Metode Metode Instruksional Dina Amelia/

dokumen-dokumen yang mirip
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. pendekatan dalam belajar adalah pendekatan konstruktivisme.

Metode Pembelajaran. Tulisna, ST. TOT : Teknik Mengajar, BAPETEN Februari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA MELALUI METODE PEER TUTORING PADA SISWA KELAS V SDN 1 PANDOWAN, KULON PROGO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat

STRATEGI PEMBELAJARAN

METODE STRATEGI PEMBELAJARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata persepsi berasal dari kata perception yang berarti pengalaman,

Kushardjono Persiapan guru dalam memilih metode instruksional

Pengenalan komputer, mengajarkan bagaimana cara kerja computer, antara kesinambungan perangkat satu dengan yang lainnya.

NAMA : ABIMANYU THEOPHANO NIM : Metode Ceramah

Kata kunci : Metode Pembelajaran Tutor Sebaya, Luas Permukaan dan Volume Prisma dan Limas, Hasil Belajar. 1

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR, MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS XI ILMU ALAM MAN MODEL SORONG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan setiap hari, merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF. blog: Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia

VIKA TRI HUDAYANI A Dibawah Bimbingan: 1. Dra. Hariyatmi, M.Si 2. Drs. H. Sofyan Anif, M. Si NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika. Melalui pemecahan masalah siswa dapat. memahami masalah dari soal yang ada dengan benar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Hasil Penelitian Pra Siklus Penelitian pra siklus ini dilakukan pada tanggal 17 Maret 2011 di

PENGARUH METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH ANALISIS REAL

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat- Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan (Kurniasari, 2007:1). Seorang guru harus

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM MATA KULIAH BAHASA MANDARIN I DI PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FIB UB

MODEL PEMBELAJARAN DAN OBJEK PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya tidak pernah berhenti untuk belajar baik

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan hasil penelitian yang telah dikemukakan di depan, dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut :

Metode Metode Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STRATEGI INSTRUKSIONAL PENGERTIAN Komponen komponen umum dari suatu set bahan instruksional dan prosedur prosedur yg akan digunakan bersama bahan baha

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2005

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

TINJAUAN PUSTAKA. baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung melalui media.

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa,

BAB IV. ANALISIS PENERAPAN METODE SIMULASI DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI FIQIH DI MTs RIFA IYAH WONOKERTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. sekolah seharusnya tidak melalui pemberian informasi pengetahuan. melainkan melalui proses pemahaman tentang bagaimana pengetahuan itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan di sekolah diwujudkan melalui proses belajar

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan zaman, semakin maju pula peradaban dunia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

EFEKTIVITAS METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kundari Agustianingsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP

WORKSHOP BAHASA INDONESIA DI SD. ISAH CAHYANI Diadaptasi dari berbagai sumber

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan yang telah dijelaskan dalam kajian pustaka bahwa cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

Transkripsi:

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/ 702011094 1. Peer Tutoring Tutor sebaya adalah seorang/ beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Penggunaan metode pembelajaran tutor sebaya diharapkan tiap siswa lebih terbuka dan saling komunikasi antara siswa satu dengan siswa yang lain, sehingga diharapkan dapat melatih kecakapan komunikasi. Fungsi lainnya adalah dengan adanya tutor sebaya, siswa yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas, sehingga akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan. Pada pembelajaran tutor sebaya, baik tutor maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan mendapat pengalaman sedangkan yang ditutori akan lebih kreatif dalam menerima pelajaran. Pembelajaran tutor sebaya pada dasarnya sama dengan program bimbingan yang bertujuan untuk memberikan bantuan dalam pembelajaran siswa yang lambat, sulit dan gagal dalam belajar, agar dapat mencapai hasil belajar secara optimal, bahwa pengajaran tutorial bertujuan memberikan bantuan pada siswa atau peserta didik agar dapat mencapai prestasi belajar. Langkah-langkah dalam metode pembelajaran tutor sebaya adalah sebagai berikut: a. Materi yang dipilih yaitu materi yang memungkinkan dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi pelajaran dibagi dalam sub-sub materi. b. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan oleh guru. Siswasiswa yang pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya. c. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari suatu sub materi. Setiap kelompok dipandu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya. d. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di kelas maupun di luar kelas. e. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi atau penyelesaian soalnya di depan kelas, sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai narasumber utama.

f. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu dirumuskan. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tutor sebaya a. Kelebihan Kelebihan metode pembelajaran tutor sebaya adalah sebagai berikut: 1) Adakalanya hasilnya baik bagi beberapa anak yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada guru. 2) Bagi tutor akan mempunyai akibat memperkuat konsep yang sedang dibahas. Dengan memberitahukan kepada anak lain seolah-olah ia menelaah serta menghafalkannya kembali. 3) Bagi tutor, merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran. 4) Mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal perasaan sosial. b. Kekurangan Di samping mempunyai kelebihan, metode pembelajaran tutor sebaya juga mempunyai beberapa kekurangan sebagai berikut: 1) Siswa yang dibantu sering belajar kurang serius, karena hanya berhadapan dengan kawannya, sehingga hasilnya kurang memuaskan. 2) Ada beberapa anak yang menjadi malu bertanya, karena takut rahasianya diketahui kawannya. 3) Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring akan sukar dilaksanakan, karena perbedaan jenis kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi program perbaikan (yang ditutori). 2. Metode Ceramah Metode tersebut berbentuk penjelasan pengajar kepada siswa dan biasanya diikuti dengan Tanya jawab tentang isi pelajaran yang belum jelas. Yang perlu dipersiapkan pengajar adalah daftar topik yang akan diuraikan dan media visual yang sederhana. Metode ini tepat untuk diterapkan bila: kegiatan instruksional baru dimulai, waktu terbatas, jumlah pengajar sedikit. Metode tersebut memilki keterbatasan, yaitu:

partisipasi siswa rendah, kemajuan siswa sulit dipantau, perhatian dan minat siswa tidak dapat dipantau. 3. Metode Demonstrasi Yaitu mengambil contoh pelaksanaan suatu keterampilan atau proses kegiatan. Namun dibutuhkan keahlian dalam mendemontrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan sesungguhnya. Setelah demontrasi, siswa diberi kesempatan latihan keterampilan yang sama dibawah pengawasan pengajar. Metode ini dapat digunakan bila: kegiatan instruksional bersifat formal, magang atau latihan kerja. Materi pelajaran berbentuk keterampilan psikomotorik, petunjuk sederhana, bahasa asing, dan prosedur pelaksanaan. Pengajar bermaksud menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang panjang, dan menunjukkan suatu standar penampilan. 4. Metode Diskusi Yaitu interaksi antara siswa dengan siswa atau siswa dengan pengajar untuk menganalisis, menggali, atau memperdebatkan topik tertentu. Untuk menggunakan metode ini pengajar harus: menyediakan bahan, topik atau masalah yang akan didiskusikan, menyebutkan pokok-pokok masalah yang akan dibahas, menugaskan siswa untuk menjelaskan, menganalisis, dan meringkas, membimbing diskusi, sabar terhadap kelompok yang lambat, awas terhadap kelompok yang kebingungan. Metode tersebut tepat digunakan untuk: tahap menengah atau tahap akhir proses belajar, pelajaran formal atau magang, perluasan pengetahuan siswa, belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengambil keputusan, membiasakan siswa berhadapan dengan berbagai pendekatan, interpretasi, dan kepribadian, dan menghadapi masalah secara berkelompok. Namun metode ini memilki keterbatasan, yaitu: menyita waktu lama, mensyaratkan siswa mempunyai latar belakang yang cukup dalam topik atau masalah yang didiskusikan, tidak tepat digunakan pada tahap awal. 5. Metode Studi mandiri Yaitu berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau penelitian oleh siswa tanpa bimbingan atau pengajaran khusus. Metode ini dapat berupa: memberi daftar bacaan sesuai kebutuhan siswa, menjelaskan hasil yang diharapkan, mempersiapkan tes untuk

menilai keberhasilan siswa. Metode ini diterapkan: pada tahap akhir proses belajar, dapat digunakan pada semua mata pelajaran, menunjang metode instruksional lainnya, meningkatkan kemampuan kerja siswa, mempersiapkan kenaikan tingkat siswa, memberi kesempatan kepada siswa untuk memperdalam minatnya tanpa dicampuri siswa lain. Namun metode ini hanya dapat digunakan bila siswa menentukan sendiri tujuannya dan dapat memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. 6. Metode Simulasi Menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian, atau benda yang sebenarnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan: pada tahap permulaan diperlukan tingkat di bawah realitas. Siswa diharapkan mengidentifikasi lokasi tujuan, sifat-sifat benda, tindakan yang sesuai dengan kondisi tertentu, dan sebagainya. Pada tahap pertengahan diperlukan tingkat realitas yang memadai. Siswa diharapkan dapat mempelajari sesuatu dalam kaitan dengan pengetahuan yang lebih luas dan memulai mengkoordinasikan keterampilan-keterampilan. Pada tahap akhir diperlukan tingkat realitas yang tinggi, dan siswa diharapkan dapat melakukan pekerjaan seperti seharusnya. Metode ini sesuai diterapkan untuk: semua tahap belajar, pendidikan formal dan magang, memberikan kejadian-kejadian analogis, memungkinkan praktik dan umpan balik dengan resiko kecil, diprogramkan sebagai alat pelajaran mandiri. Kelemahannya: biaya pengembangan tinggi dan butuh waktu lama, alat-alat yang mahal, resiko tinggi bagi siswa dan pengajar. 7. Metode Computer Assisted Learning (CAL) Yaitu kegiatan belajar yang sangat berstruktur dengan menggunakan komputer. Siswa diminta memcahkan masalah melalui komputer kemudian mendapatkan umpan balik atas jawabannya. CAL memberikan kesempatan bagi siswa untuk maju menurut kecepatan masing-masing. Metode ini dapat digunakan pada setiap tingkatan pengetahuan. Kesulitan penggunaan metode ini: pengembangan program CAL membutuhkan biaya tinggi dan waktu lama, pengadaan dan pemeliharaan alat mahal. 8. Metode Role Play Metode yang berbentuk interaksi antara dua atau lebih siswa tentang suatu topik atau situasi dengan melakukan peran terbuka. Metode ini digunakan untuk memberikan

kesempatan siswa mempraktikkan isi pelajaran dan menemukan masalah yang akan dihadapi dalam pelaksanaan sesungguhnya. Metode ini memerlukan observasi yang cermat dari pengajar untuk menunjukkan kekurangan setiap peran yang dilakukan siswa. 9. Metode Deduktif Dimulai dengan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip isi pelajaran, kemusian disusul dengan penerapannya pada situasi tertentu. Metode ini bergerak dari yang bersifat umum ke khusus. Metode ini tepat digunakan bila: siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajarinya, isi pelajaran meliputi terminologi, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan proses berpikir kritis, pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang baik dan pembicara yang baik, dan waktu yang tersedia singkat. 10. Metode Induktif Siswa dibimbing untuk mensintesis, menemukan, dan menyimpulkan prinsip dasar dari kasus yang diberikan yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip dari suatu pelajaran. Metode ini disebut metode discovery atau Socratic. Metode ini digunakan bila: siswa telah mengenal atau berpengalaman terhadap pelajaran tersebut, yang akan diajarkan keterampilan komunikasi, sikap, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan, pengajar adalah pendengar yang baik, fleksibel, sabar, dan waktu yang tersedia cukup panjang. Berikut dikemukakan tabel yang menunjukkan hubungan metode dan kemampuan dalam TIK.

Tabel Hubungan antara Metode dengan Kemampuan yang akan dicapai NO METODE KEMAMPUAN DALAM TIK 1 Ceramah Menjelaskan konsep, prinsip, atau prosedur 2 Demontrasi Melakukan suatu keterampilan berdasarkan standar prosedur tertentu 3 Diskusi Menganalisis/memecahkan masalah 4 Studi Mandiri Menjelaskan/menganalisis/mensisntesis/mengevaluasi sesuatu yang bersifat kognitif dan psikomotorik 5 Latihan dengan Melakukan suatu keterampilan Teman 6 Simulasi Menjelaskan, menerapkan dan menganalisis suatu konsep dan prinsip 7 Studi Kasus Menganalisis/memecahkan masalah 8 CAL Menjelaskan, menerapkan, menganalisis. Mensintesis, mengevaluasi sesuatu 9 Bermain Peran Menerapkan suatu konsep, prinsip atau prosedur 10 Tutorial Menjelaskan, menerapkan, menganalisis suatu konsep, prinsip dan prosedur 11 Deduktif Menjelaskan, menerapkan, menganalisis suatu konsep, prinsip dan prosedur 12 Induktif Mensintesis suatu konsep, prinsip atau perilaku