BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN KINERJA

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN

LAPORAN KINERJA. (LKj) KEDEPUTIAN BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

L A P O R A N K I N E R J A

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. LKjIP BAPPEDA Tahun 2015 I / LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG KANTOR STAF PRESIDEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI KEMARITIMAN SEKRETARIAT KABINET DAN UNIT KERJA DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN

KATA PENGANTAR. Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kemen

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. B. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Sekretariat Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

PERATURAN PRESID EN REPUBLIK INDONESI A NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABIN ET DENGAN RAHM AT TUHAN YANG MAHA ES A

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 190 TAHUN 2014 TENTANG UNIT STAF KEPRESIDENAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2000 TENTANG SEKRETARIAT KABINET PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

LAPORAN KINERJA (LKj) ASISTEN DEPUTI BIDANG PELAKSANAAN DAN PELAPORAN PERSIDANGAN TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Wasit Saronto

Laporan Kinerja Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2014

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I P E N D A H U L U A N

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

LAPORAN KINERJA (LKj)

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET

February 15, 2016 BAPPEDA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL... 2 DAFTAR GAMBAR... 3 KATA PENGANTAR... 4 RINGKASAN EKSEKUTIF... 5 BAB I PENDAHULUAN...

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA BLITAR I N S P E K T O R A T Jl. Merdeka No. 105 Telp (0342)

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

PEDOMAN PENYUSUNAN PERJANJIAN KINERJA DAN PELAPORAN KINERJA DI LINGKUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM

MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

RANCANGAN PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

Transkripsi:

BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan pembangunan secara lebih menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian daya saing kompetitif perekonomian yang berlandaskan keunggulan sumber daya alam, sumber daya manusia yang berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus meningkat. Sekretariat Kabinet sebagai lembaga pemerintah yang berperan memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan, bertekad untuk mendukung pelaksanaan RPJMN tersebut dengan berupaya mewujudkan Visi Presiden RI, 7 (tujuh) misi pembangunan, dan agenda prioritas Kabinet Kerja yang dikenal dengan NAWACITA. Dalam melaksanakan perannya tersebut, Sekretariat Kabinet dituntut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif, efisien, transparan, dan akuntabel sesuai dengan prinsip-prinsip good governance sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Salah satu azas dari Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tersebut adalah azas akuntabilitas. Akuntabilitas suatu instansi pemerintah merupakan kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), akuntabilitas tersebut diwujudkan melalui penyusunan Laporan Kinerja. Sekretariat Kabinet menyusun Laporan Kinerja (LKj) sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun 2015 dalam rangka melaksanakan visi dan misi sekaligus sebagai alat kontrol/ pengendalian dan peningkatan kinerja unit-unit organisasi di lingkungan Sekretariat Kabinet serta alat untuk mendapatkan feed back atau masukan dari stakeholder dan publik guna perbaikan kinerja Sekretariat Kabinet. Laporan Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2015 1

Komitmen Sekretariat Kabinet dalam memperbaiki/meningkatkan kinerjanya tercemin dalam upaya peningkatan kualitas SAKIP di lingkungannya secara terus menerus (continuous improvement) melalui perbaikan kualitas seluruh dokumen SAKIP termasuk dokumen Laporan Kinerja, pemanfaatannya serta mengawal implementasinya sebagai bentuk manajemen kinerja. B. Organisasi Sekretariat Kabinet Pada tahun 2015, Sekretariat Kabinet mengalami reorganisasi sesuai dengan mandat baru yang dipegang oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Berdasarkan hal tersebut, maka landasan organisasi Sekretariat Kabinet mengalami perubahan dari Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 menjadi Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2015 dan begitu juga dengan peraturan pelaksanaannya dari Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012 menjadi Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2015. Hal ini berakibat adanya perubahan tugas, fungsi, maupun struktur organisasi Sekretariat Kabinet. Dalam melaksanakan peran strategisnya berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2015 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet, Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Kabinet mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, keamanan, perekonomian, pembangunan manusia, kebudayaan, dan kemaritiman; 2. Penyiapan pendapat atau pandangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang politik, hukum, keamanan, perekonomian, pembangunan manusia, kebudayaan, dan kemaritiman; 3. Pengawasan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, keamanan, perekonomian, pembangunan manusia, kebudayaan, dan kemaritiman; 4. Pemberian persetujuan kepada Menteri Sekretaris Negara atas permohonan izin prakarsa penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan atas substansi rancangan peraturan perundang-undangan; Laporan Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2015 2

5. Penyiapan, pengadministrasian, penyelenggaraan dan pengelolaan sidang kabinet, rapat atau pertemuan yang dipimpin dan/atau dihadiri oleh Presiden/dan atau Wakil Presiden, penyiapan naskah bagi Presiden dan/atau Wakil Presiden, pelaksanaan penerjemahan dan pembinaan jabatan fungsional penerjemah, serta penyelenggaraan hubungan kemasyarakatan dan keprotokolan; 6. Pemberian dukungan teknis dan administrasi pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dalam dan dari jabatan atau pangkat aparatur sipil negara di lingkungan Sekretariat Kabinet; 7. Pemberian dukungan pelayanan dan administrasi perencanaan, keuangan, dan pengelolaan barang milik negara yang menjadi tanggung jawab Sekretariat Kabinet, fasilitasi pendidikan dan pelatihan, penyediaan sarana dan prasarana, serta pelayanan dan administrasi lainnya di lingkungan Sekretariat Kabinet; 8. Pengumpulan, pengolahan, dan pemberian dukungan data dan informasi dalam rangka pengambilan kebijakan dan pengelolaan operasional kabinet, serta penyediaan sarana dan prasarana pengembangan teknologi informasi di lingkungan Sekretariat Kabinet; 9. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat Kabinet; dan 10. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden. Dalam menjalankan tugas dan fungsi Sekretariat Kabinet, Sekretaris Kabinet dibantu oleh Wakil Sekretaris Kabinet, 6 (enam) Deputi, 4 (empat) Staf Ahli (terisi 3 Staf Ahli), 24 (dua empat) Asisten Deputi/Biro, 1 (satu) Inspektorat, dan 1 (satu) Pusat Data dan Informasi (Pusdatin). Pembidangan Deputi didasarkan pada nomenklatur kementerian koordinator pada Kabinet Kerja dan bidang layanan yang diberikan kepada stakeholders Sekretariat Kabinet. Selain unsur-unsur organik Sekretariat Kabinet sebagaimana telah dijelaskan di atas, terdapat 3 (tiga) Staf Khusus Sekretaris Kabinet yang bertanggung jawab kepada Sekretaris Kabinet serta bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada Sekretaris Kabinet sesuai penugasan Sekretaris Kabinet dan bukan merupakan bidang tugas unsur-unsur organisasi Sekretariat Kabinet. Selain itu, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2012 tentang Utusan Khusus Presiden, Staf Khusus Presiden dan Staf Khusus Wakil Presiden, terdapat unit organisasi yang penganggaran dan laporan pelaksanaan tugasnya dikoordinasikan oleh Sekretaris Kabinet yaitu Staf Khusus Presiden (SKP), Staf Khusus Wakil Presiden (SKWP), dan Utusan Khusus Presiden (UKP). Laporan Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2015 3

Bagan struktur organisasi Sekretariat Kabinet dapat dilihat pada Lampiran 2 laporan ini. Guna menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, Sekretariat Kabinet didukung oleh 505 orang pegawai yang terdiri dari 434 orang pegawai organik, 24 orang perbantuan sipil, 12 orang perbantuan TNI/POLRI, dan 35 orang perbantuan non sipil. Gambaran lengkap kekuatan SDM Sekretariat Kabinet dapat dilihat pada Lampiran 3 laporan ini. C. Gambaran Aspek Strategis Sekretariat Kabinet dan Permasalahan Utama (Strategic Issued) yang Sedang Dihadapi Sekretariat Kabinet Sekretariat Kabinet mempunyai peran strategis yaitu sebagai Pengelola Manajemen Kabinet. Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2015 tentang Sekretariat Kabinet, peran yang dijalankan oleh Sekretariat Kabinet adalah memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan. Keberhasilan dalam menjalankan peran tersebut ditunjang oleh adanya kemudahan akses yang dimiliki oleh setiap unsur pada Sekretariat Kabinet dalam memberikan dukungan dan layanan yang terbaik bagi Presiden. Kemudahan akses menjadi salah satu kunci strategis bagi Sekretariat Kabinet untuk melaksanakan Sidang Kabinet dan Rapat Sekretariat Kabinet berperan penting sebagai pengelola manajemen kabinet dan peran penting tersebut ditunjang dengan kemudahan akses untuk memberikan dukungan dan layanan terbaik bagi Presiden Kabinet Terbatas yang menjadi agenda Presiden. Kedudukan Sekretariat Kabinet yang memiliki kemudahan akses sangat penting karena Sidang Kabinet dan Rapat Kabinet Terbatas dapat dilaksanakan sewaktu-waktu di lokasi-lokasi yang tidak menentu. Kemudahan akses juga menjadi kunci strategis bagi informasi penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan oleh Sekretariat Kabinet yang disampaikan dalam website Sekretariat Kabinet. Dalam kondisi hiruk-pikuk media yang seringkali memojokkan Presiden, Sekretariat Kabinet mampu memberikan informasi yang netral dan berimbang. Selain memiliki kemudahan akses, Sekretariat Kabinet berada dalam posisi yang netral dan terbebas dari ego sektoral. Posisi tersebut menjadi penting mengingat Sekretariat Kabinet tidak melaksanakan program-program yang dilakukan oleh Kementerian/Lembaga dan atau Pemerintah Daerah, sehingga Sekretariat Kabinet tidak mempunyai kepentingan sektoral. Sekretariat Kabinet Laporan Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2015 4

mampu memberikan pandangan atau pemikiran yang tidak berpihak kepada sektor manapun secara berimbang. Kemampuan tersebut tidak dimiliki oleh institusi lain, karena pada umumnya Kementerian/Lembaga dan atau Pemerintah Daerah akan membela kepentingannya masing-masing. Presiden sebagai Kepala Pemerintahan membutuhkan unit kerja manajemen kepresidenan yang dapat mengelola, mengendalikan, dan memastikan tercapainya tujuan kebijakan dan program pemerintah. Oleh karena itu, dalam sistem pemerintahan presidensial modern, Sekretariat Kabinet sudah sewajarnya ditempatkan sebagai pembantu Kepala Pemerintahan yang memiliki peran strategis sebagai instrumen manajemen kepresidenan dalam pengelolaan kabinet dan pemerintahan. Sekretariat Kabinet berperan untuk memastikan kebijakan, arahan, keputusan, dan instruksi Presiden dilaksanakan dengan baik oleh para anggota kabinetnya, terutama kebijakan dan program yang menjadi perhatian Presiden. Dalam menjalankan peran sebagai pengelola manajemen kabinet, Sekretariat Kabinet terlibat aktif dalam keseluruhan siklus manajemen kebijakan, dari proses formulasi (ex-ante policy making), implementasi, evaluasi, sampai dengan reformulasi/terminasi kebijakan (ex-post policy making). Dukungan pada fungsi perencanaan atau proses formulasi kebijakan dan program dilakukan Sekretariat Kabinet melalui mekanisme pembahasan rencana kebijakan dan program dalam sidang kabinet dan pertemuan lainnya yang dipimpin Presiden. Dalam hal ini, Sekretariat Kabinet bukan hanya memastikan penyelenggaraan sidang kabinet berjalan lancar melainkan juga melaksanakan tugas untuk merumuskan dan mengusulkan agenda sidang atau rapat yang dihadiri Presiden dan Wakil Presiden serta dapat mengantisipasi penyiapan data dukung, bahan, dan pokok-pokok pembahasan pelaksanaan sidang kabinet, rapat kabinet terbatas, dan pertemuan yang dihadiri oleh Sekretariat Kabinet diharapkan dapat melakukan debottlenecking dan debirokratisasi atas permasalahan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah Presiden dan Wakil Presiden pada waktu dan tempat di luar yang diagendakan. Selain itu, Sekretariat Kabinet diharapkan dapat mengawal perencanaan dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah tersebut melalui pemberian izin prakarsa dan kajian substansi atas usulan atau rancangan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini, Sekretariat Kabinet diharapkan dapat melakukan debottlenecking dan debirokratisasi atas permasalahan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah. Laporan Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2015 5

Dalam pelaksanaan pengorganisasian kabinet, Sekretariat Kabinet harus mengomunikasikan dengan jelas dan rinci arahan Presiden berikut landasan kebijakan dan permasalahan yang melatarbelakanginya baik secara tertulis maupun lisan/pertemuan sehingga dapat menjadi acuan untuk merumuskan kebijakan dan program yang diperlukan dengan tepat. Pada pelaksanaan koordinasi kebijakan, Sekretariat Kabinet mengupayakan agar perumusan kebijakan dan program pemerintah disusun dengan melibatkan stakeholders terkait untuk memastikan bahwa rumusan kebijakan tersebut memenuhi tujuh asas perumusan kebijakan dan program, yaitu: kejelasan tujuan, kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat, kesesuaian antara jenis, hirarki, dan materi muatan, dapat dilaksanakan; kedayagunaan dan kehasilgunaan, kejelasan rumusan, dan keterbukaan. Sekretariat Kabinet juga melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah yang telah ditetapkan dapat terselenggara dengan baik. Sekretariat Kabinet juga mengevaluasi implementasi kebijakan dan program pemerintah tersebut, sebagai bagian dalam memberikan dukungan kepada Presiden, yaitu rekomendasi kebijakan kepada Presiden terutama berbentuk arahan presiden mengenai perlu tidaknya perbaikan terhadap kebijakan dan program yang ada. Dalam melaksanakan fungsinya untuk memberikan rekomendasi kebijakan, posisi Sekretariat Kabinet yang netral dapat memberikan rekomendasi kebijakan yang lebih berimbang di bidang politik, hukum, keamanan, perekonomian, pembangunan manusia, kebudayaan, dan kemaritiman kepada Presiden. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan bisa memberikan alternatif solusi bagi permasalahan yang sedang terjadi dalam pemerintahan, baik di Pusat maupun di Daerah, serta yang berasal dari laporan masyarakat. Dengan kata lain, pelaksanaan fungsi monitoring, evaluasi, dan koordinasi kebijakan Sekretariat Kabinet tidak tumpang tindih dengan fungsi yang dilakukan oleh instansi lain. Hasil analisis dan rekomendasi kebijakan yang bersifat second opinion dapat dijadikan sebagai masukan kepada Presiden dan/atau instansi pemerintah lainnya. Selain itu, hasil analisis dan rekomendasi kebijakan dapat memperkuat, melengkapi, memperjelas, mempertajam, dan juga bisa mengoreksi hasil analisis dan rekomendasi kebijakan yang dibuat oleh instansi lain. Hal yang tidak kalah penting adalah bahwa dalam hal penyiapan administrasi pemberhentian dan pengangkatan jabatan pimpinan tinggi utama, Sekretariat Kabinet turut berperan dalam pemberian penilaian selaku Sekretaris Tim Penilai Akhir (TPA) dan pemberian masukan kepada Presiden untuk penetapan pengangkatan jabatan pimpinan tinggi utama dimaksud. Laporan Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2015 6

Berdasarkan hal-hal strategis yang dimiliki Sekretariat Kabinet tersebut, Sekretariat Kabinet terus berupaya mewujudkan birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif, dan efisien serta memiliki pelayanan publik yang berkualitas. Oleh karena itu, Sekretariat Kabinet berupaya melakukan berbagai macam program perubahan seperti penyempurnaan Sistem IT, penyempurnaan sistem dan prosedur kerja, cascading dan penetapan target kinerja organisasi sampai dengan level individu, serta penyempurnaan program capacity building yang dapat menunjang pelaksanaan tugas substansi kebijakan dan manajemen kabinet, dengan berpedoman pada beberapa prinsip/standar kerja zero mistake, aman, akuntabel, keseimbangan antara keterbukaan informasi publik dan kerahasiaan negara, serta efektif dan efisien. Hal tersebut merupakan suatu keniscayaan yang dapat diwujudkan mengingat Sekretariat Kabinet telah berkembang menjadi suatu organisasi profesional dan handal yang memiliki kekuatan antara lain: 1. Peran strategis dalam manajemen kabinet; 2. Komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh staf dalam pengelolaan manajemen kabinet. Meskipun mempunyai posisi yang strategis, Sekretariat Kabinet dalam kedudukannya sebagai pengelola manajemen kabinet sering menghadapi isu-isu strategis terkait perumusan dan permasalahan program dan kebijakan pemerintah, terutama dalam upaya debottlenecking dan debirokratisasi. Selain itu, dalam menjalankan tugas dan fungsinya Sekretariat Kabinet diharuskan menjalin networking dan koordinasi dengan kementerian/lembaga/instansi pemerintah terkait, pihak swasta, dan organisasi kemasyarakatan lainnya secara intensif. Namun, dalama pelaksanaannya seringkali Sekretariat Kabinet harus menghadapi permasalahan networking dan koordinasi yang tercermin dari dinamika respon yang berbeda untuk beberapa stakeholder tertentu. Permasalahan-permasalahan tersebut mendorong Sekretariat Kabinet untuk terus berupaya mengambil langkah-langkah strategis dan antisipatif guna menghasilkan solusi terbaik untuk perbaikan organisasi organisasi dan kinerjanya. D. Sistematika Laporan Sistematika Laporan Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2015 berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Laporan Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2015 7

Pemerintah. Gambaran tentang sistematika laporan tersebut adalah sebagai berikut: Bab I Bab II Bab III Bab IV Pendahuluan Menjelaskan secara ringkas latar belakang penyusunan Laporan Kinerja tahun 2015, gambaran organisasi Sekretariat Kabinet yang mencakup kedudukan, tugas, fungsi dan struktur organisasi Sekretariat Kabinet serta gambaran aspek strategis Sekretariat Kabinet dan permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi Sekretariat Kabinet. Perencanaan Kinerja Menjelaskan secara ringkas rencana strategis Sekretariat Kabinet serta ikhtisar Penetapan Kinerja (PK) dan ikhtisar Indikator Kinerja Utama (IKU) Sekretariat Kabinet Tahun 2015 yang menjadi dasar pengukuran kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2015. Akuntabilitas Kinerja Menjelaskan analisis pencapaian kinerja Sekretariat Kabinet untuk setiap sasaran strategis (terutama capaian IKU) sesuai dengan hasil pengukuran kinerja dan pertanggungjawaban keuangan atau anggarannya (akuntabilitas keuangan) serta reviu implementasi atau pelaksanaan SAKIP di Sekretariat Kabinet. Penutup Menjelaskan simpulan umum atas capaian kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 dan menguraikan upaya perbaikan yang telah dilakukan Sekretariat Kabinet serta rencana tindak lanjut yang akan dilakukan guna meningkatkan kualitas pelaksanaan SAKIP di Sekretariat Kabinet dan peningkatan kinerja di masa mendatang. Laporan Kinerja Sekretariat Kabinet Tahun 2015 8