Metode Metode Pembelajaran
|
|
- Hartono Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Nama : Agustina Yansip Nim : Tgs : Perencanaan Pendidikan Metode Metode Pembelajaran Metode Ceramah : Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak selalu jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik didukung dengan alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya. Metode ceramah adalah metode yang paling banyak disukai oleh kebanyakan guru, karena paling mudah mengatur kelas maupun mengorganisirnya. Bila guru dalam menyampaikan pesan (dalam hal ini materi pelajaran) dilakukan secara lisan kepada siswa, maka guru tersebut telah dapat dikatakan memberi ceramah. Metode konvensional yang digunakan pada umumnya adalah metode ceramah, siswa hanya mencatat dan menghafalkan konsep-konsep yang dijelaskan guru. 1. Pengajaran Dengan Metode Ceramah Seperti yang tercantum dalam pembatasan masalahnya bahwa cara mengajar dengan metode ceramah adalah melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru kepada siswa. Metode ceramah ini mudah dijalankan karena penceramah karena hanya menyampaikan informasi sehingga siswa tidak mempunyai kesempatan banyak untuk memberi tanggapan. Guru memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid pada waktu tertentu (waktunya terbatas) dan tempat tertentu pula. Dilaksanakan dengan bahasa lisan untuk memberikan pengertian terhadap suatu masalah, karena itu cara tersebut sering juga disebut dengan metode kuliah, sebab ada persamaan guru mengajar dengan seorang dosen memberikan kuliah kepada mahasiswamahasiswanya.
2 Dalam metode ceramah ini murid duduk, melihat, dan mendengarkan serta percaya bahwa apa yang diceramahkan guru itu adalah benar, murid mengutip ikhtisar ceramah semampu murid itu sendiri dan menghafalnya tanpa ada penyelidikan lebih lanjut oleh guru yang bersangkutan. Kelemahan Metode Ceramah Adapun kelemahan metode ceramah adalah sebagai berikut: 1. Bila terlalu lama membosankan 2. Siswa tidak aktif 3. Informasi hanya satu arah 4. Kurang tekendali, baik waktu maupun materi 5. Menggurui dan melelahkan Metode Demonstrasi : Pengertian Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Tujuan Metode Demonstrasi
3 Tujuan pengajaran menggunakan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara pencapaiannya dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajarn kelas. Metode demonstrasi mempunyai beberapa kelebihan dan kelekurangan. Manfaat Metode Demonstrasi Manfaat psikologis dari metode demonstrasi adalah : 1. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan. 2. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. 3. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. Kelebihan metode demonstrasi 1. Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingg hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di samping itu, perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan tidak kepada yang lainya. 2. Dapat membimbing siswa ke arahberpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama. 3. Ekonmis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek. 4. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahn bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaan yang jelas dari hasil pengamatannya. 5. Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan yang banysk 6. Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi. Kekurangan metode demonstrasi 1. Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan kadang-kadang terjadiperubahan yang tidak terkontrol. 2. Untuk mengadakan demonstrasi digunakan ala-alat yang khusus, kadang-kadang alat itu susah didapat. Demonstrasi merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama.
4 3. Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini banyak diabaikan leh peserta didik. 4. Tidak semua hal dapatdidemonstrasikan di kelas. 5. Memerlukan banyak waku sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat minimum. 6. Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan berbeda jika proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya. Agar demonstrasi mendapaptkan hasil yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran. Metode Studi Mandiri : Metode Belajar Mandiri, siswa hanya membeli paket modul untuk dipelajari sendiri di rumah, namun dengan metode ini siswa wajib ikut serta dalam pelaksanaan simulasi ujian. Metode ini di lakukan agar siswa dapat mengembangkan kemampuannya dengan cara belajar mandiri, dimana dengan mengunakan media-media pembelajaran seperti Internetan, Buku- buku pelajaran, bermain Game dan lain-lain. Dengan adanya belajar mandiri,siswa dapat menambah pengetahuan, jadi pembelajaran tidak hanya didapat disekolah atau kalangan-kalangan tertentu saja, tetapi juga dengan cara belajar mandiri baik di rumah bahkan dimana saja siswa tersebut berada. Metode Peer Tutoring : Dalam metode pembelajaran peer tutoring ini terdapat satu siswa yang ditunjuk untuk menjadi seorang tutor yang bertugas mengajar teman satu kelompoknya. Melalui metode pembelajaran peer tutoring siswa dapat meningkatkan kemandirian belajarnya, selain itu siswa juga biasa aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini bisa terjadi karena siswa bisa belajar dengan teman sebayanya yang memiliki pemahaman konsep lebih baik terhadap materi dan siswa bisa bertanya mengenai materi yang tidak dipahami. Dengan demikian siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. Kemandirian belajar siswa dapat terjadi dengan baik ketika siswa memiliki keterampilan metakognitif. Keterampilan metakognitif merupakan pengetahuan tentang kognisi secara umum, seperti kesadaran diri dan pengetahuan tentang kognisi diri sendiri.
5 Hal tersebut biasa diketahui dari uji perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana kelas eksperimen memiliki variansi yang lebih bagus baik untuk keterampilan metakognitif maupun hasil belajar dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar guru menerapkan metode pembelajaran peer tutoring untuk meningkatkan hasil belajar dan kemandirian belajar siswa, sehingga pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, dan siswa bisa aktif dalam proses pembelajaran. Metode Simulasi : Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simulasi yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung sehingga siswa dapat memahami konsep, prinsip, sikap dan nilai didalamnya. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitataif dan deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDI al-yasini sebanyak 25 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan tes. Hasil analisis data setelah penerapan metode simulasi menunjukkan bahwa: 1) Pembelajaran PKn dengan penerapan metode simulasi, kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP mencapai nilai 96,1dengan kategori A; 2) Untuk aktivitas belajar secara klasikal mencapai nilai 82,8 % dengan kategori A; 3) Hasil belajar siswa mencapai nilai 83,6 dengan ketuntasan belajar 88%. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan metode simulasi dalam pembelajaran PKn siswa kelas V SDI al-yasini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terbukti dari hasil yang diperoleh siswa dapat dilihat dari rata-rata hasil tes mulai dari pre tes (62,72) dengan prosentase (32%), meningkat siklus I (73,6) dengan prosentase (48%), dan meningkat lagi siklus II (83,6) dengan prosentase (88%) yang terus mengalami peningkatan. Saran yang disampaikan kepada guru yaitu lebih profesional dalam menjalankan tugas mengajar untuk merangsang minat belajar siswanya, serta melibatkannya secara utuh dalam pembelajaran. Metode Assisted Learning : komputer dapat membantu pembelajaran dengan berbagai cara, yaitu dapat menyajikan materi, berinteraksi dengan mahasiswa. dengan menampilkan seperti tutor, baik secara individual maupun secara kelompok kecil. komputer digunakan untuk menyampaikan informasi kepada mahasiswa. dimana komputer digunakan untuk menggantikan peran dosen dalam menyampaikan materi perkuliahan. Rancangan kegiatan belajar memberikan petunjuk untuk berbagai aktivitas belajar, metode komunikasi, penilaian tugas, Materi ajar yang akan dipresentasikan dapat berupa teks,
6 gambar, suara, atau animasi. Secara khusus untuk mendukung materi teks dapat dikembangkan media lain untuk meningkatkan pesan yang disajikan. Untuk meningkatkan interaksi belajar mahasiswa, materi dapat dikemas dalam bentuk kuis, pertanyaan terbuka, ringkasan yang dikembangkan mahasiswa atau menggunakan Web sebagai suatu alat riset. Metode Role Playing : Model pembelajaran Role Playing juga dikenal dengan nama model pembelajaran Bermain Peran. Pengorganisasian kelas secara berkelompok, masing-masing kelompok memperagakan/menampilkan scenario yang telah disiapkan guru. Siswa diberi kebebasan berimprofisasi namun masih dalam batasbatas scenario dari guru. Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut : 1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. 2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar. 3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang. 4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. 5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan. 6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan. 7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok. 8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. 9. Guru memberikan kesimpulan secara umum. 10. Evaluasi. 11. Penutup. Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, role playing sering kali
7 dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain. Metode Induktif : Fase kegiatan induktif Guru menyampaikan hal-hal khusus berkaitan dengan materi pokok yang akan disampaikan. Guru mengarahkan siswa melakukan kegiatan belajar dengan menggunakan pola pikir induktif, misalnya guru memberi beberapa contoh suatu konsep, siswa diminta mengamati dengan cermat, dan meminta siswa menulis makna konsep tersebut dengan bahasa siswa sendiri. Dalam fase ini kegiatan belajar siswa mengkonstruk pengetahuan matematis dengan cara siswa sendiri berdasar hasil pengamatannya. Dalam fase kegiatan induktif ini dibawah bimbingan dan arahan guru, siswa aktif belajar matematika secara individu. Meskipun demikian, siswa diberi kesempatan berinteraksi dengan temannya, misalnya bertukar pendapat dengan teman sebangkunya atau dengan teman-teman di dekatnya. Kegiatan utama siswa adalah mengamati, memeriksa, menyelidiki, menganalisis, atau memikirkan berdasarkan kemampuan masing-masing hal-hal yang bersifat khusus dan mengkonstruk konsep atau sifat-sifat umum berdasarkan hal-hal khusus tersebut. Fasekegiataninduktif-deduktif Dalam fase kegiatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan soal atau masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua kategori yang dapat dipakai dalam membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan deduktif. Pada prinsipnya matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai ilmu hanya diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus. Dalam kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan menggunakan polapikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanyadigunakansecarabergantian.
8 Agar siswa dapat belajar matematika di sekolah secara bermakna, siswa dituntut terampil memahami konsep-konsep matematika dari pola pikir induktif menuju deduktif..
NAMA : ABIMANYU THEOPHANO NIM : Metode Ceramah
NAMA : ABIMANYU THEOPHANO NIM : 702011001 1. Metode Ceramah Mendidik diperlukan seni tersendiri agar siswa tidak jenuh, serta mudah menangkap materi Hal tersebut perlu diperhatikan, karena salah satu penyebab
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian pustaka Pendidikan memegang peran penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkaualitas. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola, baik secara kualitas
Lebih terperinciLangkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:
Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
Lebih terperinciMETODE STRATEGI PEMBELAJARAN
1 METODE STRATEGI PEMBELAJARAN 1. METODE CERAMAH Guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.( Gilstrap dan Martin 1975). Tahap Persiapan Pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan
Lebih terperinciDesnaeni Dyah Winastiti, Eko Setyadi Kurniawan, Arif Maftukhin
Peningkatan Motivasi Belajar Fisika Melalui Pemanfaatan Media Pembelajaran Animasi Yang Diproduksi Pustekkom Pada Siswa Kelas VIII SMP Setya Budi Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012 Desnaeni Dyah Winastiti,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Meningkatan hasil belajar bagi siswa yang kurang mampu dalam memahami mata pelajaran biologi merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan pelaksanaannya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti ialah deskriptif kualitatif, yang dideskripsikan adalah : a) kemampuan guru dalam mengelola penerapan metode demonstrasi pembelajaran
Lebih terperinciJurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah
Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Perkalian Bilangan Cacah di Kelas II SDN Inpres 1 Birobuli Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu kualitatif deskriptif. Akbar (2009:13)
Lebih terperinciMetode Metode Instruksional Dina Amelia/
Metode Metode Instruksional Dina Amelia/ 702011094 1. Peer Tutoring Tutor sebaya adalah seorang/ beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN.
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI PEMILIHAN PENGURUS ORGANISASI SEKOLAH MELALUI
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan
Lebih terperinciSkripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi, rata-rata hasil belajar IPA semester I kelas III SD Negeri Karangwotan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam perkembangan ilmu dan teknologi
Lebih terperinciHadmin Luande, Nuraedah, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) DI KELAS V SD INPRES 2 TERPENCIL LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Hadmin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Australia, dalam penelitian tindakan kelas oleh Prof. Dr. H. Muhammad Askari, M.Pd
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Tindakan Kelas Peneliti akan menggunakkan model penelitian tindakan model siklus. Model ini dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggert tahun 1988 dari Deakin
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI
PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI (PTK Pembelajaran Ekonomi di Kelas VIII B Semester Gasal SMP Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Subyek Tindakan 3.1.1 Subyek Penelitian Subyek penelitian dilakukan di kelas V SDN 1 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora dengan jumlah peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar adalah suatu interaksi timbal balik antara guru dan siswa dan antara siswa dengan siswa itu sendiri. Berhasil tidaknya proses belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggunaan komputer akhir-akhir ini merambah hampir seluruh aspek
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan komputer akhir-akhir ini merambah hampir seluruh aspek kehidupan modern. Salah satu bidang yang berkembang secara revolusioner dengan masuknya aplikasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pengertian Menurut Darmansyah (2006 : 13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penelitian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu pelajaran yang sampai saat ini kurang diminati siswa adalah pelajaran fisika. Padahal fisika adalah salah satu bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam yang sangat
Lebih terperinciFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA KEDIRI 2015
Artikel Skripsi PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENJELASKAN PENTINGNYA KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN METODE ROLE PLAYING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana mengembangkan potensi peserta didik dan mampu merubah tingkah laku peserta didik ke arah yang lebih baik. Hal ini tercantum dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah mendukung pemilikan kompetensi tamatan Sekolah Dasar yang memiliki pengetahuan, nilai,
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS MELALUI METODE DEMONSTRASI. Sri Yanti
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan akhirnya diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Pra Siklus a. Pelaksanaan Tindakan Tabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Profesional seorang guru adalah salah satu faktor yang dapat menentukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Profesional seorang guru adalah salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan pembelajaran. Proses belajar mengajar harus dikelola dengan baik agar memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG. Devi Afriyuni Yonanda Universitas Majalengka
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA PENGGARIS RAPITUNG Devi Afriyuni Yonanda deviyonanda1990@gmail.com Universitas Majalengka Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hasil peningkatan hasil belajar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
18 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini dideskripsikan dalam tiga kondisi yaitu kondisi awal (prasiklus), kondisi siklus I, dan kondisi
Lebih terperinciBAB IV DISKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DISKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Sebelum diadakan tindakan, terlebih dahulu dilaksanakan observasi pembelajaran di kelas II MI Miftahussalam Wonosalam pada hari Jum at
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan
24 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini dirancang dengan penelitian tindakan kelas yang merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Adapun kesimpulan dalam penelitian ini setelah dilakukan analisis data adalah sebagai berikut: 1. Melalui penerapan strategi pembelajaran Think Talk write dapat
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Pada tahapan ini peneliti mengambil data hasil belajar pada materi sebelumnya. Peneliti mengambil data hasil belajar secara murni. Artinya
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK..i KATA PENGANTAR.ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... vii.x DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN..xiii.. 1 1.1. Latar Belakang Masalah......1
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PERISTIWA ROTASI BUMI MELALUI METODE BERMAIN PERAN. Sarotun
Didaktikum : Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 4, Agustus 2015 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 SDN 02 Siwalan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran kooperatif Tipe NHT Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.
2 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Menurut NCTM (2000) pemecahan masalah berarti melibatkan diri dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya. Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika 2.1.1.1 Hasil Belajar Hasil Belajar Matematika merupakan suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan seseorang dalam
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika Fatma SDN 12 Palu Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Dalam penelitian ini, metode penelitian dengan penggunaan Metode
29 BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode penelitian dengan penggunaan Metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA, dapat meneliti sendiri terhadap kegiatan
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) DALAM PEMBELAJARAN TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF PANTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUWAWA ARTIKEL
PENERAPAN MODEL BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) DALAM PEMBELAJARAN TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF PANTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUWAWA ARTIKEL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Mengikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kubus dan balok merupakan materi penting yang harus dipelajari dan dipahami oleh peserta didik. Dengan memahami materi kubus dan balok diharapkan peserta didik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Masalah diidentifikasi bersama-sama dengan rekan sejawat guru berdasarkan studi kasus yang ditulis guru. Studi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu hasil penelitian yang
Lebih terperinciRumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih
memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal soal yang berkaitan dengan menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola, sehingga
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Pra siklus dilaksanakan pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tlogodalem. SD Negeri Tlogodalem terletak di Dusun Ngadisari, Desa Tlogodalem, Kecamatan Kertek, Kabupaten
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika 2.1.1.1 Hasil Belajar Hasil Belajar Matematika merupakan suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan seseorang dalam
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATKAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Muh Tasor
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 5, Oktober 2016 ISSN 2087-3557 UPAYA PENINGKATKAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DALAM BERMAIN SEPAKBOLA MELALUI METODE DEMONSTRASI SD Negeri 02 Yosorejo,
Lebih terperinciPENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan
BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan diterapkan seiring dengan pemanfaatan media dan sumber belajar (Prawiradilaga, 2008). Menurut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian merupakan jenis penelitian tindak kelas, dengan yang digunakan penulis adalah Penelitian
Lebih terperinciTaviv Listin Kariani 15
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BENDA LANGIT DAN PERISTIWA ALAM DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS I SDN AMPEL 04 WULUHAN JEMBER Taviv Listin Kariani 15 Abstrak. Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali
Lebih terperinciPemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung
Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung Muzria M. Lamasai, Mestawaty As. A., dan Ritman Ishak Puadi Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan metode peer teaching pada mata pelajaran Al-Qur an Hadits pokok bahasan Membaca Al-Qur an
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Lampiran 3) Kriteria Jumlah Siswa Prosentase
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan sehari-hari siswa sering menjumpai kegiatan yang menggunakan prinsip gaya, akan tetapi siswa tidak menyadari bahwa kegiatan itu ada hubungannya
Lebih terperinciPENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR
PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR Nursinar Guru SD Negeri 010 Ratu Sima Dumai Selatan nursinar613@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan karena
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN TUTOR SEBAYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP BUNDA PADANG. Endah 1, Susi Herawati 1
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN TUTOR SEBAYA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP BUNDA PADANG Endah 1, Susi Herawati 1 1 Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sungai Bilu 2 Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian A. Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango pada pelajaran matematika
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dulamayo Barat. Pada saat itu sebagai pimpinan sekolah adalah Bapak Usman Harun.
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN 1 Dulamayo Barat Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. SDN 1 Dulamayo Barat berlokasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan di sekolah memiliki tiga variabel yang sangat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan pendidikan di sekolah memiliki tiga variabel yang sangat berkaitan. Ketiga variabel tersebut adalah kurikulum, guru, dan proses belajar mengajar. dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar IPA 2.1.1.1 Pembelajaran IPA. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode Student Teams Achievmet Division (STAD). Guru mengawali pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tujuan penelitian
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tujuan penelitian ini adalah mencari jalan keluar bagi metode yang tepat untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA PERSIKLUS DAN ANALISIS DATA AKHIR
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA PERSIKLUS DAN ANALISIS DATA AKHIR A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum MTs NU Demak MTs NU Demak terletak di Jalan Raya Demak kota Kecamatan demak Kabupaten Demak. Sekolah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pemilihan metode penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), dikatakan bahwa pembelajaran fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), merupakan mata pelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang dengan Subyek Penelitian Siswa Kelas III sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa itu sendiri terbagi menjadi empat komponen, yaitu: menyimak, berbicara, membaca,
Lebih terperinciPenerapan Alat Peraga Kubus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sifat-Sifat Bangun Ruang Di Kelas IV
Penerapan Alat Peraga Kubus Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sifat-Sifat Bangun Ruang Di Kelas IV Qitra Sandi, Mustamin Idris, dan Linawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli
Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBelajar dan Pembelajaran
P e n g e m b a n g a n Pembelajaran Tatap Muka, Tugas Terstruktur, dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur Belajar dan Pembelajaran Proses perubahan tingkah laku akibat interaksi dengan lingkungan; Seperangkat
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG GAYA MAGNET MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 13 TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG GAYA MAGNET MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 13 TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO NIZAM MAKU (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan melakukan perubahan kurikulum pendidikan yaitu dari Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Kurikulum
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari
` I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal untuk memajukan suatu bangsa karena kemajuan bangsa dapat dilihat dari tingkat kesejahteraan dan tingkat pendidikannya.
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA PADA MATA DIKLAT MELAKSANAKAN PELAYANAN PRIMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING
Meningkatkan Keterampilan Siswa (Ike Apriliani) MENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA PADA MATA DIKLAT MELAKSANAKAN PELAYANAN PRIMA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING Ike Apriliani Pascasarjana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN 2011/2012
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 109 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SDN 04 PUNJUL TULUNGAGUNG SEMESTER I TAHUN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan di kelas V SDN. Cisitu 2
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan di kelas V SDN. Cisitu 2 dilatarbelakangi oleh adanya masalah dalam pembelajaran IPS terutama masalah hasil belajar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. Rahmawati, 2013:9). Pizzini mengenalkan model pembelajaran problem solving
BAB II KAJIAN TEORI A. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis, Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS), Pembelajaran Konvensional dan Sikap 1. Model Pembelajaran Search, Solve, Create and
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009
PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Kusnaeni SMP Negeri 3 Purworejo Jl. Mardihusodo 3 Kutoarjo, Purworejo
Lebih terperinciMENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SURABAYA
MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 1, Juli 2016. Hal 105 112. MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ARITMATIKA SOSIAL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang sangat kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Cepagan 02 Kecamatan Warungasem,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan, yang fokusnya pada kegiatan di kelas sehingga penelitiannya berupa penelitian tindakan kelas. Aqib,
Lebih terperinci