PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN
|
|
- Yanti Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGEMBANGAN INKUBATOR BISNIS: SUATU PEMIKIRAN Konsep Pengembangan Inkubator Bisnis disusun berdasarkan pengalaman dari berbagai inkubator yang disurvei dan studi literatur atas pelaksanaan praktek terbaik inkubator di beberapa negara. Berikut ini dijelaskan konsep usulan pengembangan Inkubator Bisnis. A. Pengertian dan karakteristik INBIS 1. Pengertian Inkubator Bisnis dipengaruhi oleh pemilik program inkubator. Inkubator Bisnis di Indonesia umumnya dimiliki oleh Perguruan Tinggi, namun beberapa juga dimiliki oleh non Perguruan Tinggi. Pada dasarnya pengertian INBIS adalah suatu lembaga yang berdiri sendiri atau berafiliasi dengan lembaga lain, atau yang merupakan bagian dari lembaga/organisasi induk (embedded), yang berfungsi menginkubasi potensi usaha agar menjadi tangguh dan berdaya saing. Pengembangan INBIS khusus untuk perguruan tinggi, dimaksudkan sebagai upaya mempersiapkan perguruan tinggi menuju entrepreneurial university melalui pengembangan budaya kewirausahaan dengan cara : a. Menumbuhkembangkan budaya kewirausahaan di lingkungan perguruan tinggi. b. Mewujudkan sinergi potensi perguruan tinggi dengan potensi dunia usaha sehingga dapat menumbuhkembangkan IPTEK sesuai kebutuhan. c. Mendorong pemanfaatan potensi bisnis akademik dan nonakademik yang bernilai komersial. d. Meningkatkan peluang keberhasilan wirausaha baru melalui kegiatan pelayanan konsultasi terpadu. ~ 80
2 e. Menumbuhkembangkan kegiatan-kegiatan yang mendorong terwujudnya unit-unit usaha sebagai sumber pendapatan (income generating unit) di perguruan tinggi dalam mengantisipasi otonomi perguruan tinggi. 2. Karakteristik INBIS adalah : a. Lembaga yang berbadan hukum baik swasta maupun milik pemerintah yang secara khusus mengembangkan dan menjalankan fungsi inkubator bisnis. b. Berorientasi menginkubasi potensi bisnis dan dunia usaha, dan mengembangkan bisnis yang berbasiskan pada inovasi teknologi, penerapan dan pengembangan teknologi serta peluang bisnis yang menjanjikan. c. Melakukan kegiatan inkubasi melalui pembinaan, bimbingan serta fasilitasi manajemen, teknologi, permodalan dan pemasaran terhadap potensi bisnis dunia usaha sehingga menjadi usaha yang mandiri dan tangguh. B. Kriteria INBIS Inkubator Bisnis minimal memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Komitmen pengembangan; berupa visi, misi dan tujuan inkubator. 2. Binaan (tenant); dapat berupa outwall ataupun inwall. 3. Kelembagaan yang jelas. 4. Ketersediaan SDM baik pengelola maupun konsultan. 5. Prasarana seperti gedung, perkantoran, laboratorium dan lainnya. 6. Pendanaan; yang digunakan untuk operasional INBIS serta lainnya. 7. Jaringan kerjasama usaha dan kemitraan yang luas. 8. Komitmen terhadap pengembangan dan aplikasi teknologi serta peluang bisnis. ~ 81
3 C. Kelompok Sasaran Kelompok sasaran INBIS adalah : 1. Usaha baru yang berpotensi. 2. Usaha berjalan yang perlu dikembangkan. 3. Lembaga Keuangan Mikro (LKM). 4. Pengelola unit kerja kegiatan akademik antara lain laboratorium, pusat kajian, studio, bengkel, dan lain-lain, civitas akademika, karyawan dan alumni, pengelola sumberdaya nonakademik (khusus INBIS perguruan tinggi). D. Ukuran Keberhasilan Tolok ukur keberhasilan pengembangan INBIS adalah : 1. Meningkatnya hasil-hasil riset yang digunakan oleh pelaku bisnis. 2. Komersialisasi hasil-hasil riset. 3. Meningkatnya jumlah tenant yang berhasil diinkubasi. 4. Meningkatnya jumlah survival rate tenant. 5. Meningkatnya jumlah dan nilai jejaring kerja sama dengan pihak sumber modal, pasar, industri besar, birokrasi pemerintahan. 7. Meningkatnya jumlah dan nilai asset INBIS. 8. Meningkatnya pendapatan tenant. E. Prinsip Pengembangan INBIS Prinsip-prinsip pengembangan INBIS meliputi : 1. Penciptaan atmosfir kewirausahaan dalam lingkungan masyarakat. 2. Penyempurnaan dan pemasaran hasil riset (IPTEK) agar marketable. 3. Pengembangan jiwa kewirausahaan yang inovatif dan mandiri. 4. Pelaksanaan secara bertahap dan berkelanjutan. 5. Pelaksanaan mekanisme reward sharing yang transparan. ~ 82
4 6. Khusus untuk perguruan tinggi, orientasi kegiatan INBIS terutama diarahkan pada unit-unit bisnis berbasis IPTEK. F. Sumberdaya yang Diperlukan Sumberdaya yang diperlukan dalam Pengelolaan INBIS meliputi : 1. Sumberdaya manusia a. tenaga ahli yang dimiliki oleh INBIS, b. pakar lain yang bisa dimanfaatkan baik dari kalangan praktisi maupun peneliti. 2. Sumberdaya fisik a. sarana dan prasarana untuk proses inkubasi : laboratorium, bengkel, studio. b. sarana dan prasarana pendukung : perkantoran. 3. Sumberdaya keuangan Sumberdaya keuangan INBIS pada tahap awal perlu dukungan dana dari pemerintah dan lembaga yang bersangkutan. Namun dalam jangka panjang sumber dana dapat diperoleh melalui pembiayaan dari pihak luar maupun keuntungan pengelolaan INBIS yang berasal dari : a. balas jasa dari fasilitas, b. management fee, c. bagi hasil dari investasi, d. balas jasa sebagai penjamin hutang, dan e. pelatihan dan pendampingan. 4. Modul pelatihan Modul pelatihan yang diperlukan untuk proses inkubasi meliputi : a. cara mengevaluasi kelayakan ide bisnis dari calon unit bisnis, b. cara mengevaluasi kelayakan business plan, c. teknik memfasilitasi investasi bagi calon unit bisnis, ~ 83
5 d. pengorganisasian bisnis, e. manajemen pemasaran, f. manajemen keuangan, g. teknik memenangkan persaingan dalam bisnis, h. rakitan paket teknologi, dan i. teknik pengendalian, pengawasan dan evaluasi. G. Fasilitas yang Dibutuhkan Fasilitas yang dibutuhkan dalam tahap awal perkembangan INBIS adalah : 1. Gedung dan fasilitas, 2. Dana awal, 3. Pembinaan dan pelatihan, 4. Jejaring INBIS. Pada tahap ini peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk mendukung perkembangan INBIS. H. Prinsip Kerja Prinsip kerja INBIS meliputi : 1. In Wall dan Out Wall; INBIS membina tenant baik di lokasi Inbis (In Wall) maupun di luar lokasi Inbis (Out Wall). 2. Langsung; Calon tenant memperoleh layanan langsung berupa pembinaan dan bimbingan melalui dukungan manajemen, permodalan, pemasaran, dan teknologi, serta akses jaringan agar calon tenant dapat mengembangkan bisnisnya secara mandiri. 3. Fleksibel; Calon tenant dapat memilih jenis bisnis yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan kemampuan INBIS. 4. Berkelanjutan; Pelayanan diberikan sampai tenant mampu mandiri. ~ 84
6 5. Profesional; Pelayanan diberikan oleh tenaga yang kompeten dan berpengalaman. 6. Imbal jasa; Memungut biaya atas jasa yang diberikan. I. Layanan yang diberikan INBIS 1. Evaluasi kelayakan ide bisnis. 2. Penyusunan kelayakan business plan. 3. Memfasilitasi kebutuhan investasi. 4. Pelatihan dan pembinaan sehingga dapat mengembangkan bisnisnya secara mandiri. 5. Meningkatkan jejaring bisnis. 6. Melakukan monitoring dan evaluasi. 7. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung bisnis. 8. Mengembangkan budaya kewirausahaan mahasiswa, alumni, dosen, dan karyawan (khusus Perguruan Tinggi). J. Tahapan Inkubasi Inkubasi bisnis yang akan dilakukan oleh INBIS melalui tahapan 3 tahapan yaitu Pra-Inkubasi, Inkubasi dan Pasca Inkubasi. Setiap tahapan akan dilakukan evaluasi kelayakan, dimana hasil evaluasi akan menentukan tindak lanjut proses inkubasi. Jika dalam suatu tahapan hasil evaluasi menunjukkan hasil yang tidak layak untuk proses inkubasi selanjutnya, maka akan dijadikan feedback untuk kegiatan di masa datang. Secara rinci tahapan inkubasi secara utuh disajikan dalam gambar berikut : ~ 85
7 Gambar 1. Pra-Inkubasi 19. Tahapan inkubasi Pada tahapan pra-inkubasi dilakukan beberapa kegiatan berikut : a. Seleksi calon tenant; Calon tenant yang dilayani oleh INBIS berasal dari berbagai sumber sebagaimana digambarkan dalam tabel berikut. ~ 86
8 Tabel 17. Calon tenant INBIS Calon tenant Pemerintah-BUMN Swasta Koperasi Lingkungan Perguruan Tinggi Keterangan a. Badan Usaha Milik Negara b. Badan Usaha Milik Daerah c. Unit Pelaksana Teknis Daerah d. Instansi teknis e. Kelembagaan Pemberdayaan Masyarakat milik Pemerintah f. Birokrasi pemerintahan a. Bisnis baru b. Bisnis yang sudah berjalan untuk Pengembangan bisnis c. Bisnis yang sudah berjalan untuk penyehatan dan efisiensi a. Produksi b. Konsumsi c. Jasa a. Pengelola sumberdaya akademik b. Dosen/pakar c. Mahasiswa/ alumni d. Pengelola sumberdaya non akademik Kepada calon tenant dilakukan evaluasi dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1) calon tenant mengisi formulir permohonan dan melengkapi persyaratan. 2) INBIS peguruan tinggi mengecek kebenaran dan kelengkapannya. 3) Evaluasi yang dilakukan adalah mengenai : a) motivasi pelaku, b) persyaratan administrasi, c) ide bisnis yang akan dikembangkan, dan d) bisnis plan yang disusun oleh calon tenant. Urutan proses evaluasi disajikan pada gambar berikut. Calon Tenant Teliti Kelengkapan ~ 87
9 Form Aplikasi Referensi Gambar 20. Urutan Evaluasi Calon Tenant b. Penilaian ide bisnis; Proses penilaian ide bisnis dilaksanakan dengan menganalisis indikator yang menunjang suatu ide bisnis akan dilaksanakan. Selanjutnya indikator tersebut dinilai dengan bobot tertentu. Adapun indikator yang dinilai berikut pembobotannya antara lain sebagaimana tabel berikut : Tabel 18. Indikator Penilaian Ide Bisnis INBIS No Indikator Skor Memiliki produk (barang atau jasa) 30 yang marketable (harga jual dan peluang pasar) Memiliki motivasi dan kemampuan 20 untuk melaksanakan ide bisnis (manajerial) Dukungan dan kesesuaian dengan 20 Program Inbis Mengandung unsur inovasi daan 15 pengembangan teknologi Memiliki sumberdaya yang minimal 15 untuk mengimplemntasikan ide bisnis Total 100 ~ 88
10 Semua indikator harus terpenuhi dan total skore misalnya > 75 layak disusun business plan. c. Penilaian kelayakan rencana bisnis (business plan); Proses penilaian kelayakan rencana bisnis (business plan) dilakukan dengan menganalisis dan memberikan pembobotan pada indikator sebagaimana digambarkan pada tabel berikut : Tabel 19. Indikator Penilaian Kelayakan Perencanaan Bisnis INBIS No Indikator umum 1 Produk 2 Pasar dan pemasaran 3 Perencanaan keuangan 4 Organisasi Indikator spesifik Skore Keunikan 10 Daya saing 15 Segmen pasar 10 Target pasar 15 Harga 10 Analisis BEP 10 Cash Flow 10 Balance sheet 5 Bisnis ratio 5 Struktur 5 organisasi Diskripsi tugas 5 Total 100 Semua indikator harus terpenuhi dan total skore misalnya > 75,00 layak diinkubasi. 2. Inkubasi. Proses inkubasi adalah proses dimana tenant yang telah lolos seleksi menerima atau memperoleh perlakuan khusus dalam rangka capacity building seperti pelatihan, tutorial, pendampingan, monitoring dan evaluasi, akses permodalan dan pemasaran yang dilakukan selama jangka waktu tertentu hingga mencapai kemandirian bisnis. Ruang lingkup inkubasi antara lain meliputi beberapa aspek : a. Pengembangan rencana bisnis b. Manajerial c. Desain dan teknologi ~ 89
11 d. Manajemen keuangan e. Pemasaran. Selama proses inkubasi perlu diperhatikan perkembangan dan kemajuan setiap tahapan inkubasi, dengan instrumen evaluasi yang memadai. Adapun tahapan inkubasi yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : a. Tahap persiapan bisnis b. Tahap implementasi bisnis c. Tahap penumbuhan (inkubasi ketat) d. Tahap pengembangan (inkubasi longgar) e. Tahap kemandirian (pelepasan inkubasi). Lamanya proses inkubasi bervariasi, tergantung pada jenis dan fokus inkubasi. Inkubasi yang berbasiskan inovasi teknologi biasanya memerlukan waktu yang lebih lama. Namun demikian lama tahapan tersebut dapat disesuaikan dengan kesepakatan. Tahapan dan waktu minimal yang diperlukan disajikan pada tabel berikut : a. Proses Inkubasi INBIS berbasiskan Peluang Usaha Tahap Persiapan (3 bulan) Tahap implementasi bisnis Start Up 6 bln Tahap Penumbuhan (Inkubasi Ketat, 6 bulan) Tahap Pengembangan (Inkubasi Longgar, 3 bulan) Pilot Project 9 bln Tahap Kemandirian (Pelepasan inkubasi ~ 90
12 Roll Out 3 bln Gambar 21. Proses Inkubasi Berbasiskan Peluang b. Proses Bisnis Inkubasi INBIS berbasiskan Inovasi Teknologi Tidak berbeda dengan INBIS yang berbasiskan peluang usaha, untuk INBIS yang berbasiskan teknologi memiliki masa/periode inkubasi yang lebih lama untuk setiap tahapan inkubasi yang berbeda. Tahap Persiapan (6 bulan) Tahap implementasi bisnis Start Up 12 bln Tahap Penumbuhan (Inkubasi Ketat, 9 Tahap Pengembangan (Inkubasi Longgar, 9 Tahap Kemandirian (Pelepasan inkubasi 6 bulan) Pilot Project 18 bln Roll Out 6 bln Gambar 22. Proses Inkubasi Berbasiskan Inovasi Teknologi Secara lebih rinci kegiatan dari masing-masing tahapan proses inkubasi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 20. Tahapan Proses Inkubasi INBIS No Tahapan Kegiatan 1 Tahap persiapan 1. Penyiapan tim ~ 91
13 No Tahapan Kegiatan 2 Tahap implementasi bisnis 3 Tahap penumbuhan (inkubasi ketat) 4 Tahap pengembangan (inkubasi longgar) 5 Tahap kemandirian (pelepasan inkubasi) 2. Penyiapan bahan untuk pembinaan 3. Kesepakatan dengan pihak tenant 1. Perancangan operasional : produk, keuangan, pemasaran, pengorganisasian 2. Penjadwalan kegiatan inkubasi 1. Implementasi strategi produk 2. Implementasi strategi keuangan 3. Implementasi strategi pemasaran 4. Implementasi pengorganisasian 1. Perluasan pasar 2. Perluasan kerjasama 3. Peningkatan skala usaha 4. Peningkatan aset Monitoring dan evaluasi 3. Pasca Inkubasi Pasca inkubasi adalah tahapan dimana tenant telah selesai diinkubasi akan tetapi masih memerlukan jasa Inkubator. Adapun kegiatan yang masih dilakukan pada masa pasca inkubasi adalah sebagai berikut : a. Monitoring dan Evaluasi b. Konsultasi bisnis c. Layanan promosi dan informasi d. Akses Pasar. K. Ukuran keberhasilan tenant Salah satu indikator penting dalam proses inkubasi ini adalah ukuran keberhasilan tenant, yaitu : ~ 92
14 1. Secara manajerial tenant telah mampu menjalankan usahanya tanpa dampingan dari INBIS, 2. Sehat secara finansial (tanpa dukungan subsidi), 3. Mampu menghasilkan produk dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan permintaan pasar secara kontinu, 4. Skala usaha semakin meningkat, 5. Unit bisnis semakin berkembang, 6. Mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru, 7. Tenant mampu memberikan konstribusi pendanaan bagi perguruan tinggi (Khusus Inkubator Bisnis Perguruan Tinggi). ~ 93
Karya Tulis INKUBATOR BISNIS. Murbanto Sinaga DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2001
Karya Tulis INKUBATOR BISNIS Murbanto Sinaga DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2001 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 2 II. INKUBATOR BISNIS... 3 III. JASA PELAYANAN
Lebih terperinciTAHAP IMPLEMENTASI 10/10/2012 L. SETYOBUDI. Kadiv. Pendidikan Entrepreneurship UB Wakomtap. KADIN Indonesia Bid. Peng. Mutu & Ind. Pend.
L. SETYOBUDI Kadiv. Pendidikan Entrepreneurship UB Wakomtap. KADIN Indonesia Bid. Peng. Mutu & Ind. Pend. 2012 2 TAHAP IMPLEMENTASI 3 1 Speak the Truth If you tell the truth you don t have to remember
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Tim Konsultan
KATA PENGANTAR Laporan ini merupakan Laporan Akhir dari kegiatan "Kajian Faktor- Pendukung Pertumbuhan Inkubator Dalam Penciptaan Wirausaha Baru" pada Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK, Kementerian
Lebih terperinciINKUBATOR BISNIS Dr. Susilo, SE., MS
INKUBATOR BISNIS Dr. Susilo, SE., MS 1 INKUBATOR BISNIS??? Suatu organisasi yang menawarkn berbagai pelayanan pengembangan bisnis dan memberikan akses terhadap ruang/lokasi usaha dengan aturan yang fleksibel.
Lebih terperinciProgram Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta
Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional/Dirjen Dikti/Direktorat Kelembagaan 15 November 2008 Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta LATAR BELAKANG Hasil Survei Sosial Ekonomi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang, sebagian besar perekonomiannya ditopang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang, sebagian besar perekonomiannya ditopang oleh sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta Usaha Besar. Peranan UMKM tidak lagi
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENKOP-UKM. Inkubator Wirausaha. Kriteria Penyelenggaraan. Prosedur. Standar. Norma. Pencabutan.
No.1503, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKOP-UKM. Inkubator Wirausaha. Kriteria Penyelenggaraan. Prosedur. Standar. Norma. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH
Lebih terperinci2 Mengingat Menetapka : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.20, 2014 KEMEN KUKM. Inkubator Wirausaha. Penyelenggaraan. Norma. Standar. Prosedur. Kriteria. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FMPakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI FM
Blog: Rokhani Hasbullah pakar IPB dalam Siaran Pedesaan RRI 93.75 FM
Lebih terperinciDRAFT RENCANA STRATEGIS
DRAFT RENCANA STRATEGIS UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2012-2017 DISCLAIMER: Draft ini diedarkan dalam mailing list DosenUGM dalam rangka mensukseskan Pemilihan Dekan di lingkungan UGM Tahun 2012. Materi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 11 /Per/M.KUKM/ XII /2013
PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 11 /Per/M.KUKM/ XII /2013 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PENYELENGGARAAN INKUBATOR WIRAUSAHA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah. Peran penting tersebut telah mendorong banyak negara
Lebih terperinciPROGRAM KERJA FAKULTAS
PROGRAM KERJA FAKULTAS STRATEGI 2030 Untuk mewujudkan tujuan, Fakultas Pertanian IPB menyusun strategi dengan mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1. Berkembangnya kompetensi dan komitmen staf
Lebih terperinciMODEL PERLUASAN KESEMPATAN KERJA MELALUI PROSES INKUBASI BISNIS
MODEL PERLUASAN KESEMPATAN KERJA MELALUI PROSES INKUBASI BISNIS Syamsul Arifin Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja (National Center for Employment Creation and Expansion) Lembang - Jawa Barat
Lebih terperinciPENDANAAN PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI
PENDANAAN PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI TAHUN 2018 DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI SLIDE 1 LATAR BELAKANG Inovasi teknologi menjadi faktor
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka memfasilitasi
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN INKUBATOR WIRAUSAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA BINA DESA (MAUBISA)
PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA BINA DESA (MAUBISA) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KOPERTIS WILAYAH V DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA JALAN
Lebih terperinciLampiran 1. Rekapitulasi karakteristik Balai Inkubator Teknologi
Lampiran 1. Rekapitulasi karakteristik Balai Inkubator Teknologi No. Karakteristik Keterangan 1. Mulai berdiri Didirikan April 2001 dengan nama Balai Inkubasi Teknologi (BIT), berada di bawah koordinasi
Lebih terperinciPERSOALAN SKALA NASIONAL
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MELALUI LESSON STUDY BERBASIS SAINSTEK UNTUK MENUMBUHKAN TECHNOPRENEUR DI PERGURUAN TINGGI MEWUJUDKAN TEKNOPRENER KAMPUS Kuncoro Diharjo Kepala Divisi Inovasi Teknologi
Lebih terperinciPROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING
PROGRAM KERJA 2017 2021 UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING 1 landasan pikir ProgramProfYusufAkhyarS2013 2 PRIORITAS NASIONAL RPJP (2005-2025) RPJM 1 (2005-2009) Menata Kembali NKRI, membangun Indonesia
Lebih terperinciKewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, membawa visi ke dalam kehidupan.
EKO HANDOYO MEMBANGUN KADER PEMIMPIN BERJIWA ENTREPRENEURSHIP DAN BERWAWASAN KEBANGSAAN 12-12 2012 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Kewirausahaan atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,
Lebih terperinciPENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN
PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana
Lebih terperinciE. INKUBATOR WIRAUSAHA BARU (INWUB)
E. INKUBATOR WIRAUSAHA BARU (INWUB) 1. Umum Bagi lulusan baru suatu peguruan tinggi yang ingin memulai berwirausaha, diperlukan suatu masa belajar berwirausaha dalam kurun waktu tertentu untuk menimba
Lebih terperinciPROGRAM KERJA BAKAL CALON REKTOR ITS Menuju. Kemandirian, Keunggulan dan Kesejahteraan by : Triwikantoro
PROGRAM KERJA BAKAL CALON REKTOR ITS 2015 2019 Menuju Kemandirian, Keunggulan dan Kesejahteraan by : Triwikantoro Latar Belakang Visi ITS menjadi perguruan tinggi dengan reputasi internasional dalam ilmu
Lebih terperinciL. Setyobudi Divisi Pendidikan Entrepreneurship Universitas Brawijaya
L. Setyobudi Divisi Pendidikan Entrepreneurship Universitas Brawijaya 2012 Faktor-faktor yang Memelihara Kemiskinan DISEASES (penyakit) IGNORANCE (diabaikan) APATHY (apatis) POVERTY DISHONESTY (Tidak
Lebih terperinci1 2 3 1 2 3 4 5 . No. Uraian Jumlah (Rp) (MAX 100%) 1. Gaji, Upah, dan Honor (20%) 2. Bahan Habis Pakai (10%) 3. Perjalanan Dinas (10%) 4. Promosi ( 5%) 5. Pengembangan Produk (Supporting) (50%)
Lebih terperinciPENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH PERKEMBANGAN DAN PROGRAM KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Pada
Lebih terperinciTABEL: ORIENTASI, STRATEGI, KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA PER TAHAPAN RIP UII PENDIDIKAN. Lampiran halaman 1. Orientasi (Strategic Intent)
TABEL: ORIENTASI, STRATEGI, KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA PER TAHAPAN RIP UII 2008-2038 PENDIDIKAN Excellent Koordinasi/ komitmen: Organisasi Spirit Peningkatan kualitas kurikulum peningkatan proses
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK
KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK Jakarta, Januari 2013 KATA PENGANTAR Pengembangan kelembagaan peternak merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Maksud dan Tujuan
I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan Rencana Kerja (Renja) Dinas Peternakan Kabupaten Bima disusun dengan maksud dan tujuan sebagai berikut : 1) Untuk merencanakan berbagai kebijaksanaan dan strategi percepatan
Lebih terperinciBAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai
Lebih terperinciMATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011
MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA: KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya 2012 2013 2014 2012 2013 2014 305,2
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. 2) Kegiatan pengabdian pada masyarakat merupakan implementasi hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh civitas akademika.
KATA PENGANTAR Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pengabdian kepada masyarakat harus berperan dalam memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lebih terperinciKISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
Lebih terperinciKA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun
KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI Tahun 2016-2020 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI TAHUN 2016-2020 KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI
Lebih terperinciBab V PROGRAM PENGEMBANGAN BUDAYA KEWIRAUSAHAAN
Bab V PROGRAM PENGEMBANGAN BUDAYA KEWIRAUSAHAAN 1. Umum Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan di Perguruan Tinggi pada hakekatnya merupakan tindak lanjut dari program Penelitian (seperti Penelitian
Lebih terperinciPENGANTAR. Ir. Suprapti
PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN
RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN 2017 2020 Strategi: 1. Peningkatan relevansi melalui peningkatan kemampuan pengetahuan, keahlian
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN INKUBATOR AGRIBISNIS PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PELATIHAN PERTANIAN
PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN INKUBATOR AGRIBISNIS PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) PELATIHAN PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN Tim Penyusun: Divisi PMW IWJC Tim PMW Unesa
PANDUAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN 2017 Tim Penyusun: Divisi PMW IWJC Tim PMW Unesa DIVISI PMW BIDANG KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2017 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciRIP Institusi STRATEGI KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA RIP IAIN SULTAN AMAI GORONTALO Matriks BIDANG : PENDIDIKAN
Matriks STRATEGI KEBIJAKAN DAN INDIKATOR KINERJA IAIN SULTAN AMAI GORONTALO2012-2027 BIDANG : PENDIDIKAN Komponen Orientasi (Strategic Intent) Strategi Dasar Kebijakan Dasar Indikator Kinerja 134 Tahap
Lebih terperinciRencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016
Rencana Strategis Pengabdian Kepada Masyarakat 2016-2020 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) STIE Kusuma Negara 2016 Kata Pengantar Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan salah satu Tri
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN
RENCANA STRATEGIS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PkM) TAHUN 2016-2021 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU 2016 Sambutan Ketua LPPM UMRI Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) hadir ditengah masyarakat dengan membawa
Lebih terperinci2015, No Nomor 87 Tahun 2011, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2013 tentang Susu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1325, 2015 KEMENPORA. Fasilitasi. Kewirausahaan Pemuda. Pemberian. Pencabutan PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0944 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciWALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang
Lebih terperinciKIAT MENDAPATKAN. (PROPOSAL IbM dan IbIKK)
KIAT MENDAPATKAN DANA PKM DIKTI (PROPOSAL IbM dan IbIKK) 2 3 1 3 5 4 6 BAGI MISI PROGRAM I b M = IPTEKS bagi MASYARAKAT I b W =IPTEKS bagi WILAYAH I b K = IPTEKS bagi KEWIRAUSAHAAN I b PE = IPTEKS
Lebih terperinciPROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2010
PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2010 APAKAH PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA ITU? Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) merupakan program prioritas Dikti yang didelegasikan
Lebih terperinciL A P O R A N K I N E R J A
L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a
Lebih terperinciGUBERNURJAWATENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH 76 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAANKAWASANSAINS DAN TEKNOLOGI DI JAWA TENGAH
GUBERNURJAWATENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 76 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAANKAWASANSAINS DAN TEKNOLOGI DI JAWA TENGAH DENGAN RAHMATTUHANYANGMAHAESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang a. bahwa
Lebih terperinci2016, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L
No. 1449, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPORA. Sentra Pemberdayaan Pemuda. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG SENTRA PEMBERDAYAAN PEMUDA DENGAN
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM HI-LINK DIT. LITABMAS, DIKTI DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
PANDUAN PROGRAM HI-LINK DIT. LITABMAS, DIKTI - 2012 DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2012 1 DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN...
Lebih terperinciSEDS PROJECT ON BENCHMARKING: SHARING, LEARNING AND NETWORKING
SEDS PROJECT ON BENCHMARKING: SHARING, LEARNING AND NETWORKING Sulawesi Economic Development Strategy (SEDS) Project atau Proyek Strategi Pengembangan Ekonomi Sulawesi adalah sebuah proyek 5 tahun yang
Lebih terperinciPKM-KEWIRAUSAHAAN (PKM-K)
PKM-KEWIRAUSAHAAN (PKM-K) Sumber sosialisasi 2012 MISI Menggali potensi kreatifitas dan keterampilan mahasiswa untuk berwirausaha. Mengarahkan mind set mahasiswa menjadi job creater bukan lagi menjadi
Lebih terperinciKISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
Lebih terperinciPENGUATAN PROGRAM KURSUS DAN PELATIHAN
PENGUATAN PROGRAM KURSUS DAN PELATIHAN KETERAMPILAN KREATIF Oleh: Dr. Nandang Hidayat, M.Pd. Pengertian Penguatan Program Kursus dan Pelatihan Keterampilan Kreatif (P2K3) adalah bantuan sosial yang diberikan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciPRES I DEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2OL7 TENTANG KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SATINAN PRES I DEN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 106 TAHUN 2OL7 TENTANG KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. b. c. bahwa dalam rangka memfasilitasi tumbuh dan
Lebih terperinciI. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH
- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH I. UMUM Penerapan otonomi daerah sejatinya diliputi semangat untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,
Lebih terperinciPANDUAN OPERASIONAL BAKU (POB) BIDANG KERJASAMA DALAM NEGERI
A. Tujuan PANDUAN OPERASIONAL BAKU (POB) BIDANG KERJASAMA DALAM NEGERI Panduan Operasional Baku ini ditujukan sebagai panduan serta acuan bagi setiap unit kerja yang berada di lingkungan civitas akademika
Lebih terperinciPERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **)
PERAN SERTA BANK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) *) Oleh : Andang Setyobudi, SE **) I. PENDAHULUAN Membangun ekonomi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peranan Pemerintah,
Lebih terperinciSurakarta, Maret 2017 No : Kepada Yth. Perihal : Program Hilirisasi Hasil Riset Universitas...
PEMERINTAH KOTA SURAKARTA Surakarta, Maret 2017 No : Kepada Yth. Lampiran : 2 Lembar Kepala LPPM Perihal : Program Hilirisasi Hasil Riset Universitas... Perguruan Tinggi di Surakarta Dengan hormat, Menindaklanjuti
Lebih terperinciBAB 3 Metodologi Penelitian
52 BAB 3 Metodologi Penelitian 3.1. Kerangka Pemikiran Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran penelitian ini seperti digambarkan pada gambar 3.1, memiliki 3 tingkatan yaitu input, proses, dan
Lebih terperinciDept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium
Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium Bab II. Analisis Situasi Bab III. Kebijakan Strategis Bab 2. Analisis Situasi SWOT Kondisi internal Strengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan) Kondisi eksternal
Lebih terperinciVISI DAN MISI POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
Halaman : 1 dari 7 VISI DAN MISI POLITEKNIK KESEHATAN Visi Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Menjadi Institusi Pendidikan Tinggi Kesehatan Yang Profesional, Unggul dan Mandiri Pada Tahun 2025 Misi 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan
Lebih terperinciDAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... i ii iv vi BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN STMIK PRABUMULIH... 4 2.1 Visi STMIK
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM
BAB IV GAMBARAN UMUM LEMBAGA PEMBINA UMKM 4.1 Latar Belakang Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu perguruan tinggi di Indonesia. Sebagai suatu lembaga pendidikan, IPB memiliki visi dan misi
Lebih terperinciFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU
KEBIJAKAN AKADEMIK FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i KATA PENGANTAR ii BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB II. ARAH KEBIJAKAN 2 2.1 Kebijakan
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KOPERASI. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93)
No.4866 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KOPERASI. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciVISI, MISI DAN PROGRAM KERJA
VISI, MISI DAN PROGRAM KERJA Oleh Prof. Dr. Herri CALON DEKAN FEUA PERIODE TAHUN 2016-2020 Visi Menjadi Fakultas Ekonomi yang menghasilkan sumber daya insani yang kreatif, inovatif, profesional dan kompetitif,
Lebih terperinciDAFTAR INVENTARISASI MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEWIRAUSAHAAN NASIONAL
DAFTAR INVENTARISASI MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEWIRAUSAHAAN NASIONAL DAFTAR INVENTARISASI MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEWIRAUSAHAAN NASIONAL NO 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciEntrepreneurship and Inovation Management
Modul ke: 12 Entrepreneurship and Inovation Management PERENCANAAN KEUANGAN Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Paska Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian Financial Plan Financial
Lebih terperinciSoft Launching Dago 109, 15 Agustus 2009
2009 Soft Launching Dago 109, 15 Agustus 2009 Institut Bisnis dan Inovasi Sejahtera Indonesia Inovation Center Yayasan Kristen Kesejahteraan Mahasiswa Bandung Email Website : info@innocontest.co.id : http://www.innocontest.co.id
Lebih terperinciMENDORONG INOVASI DOMESTIK MELALUI KEBIJAKAN LINTAS LEMBAGA
MENDORONG INOVASI DOMESTIK MELALUI KEBIJAKAN LINTAS LEMBAGA PENDAHULUAN Kunci kemajuan suatu bangsa sesungguhnya tidak hanya ditentukan oleh potensi dan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, tetapi
Lebih terperinci1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan.
1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program studi, serta pihak-pihak yang dilibatkan. Visi, misi, tujuan dan sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi dan sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan tugas
Lebih terperinciKEBIJAKAN MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI
KEBIJAKAN MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI Mustangimah SUBDIREKTORAT PENINGKATAN KAPASITAS RISET DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN
1. Visi Terwujudnya, Usaha Mikro, Kecil dan berperan sebagai pelaku utama dalam perekonomian daerah 2. Misi 1. Mewujudkan yang berkualitas dan sehat 2. Meningkatnya pertumbuhan koperasi dan UMKM serta
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STIE MIKROSKIL
RENCANA STRATEGIS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STIE MIKROSKIL 2016-2020 PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STIE MIKROSKIL 2016 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 Tujuan... 1 Landasan dan
Lebih terperinciKisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS
Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS Berikut Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah (UKKS) DIMENSI KOMPETENSI INDIKATOR Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Merumuskan
Lebih terperinciWALIKOTA MAKASSAR, PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR,
Lebih terperinciMETODE HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DP2M DIKTI
METODE HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DP2M DIKTI Disampaikan Oleh : DR. ROZA ELVYRA, M.Si Pelatihan Penulisan Proposal Pengabdian Kepada Masyarakat Hibah DP2M DIKTI Pendanaan Tahun 2016 LPPM Universitas
Lebih terperinciProgram Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran
Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terselesaikannya penyusunan Program Kerja
Lebih terperinciPANDUAN PROGRAM HI-LINK DP2M, DIKTI
PANDUAN PROGRAM HI-LINK DP2M, DIKTI - 2010 DIREKTORAT PENELITIAN dan PENGABDIAN kepada MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2010 1 DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN...3
Lebih terperinciKEBIJAKAN AKADEMIK FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KEBIJAKAN AKADEMIK FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Kebijakan Akademik Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya KA.GJM-FTP-UB-01 Revisi : - Tanggal : 16 Mei 2008 Dikaji ulang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinci2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.146, 2015 Sumber Daya Industri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 Tahun 2015
Lebih terperinciBUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016
BUKU PANDUAN CALON PERUSAHAAN PEMULA BERBASIS TEKNOLOGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI 2016 INNOVATION IS THE ONLY WAY TO WIN KATA PENGANTAR Puji
Lebih terperinciPERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR 44/PER/LPDB/2008 T ENTANG
KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I. LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ( LPDB-KUMKM ) PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR
Lebih terperinciRENCANA STRATEGI PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN
RENCANA STRATEGI PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2016-2020 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) SEMARANG 2016 RENSTRA ABDIMAS STIE PENA ii KATA PENGANTAR Salah satu Tridharma Perguruan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN SENTRA HASIL HUTAN BUKAN KAYU UNGGULAN DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tumbuh dan berkembangnya perekonomian di suatu negara tidak terlepas dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil. Wirausaha berperan
Lebih terperinciDEWAN PENDIDIKAN TINGGI DPT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEWAN PENDIDIKAN TINGGI DPT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI Kerangka Acuan Site Visit dalam Proses Seleksi Program Hibah Kompetisi berbasis Institusi proses seleksi 2009 (untuk pengusul) Latar belakang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa Usaha Mikro,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinciBUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2014 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Perencanaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492) UNDANG-UNDANG
Lebih terperinci