BAB I PENDAHULUAN. dijadikan strategi dalam peperangan. Menurut Anwar (1989) makanan

dokumen-dokumen yang mirip
KUESIONER PENYELENGGARAAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah pelayanan gizi, dalam standar profesi Gizi, dinyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan gizi ruang rawat inap adalah rangkaian kegiatan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan berfungsi kuratif dan rehabilitatif yang menyelaraskan tindakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan. mencapai status gizi yang optimal (Kemenkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, pekerja perkebunan, para prajurit, orang. sakit, penghuni asrama atau panti asuhan,narapidana dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan. pencatatan, pelaporan serta evaluasi (PGRS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ruang perawatan kelas III, dan data-data terkait antara lain standar

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii

GAMBARAN SISA MAKANAN BIASA YANG DISAJIKAN DI RUANG MAWAR RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB V PEMBAHASAN. Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai siklus menu 10 hari

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk. aktifitas fisik maupun biologis dalam kehidupan sehari-hari.

HANDOUT 4 1. Tujuan Instruksional Umum 2. Tujuan Instruksional Khusus 3. Uraian Materi perkuliahan A. Perencanaan Menu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berharga bagi keluarga, nusa dan bangsa. Untuk mewujudkan impian akan anak

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu singkat. Upayaupaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sumber energi, pertumbuhan dan perkembangan, pengganti sel-sel yang rusak,

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN DAYATERIMA MENU (PERSEPSI) YANG DISAJIKAN DI LAPAS KELAS II B TASIKMALAYA.

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi sangat berpengaruh pada proses

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA

reporsitory.unimus.ac.id

BAB V PEMBAHASAN. Penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT. X Plant Pegangsaan. Ruang/tempat Makan yang menyatakan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =


INFORMED CONSENT. Setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian yang dilaksanakan, saya :

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kuratif, rehabilitatif dan promotif. Ada 4 kegiatan pokok PGRS yaitu :

GAMBARAN RASA, WARNA, TEKSTUR, VARIASI MAKANAN DAN KEPUASAN MENU MAHASANTRI DI PESANTREN MAHASISWA KH.MAS MANSUR UMS

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan yang meliputi upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi pada berbagai keadaan sakit secara langsung maupun tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DARI KUALITAS MAKANAN RUMAH SAKIT DENGAN SISA MAKANAN DI RSUD KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan mulai dari penetapan peraturan pemberian makan di rumah sakit,

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah

KUESIONER PENILAIAN DAYA TERIMA MAKANAN PASIEN


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Pemanfaatan Konsultasi Gizi Untuk Peningkatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. Standar akreditasi rumah sakit menyebutkan bahwa pelayanan gizi. metabolisme manusia untuk pemulihan dan mengoreksi kelainan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

PENYELENGGARAAN MAKANAN DARURAT MILITER

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SENSORIK MAKANAN DENGAN SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN RAWAT INAP RSUD DR. SOERATNO, GEMOLONG, KABUPATEN SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. atau LP merupakan unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang merawat

BAB I PENDAHULUAN. pada macam pembedahan dan jenis penyakit penyerta.

PENYUSUNAN MENU MAKAN ANAK USIA DINI

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu masalah gizi di Indonesi adalah gizi kurang yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kembangnya dapat berlangsung secara optimal. Generasi penerus yang sehat

KUESIONER PENELITIAN

Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan. BAB II Penampilan makan. Keramahan pramusaji Kebersihan alat

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel Chek List Lembar Observasi Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan Makanan PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

B A B II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

BAB II PENTINGNYA SARAPAN PAGI UNTUK ANAK-ANAK. 2008, Sarapan atau breakfast (dalam bahasa Inggris), break (istirahat)

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

PERBEDAAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN PADA SIANG HARI ANTARA ANAK TAMAN KANAN-KANAK DI SEKOLAH DENGAN MODEL SCHOOL FEEDING DAN NON SCHOOL FEEDING

FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISA MAKANAN BIASA PASIEN BANGSAL RAWAT INAP RSUD SALATIGA

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

KECUKUPAN GIZI PROTEIN DAN ENERGI MAKAN SIANG SISWA DI TK TARUNA AL-QURAN YOGYAKARTA

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu. faktor utama yang diperlukan dalam melaksanakan program

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBEDAAN DAYA TERIMA, SISA DAN ASUPAN MAKANAN PADA PASIEN DENGAN MENU PILIHAN DAN MENU STANDAR DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ADANYA SISA MAKANAN BIASA PADA PASIEN RAWAT INAP DI KELAS III RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, masalah gizi perlu mendapatkan perhatian dari

PROGRAM STUDI SI GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN SISWA TERHADAP MUTU HIDANGAN PADA PENYELENGGARAAN MAKANAN DI SEKOLAH POLISI NEGARA (SPN) BATUA POLDA SULSEL TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Makanan mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia dan sangat berpengaruh dalam perilaku dan pola kehidupan sehari-hari, bahkan dapat dijadikan strategi dalam peperangan. Menurut Anwar (1989) makanan memegang peranan penting untuk kelangsungan hidup, mempertahankan kesehatan dan melakukan aktivitas. Manusia pada hakekatnya telah mengenal akan arti guna makanan secara harfiah, tetapi belum menyadari sepenuhnya kepentingan makanan sebagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisik yang lebih sempurna. Penyelenggaraan makanan merupakan media untuk terpenuhinya kebutuhan makanan bagi setiap ruang lingkup kehidupan masyarakat (Moehyi, 1992). Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan makanan banyak, kebutuhan masyarakat akan makanan perlu dipadukan dengan pola kebiasaan makan dan sosial budaya konsumen, sehingga makanan yang disajikan dapat diterima dengan baik. Agar daya terima makanan dapat diterima dengan baik maka makanan yang disajikan harus berkualitas, baik dari segi penampilan, nilai gizi, kebersihan dan keamanan makanan. 1

Makanan yang tidak berkualitas dapat terlihat dari sisa makanan yang disajikan yang merupakan suatu kegagalan dalam penyelenggaraan makanan. Kegagalan ini disebabkan karena pengaruh dari penampilan yang meliputi warna, cara penyajian, suhu penyajian, bentuk, besar porsi, tekstur, dan variasi penggunaan bahan makanan. Akademi Imigrasi (AIM) adalah lembaga pendidikan kedinasan dibawah naungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dan lama pendidikannya adalah 3 tahun. Selama pendidikan siswa yang disebut sebagai taruna mendapatkan gaji, harus bertempat tinggal di asrama, mendapatkan jatah makan 3 kali sehari dengan jadwal tetap dan teratur serta ada kegiatan fisik yang cukup menguras tenaga. Selain kegiatan fisik dilapangan, taruna juga melaksanakan kegiatan proses belajar di kelas yang membutuhkan energi dan protein yang cukup yang bersumber dari makanan khususnya makan siang dengan tujuan untuk mencegah timbulnya saat-saat keletihan menjelang siang hari (midmorning fatigue) yang dapat menurunkan produktivitas kerja seseorang (Muhilal, 1985). Menurut Moehji (1992) untuk memenuhi energi sehari-hari, pembagian besar porsi tiap makan yaitu, makan pagi 1/5 kebutuhan sehari, makan siang 2/5 kebutuhan sehari dan makan sore 2/5 kebutuhan sehari. Selain besar porsi, aktivitas juga harus diperhatikan karena semakin tinggi 2

aktivitas, semakin banyak kalori dibutuhkan, yang berarti juga butuh besar porsi makanan lebih banyak, demikian juga sebaliknya. Makanlah sesuai energi yang dibutuhkan, dengan kata lain, asupan makanan harus sesuai dengan pengeluaran tenaga yang digunakan (Pritasari, 2006). Hasil penelitian tentang gambaran asupan energi dan protein tentara sekolah calon TAMTAMA Resimen Induk Daerah Militer Jayakarta oleh Winda Kumala tahun 2008 mengungkapkan bahwa total asupan energi sebesar 148 % dan asupan protein sebesar 173 %. Penulis telah melakukan survei awal pada tanggal 23 September 2011, diperoleh hasil penyelenggaran makanan di AIM diselenggarakan oleh katering X sejak tahun 1999 adalah tipe pelayanan makanan mandiri. Selain itu penulis juga mendapatkan informasi bahwa 70% para taruna merasa bosan dengan hidangan yang disajikan dan terdapat 80% taruna yang menyisakan makanan seperti nasi dan lauk nabati. Berdasarkan hal tersebut penulis ingin mengetahui apakah menu yang disajikan bervariasi dan besar porsi makan serta penyusunan kebutuhan bahan makanan yang dibuat memenuhi standar porsi yang telah ditetapkan oleh pihak Akademi Imigrasi dan memenuhi kebutuhan energi dan protein makan siang para taruna untuk melakukan kegiatannya serta penulis ingin melihat persepsi para taruna terhadap cita rasa makanan yang disajikan terkait dengan sisa makanan. 3

B. Identifikasi Masalah Variabel independen dalam penelitian ini adalah penyelenggaraan makanan, besar porsi, jenis kelamin dan persepsi cita rasa makanan (warna, tekstur, bumbu, aroma, suhu dan variasi hidangan). Sedangkan variabel dependennya adalah asupan energi dan asupan protein. Proses penyelenggaraan makanan akan menghasilkan makanan (besar porsi). Penyelenggaraan makanan yang baik dinilai melalui penilaian makanan yang disajikan apabila makanan yang disajikan enak, menarik dan bervariasi (persepsi cita rasa makanan) maka akan mempengaruhi asupan energi. Jenis kelamin mempengaruhi asupan energi dan protein. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, waktu, biaya, peralatan dan tenaga maka peneliti membatasi masalah pada variabel yang diteliti, yaitu hanya menilai penyelenggaraan makanan, besar porsi asupan energi dan protein serta persepsi taruna Akademi Imigrasi (AIM) terhadap cita rasa makanan. D. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah penyelenggaraan makan siang taruna Akademi Imigrasi yang diselenggarakan oleh katering terpilih? 2. Apakah besar porsi makan siang yang disajikan telah mencukupi standar porsi yang telah ditetapkan oleh pihak Akademi Imigrasi? 4

3. Bagaimana persepsi responden terhadap cita rasa makan siang dari segi warna, tekstur, bumbu, aroma dan suhu makanan serta variasi hidangan yang disajikan katering terpilih? 4. Apakah asupan makanan taruna AIM yang diperoleh dari makan siang dapat memenuhi kebutuhan energi dan protein jika dibandingkan dengan AKG untuk makan siang? E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui tentang penilaian penyelenggaraan makanan, besar porsi, asupan energi dan protein serta persepsi taruna Akademi Imigrasi (AIM) terhadap cita rasa makanan. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi sistem penyelenggaraan makanan banyak terdiri dari anggaran belanja bahan makanan, perencanaan menu, pembelian bahan makanan, penerimaan bahan makanan, persiapan pengolahan bahan makanan, distribusi makanan, dan sistem pencatatan dan pelaporan b. Mengidentifikasi karakteristik responden taruna berdasarkan jenis kelamin. c. Menilai makanan yang hidangan (menu dan besar porsi). d. Menilai standar yang ditetapkan oleh Akademi Imigrasi terhadap energi dan protein makan siang berdasarkann angka kecukupan gizi makan siang yang dianjurkan (AKG). 5

e. Menilai persepsi cita rasa makan siang (warna, tekstur, bumbu, aroma, dan suhu) serta variasi hidangan yang disajikan. f. Menghitung asupan energi dan protein makan siang taruna dan membandingkan dengan angka kecukupan gizi makan siang yang dianjurkan. g. Mengidentifikasi asupan energi berdasarkan jenis kelamin. h. Mengidentifikasi asupan protein berdasarkan jenis kelamin. i. Menganalisis perbedaan asupan energi berdasarkan persepsi terhadap warna (nasi, lauk hewani, lauk nabati dan sayur) pada makan siang j. Menganalisis perbedaan asupan energi berdasarkan persepsi terhadap tekstur (nasi, lauk hewani, lauk nabati dan sayur) pada makan siang k. Menganalisis perbedaan asupan energi berdasarkan persepsi terhadap bumbu (lauk hewani, lauk nabati dan sayur) pada makan siang taruna Akademi Imigrasi. l. Menganalisis perbedaan asupan energi berdasarkan persepsi terhadap aroma (nasi, lauk hewani, lauk nabati dan sayur) pada makan siang m. Menganalisis perbedaan asupan energi berdasarkan persepsi terhadap suhu (nasi, lauk hewani, lauk nabati dan sayur) pada makan siang n. Menganalisis perbedaan asupan energi berdasarkan variasi hidangan pada makan siang 6

F. Manfaat Hasil 1. Bagi penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang penilaian penyelenggaraan makanan, besar porsi, asupan energi dan protein serta persepsi taruna Akademi Imigrasi (AIM) terhadap cita rasa makanan. 2. Bagi Instutusi Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang penilaian penyelenggaraan makanan, besar porsi, asupan energi dan protein serta persepsi taruna Akademi Imigrasi (AIM) terhadap cita rasa makanan. 7