ABSTRACT PREDICTION EROSION, LAND CAPABILITY CLASSIFICATION AND PROPOSED LAND USE IN BATURITI DISTRICT, TABANAN REGENCY, BALI PROVINCE.

dokumen-dokumen yang mirip
PREDIKSI EROSI, KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN DAN ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI

PREDIKSI EROSI, KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN DAN ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI

ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN PERENCANAAN KONSERVASI TANAH DAN AIR DI DAS YEH EMPAS, TABANAN, BALI

KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN PANGAN (UBI KAYU) DI KEBUN PERCOBAAN USU KWALA BEKALA

KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN AGROFORESTRY DI SUB DAS LAU BIANG (KAWASAN HULU DAS WAMPU)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) TANAH ANDEPTS PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN KACANG TANAH DI KEBUN PERCOBAAN KWALA BEKALA USU

Pendugaan Erosi Aktual Berdasarkan Metode USLE Melalui Pendekatan Vegetasi, Kemiringan Lereng dan Erodibilitas di Hulu Sub DAS Padang

PENENTUAN TINGKAT KEKRITISAN LAHAN DENGAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM DI SUB DAS AEK RAISAN DAN SUB DAS SIPANSIHAPORAS DAS BATANG TORU

PENDUGAAN EROSI TANAH DIEMPAT KECAMATAN KABUPATEN SIMALUNGUN BERDASARKAN METODE ULSE

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Evaluasi Penyimpangan Penggunaan Lahan Berdasarkan Peta Arahan Pemanfaatan Lahan di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali

PENENTUAN INDEKS EROSI DAN POTENSI BAHAYA LONGSOR DI SUB DAS KALIPUTIH JEMBER

MENENTUKAN LAJU EROSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di DAS Hulu Mikro Sumber Brantas, terletak di Desa

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

PENENTUAN NILAI FAKTOR TANAMAN KACANG PANJANG DAN MENTIMUN DENGAN METODE PETAK KECIL DAN USLE PADA TANAH ANDEPTS DI KEBUN KWALA BEKALA USU

PRAKTIKUM RSDAL VI PREDIKSI EROSI DENGAN METODE USLE DAN UPAYA PENGENDALIANNYA

PREDIKSI TINGKAT BAHAYA EROSI DENGAN METODE USLE DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI DESA BALIAN KECAMATAN MESUJI RAYA KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR SKRIPSI

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN 1.

STUDI IDENTIFIKASI PENGELOLAAN LAHAN BERDASAR TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) (Studi Kasus Di Sub Das Sani, Das Juwana, Jawa Tengah)

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xiii

EVALUASI TINGKAT EROSI TANAH KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL

Erosi. Rekayasa Hidrologi

SKRIPSI PEMETAAN STATUS KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA DI BAGIAN TIMUR KABUPATEN NATUNA. Oleh : MUH KHOIRUL ANWAR H

Prosiding Seminar Nasional INACID Mei 2014, Palembang Sumatera Selatan

PENDUGAAN TINGKAT BAHAYA EROSI PADA LAHAN TANAMAN KOPI (Coffea Sp.) DI BEBERAPA KECAMATAN DI KABUPATEN DAIRI SKRIPSI. Oleh:

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Karakter Daerah Tangkapan Air Merden

PEMETAAN TINGKAT BAHAYA EROSI DENGAN METODE USLE (UNIVERSAL SOIL LOSS EQUATION) BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI PULAU SAMOSIR

Dwi Priyo Ariyanto i dan Hery Widijanto

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TELAGAWAJA PROVINSI BALI

METODOLOGI PENELITIAN

TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) PADA HUTAN DAN LAHAN KAKAO DI DESA SEJAHTERA, KECAMATAN PALOLO, KABUPATEN SIGI

Kemampuan hujan dengan energi kinetiknya untuk menimbulkan erosi pada suatu bidang lahan dalam waktu tertentu (Intensitas Hujan = EI30

MENENTUKAN PUNCAK EROSI POTENSIAL YANG TERJADI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LOLI TASIBURI DENGAN MENGGUNAKAN METODE USLEa

EVALUASI TINGKAT EROSI TANAH DI KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN KENDAL. Evaluation of The Level Of Soil Erosion Sukorejo in District Of Kendal

ANALISA DAN PENGENDALIAN EROSI PERMUKAAN PADA SUB DAS BATANG ANGKOLA DI TAPANULI SELATAN TESIS. Oleh DARWIN RANGKUTI /PSL

ANALISIS SPASIAL BESARAN TINGKAT EROSI PADA TIAP SATUAN LAHAN DI SUB DAS BATANG KANDIS

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN UNTUK TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica) SKRIPSI OLEH :

Pemetaan Tingkat Bahaya Erosi Sub DAS Petani Sumatera Utara. Mapping Erosion Level in Petani SubWatershed North Sumatera

KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN DENGAN FUNGSI KAWASAN DAN

KAJIAN EROSI TANAH DENGAN PENDEKATAN WISCHMEIER PADA DAS KALIMEJA SUBAIM KECAMATAN WASILE TIMUR KABUPATEN HALMAHERA TIMUR

Yeza Febriani ABSTRACT. Keywords : Erosion prediction, USLE method, Prone Land Movement.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN KEMAMPUAN LAHAN UNTUK MENYUSUN ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN PADA SUB DAS GUNGGUNG SKRIPSI

ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TELAGAWAJA PROVINSI BALI

III. METODE PENELITIAN

Evaluasi Kemampuan Lahan Desa Sihiong, Sinar Sabungan Dan Lumban Lobu Kabupaten Toba Samosir ABSTRACT

ABSTRACT. Keywords: land degradation, tobacco, income, erosion, agro-technology, slit pit

KAJIAN HUBUNGAN KEMIRINGAN LERENG DENGAN BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...ii UCAPAN TERIMAKASIH...iii DAFTAR ISI...iv. DAFTAR TABEL...vii DAFTAR GAMBAR...ix

KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI DI SUB-DAS TEWEH, DAS BARITO PROPINSI KALIMANTAN TENGAH

PEMETAAN TINGKAT BAHAYA EROSI BERBASIS LAND USE DAN LAND SLOPE DI SUB DAS KRUENG SIMPO

V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG


POTENSI DAS DELI DALAM MENDUKUNG PERTANIAN BERKELANJUTAN BERDASARKAN EVALUASI KEMAMPUAN PENGGUNAAN LAHAN ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)

Jurnal Geodesi Undip Oktober 2014

PENDUGAAN KEHILANGAN TANAH DAN SEDIMEN AKIBAT EROSI MENGGUNAKAN MODEL "ANSWERS" DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CILIWUNG HULU, KATULAMPA.

Rd. Indah Nirtha NNPS. Program Studi Teknik Lingkungn Fakultas Teknis Universitas Lambung Mangkurat

ANALISIS TINGKAT BAHAYA LONGSOR DI DAS WALIKAN KABUPATEN KARANGANYAR DAN WONOGIRI TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal-hal lain yang hasilnya dipaparkan dalam

Prediksi Erosi dan Perencanaan Konservasi Tanah dan Air pada Daerah Aliran Sungai Saba

PREDIKSI EROSI MENGGUNAKAN METODE USLE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WADUK MALAHAYU KECAMATAN BANJARHARJO KABUPATEN BREBES PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai merupakan suatu sistem alam yang menjadi

Ummi Kalsum 1, Yuswar Yunus 1, T. Ferijal 1* 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala PENDAHULUAN

AGROFORESTRY DALAM UPAYA KOSERVASI TANAH B Y : Y A Y A T H I D A Y A T

PREDIKSI TINGKAT BAHAYA EROSI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI DAERAH TANGKAPAN AIR DANAU WISATA BANDAR KAYANGAN

PEMETAAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN AGROFORESTRY DI SUB DAS LAU SIMBELIN DAS ALAS KABUPATEN DAIRI

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. V, No. 2 : (1999)

PREDIKSI EROSI DAN SEDIMENTASI DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDUANG KABUPATEN WONOGIRI

PENATAAN LANSKAP UNTUK MENGURANGI LAJU EROSI LAHAN TEMBAKAU DI KAWASAN TIMUR LERENG GUNUNG SINDORO TEMANGGUNG

PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT LIMPASAN PADA SUB DAS SEPAUK KABUPATEN SINTANG KALIMANTAN BARAT

KAJIAN JENIS TANAH TERHADAP TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PATIKRAJA DENGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam

6/14/2013 .PENDAHULUAN KANDUNGAN HARA DAN TINGKAT EROSI PADA LAHAN MIRING BERSOLUM DANGKAL METODE

TINJAUAN PUSTAKA. unsur-unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta

METODE PENELITIAN. Sampel tanah untuk analisis laboratorium yaitu meliputi sampel tanah terusik dan sampel tanah tidak terusik. 2.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode MUSLE

Pengaruh Intensitas Curah Hujan dan Kemiringan Lereng Terhadap Erosi yang Berpotensi Longsor

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK SEBAGAI PENGENDALI EROSI DI SUB DAS CIBOJONG KABUPATEN SERANG, BANTEN. Oleh: FANNY IRFANI WULANDARI F

BAB III DESKRIPSI TPLA DAN METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3. No.4, September (516) :

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK PADI DI KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

PENATAAN RUANG KAWASAN SUMBER AIR JERUK DAN MARON KABUPATEN MALANG

PENDUGAAN EROSI DENGAN METODE USLE (Universal Soil Loss Equation) DI SITU BOJONGSARI, DEPOK

EI 30 = 6,119 R 1,21 D -0,47 M 0,53 Tabel IV.1 Nilai Indeks Erosivitas Hujan (R)

STUDI PENENTUAN KINERJA PENGELOLAAN DAS DI SUB DAS KONTO HULU

IDENTIFIKASI IKLIM, TANAH DAN IRIGASI PADA LAHAN POTENSIAL PERTANIAN DI KABUPATEN LANGKAT

III. METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODEL PREDIKSI EROSI LAHAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFI UNTUK KEJADIAN HUJAN TUNGGAL

Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.I No. 2 Th. 2013

PREDIKSI EROSI PADA BEBERAPA PENGGUNAAN LAHAN DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Data. B. Data Hujan

Transkripsi:

ABSTRACT PREDICTION EROSION, LAND CAPABILITY CLASSIFICATION AND PROPOSED LAND USE IN BATURITI DISTRICT, TABANAN REGENCY, BALI PROVINCE. Land resource damage caused by the land conversion and land use without regard to principles of conservation of soil and water. The damage resulted in the erosion is very high. Changes in land use without regard to principles of conservation of soil and water is currently happening in Baturiti District. Given this research can determine the level of erosion, soil and water conservation planning, land capability classification and proposed land use in Baturiti District. Erosion prediction using USLE (Universal Soil Loss Equation) to estimate the rate of erosion and also to get an idea the determination of soil and water conservation measures appropriate to the region. Determination of the land capability classification method Arsyad (1989) is by classifying land capability to classify land capability class based on the value of the limiting factor of land that is adjusted with land capability classification criteria. Determining of the proposed land use using the scoring method by combining the slope factor of the field, the soil sensitivity of the against erosion and the intensity of daily rainfall. Soil sampling is done by taking a total of 19 soil samples from a unit of land. The prediction results on each unit of land erosion in the area showed the level of erosion is very light covering an area of 11,70 ha (0,14%), mild erosion area of 5.221,56 ha (64,20%), erosion was an area of 88,10 ha (1,08 %), severe erosion area of 616.20 ha (7,58%) and very severe erosion area of 2.195,39 ha (27,00%). Soil and water conservation measures required on land units with erosion prediction value exceeds the value erosion that can be tolerated so that the value could be below the value erosion erosion can be tolerated. Capability classification of the land in the study area consists of land capability class II with an area of 1489,39 ha (18,32%), class III area of 827,39 ha (9,95%), class IV with an area of 830.15 ha (10, 21%), class VI area of 1.373,79 ha (16.89%), class VII covering 1.453,92 ha (16,89%), class VIII covering an area of 2.176,31 ha (26,76%). Tutorial use of land for the forest department is directed to the protected forest area covering an area of 2.458,00 ha (30,22%). Tutorial use of land outside the forest area to protected area 1079.81 ha (13,27%), a buffer zone covering an area of 1.662,31 ha (20,44%), annual crop cultivation area covering an area of 844.86 ha (10.39%) and seasonal crops cultivation area covering an area of 2.087,97 ha (25,68%). Keyword: erosion, land capability classification, proposed land use. i

ABSTRAK PREDIKSI EROSI, KLASIFIKASI KEMAMPUAN LAHAN DAN ARAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI KECAMATAN BATURITI, KABUPATEN TABANAN, PROVINSI BALI. Terjadinya kerusakan sumber daya lahan diakibatkan oleh adanya alih fungsi lahan dan penggunaan lahan tanpa memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air. Kerusakan tersebut mengakibatkan terjadinya erosi yang sangat tinggi. Perubahan penggunaan lahan tanpa memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air saat ini terjadi di Kecamatan Baturiti. Dengan adanya penelitian ini dapat diketahui tingkat erosi, perencanaan konservasi tanah dan air, klasifikasi kemampuan lahan dan arahan penggunaan lahan di Kecamatan Baturiti. Prediksi erosi menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) untuk memperkirakan laju erosi yang terjadi dan juga untuk memperoleh gambaran dalam penentuan tindakan konservasi tanah dan air yang tepat pada suatu wilayah. Penentuan klasifikasi kemampuan lahan menggunakan metode Arsyad (1989) yaitu dengan mengklasifikasikan kemampuan lahan dengan menggolongkan kelas kemampuan lahan berdasarkan nilai dari faktor pembatas lahan yang selanjutnya disesuaikan dengan kriteria klasifikasi kemampuan lahan. Penentuan arahan penggunaan lahan menggunakan metode skoring dengan menggabungkan faktor lereng lapangan, kepekaan tanah terhadap erosi dan intensitas curah hujan harian. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan mengambil sebanyak 19 sampel tanah dari satuan unit lahan. Hasil prediksi erosi pada setiap unit lahan di wilayah penelitian menunjukkan tingkat erosi sangat ringan seluas 11,70 ha (0,14 %), erosi ringan seluas 5.221,56 ha (64,20%), erosi sedang seluas 88,10 ha (1.08%), erosi berat seluas 616,20 ha (7,58%) dan erosi sangat berat seluas 2.195,39 ha (27,00%).Tindakan konservasi tanah dan air diperlukan pada unit lahan dengan nilai prediksi erosi melebihi nilai erosi yang dapat ditoleransikan sehingga nilai erosi bisa di bawah nilai erosi yang dapat ditoleransikan. Klasifikasi kemampuan lahan di wilayah penelitian terdiri dari kemampuan lahan kelas II dengan luas 1.489,39 ha (18,32%), kelas III seluas 827,39 ha (9,95%), kelas IV dengan luas 830,15 ha (10,21%), kelas VI seluas 1.373,79 ha (16,89 %), kelas VII seluas 1.453,92 ha (16,89 %), dan kelas VIII seluas 2.176,31 ha (26,76 %). Arahan penggunaan lahan untuk kawasan dalam hutan diarahkan untuk kawasan hutan lindung seluas 2.458,00 ha (30,22%). Arahan penggunaan lahan di luar kawasan hutan untuk kawasan lindung seluas 1.079,81 ha (13,27%), kawasan penyangga seluas 1.662,31 ha (20,44 %), kawasan budidaya tanaman tahunan seluas 844,86 ha (10,39 %) dan kawasan budidaya tanaman semusim seluas 2.087,97 ha (25,68 %). Kata kunci : erosi, klasifikasi kemampuan lahan, arahan penggunaan lahan. ii

RINGKASAN I Wayan Suarsana. Prediksi Erosi, Klasifikasi Kemampuan Lahan dan Arahan Penggunaan Lahan Di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. I Nyoman Merit, M. Agr dan Prof. Dr. Ir. I Wayan Sandi Adnyana, M.S. Kecamatan Baturiti mengalami perkembangan jumlah penduduk yang mengakibatkan adanya alih fungsi lahan, dimana sebagian besar penggunaan lahan digunakan untuk pertanian. Adanya alih fungsi lahan akan dapat merusak lahan yang ada karena tidak sesuai dengan peruntukannya dan diperparah oleh tingginya inensitas curah hujan dan kemiringan lereng yang terjal sehingga dapat mengakibatkan erosi. Oleh sebab itu diperlukan tindakan konservasi tanah dan air akibat adanya alih fungsi lahan, tingginya intensitas curah hujan dan kemiringan lereng yang terjal. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi nilai erosi yang terjadi, merencanakan tindakan konservasi tanah dan air jika nilai prediksi erosi melampaui nilai erosi yang dapat ditoleransikan. Selain itu juga untuk mengklasifikasikan kemampuan lahan dan menentukan arahan penggunaan lahan yang tepat pada lahan agar besarnya nilai erosi dapat diminimalisir. Prediksi erosi menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation). Penentuan klasifikasi kemampuan lahan menggunakan metode Arsyad (1989) yaitu dengan memperhitungkan nilai faktor pembatas lahan berupa faktor pembatas kemiringan lereng, kepekaan erosi, tingkat erosi, drainase, tekstur, permeabilitas, batuan dan ancaman banjir yang disesuaikan dengan kriteria klasifikasi kemampuan lahan. Penentuan arahan penggunaan lahan menggunakan metode skoring dengan menggabungkan faktor lereng lapangan, kepekaan tanah terhadap erosi dan intensitas curah hujan harian. Sampel tanah yang diambil sebanyak 19 sampel, yang diambil berdasarkan satuan yang telah ditentukan. Penentuan unit lahan ditentukan dengan cara menumpangtindihkan peta jenis tanah, penggunaan lahan dan kemiringan lereng. Data - data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan adalah sifat sifat fisik tanah yang terdiri dari struktur, tekstur, permeabilitas, bahan organik, dan berat volume tanah. Parameter tersebut dianalisis di Laboratorium Tanah Universitas Udayana. Untuk parameter yang diamati dan diukur di lapangan meliputi panjang dan kemiringan lereng, kedalaman efektif tanah, jenis tanaman dan tindakan konservasi tanah yang ada di lapangan. Data sekunder yang diambil adalah data curah hujan rata rata bulanan, jumlah hari hujan rata - rata bulanan dan rata rata curah hujan maksimum 24 jam yang diperoleh dari stasiun pencatat curah hujan Kecamatan Baturiti dan stasiun pencatat curah hujan Candikuning. Peta jenis tanah, kemiringan lereng dan penggunaan lahan diperoleh dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Tabanan. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu untuk nilai erosivitas hujan (R) rata rata selama satu tahun adalah 3.016,86. Nilai erodibilitas tanah ( K ) berkisar antara iii

0,19 sampai 0,64. Nilai panjang dan kemiringan lereng (LS) berkisar antara 0,35 sampai 23,00. Selanjutnya nilai pengelolaan tanaman dan tindakan konservasi tanah (CP) yaitu sebesar 0,001 sampai 0,3. Nilai prediksi erosi di Kecamatan Baturiti berkisar antara 0,18 ton/ha/tahun sampai 2.614,94 ton/ha/tahun, dengan kriteria sangat ringan sampai sangat berat. Erosi sangat ringan (6,16 ton/ha/tahun) terjadi pada unit lahan 3 dengan penggunaan lahan berupa hutan. Erosi ringan (0,18 sampai 15,96 ton/ha/tahun) terjadi pada unit lahan 1, 2, 13, 14, 16, 17, 18, dan 19 dengan penggunaan lahan berupa hutan dan sawah. Erosi sedang (23,11 ton/ha/tahun) terjadi pada unit lahan 12 dengan penggunaan lahan berupa sawah. Erosi berat (23,76 sampai 154,46 ton/ha/tahun) terjadi pada unit 8, 11, dan 15 dengan penggunaan lahan berupa kebun campuran dan sawah. Erosi sangat berat (316,65 sampai 2.616,94 ton/ha/tahun) terjadi pada unit lahan 4, 5, 6, 7, 9, dan 10 dengan penggunaan lahan berupa kebun campuran. Nilai erosi yang dapat ditoleransikan (T) berkisar antara 19,86 sampai 50,53 ton/ha/tahun. Nilai prediksi erosi yang melampaui nilai erosi yang dapat ditoleransikan berada pada unit lahan 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12 dan 15 sehingga pada unit lahan tersebut harus dilakukan tindakan konservasi tanah dan air. Tindakan tersebut dilakukan agar nilai prediksi erosi yang terjadi bisa sama atau lebih kecil dari nilai erosi yang dapat ditoleransikan yaitu dengan cara penanaman tanaman dengan kerapatan tinggi, penanaman menurut kontur, teras bangku kontruksi baik dan penggunaan mulsa sisa tanaman. Hasil analisis klasifikasi kemampuan lahan di Kecamatan Baturiti menunjukkan bahwa kemampuan lahan di Kecamatan Baturiti terdiri dari kelas II, III, IV, VI, VII dan VIII dengan faktor pembatas berupa kepekaan erosi, ancaman erosi, tekstur tanah, drainase dan Kemiringan lereng. Kemampuan lahan kelas IIe dengan luas 413,30 ha (5,09 %), kelas IIs terdapat pada unit lahan 11 dengan luas 98,78 ha (1,21%) dan kelas IIew dengan luas 977 ha (12,02 %). Kemampuan lahan kelas IIIe terdapat pada unit lahan 10 dengan luas 184,83 ha (2,27%) dan kelas IIIew terdapat pada unit lahan 18 dengan luas 624,56 ha (7,68%). Kemampuan lahan kelas IVe terdapat pada unit lahan 7, 9, dan 17 seluas 830,15 ha (10,21%). Kemampuan lahan kelas VIe terdapat pada unit lahan 3, 6, 13 dan 16 seluas 1.373,79 ha (16,89 %). Kemampuan lahan kelas VIIe pada unit lahan 2, 5, 12, dan 15 seluas 1.453,92 ha (16,89 %). Kemampuan lahan kelas VIIIe yaitu terdapat pada unit lahan 1 dan 4 seluas 2.176,31 ha (26,76 %). Hasil analisis arahan penggunaan lahan di Kecamatan Baturiti yaitu untuk dalam kawasan hutan diarahkan untuk kawasan lindung yaitu unit lahan 1, 2 dan 3 yang tersebar di wilayah Desa Candikuning, Bangli, Angseri, Batunya dan Antapan. Untuk kawasan di luar hutan pada unit lahan 4, 5 dan 12 diarahkan untuk kawasan lindung yang tersebar di wilayah Desa Bangli, Candikuning, Baturiti, Batunya dan Antapan. Arahan penggunaan lahan untuk kawaan penyangga terdiri dari unit lahan 6, 7, 13, 15 dan 16 tersebar di wilayah Desa Bangli, Candikuning, Baturiti, Batunya dan Antapan. Arahan penggunaan lahan berupa kawasan budidaya tanaman tahunan yaitu pada unit lahan 8, 9, 10 dan 11 yang tersebar di wilayah Desa Candikuning, Angseri, Apuan, Antapan, Mekarsari dan Perean, sedangkan arahan penggunaan lahan berupa kawasan iv

budidaya tanaman semusim yaitu pada unit lahan 14, 17, 18 dan 19 tersebar di wilayah desa Batunya, Baturiti, Apuan, Mekarsari dan Luwus. v

DAFTAR ISI Sampul Dalam... i Prasyarat Gelar... ii Lembar Persetujuan Pembimbing... iii Penetapan Panitia Penguji... iv Surat Pernyataan Bebas Plagiat... v Ucapan Terima kasih... vi Abstract... viii Abstrak... ix Ringkasan... x Daftar Isi... xiii Daftar Tabel... xv Daftar Gambar... xvii Daftar Lampiran... xviii BAB I Pendahuluan... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan Penelitian... 4 1.4. Manfaat Penelitian... 4 BAB II Tinjauan Pustaka... 6 2.1. Prediksi Erosi..... 6 2.2. Perencanaan Konservasi Tanah dan Air... 18 2.3. Klasifikasi Kemampuan Lahan... 22 2.4. Arahan Penggunaan Lahan... 24 BAB III Kerangaka Berpikir dan Konsep Penelitian... 29 3.1. Kerangaka Berpikir... 29 3.2. Konsep Penelitian... 31 BAB IV Metode Penelitian... 34 4.1. Rancangan Penelitian... 34 vi

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 34 4.3. Sumber Data... 35 4.4. Bahan dan Instrumen Penelitian... 36 4.5. Prosedur Penelitian... 37 4.6. Analisis Data... 44 4.6.1. Prediksi Erosi... 44 4.6.2. Perencanaan Konservasi Tanah dan Air... 50 4.6.3. Klasifikasi Kemampuan Lahan... 51 4.6.4. Arahan Penggunaan Lahan... 56 BAB V Hasil Penelitian... 61 5.1. Prediksi Erosi... 62 5.1.1. Faktor Erosivitas Hujan (R)... 62 5.1.2. Faktor Erodibilitas Tanah (K)... 63 5.1.3. Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)... 65 5.1.4. Faktor Pengelolaan Tanaman (C) dan Pengelolaan Tanah (P)... 67 5.1.5. Prediksi Erosi (A)... 69 5.1.6. Erosi yang Dapat Ditoleransikan... 75 5.1.7. Perencanaan Konservasi Tanah dan Air... 82 5.2. Klasifikasi Kemampuan Lahan... 87 5.3. Arahan Penggunaan Lahan... 91 BAB VI Pembahasan... 97 6.1. Prediksi Erosi... 97 6.2. Perencanaan Konservasi Air dan Tanah... 106 6.3. Klasifikasi Kemampuan Lahan... 111 6.4. Arahan Penggunaan Lahan... 113 BAB VII Simpulan dan Saran... 118 7.1. Simpulan... 118 7.2. Saran... 119 Daftar Pustaka... 121 Lampiran... 126 vii

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 4.1. Tabel Satuan Unit lahan Daerah Penelitian... 39 4.2. Kode Struktur Tanah... 47 4.3. Kode Permeabilitas Tanah... 47 4.4. Klasifikasi Erodibilitas Tanah... 47 4.5. Penilaian LS Berdasarkan Kelas Kemiringan Lereng... 48 4.6. Kelas Laju Erosi... 49 4.7. Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan... 56 4.8. Skor Penetapan Arahan Penggunaan Lahan... 60 5.1. Faktor Erosivitas Hujan (R) Selama 7 Tahahun (2009 2015) di Stasiun Baturiti... 61 5.2. Faktor Erosivitas Hujan (R) Selama 7 Tahahun (2009 2015) di Stasiun Candikuning... 62 5.3. Nilai Erodibilitas Tanah (K) di Kecamatan Baturiti... 64 5.4. Nilai Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (LS) di Kecamatan Baturiti... 66 5.5. Nilai Faktor Pengelolaan Tanaman (C) dan Pengelolaan Tanah (P) di Kecamatan Baturiti... 68 5.6. Prediksi Erosi Rata Rata Tahunan di Kecamatan Baturiti... 70 5.7. Erosi yang Dapat Ditoleransikan (T) di Kecamatan Baturiti... 76 5.8. Hasil Prediksi Erosi dan Perbandingannya dengan Erosi yang Dapat Ditoleransikan (T) Pada Berbagai Jenis Pengguaan Lahan di Kecamatan Baturiti... 77 viii

5.9. Perencanaan Penggunaan Lahan dan Konservasi Tanah dan Air di Kecamatan Baturiti... 83 5.10. Prediksi Erosi (A) Setelah Perencanaan Penggunaan Lahan dan Konservasi Tanah dan Air di Kecamatan Baturiti... 85 5.11. Kelas Kemampuan Lahan di Kecamatan Baturiti... 88 5.12. Arahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Baturiti... 92 5.13. Perencanaan Penggunaan Lahan Berdasarkan Arahan Penggunaan Lahan dan Klasifikasi Kemampuan Lahan di Kecamatan Baturiti... 94 ix

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 3.1 Bagan Kerangka Berfikir... 30 3.2. Konsep Penelitian... 33 4.1. Peta Lokasi Penelitian... 38 4.2. Peta Unit Lahan... 40 4.3. Bagan Alir Prosedur Penelitian... 43 5.1. Peta Tingkat Erosi Kecamatan Baturiti... 71 5.2. Peta Klasifikasi Kemampuan Lahan Kecamatan Baturiti... 90 5.3. Peta Arahan Penggunaan Lahan Kecamatan Baturiti... 93 x

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Nilai Faktor C untuk Berbagai Jenis Tanaman dan Pengelolaan tanam di Indonesia... 126 2. Nilai Faktor P untuk Berbagai Tindakan Konservasi Tanah di Indonesia... 127 3. Nilai Faktor Kedalaman Tanah Ditentukan Berdasarkan Tabel Nilai Faktor Kedalaman Beberapa Sub Order Tanah... 128 4. Data Curah Hujan, Hari Hujan dan Curah Hujan Maximum 24 jam di Stasiun Baturiti dan Candikuning... 129 5. Hasil Analisis Tanah... 132 6. Kemampuan Lahan Berdasarkan Faktor Pembatas di Kecamatan Baturiti... 133 xi