OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

Transkripsi

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI SISTEM KOLOID PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 GERUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016/2017

2

3 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI SISTEM KOLOID PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 GERUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE INFLUENCE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL OF JIGSAW TYPE FOR CHEMISTRY LEARNING OUTCOMES ON COLLOID TOPIC AT XI IPA CLASS OF SMAN 1 GERUNG AT 2016/2017 ACADEMIC YEARS Siti Fatimah [1], Muntari [2], Mukhtar Haris [2] [1] Mahasiswa, Siti Fatimah [2] Dosen Pembimbing, Muntari, Mukhtar Haris Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram, Jln. Majapahit No. 62 Mataram 83125, Indonesia sitifatimah251195@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar kimia materi sistem koloid pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Gerung. Jenis penelitian yang digunakan berupa penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 1 Gerung. Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPA 3 dan XI IPA 6 yang ditentukan melalui teknik pengambilan sampel Purposive Sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. Variabel terikatnya adalah hasil belajar kimia siswa dalam ranah kognitif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pemberian pretest dan posttest dalam bentuk tes pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar siswa. Gain ujit digunakan untuk menganalisis data hasil belajar kimia siswa, didapatkan thitung (3,5) > ttabel (1,67). Hasil tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan pengaruh yang lebih baik daripada model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar kimia materi sistem koloid pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Gerung. Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, hasil belajar, sistem koloid. ABSTRACT The study aimed to know the influence of cooperative learning model of jigsaw type for chemistry learning outcomes on colloid topic at XI IPA class of SMAN 1 Gerung at 2016/2017 academic years. This study was a quasy-experimental with nonequivalent control group design. The studied populations were all class of XI IPA in SMAN 1 Gerung. Two classes (XI IPA 3 and XI IPA 6) were selected as the sample by purposive sampling technique. The experiment classes were tought by cooperative jigsaw type and control classes by conventional model. The dependent variables were chemistry learning outcomes in cognitive aspect. Pretest and posttest in the form of multiple choice test was applied to measure learning outcome. Gain-t test was applied analyzing hypothesis it showed that tstat (3,5) > ttable (1,67). The result showed that cooperative learning model of jigsaw type has influence are better than conventional learning model on chemistry being outcomes in colloid topic at XI IPA class of SMAN 1 Gerung. Keywords: cooperative learning model of jigsaw type, learning outcome, colloid system. 1

4 PENDAHULUAN Ilmu IPA menuntut pemahaman konsep tentang IPA itu sendiri, terutama ilmu kimia. Pemahaman konsep ini dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan seharihari. Agar maksud dan tujuan tersebut dapat tercapai, maka siswa diharapkan dapat menguasai konsep-konsep serta prinsip-prinsip kimia. Namun, untuk memahami konsep tersebut seringkali siswa menemukan kesulitan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya berasal dari faktor cara mengajar guru serta cara belajar siswa. Kimia seharusnya merupakan pelajaran yang menyenangkan, karena sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, siswa seringkali menganggap pelajaran kimia merupakan pelajaran yang sulit dan bersifat abstrak. Hal ini disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya yaitu penggunaan model serta metode pembelajaran yang kurang tepat, atau karena kurang tertariknya siswa dalam mempelajari materi kimia yang begitu sulit. Di dalam kelas, biasanya guru lebih banyak menanamkan konsep-konsep materi pelajaran melalui transfer informasi dan pemberian contohcontoh yang cenderung dihafal siswa, sehingga tidak membentuk konsepsi yang benar. Pembelajaran seperti ini tentu saja akan menciptakan suasana kelas yang statis, monoton, dan membosankan [1]. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di SMAN 1 Gerung, diketahui minat belajar siswa untuk mata pelajaran kimia cukup rendah dan hanya satu kelas yang nilai rata-ratanya mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 75. Hal ini terlihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Nilai rata-rata ulangan tengah semester siswa kelas XI IPA SMAN 1 Gerung Tahun Pelajaran 2016/2017 Kelas Jumlah Siswa Rata-Rata XI IPA ,30 XI IPA ,00 XI IPA ,65 XI IPA ,05 XI IPA ,14 XI IPA ,20 XI IPA ,38 Sumber: Arsip Sekolah, Melalui wawancara diketahui bahwa kurikulum yang digunakan pada kelas XI masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Disamping itu, metode yang digunakan oleh guru kimia di sekolah tersebut adalah metode ceramah, diskusi kelompok, dan penugasan. Namun, metode yang paling sering digunakan adalah metode ceramah dan penugasan. Tipe diskusi kelompok yang digunakan di sekolah ini adalah diskusi kelompok secara klasikal yaitu guru dan siswa membahas tugas atau soal latihan yang diberikan secara bersama-sama. Jika diperhatikan model ataupun metode yang masih sering digunakan, proses pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang lebih berpusat pada guru. Rendahnya hasil belajar siswa, baik yang disebabkan oleh kurangnya antusias siswa maupun penerapan metode serta model yang lebih berpusat pada guru (ceramah dan diskusi), maka cara yang dapat dilakukan agar permasalahan di atas bisa diatasi yaitu dengan menerapkan kegiatan belajar kelompok yang menarik, menyenangkan, melibatkan siswa, meningkatkan aktivitas, kerja sama, dan rasa tanggung jawab. Salah satu model pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran kimia adalah model pembelajaran kooperatif, diantaranya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Model pembelajaran jigsaw dapat mendorong siswa lebih aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal [2]. Dalam pembelajaran jigsaw, setiap anggota kelompok ditugaskan untuk mempelajari materi tertentu. Kemudian setiap siswa yang mendapatkan materi yang sama dengan kelompok lain akan berkumpul membentuk kelompok diskusi baru yang dinamakan kelompok ahli (jigsaw). Di kelompok ahli ini, siswa diminta untuk mendiskusikan materi yang telah mereka pelajari di kelompok awal, sehingga setiap siswa dapat mengemukakan pendapat dan hasil belajar mereka tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan begitu setiap siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga tercipta suasana belajar yang lebih baik [2]. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada proses pembelajaran memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar kimia siswa yang dibuktikan dengan nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol [3]. Oleh sebab itu, peneliti tertarik

5 Nilai rata-rata untuk melakukan penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penelitian yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia Materi Sistem Koloid Pada Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Gerung Tahun Pelajaran 2016/2017 dilakukan untuk mengetahui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mampu memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar kimia siswa khususnya pada materi sistem koloid di SMAN 1 Gerung. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh tertentu terhadap suatu kondisi yang terkendalikan. Jenis eksperimen yang dimaksud adalah eksperimen semu (Quasi Experimental Design) yang terdiri atas kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana dalam desain ini variabel yang muncul dan kondisi eksperimen tidak bisa dikontrol secara ketat atau secara penuh [4]. Hal tersebut dikarenakan kondisi di lapangan (dalam hal ini adalah kondisi di sekolah) tidak memungkinkan untuk dilakukan penempatan subyek penelitian secara random ke dalam kelompok-kelompok. Dengan kata lain, peneliti harus menerima kelompok-kelompok yang sudah dibentuk oleh sekolah (kelompok yang dimaksud dalam hal ini adalah kelas). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent control group design, dimana peneliti tidak memilih secara acak untuk menetapkan subyek yang dilibatkan dalam perlakuan. Penelitian ini dilakukan di SMAN 1 Gerung dengan populasi seluruh siswa kelas XI IPA Tahun Pelajaran 2016/2017. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu penentuan sampel yang didasarkan atas pertimbangan tertentu [5]. Sampel yang dipilih adalah kelas XI IPA 3 (kelas kontrol) dan XI IPA 6 (kelas eksperimen). Pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan guru yaitu kedua kelas tersebut paling kondusif dan cocok untuk dijadikan sampel. Pertimbangan lain yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah pertimbangan dari peneliti yaitu kelas XI IPA 3 dan XI IPA 6 memiliki kemampuan yang hampir sama berdasarkan nilai rata-rata ulangan tengah semester kelas XI IPA. Pemberian perlakuan dimulai pada minggu ke dua Mei hingga minggu ke tiga Mei Penelitian ini dilakukan sebanyak lima kali pertemuan yang terdiri dari satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tes awal (pretest), tiga kali pertemuan tatap muka belajar dan satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tes akhir (posttest). Pada kelas kontrol digunakan model pembelajaran konvensional, sedangkan pada kelas eksperimen digunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Analisis data menggunakan korelasi point biserial [6] untuk mengetahui validitas soal, KR-20 [5] digunakan untuk mengetahui reliabilitas instrumen, dan Gain uji-t [5] untuk menguji hipotesis penelitian. Pengujian normalitas digunakan rumus chi-kuadrat [4] dan uji hipotesis digunakan uji-f [4]. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa materi sistem koloid pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Gerung menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hasil belajar ini dapat dilihat dari peningkatan nilai tes awal hingga tes akhir pada ranah kognitif. Penggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diyakini dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa. Hal ini dapat dilihat pada Gambar Eksperimen Kontrol Gambar 5.1 Grafik nilai rata-rata pretest dan posttest Gambar 5.1 menunjukkan bahwa nilai ratarata pretest kelas kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen, namun nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Hasil pretest pada kedua kelas menunjukkan nilai rata-rata yang rendah dan masih di bawah KKM (75). Nilai yang rendah ini dikarenakan siswa belum memahami materi sistem koloid meskipun sebelum pretest telah diberikan kesempatan belajar mandiri menggunakan buku paket pegangan siswa selama ± 10 menit. Sedangkan pada hasil posttest, Pretest Posttest Peningkatan 3

6 nilai rata-rata kedua kelas meningkat. Peningkatan nilai rata-rata ini disebabkan karena kedua kelas diberikan perlakuan model pembelajaran dan sudah mempelajari materi sistem koloid. Perolehan rata-rata hasil posttest yang cukup tinggi dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dikarenakan model pembelajaran ini memacu siswa untuk lebih memahami dan menguasai materi pelajaran bersama dengan kelompoknya. Tahapan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah terdapat pada tahap diskusi di kelompok ahli (jigsaw) dan tahap kembali ke kelompok asal. Ketika siswa berdiskusi di kelompok ahli, mereka saling bertukar informasi dan pendapat mengenai materi atau permasalahan yang diberikan. Artinya, semua siswa ikut terlibat aktif dalam kelompok tersebut. Selain itu, ilmu yang mereka dapatkan juga akan semakin banyak dan tingkat pemahaman mereka tentang materi tersebut akan semakin tinggi karena semua siswa mengemukakan pendapatnya masing-masing. Selanjutnya, siswa kembali ke kelompok asalnya dengan tujuan untuk saling menjelaskan kepada teman kelompoknya tentang materi yang sudah didiskusikan di kelompok ahli. Hal ini menuntut siswa untuk semakin meningkatkan pemahaman mereka karena mereka harus menjelaskan kembali ilmu yang sudah mereka dapatkan. Pembelajaran dengan model ini menyajikan pengalaman belajar kelompok yang menyenangkan. Setiap siswa bisa berbicara dan berpendapat serta mengerahkan seluruh kemampuannya dalam memahami materi yang diberikan, terutama ketika sedang mengajarkan kepada temannya dalam satu kelompok, sehingga hasil belajar mereka meningkat. Peran guru atau peneliti adalah sebagai motivator dan fasilitator yang mengontrol siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil perhitungan menunjukan bahwa thitung 3,5, sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5% dengan dk = 66 adalah 1,67. Nilai thitung > ttabel, artinya H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan pengaruh yang lebih baik daripada model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar kimia materi sistem koloid pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Gerung. Model pembelajaran jigsaw (tim ahli) merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa lebih aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal [2]. Hal 4 ini sejalan dengan penelitian yang mengatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada proses pembelajaran memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar kimia siswa [3]. Berdasarkan hasil tersebut, guru bidang studi kimia diharapkan dapat menerapkan pembelajaran yang mengikutsertakan siswa aktif dalam proses pembelajaran, khususnya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terdapat beberapa permasalahan yang peneliti alami di kelas eksperimen, yaitu keterlambatan dimulainya pembelajaran. Banyak siswa yang masih di luar dengan alasan istirahat shalat dzuhur, padahal semua siswa sudah diberikan waktu khusus untuk shalat, sehingga presentasi yang seharusnya dilakukan di depan kelas akhirnya dilakukan di bangku masing-masing kelompok demi mengefisienkan waktu belajar. Selain itu, ada satu tahapan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang tidak dapat dilakukan, yaitu evaluasi di setiap pertemuan. Hal ini dikarenakan kurangnya waktu penelitian yang diakibatkan oleh keterlambatan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, evaluasi hanya dilakukan satu kali, yaitu pada saat posttest. Pembelajaran di kelas kontrol cenderung kurang aktif karena masih terdapat beberapa siswa yang tidak ikut berpartisipasi pada saat diskusi berlangsung. Ada beberapa kelompok yang hanya mengandalkan satu atau dua orang anggota untuk menjawab tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan tidak membuat semua siswa ikut berperan aktif di dalam proses pembelajaran. Selain itu, tingkat pemahaman siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional lebih rendah dibandingkan siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw memberikan pengaruh yang lebih baik daripada model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar kimia materi sistem koloid pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Gerung. SARAN Diharapkan bagi guru bidang studi kimia untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran kimia yang lain dan

7 bagi peneliti berikutnya untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada sekolah serta materi yang lain. DAFTAR PUSTAKA [1]. Syafitri, Winda Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri Pada Konsep Sistem Koloid. UIN Syarif Hidayatullah: Skripsi. [2]. Isjoni Cooperative Learning (Efektifitas Pembelajaran Kelompok). Bandung: ALFABETA. [3]. Satuti, Mareta Dwi Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi. UIN Syarif Hidayatullah: Skripsi. [4]. Sugiyono Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: ALFABETA. [5]. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: PT Rineka Cipta. [6]. Azwar, Saifuddin Reliabilitas dan Validitas Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 5