PENGEMBANGAN WEBSITE UNTUK PEMBELAJARAN ANALISIS STRUKTUR RANGKA DENGAN METODE KEKAKUAN LANGSUNG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PROGRAM ANALISIS STRUKTUR BERBASIS INTERNET UNTUK PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN METODE ELEMEN HINGGA

PENGEMBANGAN PROGAM PERHITUNGAN BERBASIS INTERNET UNTUK PEMBELAJARAN METODE ELEMEN HINGGA

KAJIAN BERBAGAI METODE INTEGRASI LANGSUNG UNTUK ANALISIS DINAMIS

Metode Kekakuan Langsung (Direct Stiffness Method)

ANALISA STRUKTUR METODE MATRIKS (ASMM)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Modifikasi itu dapat dilakukan dengan mengubah suatu profil baja standard menjadi

Pertemuan VI,VII III. Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method)

PENGEMBANGAN PENGHALUSAN JARING ELEMEN SEGITIGA REGANGAN KONSTAN SECARA ADAPTIF

Dosen Pembimbing: 1. Tavio, ST, MS, Ph.D 2. Bambang Piscesa, ST, MT

STRUKTUR STATIS TAK TENTU

Pertemuan I,II I. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu

I.1 Latar Belakang I-1

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang paling utama mendukung beban luar serta berat sendirinya oleh momen dan gaya

Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method)

PRINSIP DASAR MEKANIKA STRUKTUR

ANALISIS CANTILEVER BEAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SOLUSI NUMERIK TUGAS KULIAH

TRANSFORMASI SUMBU KOORDINAT

Golongan struktur Balok ( beam Kerangka kaku ( rigid frame Rangka batang ( truss

METODE SLOPE DEFLECTION

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Metode Slope-Deflection

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method

KOMPUTERISASI ANALISIS STRUKTUR RANGKA 3D DENGAN METODE KEKAKUAN LANGSUNG ALGORITMA HOLZER. Yohanes I P NRP :

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

IMPLEMENTASI ELEMEN TETRAHEDRON LINEAR DAN KUADRATIK UNTUK ANALISIS TEGANGAN TIGA DIMENSI DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATLAB DAN GID

BAB I PENDAHULUAN. balok, dan batang yang mengalami gabungan lenturan dan beban aksial; (b) struktur


ANALISA STRUKTUR PORTAL RUANG TIGA LANTAI DENGAN METODE KEKAKUAN DIBANDINGKAN DENGAN PROGRAM ANSYS HERY SANUKRI MUNTE

BAB II METODE KEKAKUAN

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method

Pertemuan 13 ANALISIS P- DELTA

MAKALAH PRESENTASI DEFORMASI LENTUR BALOK. Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mekanika Bahan Yang Dibina Oleh Bapak Tri Kuncoro ST.MT

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Metode Slope-Deflection

BAB III METODE PENELITIAN

Mekanika Rekayasa III

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

ANALISIS STRUKTUR BALOK NON PRISMATIS MENGGUNAKAN METODE PERSAMAAN SLOPE DEFLECTION

Struktur Rangka Batang Statis Tertentu

METODA CONSISTENT DEFORMATION

ANALISIS STRUKTUR METODE MATRIX. Pertemuan ke-3 SISTEM RANGKA BATANG (PLANE TRUSS)

Program Studi Teknik Mesin S1

MEKANIKA REKAYASA III

DASAR DASAR PENGGUNAAN SAP2000

Pertemuan IX,X,XI V. Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method) Lanjutan

Struktur Beton. Ir. H. Armeyn, MT. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER

3- Deformasi Struktur

STUDI PERBANDINGAN DISTRIBUSI GAYA GESER PADA STRUKTUR DINDING GESER AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN BERBAGAI METODE ANALISIS ABSTRAK

ANALISA P Collapse PADA GABLE FRAME DENGAN INERSIA YANG BERBEDA MENGGUNAKAN PLASTISITAS PENGEMBANGAN DARI FINITE ELEMENT METHOD

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada tahap awal perencanaan suatu struktur biasanya dimulai dengan

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )

Gambar 2.1 Rangka dengan Dinding Pengisi

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD

PROGRAM ANALISIS GRID PELAT LANTAI MENGGUNAKAN ELEMEN HINGGA DENGAN MATLAB VERSUS SAP2000

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

Struktur Statis Tertentu : Rangka Batang

Outline TM. XXII : METODE CROSS. TKS 4008 Analisis Struktur I 11/24/2014. Metode Distribusi Momen

MODUL PERKULIAHAN. Gaya Dalam Struktur Statis Tertentu Pada Portal Sederhana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Struktur. 1.2 Derajat Ketidaktentuan Statis (Degree of Statically Indeterminancy)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PANJANG EFEKTIF UNTUK TEKUK TORSI LATERAL BALOK BAJA DENGAN PENAMPANG I (230S)

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD

Ir. H. Achmad Bakri Muhiddin, MSc, Ph.D Dr. Eng. A. Arwin Amiruddin, ST, MT Pembimbing 1 Pembimbing 2. Abstrak

Persamaan Tiga Momen

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT

Samuel Layang. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Palangka Raya Kampus Unpar Tunjung Nyaho Jl. H. Timang, 73111A

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

5- Persamaan Tiga Momen

APLIKASI METODE ELEMEN HINGGA PADA RANGKA RUANG (SPACE TRUSS) DENGAN MEMBANDINGKAN CARA PERHITUNGAN MANUAL DENGAN PROGRAM SAP2000

RENCANA PEMBELAJARAAN

Pertemuan V,VI III. Gaya Geser dan Momen Lentur

Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe

BAB I PENDAHULUAN. analisa elastis dan plastis. Pada analisa elastis, diasumsikan bahwa ketika struktur

2 Mekanika Rekayasa 1

Gambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat

ANALISA BALOK SILANG DENGAN GRID ELEMEN PADA STRUKTUR JEMBATAN BAJA

Bab 6 Defleksi Elastik Balok

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

STRUKTUR STATIS TERTENTU PORTAL DAN PELENGKUNG

BAB I PENDAHULUAN. dengan ilmu rekayasa struktur dalam bidang teknik sipil. Perkembangan ini

BAB III METODE KAJIAN

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

Jenis Jenis Beban. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH DAN FUNGSI BATANG NOL TERHADAP DEFLEKSI TITIK BUHUL STRUKTUR RANGKA Iwan-Indra Gunawan PENDAHULUAN

BAB I SLOPE DEFLECTION

BAB I STRUKTUR STATIS TAK TENTU

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

PERANCANCANGAN STRUKTUR BALOK TINGGI DENGAN METODE STRUT AND TIE

RELEVANSI METODE RITTER DAN METODE ELEMEN HINGGA DENGAN PROGRAM MATLAB PADA RANGKA BATANG

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 tegangan bidang pada (a) pelat dengan lubang (b) pelat dengan irisan (Daryl L. Logan : 2007) Universitas Sumatera Utara

Metode Distribusi Momen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dinding ( wall ) adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi

DEFORMASI BALOK SEDERHANA

Transkripsi:

PENGEMBANGAN WEBSITE UNTUK PEMBELAJARAN ANALISIS STRUKTUR RANGKA DENGAN METODE KEKAKUAN LANGSUNG Stefani Virgin 1, Ferdiana Soekresno 2, Wong Foek Tjong 3, dan Liliana 4 ABSTRAK : Seiring dengan perkembangan zaman, internet telah menjadi sarana yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bidang edukasi. Dewasa ini, telah terdapat beberapa website perhitungan analisa struktur yang tersedia. Namun website tersebut masih belum dapat mengakomodasi kebutuhan pembelajaran secara utuh. Oleh karena itu, dibutuhkan website edukatif dan interaktif yang dapat membantu pemahaman dalam mata kuliah Analisa Struktur III dan Metode Elemen Hingga. Pemilihan metode kekakuan langsung dilakukan karena metode ini merupakan implementasi dasar dan praktis untuk metode elemen hingga berbasis perpindahan. Di samping itu, metode ini secara de facto telah menjadi metode standar pada software komersial untuk analisis struktur. Sementara itu, algoritma perhitungan akan diimplementasikan ke dalam bahasa pemrograman HTML, PHP, JavaScript, dan jquery. Dari hasil program, diketahui bahwa secara umum program sudah dapat membantu perhitungan analisis struktur rangka, termasuk pada struktur yang tidak stabil. Akan tetapi, pada analisa yang hanya memperhitungkan deformasi geser, perlu dilakukan modifikasi pada koefisien geser. KATA KUNCI : metode kekakuan langsung, HTML, PHP, JavaScript 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, internet telah menjadi sarana yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk bidang edukasi. Internet memiliki kebebasan yang tidak mengenal ruang dan waktu, yang dapat diartikan bahwa pengguna dapat mengakses internet kapanpun dan dimanapun. Dengan kemajuan teknologi, telah terdapat beberapa website yang membantu proses perhitungan analisa struktur (Nikishov, 2010). Namun, proses perhitungan yang pada website tersebut tidak dilakukan secara global. Oleh karena itu, dibutuhkan website edukatif dan interaktif yang dapat membantu baik pelaku Teknik Sipil maupun masyarakat awam untuk memahami perhitungan analisa struktur. Pemilihan metode kekakuan langsung dilakukan karena metode ini merupakan implementasi dasar dan praktis untuk metode elemen hingga berbasis perpindahan, serta secara de facto telah menjadi metode standar pada software komersial untuk analisis struktur (Bathe, 1996). Website ini diharapkan dapat menjadi batu loncatan pada media e-learning dalam mata kuliah Analisa Struktur III dan Metode Elemen Hingga, serta dapat menjadi dasar untuk pengembangan program elemen hingga berbasis website secara umum. 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, m21410034@john.petra.ac.id 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, m21410040@john.petra.ac.id 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, wftjong@petra.ac.id 4 Dosen Program Studi Teknik Informatika Universitas Kristen Petra, lilian@peter.petra.ac.id 1

1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana mengaplikasikan algoritma perhitungan analisis struktur rangka dengan metode kekakuan langsung pada bahasa pemrograman yang berorientasi pada pengembangan web? 2. Bagaimana membuat website edukatif dan interaktif yang dapat dipelajari dan dikembangkan secara berkelanjutan? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mempelajari algoritma perhitungan analisis struktur rangka dengan metode kekakuan langsung seperti pada software komersial. 2. Mengaplikasikan algoritma perhitungan ke dalam bahasa pemrograman berbasis web. 3. Menghasilkan website edukatif dan interaktif yang dapat diakses secara umum. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Membantu memberikan pemahaman analisis perhitungan struktur rangka menggunakan metode kekakuan langsung melalui website edukatif dan interaktif. 2. Menjadi batu loncatan dalam pengembangan e-learning melalui website edukatif dan interaktif pada analisis struktur dan metode elemen hingga secara umum. 3. Menjadi awal pengembangan website untuk struktur dan metode lainnya. 4. Menjadi referensi dalam penelitian lainnya tanpa harus menggunakan program khusus. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Metode Kekakuan Langsung Metode kekakuan langsung merupakan implementasi dari metode elemen hingga, di mana dalam perhitungannya menggunakan aplikasi matriks yang didasarkan pada konsep kekakuan dan perpindahan (Logan, 2007). 2.1.1. Derajat Kebebasan Pada elemen rangka dua dimensi, terdapat tiga buah derajat kebebasan untuk tiap nodal. Perpindahan aksial dilambangkan dengan d ix, sementara perpindahan geser dilambangkan dengan d iy dan rotasi dengan i. Gaya yang bekerja pada tiap nodal adalah f ix, f iy, dan momen m i. Perjanjian tanda yang digunakan adalah momen dan rotasi bernilai positif jika berlawanan arah jarum jam serta gaya dan perpindahan bernilai positif jika searah dengan sumbu x dan y positif. 2.1.2. Matriks Transformasi Untuk menghubungkan antara perpindahan lokal sebuah elemen dan perpindahan global yang terjadi pada keseluruhan struktur, maka dibutuhkan matriks transformasi yaitu T = [ dengan C = cos Ɵ dan S = sin Ɵ C S 0 0 0 0 S C 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 C S 0 0 0 0 S C 0 0 0 0 0 0 1] 2.1.3. Matriks Kekakuan Pada metode kekakuan langsung, hubungan gaya dalam dengan gaya luar pada suatu struktur dalam koordinat global (xyz) diwakilkan dengan persamaan, F = K d (2) dengan F adalah gaya luar pada tiap nodal, K merupakan matriks kekakuan global, dan d adalah perpindahan pada tiap nodal. Sementara itu, untuk analisis suatu elemen pada digunakan persamaan yang sama dengan komponen koordinat lokal (x y z ). (1) 2

Matriks kekakuan elemen rangka merupakan superposisi antara matriks kekakuan elemen batang dan elemen balok Timoshenko (Felippa, 2005), yaitu C 1 0 0 C 1 0 0 0 12C 2 6C 2 L 0 12C 2 6C 2 L 0 6C k = 2 L (4 + φ)c 2 L 2 0 6C 2 L (2 φ)c 2 L 2 C 1 0 0 C 1 0 0 (3) 0 12C 2 6C 2 L 0 12C 2 6C 2 L [ 0 6C 2 L (2 φ)c 2 L 2 0 6C 2 L (4 + φ)c 2 L 2 ] dengan C 1 = EA EI dan C L 2 = L 3 (1+φ) Untuk mendapatkan matriks kekakuan global pada suatu elemen, dilakukan transformasi matriks dengan persamaan k = T T k T (4) Setelah didapatkan matriks kekakuan global untuk tiap elemen, maka dapat diperoleh matriks kekakuan global dan matriks gaya nodal ekuivalen global suatu struktur berdasarkan persamaan K = [K] = F = [F] = N e=1 k (e) (5) N e=1 f (e) (6) 2.1.4. Kondisi Perletakan Nilai F dan d tergantung pada kondisi perletakan yang mempunyai dua tipe umum, yaitu tipe homogen dan non-homogen. Kondisi homogen terjadi pada lokasi yang tidak mengalami pergerakan sama sekali, tergantung pada perletakan suatu nodal (jepit, sendi, rol). Dengan demikian, defleksi atau rotasi pada nodal tertentu bernilai nol sesuai dengan kondisi perletakannya. Sedangkan kondisi non-homogen terjadi ketika nilai defleksi atau rotasi suatu nodal sudah ditentukan sebelumnya. 2.1.5. Beban Merata Pengaruh beban merata pada struktur rangka diperhitungkan sebagai gaya nodal ekuivalen. Dengan kata lain, beban merata pada struktur ditransformasikan menjadi beban terpusat dan momen pada tiap nodal yang ekuivalen. Secara umum, formulasi umum pada perhitungan beban merata adalah, F = Kd F 0 (7) dimana F 0 merupakan gaya ekuivalen pada tiap nodal. Formula ini juga dapat diterapkan pada koordinat lokal untuk mendapatkan gaya dalam f pada setiap elemen. 2.1.6. Gaya Dalam Perjanjian tanda yang digunakan pada diagram N, D, M sesuai dengan persamaan keseimbangan pada statika (Witjaksono, 2010) adalah sebagai berikut : 1. Diagram N bernilai positif apabila membentuk gaya tarik pada kedua ujungnya 2..Diagram D bernilai positif apabila membentuk arah jarum jam. 3. Diagram M bernilai positif apabila menarik kedua ujung elemen ke atas. Besarnya gaya normal N, gaya lintang D, dan momen M adalah konstan, jika pada elemen bekerja beban terpusat. Bila pada elemen bekerja beban merata, maka dibutuhkan persamaan gaya-gaya dalam. 2.2 Penyelesaian Matriks Untuk menyelesaikan persamaan F = K d, maka matriks perlu dimodifikasi terlebih dahulu agar menjadi bentuk yang lebih sederhana menggunakan : 3

2.2.1. Metode Matriks Partisi Pada persamaan F = K d harus disederhanakan lebih dahulu menjadi beberapa sub-matriks sebelum didapatkan hasil akhir. Karena matriks K merupakan matriks yang simetris dengan nilai diagonal yang selalu positif, maka urutan baris dan kolom variabel dapat diubah selama tidak mempengaruhi persamaan individu lainnya (Welch, 2002). Sehingga secara umum, persamaan matriks menjadi da dapat diperoleh dengan persamaan [da] = [Kaa] 1 x[fa] [Kap]x [dp] (9) Substitusi da pada baris kedua persamaan (8), sehingga [Fp] = [Kpa]x [da] + [Kpp]x [dp] (10) 2.2.2. Eliminasi Gauss Prosedur penyelesaian matriks menggunakan Eliminasi Gauss adalah dengan mengurangi koefisien baris ke i + 1, i + 2,., n dengan kelipatan koefisien dari baris ke-i, dimana i = 1,2,, n 1 dan n adalah banyaknya baris, sedemikian sehingga koefisien persamaan dari matriks K dapat direduksi menjadi bentuk matriks segitiga atas, dimana koefisien matriks K dibawah diagonal utama adalah nol. Dengan demikian, pada baris terakhir dapat dilakukan penyelesaian untuk semua variabel di atasnya. Pada akhir dari setiap langkah proses eliminasi, diperoleh submatriks segitiga bagian bawah n i yang simetri dengan matriks diagonal yang selalu bernilai positif (Bathe, 1996). 3. METODOLOGI PENELITIAN Secara garis besar alur program yang dibuat untuk melakukan analisis struktur rangka menggunakan metode kekakuan langsung meliputi proses masukan (input), proses perhitungan, serta proses penyajian hasil perhitungan (output) dalam bentuk matriks dan diagram seperti dapat dilihat pada Gambar 1. (8) Gambar 1. Diagram Alir Algoritma Program 4

4. HASIL DAN DISKUSI Gambar 1. Diagram Alir Algoritma Program (sambungan) 4.1. Prosedur Penggunaan Program Untuk memulai akses ke dalam website, buka web browser lalu ketikan alamat : http://ta29.petra.ac.id. Pada halaman web akan muncul tampilan seperti pada Gambar 2, Gambar 3, dan Gambar 4. Gambar 2. Tampilan Awal Website 5

Gambar 3. Tampilan Input pada Web Gambar 4. Tampilan Output pada Web 4.2. Verifikasi Program Verifikasi program dilakukan dengan membandingkan hasil perpindahan, reaksi perletakan, maupun gaya dalam yang dihasilkan program dengan hasil dari program SAP2000. Sebuah struktur portal seperti pada Gambar 5 diberi beban merata. Pada perhitungan ini, terdapat empat model analisis, yaitu : Model A : deformasi lentur, geser, dan aksial diperhitungkan Model B : deformasi lentur saja Model C : deformasi geser saja Model D : deformasi aksial saja Jika deformasi lentur diabaikan maka nilai faktor pengali I = 10,000,000. Apabila deformasi geser diabaikan, nilai φ=0 sehingga faktor pengali k s =1,000,000. Sedangkan jika deformasi aksial diabaikan, maka faktor pengali A=100,000. Perbandingan hasil perhitungan program dengan SAP2000 dapat dilihat pada Tabel 1. Material Properties : E = 29,900 k/in 2 v = 0.3 G = 11,500 k/in 2 Section Properties : A = 9.12 in 2 I = 110 in 4 A v = 2.28 in 2 Gambar 5. Struktur dengan Beban Merata (SAP Verification Manual, 2007) 6

Tabel 1. Perbandingan Hasil Program dan SAP2000 pada Struktur dengan Beban Merata Model Parameter (in) SAP2000 Program Perbedaan A d 5y -2.77076-2.77076 0 % B d 5y -2.72361-2.72361 0 % C d 5y -0.03954-0.03954 0% D d 5y -0.00760-0.00760 0% Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil perhitungan Model A, B, C dan D pada program secara umum sudah sama dengan hasil dari SAP2000. Namun, untuk Model C, dibutuhkan element properties yang berbeda antara elemen yang menahan gaya aksial dan gaya geser. Hal ini dikarenakan program tidak dapat mendeteksi properties yang digunakan untuk kekakuan aksial dan kekakuan geser. Oleh sebab itu, pada elemen balok koefisien geser (ks) dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan luasan geser (As) yang mendekati luas area (A) sesungguhnya. Sementara itu, untuk sebuah struktur rangka batang stabil tidak stabil seperti pada Gambar 6 terdiri atas elemen yang hanya dapat menerima gaya tarik atau tekan, Karena hanya deformasi aksial yang diperhitungkan, maka nilai ks=1,000,000 dan I=0. Material Properties : E = 2x107 ton/m2 Section Properties : A = 5x10-4 m2 Gambar 6. Rangka Batang Tidak Stabil (Dewobroto, 2013) Tabel 2. Hasil Program dan SAP2000 pada Rangka Batang Tidak Stabil Parameter (m) SAP2000 Program d 3x -1.3010 x 10 12 2.7726 x 10 12 d 3y 4.4800 x 10 11-9.5473 x 10 11 Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil perhitungan pada program dan SAP2000 keduanya menghasilkan nilai yang salah. Rangka batang yang tidak stabil dapat terdeteksi oleh kedua program tersebut, yaitu dengan hasil displacement yang sangat besar serta nilai diagonal utama pada Eliminasi Gauss yang mendekati nol. Hasil akhir antara kedua program berbeda karena adanya perbedaan algoritma perhitungan yang digunakan. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan analisa yang didapat dari website yang telah dibuat, secara umum dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Program pada website ini pada sudah dapat membantu dalam perhitungan analisis struktur rangka pada ruang lingkupnya. 2. Untuk menggunakan program ini, pengguna tidak perlu mempunyai program khusus, cukup dengan koneksi internet dan kemampuan pengguna dalam mengidentifikasi soal. 3. Hasil perhitungan program yang dibuat telah menunjukkan hasil yang sama dengan hasil program SAP2000, dengan memperhitungkan deformasi aksial, geser, dan lentur. Namun, pada kasus dimana hanya deformasi geser yang diperhitungkan, dibutuhkan modifikasi koefisien 7

geser pada element properties. Sementara itu, pada rangka batang tidak stabil dapat dideteksi dengan hasil displacement yang sangat besar dan nilai diagonal utama Eliminasi Gauss yang mendekati nol. 4. Penggunaan website ini akan sangat membantu proses pembelajaran materi Analisa Struktur III dan Metode Elemen Hingga, karena terdapat langkah-langkah yang perhitungan yang jelas yang tidak dimiliki website lainnya, seperti perhitungan matriks, diagram gaya, serta fitur Theory, How to Use, dan Verification. 5.2. Saran Karena keterbatasan waktu, program ini hanya mencakup struktur rangka dua dimensi yang sederhana. Beberapa saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya mengenai pembuatan website sebagai media e-learning mata kuliah Metode Elemen Hingga adalah : 1. Untuk selanjutnya, bentuk pembebanan dan kondisi perletakan dapat dibuat lebih bervariasi lagi, seperti beban segitiga maupun kurva, serta perletakan dengan rotasi sudut. Selain itu, fiturfitur program juga bertambah, seperi adanya constraints untuk rigid floor. 2. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan proses input menjadi bentuk gambar. 3. Diharapkan para peneliti selanjutnya dapat menambah materi website ini dengan topik Metode Elemen Hingga yang lainnya, baik dalam bentuk dua ataupun tiga dimensi. 6. DAFTAR REFERENSI Bathe, K. J. (1996). Finite Element Procedures, Prentice Hall, New Jersey, USA. Dewobroto, Wiryanto. (2013). Komputer Rekayasa Struktur dengan SAP2000, Lumina Press, Jakarta, Indonesia. Felippa, Carlos A. (2005). The Amuzing History of Shear Flexible Beam Element. <http://www.colorado.edu/engineering/cas/felippa.d/felippahome.d/publications.d/re port.cu-cas-05-01.pdf > (August 1, 2013) Habibullah, Ashraf. (2007). SAP2000 (Version 11) Verification Manual, CSI, California, USA. Logan, Daryl L. (2007). A First Course in the Finite Element Method (4 th ed.). Canada: Thomson Canada Limited, Toronto, Canada. Nikiskhov, Gennadiy. (2010). Java Applets. <http://web-ext.u-aizu.ac.jp/~niki/javaappl/index.html> (August 1, 2013) Welch, Ronald W, & Ressler, Stephen J. (2002). Opening the Black Box:The Direct Stiffness Method Uncovered. American Society for Engineering Education. <http://search.asee.org> (October 1, 2013) Witjaksono, Yuda Endro, et. al. (2010). Statika. (TS 4211). Unpublished undergraduate course, Universitas Kristen Petra, Surabaya, Indonesia. 8