FAKTOR KESUKSESAN DAN KEGAGALAN INKUBATOR BIDANG ICT

dokumen-dokumen yang mirip
KEWIRAUSAHAAN MELALUI INTEGRASI E-COMMERCE DAN MEDIA SOSIAL

INKUBATOR BISNIS Dr. Susilo, SE., MS

AKSELERASI PERTUMBUHAN BISNIS ICT. PASCA PAKET EKONOMI JILID XIV tentang E-COMMERCE MIRA TAYYIBA ASDEP PENINGKATAN DAYA SAING EKONOMI KAWASAN

PENGUATAN BISNIS START UP DI INDONESIA

Pakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FMPakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FM

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang, sebagian besar perekonomiannya ditopang

Strategi Pengembangan Koperasi dan UMKM

PENGUATAN KAPASITAS DAN KAPABILITAS TENANT INKUBATOR MENYONGSONG MEA: STUDI KASUS INKUBATOR TEKNOLOGI LIPI

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xxv DAFTAR GAMBAR... xxvii DAFTAR LAMPIRAN... xxix DAFTAR ISTILAH... xxxi

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

STUDY EKONOMI DIGITAL DI INDONESIA Sebagai Pendorong Utama Pembentukan Industri Digital Masa Depan

Pendampingan School Development Plant

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Analisis posisi..., Andini Setyawati, FE UI, 2008

PERTEMUKAN INVESTOR DAN STARTUP, WUJUDKAN INDONESIA DIGITAL PARADISE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KEMAJUAN PENERAPAN GREEN COMPUTING DI PROVINSI JAWA BARAT

Kedua grup ini harus dipertemukan, karena mereka saling membutuhkan dan dapat bekerjasama dalam meraih tujuan keinginan yang sama.

SIAP MENJADI RAJA DIGITAL ASEAN?

INISIASI INKUBATOR BISNIS ONLINE BIDANG MULTIMEDIA BERBASIS GOOGLE PLAY

MODEL PERLUASAN KESEMPATAN KERJA MELALUI PROSES INKUBASI BISNIS

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Clicksquare Gambar 1.1 Logo Clicksquare. Sumber:

2 Mengingat Menetapka : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No

PERLU TIDAKNYA SERTIFIKASI PROFESI KEINFORMATIKAAN DI INDONESIA

Commerce & Payment System

PENDANAAN PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI JABATAN UNDERWRITING STAFF PADA PT ASURANSI MSIG INDONESIA

Peran RelawanT dalam Mendukung Program Kementerian Kominfo

penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan yang kemudian menimbulkan masalah yang harus dihadapi pemerintah yaitu permasalahan gizi. Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 11 /Per/M.KUKM/ XII /2013

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSOALAN SKALA NASIONAL

LAPORAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN INDONESIA FINTECH FESTIVAL & CONFERENCE

E-UMKM: APLIKASI PEMASARAN PRODUK UMKM BERBASIS ANDROID SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB. I PENDAHULUAN. Pentingnya teknologi informasi dalam bisnis tidak diragukan lagi. Banyak

KESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PELATIHAN MANAJEMEN KEUANGAN, MANAJEMEN DIRI DAN KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA SMA HASYIM ASY ARI 2 GLAGAH LAMONGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

III. METODE PENELITIAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 22 /PBI/2012 TENTANG

PEMBANGUNAN INDUSTRI MANUFAKTUR ICT DALAM NEGERI

TECHNOPRENEUR EMPOWERING PROGRAM (TEP TM ) (Pengembangan Entrepreneurship Bagi Perintis Start-up Teknologi) Iwan Iwut Tritoasmoro 1

BAB 2 DESKRPSI SEWELLS GROUP

BAB III BERBAGAI KEBIJAKAN UMKM

PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN

ANALISIS PERAN INKUBATOR BISNIS TERHADAP KEBERHASILAN TENANT

BAB 1 PENDAHULUAN I.1.

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA

Meningkatkan Finansial Inklusi Melalui Digitalisasi Perbankan

RENCANA KERJA TAHUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM TAHUN 2015

INTERVENSI PROGRAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS UKM

KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2013

PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

Meningkatkan Profesionalitas dan Kemandirian Peneliti Dalam Berinovasi Untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa. Bambang Subiyanto Ketua Umum HImpenindo

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

CYBERPRENEUR COMPETITION Kementerian Koperasi Usaha Kecil Dan Menengah. Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat

Dimana Saya Bisa Mendapatkan Sumber Pendanaan bagi Usaha Sosial Saya? 7 Sumber Pendanaan untuk Usaha Sosial Anda

ANALISIS STRATEGI PROMOSI KREDIT PEMILIKAN RUMAH BANK X CABANG BOGOR. Oleh WIDI ADIYANTO H

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Perusahaan Startup ICT

Tantangan dan Peluang UKM Jelang MEA 2015

Citation per-faculty Riset Kolaborasi Indonesia Revisi dokumen 17 Agustus 2017; 07 November 2017

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan ekonomi global memberikan sinyal akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. yang berjalan selama ini di Indonesia terhadap perusahaan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perkembangan teknologi internet yang mengalami kenaikkan yang. Gambar 1.1 Jumlah Pengguna Internet di Dunia (2015)

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sambutan Deputi Gubernur Halim Alamsyah Pada Pembukaan Entrepreneurship Strategic Policy Forum Jakarta, 21 November 2014

PENDIRIAN INKUBATOR BISNIS TEKNOLOGI UNPAR

KEMKOMINFO MENINGKATKAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP TIK DALAM RANGKA MEMPERKUAT KEDAULATAN NKRI MELALUI SINERGITAS PUSAT DAN DAERAH

PERANAN PERGURUAN TINGGI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN KELEMBAGAAN POSYANTEK ABSTRAK

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT LUAR NEGERI BELMAWA

PENGUATAN KARAKTERISTIK WIRAUSAHA BERBASIS INKUBASI INOVASI UNTUK KEBERHASILAN USAHA MAHASISWA PMW DI POLITEKNIK NEGERI MALANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Tim Konsultan

Incubation / Hatching Strategy

I. PENDAHULUAN. antar perusahaan semakin meningkat, sehingga setiap perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

Ringkasan Bahan Menteri Perindustrian Pada Seminar Menumbuhkan Ekonomi Kerakyatan untuk Memenangkan MEA I. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Pertumbuhan industri pangan di Indonesia mengalami

bagi Indonesia dalam menghadapi persaingan regional maupun global. Kedua, Infrastruktur industri penerbangan juga memiliki kelebihan berupa banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bebas tanpa hambatan tarif maupun non-tarif. Dari total. penduduk Indonesia. Indonesia dengan SDM dan SDA nya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari perusahaan melakukan usahanya

BAB I PENDAHULUAN Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan sebesar 5,1% untuk

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebijakan dan Rencana ke Depan Indonesia ICT Whitepaper

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. semakin keteat seiring mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN.

PENGEMBANGAN USAHA PEREMPUAN BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA MELALUI KEWIRAUSAHAAN

BAB XI PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA BISNIS UMKM A. TUJUAN PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA BISNIS UMKM

Strategi Pengembangan UMKM dengan Mengatasi Permasalahan UMKM Dalam Mendapatkan Kredit Usaha

Transkripsi:

FAKTOR KESUKSESAN DAN KEGAGALAN INKUBATOR BIDANG ICT Penelitian Joint Research Pendahuluan 1 Metode Penelitian 2 Hasil dan Pembahasan 3 Rekomendasi 5 Tim Peneliti Puslitbang Aptika dan IKP Balitbang SDM, Kementerian Kominfo Incubie, Institut Pertanian Bogor (IPB)

Pendahuluan Di era pesatnya perkembangan ICT saat ini, potensi startup dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia sangat besar. Jumlah startup di Indonesia saat ini ada 2306 startup menurut database Tech in Asia (2016). Sedangkan UMKM di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 berjumlah 57,9 Juta UMKM. Potensi startup dan UMKM didukung pula dengan peningkatan penetrasi pengguna internet yang mencapai 34,5 % dari populasi penduduk Indonesia atau 88,1 juta user dan pengguna internet melalui smartphone sebanyak 85% dari pengguna internet aktif atau 74,8 juta user (APJII, 2014). Ini merupakan peluang bagi industri digital di Indonesia untuk menjadi The Digital Energy of Asia sebagaimana statement Presiden Joko Widodo dan juga untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang diinisiasi oleh Menteri Komunikasi dan Informatika merupakan salah satu upaya untuk memenuhi harapan presiden, menjadikan Indonesia sebagai The Digital Energy of Asia. INDONESIA Startup : 2306 (Tech in Asia, 2016) Pengguna Internet : 88,1 Juta (APJII, 2014) UMKM : 57,9 Juta (BPS, 2013) Internet via Smartphone : 85% (APJII, 2014) Mengingat betapa pentingnya pengembangan startup dan UMKM ini, sudah ada lembaga yang membantu pengembangan usaha dengan pemberian fasilitasi maupun layanan yaitu inkubator Bisnis (Perpres No 27 Tahun 2013). Namun perkembangan jumlah inkubator bisnis di Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara lain, seperti Uni Eropa (1.100), Kanada (100), dan Cina (450) (Bank Indonesia, 2016). Menurut data Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (2014) ada 83 inkubator bisnis di Indonesia yang termasuk dalam keanggotaan AIBI. Khusus inkubator bisnis bidang ICT memang belum banyak di Indonesia, namun sudah ada beberapa yang eksis dan mampu menumbuhkan startup-startup yang berkualitas. Sebagai sebuah lembaga yang esensial, penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan inkubator bisnis khususnya di Bidang ICT. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan inkubator bisnis pernah dilakukan. Namun belum fokus pada inkubator bisnis bidang ICT. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan inkubator bisnis bidang ICT dari sisi internal maupun eksternal. 1

Metode Penelitian Kualitatif didukung dengan data kuantitatif (mix methods) Analytical Hierarchy Process (AHP), Gap Analysis & SWOT Analysis Inkubator Bisnis Bidang ICT : Pemerintah Perguruan Tinggi - Inkubator Industri Telematika Bandung (I2TB) - Direktorat PUI UGM - Inkubator Industri Telematika Yogyakarta (I2TY) - LPIK ITB - RICE Inti Bandung - Binus Incubator Swasta - Bandung Digital Valley (BDV) - Ideabox - Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) Tenant Bidang ICT : - Shaff Studio - Indonesia IT - LANCE - SOROT - FoodPin - Pasienia - IWAK - Wemary - Jarvis Store - Pershoenalize - penulis.id - QHRP Consulting - Dealoka - Karental Data Kualitatif Data Kuantitatif : FGD & In-depth Interview : Kuesioner Focus Group Discussion FGD Lapangan FGD Pakar - Jakarta - Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia - Bandung - Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia - Yogyakarta - Direktorat E-Business, Kementerian Kominfo Tujuan Penelitian Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan inkubator bisnis bidang ICT dari sisi internal maupun eksternal Batasan Penelitian Penelitian tidak memberikan gambaran inkubator bisnis ICT secara nasional Inkubator bisnis bidang ICT yang dimaksud adalah Inkubator/akselerator yang memiliki tenant binaan bidang ICT 2

Hasil dan Pembahasan (1/2) Aspek Inkubator Bisnis Bidang ICT Paling Dominan (Analytical Hierarchy Process Analysis) #1 Skill Development 4. Services 7. Shared #2 Synergy 5. SDM 8. Space #3 Seed Capital 6. Support Tiga aspek paling dominan bagi Inkubator Bisnis Bidang ICT yaitu, Skill development meliputi pemberian pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi tenant khususnya perencanaan bisnis, manajemen, dan teknis. Synergy yaitu jejaring profesional yang dimiliki inkubator bisnis agar dapat memberikan akses teknologi, promosi atau event untuk tenant. Seed Capital meliputi pemberian dana/modal awal atau fasilitasi permodalan/pemberian akses pada penyalur modal (investor/venture capital). Inkubator Bisnis Bidang ICT yang Memenuhi Standar Layanan Minimal (Expert Judgement & Gap Analysis) Inkubator Bisnis Milik : Batas Minimal Pemerintah Perguruan Tinggi Swasta P1 P2 P3 PT1 PT2 SW1 SW2 SW3 Tiga inkubator bisnis bidang ICT yang memenuhi standar minimal yaitu : 1 (satu) inkubator bisnis perguruan tinggi; dan 2 (dua) inkubator bisnis swasta Standar Layanan Minimal 1. Jumlah pengelola minimal termasuk manajer adalah 5 orang. 2. Luas bangunan total minimal 500 m 2 3. Ruang untuk tenant minimal 40% 4. dari luas total bangunan 5. Kecepatan internet yang cukup, saran per tenant minimal +-100 kbps. 6. Mentoring minimal 1 kali tiap minggu, selama masa inkubasi 7. Konsultasi keuangan diberikan minimal 1 kali tiap bulan, selama masa inkubasi 8. Akses investasi yang diberikan minimal 1 kali per batch (selama masa inkubasi) 9. Training perencanaan bisnis minimal 1 kali diakhir batch 10. Training manajemen minimal 1 kali diawal batch 11. Training teknis minimal 2 kali perbatch dengan materi development methodology dan user experience 12. Memberikan pendanaan awal minimal 50-100 juta per tenant untuk pre-seed funding 3

Hasil dan Pembahasan (2/2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan Inkubator Bisnis Bidang ICT (SWOT Analysis) Sisi Internal Rekrutmen Tenant Pendanaan untuk startup Mentor yang kompeten Pengelola inkubator bisnis yang profesional Dana operasional inkubator bisnis Networking Kebijakan lembaga pemilik inkubator bisnis Sisi Eksternal Kualitas tenant (talent source) Regulasi investasi asing Promosi inkubator bisnis Asosiasi penaung inkubator bisnis Faktor-faktor yang Menyebabkan Kegagalan Inkubator Bisnis Bidang ICT (SWOT Analysis) Sedikitnya jumlah pengelola inkubator bisnis Tidak adanya struktur organisasi yang jelas Pengelola inkubator bisnis juga menjadi mentor KARAKTERISTIK INKUBATOR BISNIS BIDANG ICT Jumlah lulusan tenant < 50% Masa inkubasi 1-3 tahun Jumlah pengelola : o 3-4 orang penuh waktu o 1 manajer penuh waktu dengan pendidikan minimal S2 Kerjasama antara inkubator bisnis dan tenant cenderung pada sharing teknologi aspek skill development sudah baik Aspek synergy dan seed capital masih kurang Jumlah lulusan tenant >= 80% Masa inkubasi 1-2 tahun Jumlah pengelola : o 3-8 orang penuh waktu o 1 manajer penuh waktu dengan pendidikan minimal S2 Kerjasama antara inkubator bisnis dan tenant berupa sharing saham 10% untuk inkubator bisnis aspek synergy sudah baik Aspek skill development dan seed capital masih kurang Jumlah lulusan tenant >60% Masa inkubasi 6 bulan - 1 tahun Jumlah pengelola : o 4-6 orang penuh waktu o 1-5 manajer penuh waktu dengan pendidikan minimal S1/S2 Kerjasama antara inkubator bisnis dan tenant berupa sharing saham 12-25% untuk inkubator bisnis aspek skill development dan synergy sudah baik Aspek seed capital masih kurang (dalam hal sharing saham) 4

Rekomendasi INKUBATOR BISNIS Masa inkubasi yang disarankan untuk Inkubator bisnis bidang ICT milik pemerintah antara 6 bulan - 1 tahun. Jumlah pengelola perlu ditambah, minimal 5 (lima) sampai 9 (sembilan) termasuk pemimpin inkubator bisnis. Bekerjasama dengan penyalur modal, baik investor/venture capital (dari dalam/luar negeri). Menjalin kemitraan dengan jaringan profesional seperti perusahaan besar/eksis baik nasional maupun internasional. Inkubator bisnis bidang ICT milik perguruan tinggi disarankan untuk tidak mengubah masa inkubasi yakni antara 1 2 tahun, dengan alasan target utama tenant yaitu mahasiswa, perlu waktu membentuk tim dan masih belajar memulai bisnis. Jumlah pengelola sudah mencukupi, namun disarankan ada 9 orang pengelola termasuk pemimpin inkubator. Keunggulan inkubator bisnis milik perguruan tinggi yakni akses riset, sebaiknya bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh tenant. Pemberian pelatihan dan pengembangan keterampilan untuk tenant perlu ditingkatkan. Pemberian pendanaan awal untuk tenant penting, karena belum memiliki sumber pendanaan sendiri. Pendanaan bisa didapatkan dari networking, tidak harus dari internal inkubator bisnis maupun perguruan tinggi. Meningkatkan relasi jejaring secara internasional. Inkubator bisnis bidang ICT milik swasta disarankan mengatur kesepakatan kerjasama sharing saham dengan bagian yang tidak terlalu besar, yaitu maksimal 15%, karena saham tenant juga masih dibagi dengan investor. PEMERINTAH Peran utama pemerintah yaitu menciptakan kondisi yang mendukung iklim perkembangan startup di Indonesia. Sebagai regulator, pemerintah disarankan segera membuat kebijakan/regulasi terkait pendefinisian startup. Setidaknya ada regulasi/kebijakan yang mengatur startup bidang ICT, seperti UU nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Perlu mempertimbangkan pajak yang ringan bagi startup karena bisa dikategorikan sebagai green industry. UMR yang stabil penting untuk forecasting serta menentukan nilai valuasi startup (future value). Memberikan kemudahan proses investasi asing pada startup, namun juga perlu ada regulasi pengaturan pembagian saham, agar startup terlindungi. Perbankan dapat memberikan bantuan pinjaman dengan syarat ringan (soft loan) bagi startup sebagai alternatif akses permodalan. Menjembatani startup dengan pasar dengan cara mempromosikan produk-produk tenant binaan inkubator bisnis. Sosialisasi kepada masyarakat tentang keberadaan inkubator bisnis dan keuntungannya mengikuti inkubator bisnis. Memberikan akses daftar inkubator bisnis yang ada di Indonesia agar masyarakat dapat dengan mudah mencari dan masuk inkubator bisnis sesuai minat. Akhirnya, perlu ada kolaborasi antara pemerintah, akademik dan bisnis demi mendukung inkubator bisnis dan tenant khususnya bidang ICT. 5