KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PERAIRAN PERAK SURABAYA. Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA REFRAKSI GELOMBANG PADA PANTAI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Penjelasan mengenai

Analisis Transformasi Gelombang Di Pantai Matani Satu Minahasa Selatan

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk

Feirani Vironita 1 Rispiningtati 2 Suwanto Marsudi 3

Aplikasi Model Shoaling dan Breaking pada Perencanaan Perlindungan Pantai dengan Metoda Headland Control

4. Mononom dan Polinom

ANALISIS TRANSPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAFIS PADA PELABUHAN PERIKANAN TANJUNG ADIKARTA

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PANTAI NIAMPAK UTARA

BAB V ANALISIS DATA. Tabel 5.1. Data jumlah kapal dan produksi ikan

BAB II TEORI DASAR. II.1.2. Mekanisme Proses Terjadinya Sedimentasi

STUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PADA DAERAH PANTAI DESA KALINAUNG KAB. MINAHASA UTARA

KARAKTERISTIK GELOMBANG LAUT BERDASARKA N MUSIM ANGIN DI PERAIRAN PULAU BINTAN ABSTRACT

DAFTAR ISI Hasil Uji Model Hidraulik UWS di Pelabuhan PT. Pertamina RU VI

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

HUBUNGAN B VALUE DENGAN FREKUENSI KEJADIAN DAN MAGNITUDO GEMPA BUMI MENGGUNAKAN METODE GUTENBERG-RICHTER DI SULAWESI TENGAH PERIODE

PENGARUH BESAR GELOMBANG TERHADAP KERUSAKAN GARIS PANTAI

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

BAB IV ANALISA DATA. Gambar 4.1. Penampang saluran ganda. n 1 H 2. n 3 H 1,5. H 1 n 2. mh 2 B 1 mh 1

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TRIGONOMETRI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Aturan sinus Aturan kosinus Luas segitiga A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

BAB IV ANALISIS. 4.1 Data Teknis Data teknis yang diperlukan berupa data angin, data pasang surut, data gelombang dan data tanah.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seluruh perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM

KAJIAN REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR

BAB II. PROTEKSI TRAFO 60 MVA 150/20 kv. DAN PENYULANG 20 kv

BAB II TEORI GELOMBANG DAN ARUS DEKAT PANTAI

II. TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH FISIKA INTI PELURUHAN ALFA. Disusun dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Inti. Dosen pengampu : Dr. Sutikno, M.T.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kependudukan di Indonesia merupakan masalah penting yang perlu

BAB IV ANALISIS DATA

EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS SIRIP LONGITUDINAL DENGAN PROFIL SIKU EMPAT KEADAAN TAK TUNAK KASUS 2D

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA DATA

Perencanaan hidraulik bendung dan pelimpah bendungan tipe gergaji

PENDEKATAN TEORI ... (2) k x ... (3) 3... (1)

ANALISIS STATISTIK GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK PELABUHAN BELAWAN DIO MEGA PUTRI

BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS STABILITAS BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG BATU BRONJONG

Pertemuan XI, XII, XIII VI. Konstruksi Rangka Batang

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI TIPE GROIN (Pantai Pasir Parupuk Raya Tabing Kec Koto Tangah Padang Utara)

7. FLUIDA FLUIDA STATIK FENOMENA FLUIDA DINAMIK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab 3 PERUMUSAN MODEL KINEMATIK DDMR

BAB III LANDASAN TEORI

Gambar 4.1 Air Laut Menggenangi Rumah Penduduk

BAB IV ANALISIS DATA

BAB VI DEFLEKSI BALOK

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 DESAIN DAN ANALISIS SAMBUNGAN

Model Distribusi Kecepatan Angin untuk Peramalan Gelombang dengan Menggunakan Metode Darbyshire dan Smb di Perairan Semarang

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS PROSES PRODUKSI PENGRAJIN KUSEN DAN PINTU BERBASIS MESIN BAND SAW

MODUL FISIKA BUMI METODE GAYA BERAT

BAB XII GAYA DAN TEKANAN

ANALISA STABILITAS LERENG TANAH BERBUTIR HALUS UNTUK KASUS TEGANGAN TOTAL DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXEL ABSTRACT

Pengaruh Perubahan Layout Breakwater Terhadap Kondisi Tinggi Gelombang di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

HUBUNGAN ANTARA KUAT TEKAN DAN FAKTOR AIR SEMEN PADA BETON YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND-POZZOLAN

Jurnal Gradien Vol.4 No. 2 Juli 2008 :

TINJAUAN PUSTAKA Gelombang

Studi Variabilitas Tinggi dan Periode Gelombang Laut Signifikan di Selat Karimata Mulyadi 1), Muh. Ishak Jumarang 1)*, Apriansyah 2)

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Perolehan Data

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada dua istilah tentang kepantaian dalam bahasa Indonesia yang sering rancu

LINTASAN GELOMBANG LAUT MENUJU PELABUHAN PULAU BAAI BENGKULU. Birhami Akhir 1, Mas Mera 2 ABSTRAK

I. Kombinasi momen lentur dengan gaya aksial tarik

STUDI KEANDALAN (RELIABILITY) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN SIBOLGA

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/MEN/1993 TAHUN 1993 TENTANG JAMINAN KECELAKAAN KERJA

Perbandingan Peramalan Gelombang dengan Metode Groen Dorrestein dan Shore Protection Manual di Merak-Banten yang di Validasi dengan Data Altimetri

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

KAJIAN PENJALARAN DAN TRANSFORMASI GELOMBANG DI PERAIRAN TANJUNG KELIAN KABUPATEN BANGKA BARAT

STUDI POLA TRANSFORMASI GELOMBANG DI PERAIRAN KOTA TEGAL

III METODOLOGI Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini serta kegunaannya ditabulasikan dalam Tabel 2.

KAJIAN BEBERAPA ALTERNATIF LAYOUT BREAKWATER DESA SUMBER ANYAR PROBOLINGGO

PERANCANGAN BALOK BETON PROFIL RINGAN UNTUK PEMASANGAN LANTAI BANGUNAN BERTINGKAT YANG EFEKTIF

PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang)

Disusun Oleh : Dewi Ratna Nawangsari NRP Dosen Pembimbing : Tri Tiyasmihadi, ST. MT

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2014), Hal ISSN :

dlp2usaha - - USAHA DAN ENERGI - - Usaha dan Eenergi 8105 Fisika 1 mv

Volume 2 Nomor 2, Desember 2013 ISSN STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN ALUR PELAYARAN DI MUARA SUNGAI CIUJUNG LAMA KABUPATEN SERANG

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang

MODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN. Muhamad Roem, Ibrahim, Nur Alamsyah

Perencanaan Bangunan Pemecah Gelombang di Teluk Sumbreng, Kabupaten Trenggalek

Pola Transport Sedimen Akibat Arus Yang Dibangkitkan Gelombang Di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal

Volume 14 No. 01 Maret 2013 ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usaha untuk memperbaiki kondisi pertumbuhan jagung dan menambah

STUDI REFRAKSI DAN DIFRAKSI GELOMBANG PADA RENCANA BANGUNAN PELABUHAN DI TANJUNG BONANG, KABUPATENREMBANG Radhina Amalia, Warsito Atmodjo, Purwanto*)

PERSEPSI TERHADAP PELAYANAN RUMAH KOST DI KELURAHAN GEBANG REJO (PERCEPTION BOARDING HOUSE SERVICES IN VILLAGE GEBANGREJO) BY Tabita R.

MODIFIKASI JUMLAH KUTUB PADA MOTOR INDUKSI 3 FASA 36 ALUR

ANALISIS REFRAKSI GELOMBANG LAUT BERDASARKAN MODEL CMS- Wave DI PANTAI KELING KABUPATEN JEPARA

Gambar 2.1 Peta batimetri Labuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

KARAKTERISTIK GELOMBANG PECA DI PERAIRAN PERAK SURABAYA Akhmad Farid Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Fak. Pertanian Unijoyo Astract The ojectives of this study were to examine the height and period of sea waves ased on the prediction method and to evaluate the characteristics of sea waves at Perak s water in Suraaya. The significan sea wave height at Perak s water in Suraaya was 0.55 m with its period was 3 s. The cahracteristics of reaking sea wave was 0.53 meter height and 0.64 m depth. Key words: reaking wave, Perak s water, Suraaya. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung tinggi dan periode gelomang dengan metode peramalan gelomang dan untuk mengetahui karakteristik gelomang pecah di perairan Perak Suraaya. Tinggi gelomang signifikan di perairan Perak Suraaya adalah 0.55 m dengan periode 3 detik. Diketahui ahwa karakteristik gelomang pecah di perairan Perak Suraaya mempunyai tinggi 0.53 m dengan kedalaman gelomang pecah 0.64 m. Kata kunci : Gelomang pecah, Perairan Perak Suraaya PENDAULUAN Perairan Perak Suraaya, mempunyai letak yang stategis yaitu erada pada 07 o 10 07 o 12 LS dan 112 o 40 112 o 45 BT serta didukung oleh daerah hinter land (perairan utama) di Jawa Timur yang potensial, maka perairan ini menjadi pusat pelayaran dalam negeri di kawasan timur Indonesia. Wilayah perairan ini terletak di Selat Madura seelah utara kota Suraaya yang memiliki luas perairan sekitar 1.574,3 ha. Gelomang pecah adalah gelomang yang memiliki keterjalan 1/7 atau 0,14. Gelomang dengan keterjalan terseut, akan tidak stail dan akhirnya pecah pada kedalaman tertentu (Triatmodjo, 1999). Karakteristik dari gelomang pecah sangat penting untuk angunan pantai, sedimentasi, kegiatan pelayaran dan pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung tinggi dan periode gelomang dengan metode peramalan gelomang dan untuk mengetahui karakteristik gelomang pecah di perairan Perak Suraaya. Pengetahuan akan gelomang laut sangat penting, karena karakteristik gelomang, selama penjalaran dan pengaruhnya ada terhadap angunan pantai, harus dipahami karena hal itu penting untuk layout suatu pelauhan. Tinggi gelomang sangat erpengaruh terhadap kelayakan suatu pelauhan. Teori gelomang yang paling sederhana dan dasar adalah teori gelomang amplitudo kecil atau teori gelomang linier. Teori gelomang yang paling sederhana dan dasar adalah teori gelomang amplitudo kecil atau teori gelomang linier, dimana: 128

Karakteristik Gelomang Pecah... 128 132 (Akhmad Farid) Periode (T) = 2πL atau T 2 = g 2πL g (2.1) 2 gt Panjang Gelomang (L) = 2π (m) (2.2) L Kec. Gelomang (C) = (m/s) T (2.3) Frekuensi (f) = T 1 (2.4) Dimana, L : panjang gelomang dan a : amplitudo gelomang. Suatu deretan gelomang ergerak menuju pantai, gelomang terseut akan mengalami peruahan entuk yang diseakan oleh proses refraksi dan pendangkalan gelomang, difraksi, refleksi, dan gelomang pecah. Dalam perencanaan pelauhan pengetahuan akan deformasi gelomang sangat diutuhkan karena faktor-faktor deformasi gelomang terseut akan sangat mempengaruhi dalam pemuatan desain atau layout pelauhan sehingga fungsi dari pelauhan menjadi efektif untuk meredam energi gelomang yang datang dari laut lepas (Triatmodjo, 1999). Gelomang yang menjalar dari laut dalam menuju pantai mengalami peruahan entuk karena adanya pengaruh peruahan kedalaman laut. Pengaruh kedalaman laut mulai terasa pada kedalaman leih kecil dari setengah panjang gelomang. Di laut dalam, profil gelomang adalah sinusinoidal, semakin menuju ke perairan yang leih dangkal, puncak gelomang semakin tajam dan lemah gelomang semakin datar. Selain itu, kecepatan dan panjang gelomang erkurang secara erangsur-angsur sementara tinggi gelomang ertamah. Gelomang pecah dipengaruhi oleh kemiringannya, yaitu perandingan antara tinggi dan panjang gelomang. Kemiringan yang leih tajam dari atas maksimum terseut menyeakan kecepatan partikel di puncak gelomang leih esar dari kecepatan ramat gelomang, sehingga terjadi ketidakstailan dan pecah. Apaila gelomang ergerak menuju laut dangkal, kemiringan atas terseut tergantung pada kedalaman relatif d/l dan kemiringan dasar laut m. Gelomang dari laut dalam yang ergerak menuju pantai akan ertamah kemiringannya sampai akhirnya tidak stail dan pecah pada kedalaman tertentu yang diseut dengan kedalaman gelomang (d ), sedangkan tinggi gelomang pecah dieri notasi. Munk (1949, dalam CERC, 1984) memerikan rumus untuk menentukan tinggi dan kedalaman gelomang pecah erikut ini: d O 1 = ' 3.3( O' / L (2.20) = 1.28 O ) 1 / 3 (2.21) Parameter / o diseut dengan indek tinggi gelomang pecah. Rumus (2.20) dan (2.21) tidak memerikan pengaruh kemiringan dasar laut terhadap gelomang pecah. Beerapa peneliti lain (Iversen, Galvin, Goda; dalam CERC, 1984) memuktikan ahwa / 0 dan d / tergantung pada kemiringan pantai dan kemiringan gelomang datang. Gamar 2.3 menunjukkan huungan antara / 0 dan 0 /L 0 untuk eragai kemiringan dasar laut. Sedang Gamar 2.4 menunjukkan huungan antara d / dan /gt 2 untuk eragai kemiringan dasar (Triatmodjo, 1999). METODE PENELITIAN 129

Penelitian ini dilaksanakan selama ulan Oktoer - Novemer 2007 di Perairan Perak. Pengamilan data di lakukan di kantor BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika) Perak Suraaya. Materi yang digunakan pada penelitian ini erupa data pimer dan sekunder. Data primer erupa data gelomang yang dikonversi dari data angin, untuk data sekunder erupa peta atimetri. Dalam proses pengumpulan data mengenai karakteristik gelomang pecah dilakukan dengan partisipasi aktif di kantor BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika). Untuk data kedalaman perairan Perak Suraaya diperoleh dari kantor BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika). Mengenai data karakteristik gelomang pecah (tinggi, periode, kedalaman gelomang pecah) diperoleh dari analisis erdasarkan persamaan/rumus menurut (Tritmodjo, 1999). ASIL DAN PEMBAASAN Keadaan Umum Perairan Perak Perairan perak suraaya, mempunyai letak yang strategis yaitu erada pada 07 o 10 07 o 12 LS dan 112 o 40 112 o 45 BT. Wilayah perairan ini terletak di Selat Madura seelah utara kota Suraaya yang memiliki luas perairan sekitar 1.574,3 ha dengan atas atas perairan seagai erikut : Utara : Pulau Madura Timur : Selat Madura Bagaian Timur Barat : Perairan Gresik Selatan : Kota Suraaya Letak yang strategis dan adanya dukungan dari Propinsi Jawa Timur yang potensial menjadikan perairan Perak ini seagai pusat pelayaran dalam negeri kawasan Timur Indonesia yang terpusat pada pelauhan Tanjung Perak. Tanjung Perak merupakan salah satu pelauhan pintu gerang di Indonosia. Berdasarkan pada alur pelayarn kapal, maka wilayah pelauhan Tanjung Perak di agi menjadi dua yaitu, Perairan again Barat yang merupakan alur pelayaran utama untuk memasuki pelauhan Tanjung Perak dan Perairan agian Timur. Fetch (Jarak Dimana Angin Sedang Bertiup) Pentingnya fetch dapat digamarkan dengan memandingkan gelomang yang terentuk pada kolom air yang relatif kecil seperti danau di daratan yang terentuk di lautan eas. Fetch diatasi oleh entuk daratan yang mengelilingi laut. Dari hasil pengukuran di dapatkan data seperti pada tael 2. Dari tael 2 dapat di hitung nilai fecth dengan rumus = Xicosα = 68.00 13.5106 = 5.03 cosα Dengan nilai fetch 5.03 dan nilai U A seesar 15.21 m/d maka dapat ditentukan tinggi dan periode gelomang signifikan. Tael 2. Fetch (dilihat secara geografis) 130

Karakteristik Gelomang Pecah... 128 132 (Akhmad Farid) Ά cos ά Xi (km) Xi cos ά 42 0.7431 3.3 2.45 36 0.809 4.125 3.34 30 0.866 5.925 5.13 24 0.9135 6.15 5.62 18 0.9511 6.75 6.42 12 0.9781 7.275 7.12 6 0.9945 9 8.95 0 1 12.6 12.60 6 0.9945 4.35 4.33 12 0.9781 3 2.93 18 0.9511 2.7 2.57 24 0.9135 2.25 2.06 30 0.866 2.025 1.75 36 0.809 1.8 1.46 42 0.7431 1.725 1.28 13.5106 68.00 F effektif 5.03 (Sumer: Peneliti, 2008) Peramalan Gelomang Di Laut Dalam Berdasarkan faktor tegangan angin dan fetch didapatkan tinggi gelomang signifikan 0.55 m dengan periode 3 detik. Gelomang yang menjalar dari laut dalam menuju pantai akan mengalami ketidakseimangan sehingga menyeakan gelomang pecah. Gelomang akan pecah ila keterjalan gelomang 0.14 m. Selain keterjalan gelomang, gelomang pecah dipengaruhi oleh kemiringan pantai. Di lokasi penelitian didapatkan tinggi gelomang pecah 0.53m dengan kedalaman 0.64 m. Arah Angin Gelomang angin adalah gelomang yang diangkitkan oleh angin di permukan laut. Gelomang ini dapat menimulkan energi untuk mementuk pantai, menimulkan arus dan transpor sedimen dalam arah tegak lurus dan sepanjang pantai, serta menyeakan gaya gaya yang ekerja pada angunan pantai. Angin adalah udara yang ergerak secara horisontal, arah pergerakannya terjadi dari daerah yang ertekanan tinggi menuju ke daerah yang ertekanan rendah. Angin dapat terjadi apaila di antara dua tempat terjadi peredaan tekanan udara yang diseakan oleh adanya peredaan suhu akiat ketidakseimangan pemanasan sinar matahari pada tempat tempat yang ereda sehingga menyeakan massa udara menjadi naik (utaarat dan Evans, 1985). Pada laut teruka gelomang yang terjadi di permukaan perairan ditentukan oleh angin. Karena angin yang erhemus di perairan Indonesia adalah angin musiman (angin musim arat dan timur), maka dari itu dapat dikatakan ahwa gelomang yang terjadi di Indonesia di pengaruhi oleh angin. Data angin diperlukan untuk peramalan tinggi dan periode gelomang. Data angin yang digunakan untuk analisis tinggi dan periode gelomang dalam penelitian adalah data selama enam ulan. Berdasarkn pada Tael 1. dapat disimpulkan ahwa kecepatan angin di perairan perak Suraaya erkisar antara 16 26 knot. Berdasarkan Gamar 4.1. dapat diketahui gelomang datang dari arah timur dengan kecepatan maksimal 20-21 knot. Menurut Skala Beaufort dalam Wiisono (2005) angin dengan kecepatan 20-21 knot termasuk angin sepoi agak kencang yang menimulkan gelomang. Dengan kecepatan angin yang diukur didaerah dekat laut (U L ) yaitu 21 knot maka diperoleh faktor tegangan angin seesar 15.21 m/d. Peramalan Gelomang Di Laut Dalam Peramalan gelomang di laut dalm dapat dilakukan dengan cara yang simpel. Perhitungan ini dapat dilakukan ila fetch (80-120 km) dan durasi angin diketahui serta geometri gelomang relatif sederhana. Pada kondisi fetch 80-120 km, 131

angin ertiup seragam dengan gelomang tinggi. Di atas 120 km tinggi gelomang akan mencapai keseimangan. Gelomang akan tinggi ila durasi angin panjang dan lama. Bila fetch dan durasi angin sesuai maka peramalan gelomang menggunakan grafik huungan antara panjang fetch dan faktor tegangan angin (Lampiran 7). asil perhitungan di perairan Perak tidak memenuhi syarat, sehingga untuk peramalan gelomang digunakan rumus yang ada pada Lampiran 7. Sesuai rumus pada Lampiran 7 dan perhitungan pada Lampiran 3, didapatkan tinggi gelomang 0.55 meter dengan periode 3 detik. Gelomang dengan tinggi 0.55 m termasuk gelomang kecil yang di lautan eas hanya erupa riak-riak air. Karakteristik Gelomang Pecah Angin maksimal yang terjadi di perairan Perak seesar 20-21 knot dari arah timur, dapat menimulkan gelomang seesar 0.55 m dengan periode 3 detik. Gelomang setinggi 0.55 m serta kemiringan pantai 0.020 diketahui karakteristik gelomang pecah diperairan Perak. Karakteristik gelomang pecah di perairan Perak adalah spilling, yaitu gelomang dengan kemiringan kecil menuju ke pantai yang datar (kemiringan kecil). Ini sesuai dengan kemiringan pantai yang landai yaitu 0.020, tinggi gelomang pecah reltif kecil 0.53 m. Perairan dengan tipe gelomang pecah spilling sangat menguntungkan untuk daerah pelauhan karena sifat dari gelomang ini yang tidak merusak sehingga tidak menimulkan masalah pada angunan pantai. KESIMPULAN Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan ahwa di perairan Perak tinggi gelomang signifikan di perairan Perak Suraaya adalah 0.55 m dengan periode 3 detik. Karakteristik gelomang pecah di perairan Perak Suraaya mempunyai tinggi 0.53 m dengan kedalaman gelomang pecah 0.64 m. Penelitian mengenai karakteistik gelomang pecah di perairan Perak diharapkan dapat mengetahui agaimana menentukan tinggi dan kedalaman gelomang pecah. Perlu adanya tindak lanjut untuk menjaga laut agar tidak tercemar dan tidak terjadi peruahan garis pantai. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 1992. idrodinamika Gelomang. ITS. Suraaya CERC. 1984. Shore Protection Manual, US Army Costal Engineering. Rescarch Center. Washington. utaarat, Sahala. Stewart, M Evans. 1985. Pengantar Oceanografi. Universitas Indonesia. Jakarta. Ilahude, Adul Gani. 1999. Pengantar Oceanografi. Pusat Penelitian Dan Pengemangan Oceanologi Lemaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Triatmodjo, Bamang. 1999. Teknik Pantai. Fakultas Teknik UGM. Yogyakarta. Wiisono M.S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Penerit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. 132