Wahyuni et a, Keeahan Kerja antara, I, II pada operator... Keeahan Kerja antara, I, dan II pada Operator Pompa Bensin (Studi pada Stasiun Penisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) di Kabupaten Jember) (The Occupationa Fatiue amon, I, and II of the Gasoine Operators (Study on Gas Station in Jember District) Dewi Sri Wahyuni, Isa Ma rufi, Anita Dewi Prahastuti Sujoso Baian Kesehatan Linkunan dan Kesehatan Keseamatan Kerja, Fakutas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember Jn. Kaimantan 3, Jember 11 Emai korespondensi : dewi.yunny11@mai.com Abstract Gas Station is one of a company who appy shift work. Athouh the work shift has benefit for the company, the other side can ive neative effects for asoine operators is occupationa fatiue. This research aim to anayzed occupationa fatiue amon shift I, shift II, and shift III of the asoine operator on as station in Jember district. This research used crossectiona approach. The popuation in this research were operator in as station that open in 4 hours. operators was choose as sampe by custer random sampin methode. Statistic anaysis test used is univariat, bivariat with Cramer coefficient C, differences work oad and occupationa fatiue anaysis in every shift by friedman and wicoxon. The resut of this research showed that the reation variabe is ae (p=0,00), nutrition status (p=0,041; p=0,013), work oad (p=0,034; p=0,031; p=0,01), has a sinificant reation by work oad (p=0,001), and occupaiona fatiue (p=0,000) on shift I, shift II, and shift III. The concusion of this research was have sinificant reation between ae, nutrition status, and work oad with occupaiona fatiue and has sinificant differences by work oad and occupationa fatiue on shift I, shift II, and shift III. Based on this research, it is needs a structured break time in every work shift, add the asoine operators in shift II, ivin heathy food and used the ood break time. Keywords: occupationa fatiue, work shift, as station. Abstrak Stasiun Penisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) merupakan saah satu perusahaan yan menerapkan shift kerja. Waaupun memiiki keuntunan bai perusahaan disatu sisi dapat memberikan dampak buruk bai pekerja terutama operator pompa bensin yakni dapat menaami keeahan kerja. Tujuan peneitian ini adaah menanaisis keeahan kerja antara shift I, shift II, dan shift III pada operator pompa bensin SPBU di Kabupaten Jember. Jenis peneitian yan diunakan adaah cross sectiona. Popuasi adaah seuruh operator pompa bensin SPBU yan beroperasi seama 4 jam. Sebanyak operator dipiih sebaai sampe denan metode custer random sampin. Anaisis data yan diakukan adaah univariat, bivariat denan cramer coefficient C, anaisis perbedaan beban kerja dan keeahan kerja di tiap shift menunakan friedman, dan wicoxon. Hasi peneitian diperoeh variabe yan berhubunan adaah usia (ρ = 0,00), status izi (ρ = 0,041; ρ = 0,013), beban kerja (ρ = 0,034; ρ = 0,031; ρ = 0,01), terdapat perbedaan yan sinifikan terhadap beban kerja (ρ = 0,000) dan keeahan kerja (ρ = 0,000) pada shift I, shift II, dan shift III. Kesimpuan daam peneitian ini adaah ada hubunan antara usia, status izi, dan beban kerja denan keeahan kerja serta terdapat perbedaan yan sinifikan terkait beban kerja dan keeahan kerja pada shift I, shift II, dan shift III. Sehina peru adanya jam istirahat yan terjadwa di setiap shift kerja, menambah operator pada shift II, pemberian makanan sehat serta memanfaatkan waktu istirahat denan sebaik-baiknya. Kata kunci: keeahan kerja, shift kerja, SPBU. Artike Imiah Hasi Peneitian Mahasiswa 015
Wahyuni et a, Keeahan Kerja antara, I, II pada operator... Pendahuuan Penunaan teknooi maju diperukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara uas, namun tanpa disadari denan penendaian yan tidak tepat dapat meruikan manusia. Penunaan sumberdaya secara optima daam ranka meninkatkan produksi dituntut oeh dunia industri sejak beberapa tahun yan au. Ha tersebut memberikan konsekuensi terhadap perpanjanan jam kerja pekerja dan saah satunya denan mempekerjakan pekerja meampaui waktu yan teah ditetapkan dan/atau memberakukan shift kerja. Penerapan shift kerja di perusahaan memiiki tujuan aar perusahaan mendapatkan keuntunan sebanyak banyaknya. Sehina perusahaan menunakan seuruh waktu yan ada untuk keiatan operasiona. Waaupun denan menerapkan shift kerja memiiki manfaat bai perusahaan, disisi ain penerapan shift kerja menimbukan anuan bai para pekerja misanya menumpuknya rasa eah fisik maupun psikoois [1]. Berdasarkan data ILO tahun 013, satu pekerja di dunia menina setiap 15 detik karena keceakaan kerja dan 10 pekerja menaami sakit akibat kerja. Pada tahun 01 ILO mencatat anka kematian dikarenakan keceakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak juta kasus stiap tahun []. Saah satu penyebab utama keceakaan kerja yan disebabkan oeh manusia adaah stress dan keeahan (fatiue). Keeahan akibat kerja diasrtikan sebaai proses menurunnya efisiensi, performa kerja, dan berkurannya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk meanjutkan keiatan yan harus diakukan [3]. Peneitian yan diakukan oeh Putri menyatakan dari 5.115 sampe, 3,% diantaranya atau sekitar 1. sampe menderita keeahan [4]. Keeahan kerja memberikan kontribusi 50% terhadap terjadinya keceakaan kerjra [5]. Data terkait keceakaan kerja yan terjadi di Indonesia setiap hari rata-rata terjadi 414 keceakaan kerja,,% disebabkan oeh keeahan yan cukup tini dimana kuran ebih 9,5% atau 39 oran menaami cacat []. SPBU merupakan saah satu perusahaan yan beroperasi 4 jam dan menerapkan shift kerja. Shift kerja merupakan poa kerja yan diberikan kepada tenaa kerja untuk menerjakan sesuatu oeh perusahaan dan biasanya dibai atas kerja pai, sore, dan maam [1]. dimuai puku 0.00-14.00, shift II dimuai puku 14.00-.00, dan shift III dimuai puku.00-0.00. Berdasarkan hasi studi pendahuuan yan diakukan oeh peneiti 0% operator SPBU di Kabupaten Jember menaami keeahan kerja denan ejaa yaitu esu, merasakan kantuk dan pusin, serta menurunnya kemampuan untuk konsentrasi. Keeahan kerja adaah suatu mekanisme perindunan tubuh aar terhindar dari kerusakan ebih anjut sehina terjadi pemuihan seteah istirahat. Keeahan diatur secara sentra oeh otak. Pada susunan syaraf pusat terdapat sistem aktivasi dan inhibisi. Artike Imiah Hasi Peneitian Mahasiswa 015 Keeahan menunjukkan kondisi yan berbeda-beda dari setiap individu, namun seuruhnya bermuara pada kehianan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh []. Tujuan peneitian ini adaah menanaisis keeahan kerja antara shift I, shift II, dan shift III pada operator pompa bensin SPBU di Kabupaten Jember. Metode peneitian Jenis peneitian yan diunakan yaitu peneitian kuantitatif denan pendekatan anaitik observasiona []. Berdasarkan waktu peneitiannya, peneitian ini termasuk peneitian cross sectiona karena variabe bebas (variabe independent) yaitu faktor interna (usia, status izi, masa kerja, riwayat penyakit), faktor eksterna (beban kerja) serta variabe terikat (variabe dependent) yaitu keeahan kerja akan diteiti pada waktu yan bersamaan []. Tempat peneitian diakukan di SPBU yan beroperasi 4 jam di Kabupaten Jember dan waktu peneitian diaksanakan yakni buan Juni 015. Popuasi peneitian sebanyak 14 operator kemudian diambi sampe responden diperoeh operator. Teknik penambian sampe yan diunakan daam peneitian ini adaah custer random sampin untuk menetahui jumah sampe setiap SPBU au dianjutkan denan penambian acak sederhana meaui undian. Peneitian ini menunakan teknik penumpuan data denan bantuan embar kuesioner, penukuran dan dokumentasi. Metode penumpuan data untuk usia, status izi, masa kerja, riwayat penyakit, denan embar kuesioner, sedankan beban kerja denan menunakan penukuran pada arteri radiais dan keeahan kerja denan reaction timer. Teknik anaisis data menunakan anaisis univariat dan anaisis bivariat denan menunakan uji statistik Cramer Coefficient C, Friedman, dan Wicoxon. Hasi Peneitian Berdasarkan hasi peneitian terhadap faktor interna (usia, status izi, masa kerja, riwayat penyakit) dan faktor eksterna (beban kerja) terhadap keeahan kerja menunjukkan adanya beberapa variabe bebas yan mempenaruhi variabe terkait. Tabe 1. Distribusi hubunan usia denan keeahan kerja pada shift I, shift II, shift III Usia Tinkat Keeahan Kerja Umum a Rinan Sedan Berat 15-4 - - 14, 3, 4, 1 5-34 - - 1, 9 1, - - 1 35-44 - - 3, 1,5 4, 11 45-54 4, - - 3, 3, > 55
Wahyuni et a, Keeahan Kerja antara, I, II pada operator... 4, 1 3,5 1 43, 14, I 15-4 - - 4, 5 10,4 5 10,4 1 5-34 - - 5 10,4 4,3 1, 1 35-44 - - - - 1,1 10 0, 11 45-54 - - 1,1 4,3 3, > 55 0 0 1, 14 9, 54, II 15-4 4, 1,5 4, 4, 1 5-34 4,3 14, 5 10,4 1,1 1 35-44 1,1 1, 4, - - 11 45-54 1,1 4,3 3, - - > 55 1, 5 5,1 1 5, 0 3, 4 Tabe. Distribusi hubunan status izi denan keeahan kerja pada shift I, shift II, shift III Stat us Gizi Tinkat Keeahan Kerja Umum a Rinan Sedan Berat Kurus - - 5 10,4 1,1 - - 31 4, 1 5,0 14 9, 3, a Praob - - 1,1 1,5 4,3 11 es Obes I Obes II 4, 1 3,5 1 43, 14, I Kurus - - 1,1 3, 4, - - 14, 11,9 13,1 31 a Praob es - - - - - - 11,9 11 Obes I Obes II 0 0 1, 14 9, II 54, Kurus 3, 3, - - - - 31 4,3 1 33,3 9 1, 4, a Praob es 1,1 1,5 3, 1,1 11 Obes I Obes II 1, 5 5,1 1 5 3, Tabe 3. Distribusi hubunan masa kerja denan keeahan kerja pada shift I, shift II, shift III Mas a Kerj a Tinkat Keeahan Kerja Umum a Rinan Sedan Berat 3 th - - 10 0, 14, 4, 19 > 3 th 4, 1, 14 9, 5 10,4 9 4, 1 3,5 1 43, 14, I 3 th - - 4, 14, 10 0, 19 > 3 th - - 1,5 14, 1 33,3 9 0 0 1, 14 9, 54, II 3 th 3, 10 0, 4,3 4, 19 > 3 th 5 10,4 15 31, 1, 1,1 9 1, 5 5,1 1 5 3, Tabe 4. Distribusi hubunan riwayat penyakit denan keeahan kerja pada shift I, I, II Riw a yat Peny akit Tinkat Keeahan Kerja Umum a Rinan Sedan Berat DM - - - - 1, 1, Hiper - - 1, 4 30, 15,4 tensi Jantun Gaa inja Asma - - 15,4 1, 1, 4 0 0 3 3,1 4, 4 30, 13 I DM - - - - 1, 1, Hiper - - - - 1, 4, Tensi Artike Imiah Hasi Peneitian Mahasiswa 015
Wahyuni et a, Keeahan Kerja antara, I, II pada operator... Jantun Gaa inja Asma - - 1, - - 3 3,1 4 0 0 1, 15, 10, 13 4 9 II DM 1, - - 1, - - Hiper 1, 5 3,5 1, - - tensi Jantun Gaa inja Asma - - 15,4 1, - - 4 15, 4 53, 3 3, 1 0 0 13 Anaisis hubunan faktor interna denan keeahan kerja menunjukkan bahwa ada hubunan yan sinifikan antara usia denan keeahan kerja di shift I (p = 0,00), namun tidak ada hubunan yan sinifikan antara usia denan keeahan kerja di shift II, dan shift III (p = 0,09; p = 0,9). Status izi mempunyai hubunan yan sinifikan denan keeahan kerja di shift I, dan shift II (p = 0,041; p = 0,013), tidak ada hubunan yan sinifikan antara status izi denan keeahan kerja di shift III (p = 0,330). Masa kerja tidak mempunyai hubunan yan sinifikan terhadap keeahan kerja baik pada shift I, shift II, dan shift III (p = 0,9; p = 0,50; p = 0,9). Riwayat penyakit tidak menunjukkan adanya hubunan denan keeahan kerja baik pada shift I, shift II, dan shift III (p = 0,5; p = 0,31; p = 0,50). Tabe 5. Distribusi hubunan beban kerja fisik denan keeahan kerja pada shift I, shift II, shift III % CVL Tinkat Keeahan Kerja Umum a Rinan Sedan Berat a 1,1 - - - - 4, 3 Rina 9 - - 5 10,4 4, 4, n Sedan 19 - - 1,5 10 0, 3, Berat 1,1 1,5 1,5 - - 13 Sanat berat - - 1,1 3, - - 4 Artike Imiah Hasi Peneitian Mahasiswa 015 4, 1 3, 5 I a Rina n Sedan 1 43, 14, - - - - - - - - 0 - - - - - - - - - - - - 3, 3, Berat - - - - 14, 1, 15 Sanat - - 1, 4,3 15 31, berat 0 0 1, II a Rina n Sedan 14 9, 54, 0 5 10,4 5 10,4 4, - - 1 1,1 1, 1, - - 1,1 1, - - 1,1 Berat 1,1 4,3 4, 4, 9 Sanat berat 1, 5 5, 1 1 10 1 5 3, Anaisis hubunan beban kerja fisik denan keeahan kerja menunjukkan bahwa ada hubunan yan sinifikan pada saat shift I, shift II, shift III (p = 0,034; p = 0,031; p = 0,01). Tabe. Perbedaan beban kerja fisik dan keeahan kerja antara shift I, shift II, shift III Beban Kerja Mean Rank p vaue Fisik Pada shift I 1,90 Pada shift Ii,1 0,000 Pada shift Iii 1,9 Keeahan Kerja Pada shift I 1,90 Pada shift Ii,1 0,000 Pada shift Iii 1,49 Berdasarkan uji statistik menunakan Uji Friedman diperoeh hasi bahwa p < α yaitu 0,000, bahwa ada perbedaan yan sinifikan beban kerja fisik dan keeahan kerja pada shift I, shift II, dan shift III. Pembahasan Hasi peneitian faktor interna menunjukkan bahwa terdapat hubunan usia denan keeahan kerja pada shift I. Pada peneitian ini diketahui bahwa operator yan memiiki usia 45-54 tahun sebaian
Wahyuni et a, Keeahan Kerja antara, I, II pada operator... besar memiiki keeahan kerja sedan dan berat. Ha tersebut sesuai denan teori yan ada bahwa pada usia meninkat akan diikuti denan proses deenerasi dari oran, sehina daam ha ini kemampuan oran akan menurun, denan menurunnya kemampuan oran, maka akan menyebabkan tenaa kerja akan semakin mudah menaami keeahan [9]. Daam peneitian ini terdapat hubunan usia denan keeahan karena beban kerja yan di terima antar operator sama, waaupun memiiki jenjan umur yan berbeda, serta pada usia meninkat, kemampuan tubuh berkuran sehina tubuh tidak mampu untuk menerima beban kerja yan dibebankan pada akhirnya akan cepat merasakan keeahan. Status izi memiiki hubunan denan keeahan kerja pada shift I, dan shift II. Ha tersebut sesuai denan teori yan menjeaskan bahwa status izi merupakan saah satu faktor yan mempenaruhi tinkat keeahan kerja karena izi berkaitan denan kesehatan dan daya kerja [9]. Berdasarkan hasi peneitian yan diakukan oeh peneiti bahwa operator denan status izi praobes cenderun memiiki tinkat keeahan yan ebih besar dan daya kerja yan rendah dibandinkan denan operator yan memiiki status izi norma. Saat bekerja, operator denan status izi praobes cenderun tidak bersemanat, cepat merasa eah saat bekerja ha tersebut ditandai denan operator memiiki keininan untuk duduk atau beristirahat seera munkin. Masa kerja tidak memiiki hubunan denan keeahan kerja baik pada shift I, shift II, dan shift III. Ha tersebut bertoak beakan denan teori yan menjeaskan bahwa semakin ama masa kerja seseoran maka semakin tini pua tinkat keeahan, karena semakin ama bekerja menimbukan perasaan jenuh akibat kerja monoton akan berpenaruh terhadap tinkat keeahan yan diaami [10]. Tidak adanya hubunan masa kerja denan keeahan kerja dikarenakan dari hasi observasi peneiti menunjukkan bahwa setiap waktu uan pada saat bekerja terihat operator sain bercakap-cakap dan berurau, ha tersebut merupakan saah satu faktor bahwa operator merasa nyaman denan kondisi inkunan kerjanya serta meninat masa kerja operator yan mayoritas ebih dari tia tahun dimana operator teah mampu beradaptasi denan inkunan kerjanya daam janka waktu yan cukup ama. Sehina waupun memiiki jenis pekerjaan yan monoton operator tidak memiiki rasa jenuh denan pekerjaannya. Riwayat penyakit tidak memiiki hubunan denan keeahan kerja. Ha tersebut Ha tersebut dikarenakan hanya beberapa penyakit yan memiiki penaruh denan keeahan. Saat seseoran bekerja, jantun diransan sehina kecepatan denyut jantun dan kekuatan pemompaannya menjadi meninkat. Apabia terdapat beban ekstra yan diaami jantun dapat menakibatkan meninkatnya keperuan oksien ke otot jantun. Kekuranan oksien daam waktu terus menerus, sehina terjadi akumuasi yan seanjutnya terjadi metaboisme anaerobik dimana akan menhasikan asam aktat yan mempercepat keeahan [10]. Ha tersebut sesuai denan peneitian yan diakukan oeh peneiti, bahwa sebaian besar operator tidak memiiki riwayat penyakit kronis, sehina kondisi fisik operator berada daam kondisi norma. Waaupun tubuh mendapat beban kerja ekstra, tubuh masih mampu untuk meaksanakan beban kerja tersebut sehina tidak terjadi kekuranan supay oksien ke otot yan nantinya dapat mempercepat terjadinya keeahan. Beban kerja memiiki hubunan denan keeahan kerja. Ha tersebut sesuai denan teori yan menyatakan bahwa voume pekerjaan yan dibebankan kepada tenaa kerja baik berupa fisik atau menta dan menjadi tanunjawabnya. Seoran tenaa kerja saat meakukan pekerjaan menerima beban sebaai akibat dari aktivitas fisik yan diakukan. Apabia waktu kerja ditambah maka meebihi kemampuan tenaa kerja dan dapat menimbukan keeahan [9]. Berdasarkan hasi observasi dan perhitunan yan diakukan oeh peneiti bahwa jumah kendaraan yan meakukan penisian bahan bakar di tiap shift berbeda. Jumah kendaraan pain tini meakukan penisian bahan bakar yaitu pada waktu shift II, pada shift I dan shift III menaami penurunan jumah kendaraan yan meakukan penisian bahan bakar. Peninkatan jumah kendaraan yan meakukan penisian bahan bakar, dapat menjadi saah satu faktor yan mempenaruhi keeahan dan beban kerja di tiap shift. Ha tersebut sejaan denan peneitian yan diakukan oeh Hariyati (011) bahwa terdapat hubunan yan sinifikan antara beban kerja denan keeahan kerja pada pekerja intin manua di PT. Djitoe Indonesia Tobacco Surakarta. Ha tersebut dikarenakan bahwa semakin tini beban kerja yan dirasakan oeh pekerja dapat mempenaruhi tinkat keeahan kerja yan semakin tini pua [10]. Hasi anaisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yan sinifikan terkait beban kerja dan keeahan kerja pada shift I, shift II, shift III. Beban kerja dan keeahan kerja tertini diaami operator yan meaksanakan pekerjaan di shift II. Ha tersebut bertoak beakan denan teori yan menjeaskan bahwa keeahan kerja pain tini diaami oeh pekerja pada shift maam, karena pada saat maam hari di daam tubuh terjadi fase tropotropik dimana sebaian besar funsi tubuh menurun serta waktu ini Artike Imiah Hasi Peneitian Mahasiswa 015
Wahyuni et a, Keeahan Kerja antara, I, II pada operator... diunakan untuk pemuihan dan pembaharuan eneri di daam tubuh [11]. Hasi peneitian bertoak beakan denan teori dikarenakan di SPBU memiiki tinkat kerapatan kendaran yan meakukan penisian bahan bakar berbeda. Pada waktu shift I, dan shift II jumah kendaraan cenderun meninkat. Ha tersebut dikarenakan rata-rata manusia beraktivitas pada waktu pai hari hina maam hari, sehina ha tersebut mempenaruhi tinkat kerapatan kendaraan yan meakukan penisian bahan bakar. Pada maam hari menjean dini hari (pada saat shift III), kendaraan yan meakukan penisian bahan bakar menurun dikarenakan aktivitas manusia pada maam hari cenderun menurun, dan biasanya maam hari banyak oran yan memanfaatkan untuk beristirahat. Tinkat kerapatan kendaraan pain tini terjadi pada shift II, dari hasi peneitian menunjukkan bahwa pada saat shift II operator menaami beban kerja fisik sanat berat dan keeahan kerja berat. Semakin banyak kendaraan yan meakukan penisian bahan bakar maka semakin cepat operator menaami keeahan. Simpuan dan Saran Faktor interna yaitu usia dan status izi memiiki hubunan yan sinifikan denan keeahan kerja. Sedankan masa kerja dan riwayat penyakit tidak memiiki hubunan yan sinifikan denan keeahan kerja. Faktor eksterna yaitu beban kerja fisik memiiki hubunan yan sinifikan denan keeahan kerja. Aternatif saran atau rekomendasi yan dapat diberikan dari peneiti adaah bai pihak SPBU sebaiknya memberikan jam istirahat yan terstruktur atau terjadwa di tiap shift kerja sesuai denan undanundan yan diaksanakan minima seama tia puuh menit seteah bekerja seama 4 jam, pemberian ibur seama dua hari seteah diakukan shift III seama tia hari dimana seama ini seteah shift III seama tia hari hanyan diberikan ibur seama satu hari. Pihak SPBU hendaknya membedakan jumah operator pompa bensin di tiap shift. Seharusnya operator pada shift II ebih banyak karena jumah kendaraan tertini terjadi pada saat shift II. Bai operator hendaknya memanfaatkan waktu istirahat denan sebaik-baiknya misanya denan duduk bersandar, ataupun berbarin sejenak aar pada saat bekerja tidak menaami keeahan yan sanat tini. Mar 13]. Avaiabe from: http://www.depkes.o.id/artice/view/0141103 0005/1-oran-pekerja-di-dunia-meninasetiap-15-detik-karena-keceakaan-kerja.htm [3] Winjosoebroto. Eronomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widya. 00 [4] Putri, D. P. Hubunan Faktor Interna dan Eksterna Pekerja terhadap Keeahan (Fatiue) pada Operator Aat Besar di PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembankit Suraaya Periode Tahun 00. Tidak dipubikasikan. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia. 00. [5] Maurits, L. S. K. Seintas tentan Keeahan Kerja. Cetakan II. Yoyakarta: Amara Books. 011. [] Ihsan, dkk. Hubunan antara Shift Kerja denan Tinkat Keeahan Kerja pada Pekerja di Pabrik Perakitan Mobi Indonesia. Tidak dipubikasikan. Skripsi. Bandun: Proram Studi Maister Teknik Linkunan Fakutas Teknik Sipi dan Linkunan Institut Teknooi Bandun. [] Tarwaka. Eronomi Industri, Dasar-Dasar Penetahuan Eronomi dan Apikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press. 011. [] Notoatmojo, S. Metode Peneitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 010 [9] Suma mur. Keseamatan Kerja dan Penceahan Keceakaan. Jakarta: CV Haji Masaun. 009 [10] Hariyati, M. Penaruh Beban Kerja terhadap Keeahan Kerja pada Pekerja Lintin Manua di PT. Djitoe Indonesia Tobaco Surakarta. Tidak dipubikasikan. Skripsi. Surakarta: Proram Dipoma IV Kesehatan Kerja Fakutas Kedokteran Universitas Neeri Sebeas Maret. 011. [11] Denny, P. S. Perbedaan Shift Kerja, Stress Kerja, dan Peninkatan Tekanan Darah pada Operator Pompa Bensin SPBU di Kabupaten Jember. Tidak dipubikasikan. Skripsi. Jember: Fakutas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember. 014. Daftar Pustaka [1] Nuryati, K. Tinkatan Stress Kerja pada Karyawan SPBU Baian Operator ditinjau dari Shift Kerja. Tidak dipubikasikan. Skripsi. Semaran: Fakutas Psikooi Universitas Kathoik Soeijapranata. 00. [] Departemen Kesehatan RI. 1 Oran Pekerja di Dunia Menina Setiap 15 Detik Karena Keceakaan Kerja [internet]. 014 Oct [015 Artike Imiah Hasi Peneitian Mahasiswa 015