I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang

dokumen-dokumen yang mirip
Seiring dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya kesejahteraan. penduduk, kebutuhan akan pangan dan sayuran segar juga terus meningkat.

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) termasuk ke dalam suku Liliaceae. Brebes yang merupakan sentra terbesar bawang merah.

VERMIKOMPOS (Kompos Cacing Tanah) PUPUK ORGANIK BERKUALITAS DAN RAMAH LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan dan kerugian bagi masyarakat di sekitar

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. sebagai berikut: Kingdom : Plantae; Divisi : Spermatophyta; Subdivisi :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman bawang merah (Allium ascolanum L.) termasuk salah satu tanaman sayuran umbi multiguna.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas. berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. Vermikompos adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

BAB I PENDAHULUAN. Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

BAB I. PENDAHULUAN A.

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan penting sebagai

PENGARUH PENGGUNAAN CACING TANAH (Lumbricus rubellus) SEBAGAI AKTIVATOR TERHADAP BENTUK FISIK DAN HARA VERMIKOMPOS DARI FESES SAPI BALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eva Tresnawati, 2013

I. PENDAHULUAN. Pertanian organik merupakan sistem managemen produksi yang dapat. tanaman. Dalam pelaksanaannya pertanian organik menitikberatkan pada

PENDAHULUAN. bumbu masakan, untuk menambah cita rasa dan kenikmatan makanan. Tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

LAPORAN DEMPLOT PEMUPUKAN ORGANIK

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L) family Lilyceae yang berasal

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis (Zea mays Saccharata) merupakan salah satu jenis tanaman yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. bawang goreng bahkan sebagai bahan obat untuk menurunkan kadar kolesterol, gula

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Bawang Merah. Menurut Tjitrosoepomo (1993), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Karena memiliki nilai ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT )

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

I. PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk di dunia terus meningkat sesuai dengan pertambahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan komoditas yang mendapat

Pupuk Organik Cair AGRITECH

1. PENDAHULUAN. pokok masyarakat Indonesia dan komoditas agrikultur yang memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. membengkak membentuk umbi lapis. Bagian yang membengkak berisi cadangan

Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Terhadap Produksi Rumput Gajah Taiwan (Pennisetum Purpureum Schumach)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang dalam bahasa (Jawa) adalah nama tanaman dari familia Alliaceae. Umbi dari tanaman bawang merah merupakan bahan utama untuk bumbu dasar masakan Indonesia. Bawang merah memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi karena hampir semua kalangan membutuhkan tanaman ini sebagai bahan tambahan untuk obat tradisional dan penyedap rasa. Budidaya tanaman bawang merah cukup rumit, sehingga tanaman bawang merah ini memiliki nilai ekonomi yang penting. Bawang merah adalah tanaman semusim dan memiliki umbi yang berlapis. Tanaman mempunyai akar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi bawang merah terbentuk dari dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu (Rahayu dan Berlian, 1999). Berkaitan dengan nilai ekonomi yang tinggi, kebutuhan bawang merah di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sebesar 5%. Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia yang setiap tahun mengalami peningkatan, maka diperlukan produksi yang tinggi, sementara produksi bawang merah semakin menurun.

2 Produksi bawang merah tahun 2014 di Provinsi Lampung sebesar 943 ton. Produksi meningkat sebesar 723 ton dibandingkan dengan tahun 2013. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya produktivitas bawang merah sebesar 0,08 ton per hektar dan kenaikan luas panen sebesar 78 hektar, dibandingkan dengan tahun 2013 (Badan Pusat Statistik, 2015). Menurut data Badan Pusat Statistika (BPS) dan Direktorat Jenderal Hortikultura (2013), produksi bawang merah per hektar 8-12 t ha -1 dan produksi bawang merah umumnya di Indonesia pada tahun 2010 mengalami penurunan yang sangat jauh dari 1.048.938 ton turun menjadi 893.124 ton pada tahun 2011, akan tetapi pada tahun 2012 mengalami peningkatan kembali menjadi 960.072 ton. Sepanjang tahun 2010 impor bawang merah di Indonesia tercatat sebesar 73.864 ton dalam tiga bulan pertama pada tahun 2011, impor bawang merah masih terus dilakukan di Indonesia mencapai 85.730 ton. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2004), konsumsi bawang merah di Indonesia 4,56 kg/kapita per tahun atau 0,38 kg/kapita per bulan, sehingga konsumsi nasional diperkirakan mencapai 1.608.000 t tahun -1. Hal tersebut membuktikan bahwa ketersediaan bawang merah dalam negeri masih rendah dibandingkan dengan kebutuhan bawang merah yang sangat tinggi, dengan demikian produktivitas bawang merah di Indonesia perlu ditingkatkan lagi. Ketersediaan bawang merah yang tidak mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia, disebabkan sentra produksi bawang merah hanya berada di Pulau Jawa. Jenis tanah di Pulau Jawa merupakan jenis tanah yang biasa digunakan untuk budidaya tanaman bawang merah yaitu jenis tanah Alluvial, Latosol, Regosol, dan

3 Grumusol dengan ph 5, 5 7 (Wibowo, 2007). Untuk memenuhi kebutuhan bawang merah, maka diperlukan perluasan area tanam di luar Pulau Jawa. Jenis tanah di luar Pulau Jawa sebagian besar adalah tanah Ultisol. Tanah Ultisol merupakan tanah yang mempunyai sifat kimia yang kurang baik yang dicirikan oleh kemasaman tanah yang tinggi dengan ph < 5, kandungan bahan organik tanah rendah sampai sedang, kandungan hara N, P, K, Ca, Mg, Mo rendah, dan kapasitas tukar kation (KTK) lebih kecil dari 24 me 100 g -1. Kelarutan Al, Mn, dan Fe tinggi, sehingga dapat meracuni tanaman (Hardjowigeno, 2003). Tanah Ultisol dapat digunakan sebagai media untuk budidaya tanaman bawang merah melalui penerapan teknologi yang sesuai dengan budidaya bawang merah yaitu dengan pemupukan, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik yang memadai. Pemupukan adalah suatu tindakan memberikan unsur hara tambahan pada tanah langsung maupun tidak langsung sehingga dapat membantu memberikan nutrisi bagi tanaman. Pemupukan merupakan hal penting yang diberikan pada tanaman agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan ketersediaan hara di dalam tanah (Irvan, 2013). Vermikompos merupakan pupuk organik yang dihasilkan dari perombakan bahanbahan organik dengan bantuan mikroorganisme dan cacing tanah. Dalam proses dekomposisi bahan kompos oleh cacing tanah, hasil dekomposisi tersebut mengandung berbagai unsur hara dan kaya akan zat pengatur tumbuh yang mendukung pertumbuhan tanaman. Menurut Zahid (1994) dalam Setiawan

4 (2014), vermikompos mengandung zat pengatur tumbuh seperti giberelin, sitokinin dan auxin, serta unsur hara N, P, K, Mg, Ca dan Azotobacter sp yang merupakan bakteri penambat N nonsimbiotik yang akan membantu memperkaya unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman. Vermikompos juga mengandung berbagai unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman seperti Fe, Mn, Cu, Zn, B, dan Mo (Mashur, 2001). Selain pupuk organik yang diberikan pada tanaman bawang merah, dapat diberikan juga pupuk anorganik yaitu Pupuk Pelengkap Cair (PPC). Pupuk pelengkap adalah Pupuk Pelengkap Cair (PPC) yang diformulasikan mengandung unsur hara yang lengkap, baik unsur hara makro maupun mikro. Adanya kandungan unsur hara mikro Fe, Mn, Cl, Cu, Zn, B dan Mo berfungsi untuk mengatasi kekurangan (latent deficiency) unsur hara mikro dalam tanah yang terus menerus diserap tanaman, ataupun yang ketersediaannya dalam tanah sangat rendah (PT. Centranusa Insan Cemerlang, 2001). Dengan dipenuhinya kebutuhan hara tanaman secara lengkap, maka tanaman akan tumbuh sehat, memiliki daya tahan yang kuat terhadap hama penyakit dan perubahan cuaca serta memberikan hasil panen yang melimpah dan berkualitas. Penggunaan kedua pupuk vermikompos dan pupuk pelengkap diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam pernyataan sebagai berikut : 1. Apakah pemberian pupuk Vermikompos berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi serta dapat meningkatkan beberapa sifat kimia tanah yaitu, ph,

5 C-organik dan N-total pada tanah Ultisol yang ditanami bawang merah (A. ascalonicum L.)? 2. Apakah pemberian pupuk pelengkap berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi serta dapat meningkatkan beberapa sifat kimia tanah yaitu, ph, C- organik dan N-total pada tanah Ultisol yang ditanami bawang merah (A. ascalonicum L.)? 3. Apakah terdapat interaksi dari pemberian pupuk pelengkap serta dapat meningkatkan beberapa sifat kimia tanah yaitu, ph, C-organik dan N-total pada tanah Ultisol yang ditanami bawang merah (A. ascalonicum L.)? 1.2 Tujuan Berdasarkan dari rumusan masalah maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pemberian pupuk vermikompos terhadap pertumbuhan dan produksi serta dapat meningkatkan ph, C-organik dan N-total pada tanah Ultisol yang ditanami bawang merah ( A. ascalonicum L.). 2. Untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pemberian pupuk pelengkap terhadap pertumbuhan dan produksi serta dapat meningkatkan ph, C-organik dan N-total pada tanah Ultisol yang ditanami bawang merah ( A. ascalonicum L.). 3. Untuk mengetahui dan mempelajari interaksi dari pemberian vermikompos dan pupuk pelengkap terhadap pertumbuhan dan produksi serta dapat

6 meningkatkan ph, C-organik dan N-total pada tanah Ultisol yang ditanami bawang merah (A. ascalonicum L.). 1.3 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bawang merah yang masih rendah disebabkan karena tanah yang digunakan untuk budidaya tanaman bawang merah, digunakan secara terus menerus tanpa memperhatikan kandungan unsur hara yang ada dalam tanah. Jenis tanah yang jarang digunakan untuk budidaya tanaman bawang merah salah satunya yaitu jenis tanah Ultisol. Tanah Ultisol menghasilkan produksi tanaman yang rendah, dikarenakan memiliki kemasaman yang tinggi (ph rendah), bahan organik rendah, kandungan hara N, P, K, Ca, Mg, Mo rendah, dan kapasitas tukar kation (KTK) lebih kecil dari 24 me 100 g -1. Kelarutan Al, Mn, dan Fe tinggi, sehingga dapat meracuni tanaman (Hardjowigeno, 2003). Tanah Ultisol dapat produktif sebagai media untuk budidaya tanaman bawang merah apabila melalui penerapan teknologi yang sesuai dengan budidaya bawang merah yaitu dengan pemupukan. Beberapa hal penting yang dapat diterapkan dalam budidaya tanaman terutama bawang merah adalah dengan melakukan pemupukan. Pemupukan merupakan kegiatan memberikan unsur hara tambahan yang dibutuhkan tanaman. Pemupukan yang berimbang harus diberikan pada tanaman sebagai penunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Adapun berbagai macam pupuk selain pupuk kimia penggunaan pupuk organik juga sangat penting bagi pertumbuhan tanaman, khususnya tanaman bawang merah. Salah satu jenis pupuk organik

7 yang berpotensi untuk membantu pertumbuhan tanaman adalah pupuk vermikompos. Vermikompos yang dihasilkan dari perombakan bahan-bahan organik dengan bantuan mikroorganisme dan cacing tanah dari jenis cacing Lumbricus rubellus yaitu mengandung C 20,20%, N 1,58%, C/N 13, P 70,30 mg kg -1, K 21,80 mg kg - 1, Ca 34,99 mg kg -1, Mg 21,43 mg kg -1, S 15,70 mg kg -1, Fe 13,50 mg kg -1, Mn 6,15 mg kg -1, Al 5,00 mg kg -1, Na 15,40 mg kg -1, Cu 1,7 mg kg -1, Zn 33,55 mg kg - 1, Bo 34,37 mg kg -1, dan Ph 6,6-7,5. Ciri-ciri vermikompos yang berkualitas baik dapat dilihat dari warna gelap kecoklatan hingga hitam, sudah tidak berbau, dan memiliki tekstur yang remah (Mashur, 2001). Ada beberapa penelitian yang telah dibuktikan dengan menggunakan vermikompos pada tanaman pakcoy, bahwa vermikompos dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy serta dapat meningkatkan ph tanah dan kandungan hara tanah (Setiawan, 2014). Vermikompos dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman, bahan organik dalam vermikompos dapat memperbaiki struktur tanah, sehingga dapat meningkatkan daya serap air pada tanah. Kandungan mikroba dalam vermikompos juga berperan dalam memperbaiki struktur tanah yang dapat meningkatkan daya serapan hara oleh akar kedalam tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fahrudin (2009), yang menyatakan bahwa vermikompos merupakan pupuk organik dari perombakan bahan-bahan organik dengan menggunakan bantuan mikroorganisme dan cacing tanah. Vermikompos digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah (Putri dkk., 2012).

8 Tanaman membutuhkan sedikitnya 16 unsur hara penting untuk pertumbuhannya yaitu tiga unsur C, H, dan O dapat diperoleh bebas di udara dan air dalam bentuk CO 2, O 2, dan H 2 O. Sedangkan 13 unsur lainnya diserap dari tanah, meliputi enam unsur hara makro (diperlukan dalam jumlah relatif banyak), yaitu N, P, K, Ca, Mg, S, serta tujuh unsur hara mikro (diperlukan dalam jumlah relatif sedikit), yaitu Fe, Mn, Cl, Cu, Zn, B, dan Mo. Unsur hara yang terus menerus diserap dan digunakan tanaman, ketersediaan unsur hara dalam tanah semakin lama semakin terkuras. Untuk itu diperlukan tambahan masukan dari luar melalui pemupukan. Namun hingga saat ini, pemupukan yang diberikan masih kurang lengkap akibatnya tanaman tidak dapat berproduksi dengan optimal, karena beberapa unsur yang ada pada tanah berada dalam kondisi kritis. Ketidakseimbangan komposisi unsur hara dalam tanaman dan dalam tanah, maka dapat dibantu dengan pupuk pelengkap yang memiliki komposisi unsur hara lengkap. Selain pemupukan yang digunakan untuk menambahkan unsur hara di dalam tanah, tanah juga perlu diperhatikan reaksi yang terdapat di dalam tanah tersebut. Pupuk pelengkap juga dapat membantu pertumbuhan umbi karena unsur yang terkandung di dalamnya. Adapun unsur hara yang terkandung di dalam pupuk pelengkap adalah N, P, K, Ca, Mg, S, Fe, Cl, Mn, Cu, Zn, Mo, B, C, Na, Co (PT. Centranusa Insan Cemerlang, 2001). Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, maka skema kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

9 Budidaya Tanaman Bawang Merah Tanah kurang Subur Pemberian vermikompos Pemberian Pupuk pelengkap Meningkatkan produksi bawang merah dan memperbaiki sifat kimia tanah pada tanah ultisol Memenuhi unsur hara dalam tanah dan memperbaiki kesuburaan tanah Berdasarkan kelengkapan unsur hara yang dapat dipenuhi oleh vermikompos dan pupuk pelengkap pada tanah ultisol diharapkan dapat meningkatkan produksi baang merah serta mampu meningkatkan beberapa sifat kimia tanah yaitu ph, C- organik, dan N-total pada tanah Ultisol yang ditanami tanaman bawang merah. 1.4 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikemukakan maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: 1. Pemberian pupuk vermikompos dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi serta dapat meningkatkan ph, C-organik dan N-total pada tanah Ultisol yang ditanami bawang merah (A. ascalonicum L.).

10 2. Pemberian pupuk pelengkap dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi serta dapat meningkatkan ph, C-organik dan N-total pada tanah Ultisol yang ditanami bawang merah (A. ascalonicum L.). 3. Terdapat interaksi dari pemberian vermikompos dan pupuk pelengkap terhadap pertumbuhan dan produksi serta dapat meningkatkan ph, C-organik dan N- total pada tanah Ultisol yang ditanami bawang merah (A. ascalonicum L.).