BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan

Mengapa tim menjadi begitu penting?

BAB 10 KELOMPOK DAN TIM

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

WORK TEAMS. presented by : M Anang Firmansyah

TUGAS MATA KULIAH PERILAKU ORGANISASI : RINGKAS MATERI DIBAWAH INI DI KERTAS DOBEL FOLIO DENGAN TULISAN TANGAN.

MATERI 5 MANAJEMEN DAN ORGANISASI

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

DESAIN ORGANISASI. Oleh: Retno Dayu Wardhani. BDK Cimahi

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Organizing (Pengorganisasian) I M A Y U D H A P E R W I R A

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika

9. PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

KONFLIK & MENGELOLA KONFLIK DALAM ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. tingkat apapun adalah baik secara struktural maupun fungsional. Karyawan

PENGANTAR MANAJEMEN Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Viraguna Bagoes Oka, M Finc Dharma Iswara Bagoes Oka, M Finc

penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan

BAB II URAIAN TEORITIS. meningkatkan efektivitas kerja pada perusahaan penerbangan PT. Mandala

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh konflik pekerjaan..., Sekar Adelina Rara, FPsi UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan juga semakin pesat dan penuh tantangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

Desain Struktur Organisasi: Kewenangan dan Pengendalian

STRATEGIC OF HUMAN RESOURCE MANAGEMENT

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek

BAB II URAIAN TEORITIS. Liza (2006) melakukan penelitian yang berjudul Peranan Struktur

Organizational Theory & Design

MEMIMPIN TIM PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015

ORGANIZATION THEORY AND DESIGN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki berbagai tujuan. Untuk mencapai tujuannya,

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

Tantangan Dasar Desain Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. memikirkan bagaimana cara perusahaan beradaptasi dengan lingkungan yang

BAB II KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pengertian Kompetensi dan Jenis Kompetensi

PERENCANAAN (planning)

BAB II URAIAN TEORITIS. Sebagai bahan perbandingan dalam Penelitian terdahulu yang berjudul Gaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 9 - Project Human Resource Management Sumber: PMBOK 2000, Diterjemahkan oleh Mahasiswa STMIK Mardira Indonesia, Bandung

BAB I PENDAHULUAN. ada didalam suatu organisasi. Sumber daya manusia (SDM) harus dikelola

BAB I PENDAHULUAN. situasi persaingan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang sejenis menjadi

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TELAAH PUSTAKA

MENGELOLA KONFLIK ORGANISASI MATERI 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terkecil adalah sebuah keluarga dan tentunya setiap orang dilahirkan dalam sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat merealisasikan dan mewujudkan suatu tujuan pendidikan nasional. Perguruan

Majamenen Konflik Dalam Sebuah Organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

MENGELOLA ENTITAS BISNIS. Muniya Alteza

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S

KEPEMIMPINAN DALAM TIM DAN KELOMPOK KEPUTUSAN

7. STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. karena di lembaga inilah setiap anggota masyarakat dapat mengikuti proses

Pengertian Kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang saling berinteraksi,dan saling bergantung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HOGANDEVELOP INSIGHT. Laporan Untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 4 November HOGAN ASSESSMENT SYSTEMS INC.

BAB II LANDASAN TEORI

PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI. Maya Dewi Savitri, MSi.

Abstrak. Kata Kunci: Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Organizational Citizenship Behavior.

Team Building & Manajeman Konflik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan

STRES. Adalah respon adaptif terhadap situasi eksternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis, dan atau perilaku pada anggota organisasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rina Hanifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

STRUKTUR DAN ANATOMI ORGANISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan dana publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai. secara sistematis untuk satu periode.

MATERI INISIASI KEEMPAT: BIROKRASI ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior)

Manajemen dan Manajer

PENGERTIAN KELOMPOK DAN TIM

BAB II URAIAN TEORITIS. terhadap produktivitas karyawan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Perilaku Keorganisasian IT

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN : 107). Mathis dan Jackson (2006 : 98) menyatakan kepuasan kerja adalah

MENGELOLA KONFLIK ORGANISASI MATERI 12

Motivasi penting dikarenakan :

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII. Kepemimpinan Wirausaha

MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK SOFTWARE PROJECT MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

Fungsi PENGORGANISASIAN. Eni Widiastuti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan yang penting seperti pabrik, atau suatu organisasi secara keseluruhan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Tim Kerja Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy 2008:406). Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu disuatu organsasi ataupun suatu perusahaan. Allen (2004:21) pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang sportif, sensitif dan senang bergaul, serta mampu mengenali aliran emosi yang terpendam dalam tim dengan sangat jelas. Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi. Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Penggunaan tim secara ekstensif menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan. Kinerja tim akan lebih unggul daripada kinerja individu jika tugas yang harus dilakukan menuntut ketrampilan ganda. Sebuah tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk menyelesaikan sebuah tugas yang spesifik (Daft, 2003:171). Definisi ini mempunyai tiga komponen. Pertama, diperlukan 2 orang atau lebih. Tim dapat cukup besar, walaupun kebanyakan kurang dari 15 orang. Kedua, orang dalam sebuah tim

melakukan interaksi secara teratur. Orang yang tidak berinteraksi, dan tidak membentuk sebuah tim. Ketiga, orang dalam sebuah tim terbagi sebuah tujuan berkinerja. 2.1.2. Jenis Tim Kerja Menurut Sopiah (2008:32) tim kerja dapat diklasifikasikan berdasarkan sasarannya dalam suatu organisasi adalah: 1) Tim Pemecahan Masalah Tim ini tersusun atas 5 sampai 12 karyawan. Dalam tim pemecahan masalah ini setiap anggota membagikan gagasan atau menawarkan saran mengenai bagaimana proses dan metode kerja dapat diperbaiki. Tetapi jarang diantara tim kerja ini diberi wewenang untuk melaksanakan secara sepihak setiap tindakan yang mereka sarankan. 2) Tim Kerja Pengelolaan Diri Tim Kerja pengelolaan diri (swakelola) umumnya tersusun atas 10 sampai 15 orang yang memikul tanggung jawab dari mantan penyelia mereka. Tim kerja ini sepenuhnya mengelola sendiri timnya, bahkan memilih anggota-anggotanya sendiri, menyuruh anggotanya untuk saling menilai. 3) Tim Kerja Fungsional Silang Tim ini tersusun dari karyawan-karyawan dengan tingkat hirarkis yang sama, tetapi berasal dari bidang kerja yang berbeda, yang berkumpul bersama-sama untuk menyelesaikan suatu tugas. Tim Fungsional Silang (cross-functional team) melakukan pertukaran

informasi, mengembangkan gagasan baru dan memecahkan masalah serta mengkoordinasikan proyek yang rumit. Jenis tim kerja menurut Daft (2003:171), tim kerja disuatu organisasi terdiri dari: 1.) Tim Formal Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai bagian dari struktur organisasi formal. 2.) Tim Vertikal Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi formal 3.) Tim Horizontal Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa karyawan dari tingkat hirarki yang hampir sama tapi berasal dari area keahlian yang berbeda. 4.) Tim dengan Tugas Khusus Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk diluar organisasi formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan atau kreativitas khusus. 5.) Tim Mandiri Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari 5 hingga 20 orang pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi pekerjaan

untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap, dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih. 6.) Tim Pemecahan Masalah Tim pemecahan masalah adalah biasanya terdiri dari 5 hingga 12 karyawan yang dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana mereka bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. 2.1.3. Efektivitas Tim Kerja Menurut Stephen, dan Timothy (2008:413) ada 4 komponen utama yang membentuk tim kerja yang efektif, antara lain terdiri dari: 1). Konteks. Sumber dan pengaruh kontekstual lain yang menjadikan tim tersebut efektif terdiri dari: a. Sumber daya yang memadai; dimana mencakup informasi yang tepat waktu, peralatan yang tepat, kepegawaian yang memadai, dorongan, dan bantuan administratif. b. Kepemimpinan dan struktur; seorang pemimpin harus menentukan jadwal, ketrampilan yang perlu dikembangkan, cara kelompok tersebut dalam menyelesaikan konflik, serta membuat dan mengubah keputusan. c. Evaluasi kinerja, terdiri dari upah per jam yang tetap, insentif individual. Namun selain mengevaluasi dan memberi penghargaan untuk para karyawan atas kontribusi individual mereka, manajemen

harus mempertimbangkan penilaian berbasis tim, pembagian laba, pembagian pendapatan, insentif tim, dan modifikasi sistem lain yang akan menguatkan usaha dan komitmen tim. 2). Komposisi tim. Kategori ini meliputi variabel-variabel yang berhubungan dengan bagaimana kepegawaian tim harus disusun, yang terdiri dari: a. Kemampuan para anggota, terdiri atas tim yang membutuhkan banyak pemikiran (misalnya, menyelesaikan sebuah masalah yang rumit), tim yang berkemampuan tinggi (terdiri atas orang-orang yang pintar) bekerja secara baik, dan pemimpin tim harus orang yang pandai sehingga dapat membantu para anggota dalam mengerjakan sebuah tugas. b. Personalitas atau kepribadian, model kepribadian Big Five terbukti relevan dengan efektivitas tim, diantaranya terdiri dari kecocokan, sikap berhati-hati, keterbukaan terhadap pengalaman dan stabilitas emosional cenderung mendapat penilaian manajerial yang lebih tinggi untuk kinerja tim. c. Pengalokasian peran; para manajer harus dapat memahami kekuatankekuatan individual yang dihadirkan oleh setiap anggota dalam sebuah tim. Ada sembilan peran tim yang potensial, yaitu: 1) Penghubung, tugasnya mengkoordinasi dan mengintegrasikan. 2) Pencipta, tugasnya mengajukan ide-ide yang kreatif.

3) Promotor, tugasnya memperjuangkan ide-ide setelah diajukan. 4) Penilai, tugasnya menawarkan berbagai pilihan analisis yang berwawasan. 5) Organisator, tugasnya memberikan struktur-struktur. 6) Produser, tugasnya memberikan penghargaan dan tindakan lanjutan. 7) Pengontrol, tugasnya memeriksa detail-detail dan menjalankan peraturan. 8) Pemeliharaan, tugasnya memerangi berbagai perlawanan eksternal. 9) Penasihat, tugasnya mendorong pencarian informasi yang lebih banyak. Peran utama dari sebuah tim dapat dilihat pada Gambar 2.1. Penghubung Pencipta Promotor Penasihat WORK TEAM Penilai Pemeliharaan Organisator Pengontrol Produser Gambar: 2.1. Peran Utama Suatu Tim Sumber: Robbins, Judge (2008 : 419)

d. Keragaman anggota; sebuah tim memiliki keragaman dalam hal kepribadian, gender, usia, pendidikan, spesialisi fungsional, dan pengalaman. Terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa tim akan memiliki karateristik-karateristik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya secara efektif. e. Ukuran tim; tim-tim besar memiliki kesulitan untuk dapat saling berkoordinasi, terutama ketika terdapat tekanan waktu. Dengan demikian, para manajer atau pimpinan harus berusaha mempertahankan jumlah anggota yang kurang dari 10 orang dalam merancang tim yang efektif. f. Fleksibiltas Anggota; tiap anggota harus fleksibel dimana harus mampu menyelesaikan tugas anggota lain, karena hal ini merupakan nilai tambah untuk sebuah tim kerja dan dapat meningkatkan kemampuan adaptasi untuk tidak terlalu bergantung pada satu anggota saja. g. Preferensi Anggota; ketika memilih anggota tim kerja, preferensi individual harus dipertimbangkan seperti halnya kemampuan, kepribadian dan keterampilan. 3). Rancangan pekerjaan. Tim yang efektif harus bekerja sama dan menerima tanggung jawab secara kolektif untuk menyelesaikan tugas-tugas yang signifikan, terdiri dari:

a. Kebebasan dan hak otonomi; wewenang untuk melaksanakan setiap tindakan yang disarankan oleh pimpinan, mengelola sendiri untuk bertukar informasi, mengembangkan gagasan baru dan memecahkan masalah serta mengkoordinasikan proyek yang rumit. b. Keanekaragaman keterampilan; ada tiga jenis keterampilan yang harus dimiliki oleh sebuah tim untuk melakukan rancangan suatu pekerjaan, yaitu keahlian tekhnis, keterampilan untuk menyelesaikan masalah dan membuat keputusan dan keterampilan antarpersonal lainnya, seperti keterampilan mendengarkan, memberi umpan balik, resolusi konflik. c. Identitas tugas; kemampuan menyelesaikan seluruh tugas atau produk yang dapat diidentifikasikan. d. Kepentingan atau arti tugas; rancangan suatu pekerjaan atau proyek memiliki pengaruh yang substansial pada orang lain. 4). Proses Mencerminkan hal-hal yang terjadi dalam tim yang mempengaruhi efektivitas suatu tim kerja, terdiri dari: a. Tujuan tim; terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum adalah sebuah visi yang berarti memberikan pengarahan, momentum dan komiten untuk para anggotanya. Sedangkan tujuan khusus adalah perubahan dari tujuan umum menjadi tujuan kinerja yang realistis, yang dapat diukur dan khusus.

b. Tingkat konflik; konflik-konflik tugas menstimulasi diskusi, mendorong penilaian kritis untuk berbagai masalah dan pilihan, dan dapat menghasilkan keputusan tim yang lebih baik. c. Efektifitas tim; tim yang efektif memiliki rasa percaya diri dalam diri tiap individual sebuah tim. d. Kemalasan sosial (social loafing), merupakan sinergi negatif yang bersembunyi didalam sebuah tim kerja. Tim yang efektif harus mengurangi kecenderungan ini dengan cara membuat diri mereka bertanggung jawab dalam tingkat individual dan tingkat tim. Komponen utama yang membentuk tim yang efektif dapat dilihat pada Gambar 2.2.

1). Sumber dan Pengaruh Kontekstual: a. Sumber daya yang memadai b. Kepemimpinan dan struktur c. Evaluasi kinerja 2). Komposisi: a. Kemampuan b. Kepribadian c. Alokasi peran-peran d. Perbedaan e. Ukuran tim-tim f. Fleksibilitas anggota g. Preferensi anggota Tim Kerja 3). Rancangan Pekerjaan: a. Otonomi b. Keanekaragaman ketrampilan c. Identitas tugas d. Kepentingan tugas 4). Proses: a. Tujuan Tim b. Efektivitas Tim c. Tingkat Konflik d. Minimalisasi social loafing Gambar: 2.1. Model Efektivitas Tim Kerja Sumber: Stephen, dan Timothy (2008 : 413)

2.1.4. Menangani Konflik Tim Konflik (conflict) adalah interaksi antagonis dimana satu pihak berusaha untuk membendung kehendak atau tujuan yang lainnya, (Daft, 2003:192). Konflik dalam tim mengarah pada pembuatan keputusan yang lebih baik karena berbagai cara pandang turut dipertimbangkan. Ada beberapa penyebab konflik antara lain: 1) Kelangkaan Sumber Daya (Scarce Resources) Sumber daya mencakup uang, informasi, dan peralatan. Dalam hasrat untuk mencapai tujuan, individu dapat berkeingan untuk meningkatkan sumber daya mereka, dimana hal ini dapat melemparkannya ke dalam konflik 2) Ambiguitas Yurisdiksional (Jurisdictional Ambiguitas) Konflik juga berkembang ketika batasan kerja dan tanggung jawab tidak jelas. Ketika tanggung jawab tugas didefiniskan dan diperkirakan dengan baik, maka orang lain tahu diaman sebenarnya dia berdiri. Ketika itu menjadi tidak jelas, orang dapat tidak setuju tentang siapa yang memiliki tanggung jawab untuk tugas spesifik atau yang mempunyai klaim atas sumber daya. 3) Kerusakan Komunikasi (Communication Breakdown) Potensi kerusakan komunikasi bahkan lebih besar pada tim yang berasal dari negara dan budaya yang berbeda. Komunikasi yang buruk dapat menghasilkan salah persepsi dan salah paham dari orang lain dalam sebuah tim dan tim lain.

4) Pertentangan Kepribadian (Personality Clashes) Sebuah pertentangan kepribadian terjadi manakala orang tidak sepaham dengan yang lainnya atau tidak mempunyai pandangan yang sama terhadap suatu isu. Pertentangan kepribadian disebabkan oleh perbedaan mendasar dalam kepribadian, nilai, dan sikap. 5) Perbedaan Kekuatan dan Status (Power and Status Differences) Perbedaan kekuasaan dan status terjadi ketika salah satu pihak mempunyai pengaruh besar terhadap pihak yang lainnya. Individu dalam sebuah tim dapat terkait untuk meningkatkan kekuasan dan pengaruh mereka dalam tim atau dalam suatu organisasi. 6) Perbedaan Tujuan (Goal Differences) Konflik sering terjadi hanya karena dari tiap individu tersebut mengejar tujuan yang berbeda yang menyebabkan suatu konflik, walaupun perbedaan tujuan adalah wajar dalam suatu tim. 2.1.5. Implikasi Tim Kerja Yang Efektif Menurut Stephen, dan Timothy (2008:431)Tim kerja yang efektif sebaiknya memiliki berbagai karateristik yang sama; sumber-sumber yang memadai, kepemimpinan yang efektif; suasana kepercayaan, serta evaluasi kinerja dan sistem penghargaan yang mencerminkan kontribusi tim kerja. Tim tersebut memiliki individu-individu dengan keahlian teknis, seperti menyelesaikan masalah, membuat keputusan, dan keahlian antar personal, serta kemampuan yang tinggi dalam hal ekstravesi, kesepakatan, sikap berhati-hati, dan stabilitas emosional.

Tim yang efektif cenderung memiliki sedikit anggota, yaitu kurang dari 10 orang dan menyukai latar belakang yang berbeda dari setiap anggotanya. Tim tersebut memliki anggota yang dengan senang hati memenuhi berbagai macam tuntutan peran, fleksibel, dan menikmati menjadi bagian dari suatu kelompok. Tugas yang harus dilakukan dalam tim tersebut memberikan kebebasan dan otonomi kepada para anggotanya, peluang memanfaatkan keahlian dan bakat yang berbeda-beda, kemampuan menyelesaikan seluruh tugas atau produk tertentu, dan pekerjaan yang memiliki pengaruh substansial terhadap orang lain. Tim yang efektif harus memiliki anggota-anggota yang berkomitmen terhadap suatu tujuan umum, berbagai tujuan khusus tim, anggota-anggotan yang yakin dengan kapabilitas tim, tingkat konflik yang dapat diatasi, dan tingkat social loafing yang minimum. 2.2. Penelitian Terdahulu Hutapea (2009) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kompetensi dan Kerja Tim Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Swadana Daerah Tarutung. Hasil penelitian yang diperoleh antara lain: 1). Adanya pengaruh yang positif antara kompetensi perawat (kompetensi tekhnis, kompetensi perilaku) terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap di RSU Swadana Daerah Tarutung. 2). Adanya pengaruh yang positif antar kerja tim (kerjasama, kepercayaan, kekompakan) terhadap kinerja perawat pelaksana rawat inap di RSU Swadana Daerah Tarutung.

Mutia (2010) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Tim Kerja Pada Karyawan Kontrak Bagian Keuangan Pada RSUD Pirngadi Medan. Hasil penelitian diperoleh adalah 1.) Sub variabel yang terdiri dari proses, konteks, komposisi, dan rancangan pekerajan dapat dipakai untuk mengestimasi kinerja karyawan tenaga kontrak pada RSUD Dr. Pirngadi Medan, berdasarkan hasil uji F (Uji signifikan simultan). 2.) Sub variabel yang memiliki pengaruh positif dan signifikan dalam mempengaruhi kinerja karyawan tenaga kontrak bagian keuangan pada RSUD Dr. Pirngadi Medan adalah sub variabel Konteks; Komposisi, dan Proses, berdasarkan hasil uji signifikansi t (Uji t) dapat digunakan untuk peningkatan kinerja karyawan tenaga kontrak bagian keuangan pada RSUD Dr. Pirngadi Medan. 3.) Sub variabel tim kerja yang terdiri dari variabel proses, rancangan kerja, konteks dan komposisi memiliki hubungan yang sangat erat terhadap kinerja karyawan tenaga kontrak bagian keuangan di RSUD Dr. Pirngadi Medan. 2.3. Kerangka Konseptual Tim kerja yaitu kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, dan Timothy, 2008:406). Hal ini mengandung makna bahwa hasil kinerja secara tim jauh lebih baik daripada perindividu.

Ada 4 (empat) komponen yang membentuk sebuah tim yang efektif, yaitu: 1. Konteks Tim Kerja Konteks tim kerja terdiri dari sumber daya yang memadai, pemimpin, lingkungan kerja, dan evaluasi kinerja. 2. Komposisi Tim Kerja Komposisi tim terdiri dari kemampuan akan pengetahuan dan ketrampilan, personalitas, dan ukuran tim, fleksibilitas, dan preferensi anggota 3. Rancangan Kerja Rancangan Kerja dari tim kerja terdiri dari hak otonomi, keanekaragaman keterampilan, dan identitas tugas. 4. Proses Tim Kerja Proses tim kerja terdiri dari tujuan tim, tingkat konflik, dan efektifitas tim.