vini Rahayu) 1 PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PROJECT BASED LEARNING
Lebih terperinciG 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini quasi experimental, dengan desain penelitian nonequivalen control group design, pada desain penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciMODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA 1) Ari Dwi Handrian, 2) Sutarto, 2) Sri Astutik 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan
Lebih terperinciMETODE. Kata kunci: inkuiri terbimbing, hasil belajar, larutan elektrolit dan larutan non elektrolit
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT KELAS X SMA NEGERI 2 MALANG Hidya Septina Rahayu, M. Su aidy, Fauziatul
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR Siti Aisah, Kartono, Endang Uliyanti Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA
1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA SKRIPSI Oleh : SRI WULANNINGSIH K4308057 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan adanya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Metode ini dilakukan melalui
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG Rahmiatul Akhir 1, Syifa ul Gummah 2, & Habibi 3 1 Pemerhati Pendidikan Fisika 2&3 Dosen Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG Rahmiatul Akhir 1, Syifa ul Gummah 2, & Habibi 3 1 Pemerhati Pendidikan Fisika 2&3 Dosen Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciIklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA LABORATORIUM UM PADA MATERI HIDROKARBON Iklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain penelitian the matching only pretest-posttest control group design (Fraenkel
Lebih terperinciPENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMAN 02 BATU
PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMAN 02 BATU Debora Febbivoyna (1), Sumarjono (2), Bambang Tahan Sungkowo (3) Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri
Lebih terperinciPENERAPAN STAD DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
Jurnal Pembelajaran Kimia Vol. 2, No. 1, Juni 2017, hal. 21-30 OJS Universitas Negeri Malang PENERAPAN STAD DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK Laily
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis data hasil penelitian yang diperoleh dalam setiap kegiatan yang dilakukan selama penelitian. Pada penjelasan pada bab
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X MAN 3 MALANG PADA MATERI REAKSI REDOKS
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X MAN 3 MALANG PADA MATERI REAKSI REDOKS Rulia Susialis, Muhammad Su aidy, Hayuni Retno Widarti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metodologi penelitian yang digunakan meliputi metode penelitian, desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional,
Lebih terperinciPENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: VALENT SARI DANISA K4308123 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini dikemukakan beberapa definisi operasional yang berkaitan dengan penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran cooperative script, model pembelajaran cooperative Numbered Head Together (NHT) dan
Lebih terperinciPERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR
PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR Kadek Budiasa (1), Viyanti (2), I Dewa Putu Nyeneng (3) (1) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, budiasakadek60@yahoo.com;
Lebih terperinciNuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati*** No.
1 APPLICATION OF THE LEARNING INQUIRY TO IMPROVE STUDENT ACHIEVEMENT ON THE TOPIC OF SOLUBILITY AND SOLUBILITY PRODUCT CONSTANT IN CLASS XI SCIENCE SMAN 10 PEKANBARU Nuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati***
Lebih terperinciDita Ningtias, Ridwan Joharmawan, Yahmin Universitas Negeri Malang
PENGARUH PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) DALAM MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF DAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS X SMAN 10 MALANG PADA MATERI MINYAK
Lebih terperinciPENGARUH PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI SMA
PENGARUH PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN RESPON SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DI SMA Nunung Nujannah, Eny Enawaty, Rahmat Rasmawan Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNTAN Email: Nunung2801@gmail.com
Lebih terperinciUNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REAKSI REDUKSI-OKSIDASI DI KELAS X SMA NEGERI 12 SURABAYA INCREASING THE STUDENT SCIENCE
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimental atau eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2013: 77) jenis penelitian
Lebih terperinciJurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224
58 Perbandingan Metode Pemberian Tugas Kerja Kelompok dengan Kerja Individu pada Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI MIA SMAN 1 Tondong Tallasa Kab.Pangkep
Lebih terperinciKata kunci: Inkuiri Terbimbing kolaboratif, hidrolisis garam
PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI HIDROLISIS GARAM SISWA SMA NEGERI 1 REJOTANGAN TULUNGAGUNG YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KOLABORATIF DAN NON KOLABORATIF TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD: AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MATERI HIDROLISIS GARAM
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD: AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMA MATERI HIDROLISIS GARAM Adela Rizka Suwanda, Masriani, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email
Lebih terperinci12 Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Macromedia Flash 8 Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas VII SMPN 18 Makassar Studi pada Materi Pokok Asam, Basa dan Garam Influence
Lebih terperinciJ. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISTIM KOLOID Asrial 1), Arnina Dwijaya 2) 1) Staf Pengajar di Program Magister Pendidikan
Lebih terperinciJOURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA
JOURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA http://jurnal.unram.ac.id/index.php/jpp-ipa Vol 1, No, 2 Juli 2015 PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Awal Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak lima kali pertemuan yaitu satu kali diisi dengan melakukan pretest, tiga kali pertemuan diisi dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dengan pendekatan saintifik berbasis Problem Based Learning dilaksanakan pada tanggal 3 Januari 2016 sampai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan
62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan sebanyak lima kali pertemuan yaitu pertemuan pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Albertus D Lesmono, Supeno, Tita Riani Program Studi Pendidikan Fisika FKIP
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SAINS MENGGUNAKAN PA BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH DENGAN PA KONVENSIONAL Malinda Riwi Anugrah Putri*, Undang Rosidin, Ismu Wahyudi Pendidikan Fisika, FKIP Unila, Jl. Prof. Dr.
Lebih terperinciPENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI LARUTAN ELEKTROLIT NON ELEKTROLIT DI SMA
1 PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI LARUTAN ELEKTROLIT NON ELEKTROLIT DI SMA Fenti Paralita, Eny Enawaty, Rahmat Rasmawan Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email:
Lebih terperinciPENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP KOGNITIF SISWA KELAS VII MTs BAHRUL ULUM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Hesti Fitriani 1), Nurul Afifah 2) dan Eti Meirina Brahmana 3) 1 Fakultas
Lebih terperinciJCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,
JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017, 86-92 86 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR HIDROLISIS GARAM SISWA KELAS XI IPA SMA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT ditinjau dari
Lebih terperinciKey words: high order thinking, cooperative learning, jigsaw. Perbedaan Pendekatan Cooperative Learning. (Atika Maysaroh) 127
Perbedaan Pendekatan Cooperative Learning. (Atika Maysaroh) 127 PERBEDAAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DAN MODEL DIRECT INSTRUCTIONTERHADAP HIGH ORDER THINGKING SISWA MAN YOGYAKARTA 3PADA
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Tanti Jumaisyaroh Siregar Pendidikan matematika, Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen yang bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP EFEKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
Tersedia secara online http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/ EISSN: 2502-471X DOAJ-SHERPA/RoMEO-Google Scholar-IPI PENGARUH PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP EFEKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
Lebih terperinciJ. Pijar MIPA, Vol. XI No.1, Maret 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)
PENGARUH PEMBELAJARAN PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA Suriya Ningsyih, Eka Junaidi, Sarifa Wahidah Al Idrus Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG
1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALLING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 MALANG Boby Setyawan 1), Marhadi Slamet Kistiyanto 2), Budijanto 3) bobyseyawan_geografium@yahoo.com
Lebih terperinciPENGARUH TEKNIK MENCATAT PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MAN 1 MALANG
PENGARUH TEKNIK MENCATAT PETA PIKIRAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MAN 1 MALANG Ahmad Sirojul Anam Izza Rosyadi, Parlan, Dedek Sukarianingsih Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Arikunto (2010: 173) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian penelitian adalah seluruh siswa
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR LANCAR
1 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KOLOID DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR LANCAR Muhammad Andalan, Noor Fadiawati, Nina Kadaritna, Ila Rosilawati Pendidikan Kimia, Universitas
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL BANGUN RUANG PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL BANGUN RUANG PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI Oleh Muhani Anggraini Susanti NPM 12144600120 PROGRAM
Lebih terperinciKETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF PESERTA DIDIK SMP SKRIPSI
PENGARUH PENDEKATAN GUIDED INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES IPA DAN HASIL BELAJAR RANAH KOGNITIF PESERTA DIDIK SMP SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. agar terkumpul data serta dapat mencapai tujuan penelitian. Metode yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dapat diartikan sebagai cara kerja untuk mencapai tujuan tertentu, agar terkumpul data serta dapat mencapai tujuan penelitian. Metode yang digunakan
Lebih terperinciDarussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia
Jurnal Biotik, ISSN: 2337-9812, Vol. 5, No. 1, Ed. April 2017, Hal. 1-5 PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk ke dalam quasy experimental. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling karena
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA
PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA Imalia Imaniarta, Oktavia Sulistina, Yahmin, Universitas Negeri Malang Email:
Lebih terperinci= 1,99, because the t hitung. = 2,32 and the t tabel
134 JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, VOLUME 20, NOMOR 2, OKTOBER 2013 PENGARUH STRATEGI PENGAJARAN TIMBAL BALIK (RECIPROCAL TEACHING) TERHADAP PRESTASI BELAJAR KIMIA DAN RESPON TERHADAP PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen melalui pendekatan kuantitatif dengan Quasi Experimental Design. Adapun desain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung yang bertempat di jalan Taman Pramuka No. 163. 2. Populasi Populasi dalam
Lebih terperinciMelina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2, J. P. Buranda 3, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KEDIRI Melina Oktaviani 1, Dwiyono Hari Utomo 2,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP
6 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 013-014 di SMP Negeri 1 Pagelaran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 8 Bandar Lampung semester
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung.
III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 7 Bandarlampung. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Bandarlampung tahun pelajaran
Lebih terperinciKETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
KETERAMPILAN INFERENSI PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING Yogi Aprianto, Ila Rosilawati, Tasviri Efkar. Pendidikan Kimia, Universitas Lampung yogiaprianto1991@yahoo.com
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono, 2010). Populasi dalam penelitian
III. METODE PENELITIAN A. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas penggunaan Wortschatzliste yang digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Jerman dalam meningkatkan kemampuan
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
Lebih terperinciJCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,
JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017, 65-72 65 PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING BERVISI SETS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR LARUTAN PENYANGGA SISWA KELAS
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG
PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG Sufriyanti*), Ardi**), Siska Nerita**) * ) Mahasiswa
Lebih terperinciPENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR. Info Artikel. Abstrak. , T Subroto, W Sunarto
CiE 2 (1) (2013) Chemistry in Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chemined PENGARUH METODE AKTIF TIPE TEAM QUIZ BERBANTUAN QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR SD Putri, T Subroto, W Sunarto
Lebih terperinciPENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH
PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP ILMIAH Nuzlia, Rachmat Sahputra, A.Ifriany Harun Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Email: lya_nuzlia@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui/menilai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Pendekatan penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam kelangsungan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini karena
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar
18 III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 158 siswa dan tersebar
Lebih terperinci