UJI VIABILITAS BENIH ANGGREK HITAM (Coelogyne pandurata Lindl.) DENGAN MASA SIMPAN YANG BERBEDA

dokumen-dokumen yang mirip
II. METODOLOGI PENELITIAN

PERBANYAKAN ANGGREK HITAM (Coelogyne pandurata. Lindl) SECARA IN-VITRO. Skripsi Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

PERBANYAKAN ANGGREK Vanda helvola SECARA IN VITRO

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

PERBANYAKAN ANGGREK HITAM (Coeloegyne pandurata) DENGAN MEDIA ORGANIK DAN VACIN WENT SECARA IN VITRO

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas

MAKALAH SEMINAR UMUM. ANALISIS MATEMATIS PENDUGAAN UMUR SIMPAN BENIH CABAI MERAH (Capsicum annum L.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Gedung

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan BAP dan 2,4-D pada Percobaan Induksi Mata Tunas Aksilar Aglaonema Pride of Sumatera Secara In Vitro

METODE PENELITIAN. I. Persilangan dialel lengkap dua tetua anggrek Phalaenopsis. Pengaruh media dasar dan arang aktif terhadap pengecambahan biji

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan sukrosa dalam media kultur in vitro yang terdiri atas 5 variasi

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2013), kebutuhan kedelai nasional

PENYELAMATAN EMBRIO PADA Dendrobium anosmum Lindl. MELALUI KULTUR IN VITRO

III. BAHAN DAN METODE. 1. Pengaruh konsentrasi benziladenin dengan dan tanpa thidiazuron terhadap

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan

TUGAS KULIAH PAPER TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH Teknologi Pembibitan Anggrek melalui Kultur Jaringan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi pembiakan in vitro tanaman pisang yang terdiri

PENDAHULUAN. baru. Plasma nutfah merupakan salah satu SDA yang sangat penting karena tanpa

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan / Ilmu Tanaman Fakultas

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara II PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU RESPIRASI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Januari 2011 Maret 2011

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, yaitu penambahan konsentrasi

AKLIMATISASI ANGGREK HITAM (Coelogyne pandurata Lindl.) HASIL PERBANYAKAN IN VITRO PADA MEDIA BERBEDA

3 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan

KONSERVASI ANGGREK HITAM (Coelogyne pandurata Lindl.) MELALUI MIKROPROPAGASI PADA BERBAGAI MEDIUM KULTUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini terdiri atas dua percobaan utama dan satu percobaan lanjutan, yaitu:

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang megabiodiversity

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian pendahuluan

PERBEDAAN LAMA PENYIMPANAN DAN MEDIA SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Khansa Orchid Cimanggis-

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan RAL (Rancangan acak lengkap) dengan 1 media pembanding

Puput Perdana Widiyatmanto Dosen Pembimbing Tutik Nurhidayati S.Si., M.Si. Siti Nurfadilah, S.Si., M.Sc. Tugas Akhir (SB091358)

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

Kajian Daya Simpan Benih Beberapa Varietas Kedelai

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Januari-Juli 2014.

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

METODOLOGI PENELITIAN

EFEK IRRADIASI SINAR-X PADA BUAH TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERKEMBANGAN BIJI ANGGREK Spathoglottis plicata Blume

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juli 2014 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. flora yang dapat ditemukan adalah anggrek. Berdasarkan eksplorasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

Pengaruh Jenis Eksplan dan Komposisi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Induksi Kalus Pada Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu

III. METODE PENELITIAN A.

Kajian Pengaruh Penggunaan Frekuensi Gelombang Bunyi terhadap Pertumbuhan Benih Kedelai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) varietas Dewata F1

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Kerja Persiapan Bibit Tumih

PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE

Transkripsi:

UJI VIABILITAS BENIH ANGGREK HITAM (Coelogyne pandurata Lindl.) DENGAN MASA SIMPAN YANG BERBEDA (THE VIABILITY TEST OF BLACK ORCHID (Coelogyne pandurata Lindl.) SEEDS WITH DIFFERENT STORAGE PERIOD) INTISARI VEMY CLAUDIA, IDA AYU ASTARINI, SANG KETUT SUDIRGA Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Udayana E-mail : vemycla@yahoo.com Anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) merupakan jenis anggrek epifit yang saat ini keberadaannya terancam punah. Upaya untuk melindungi dan memelihara sumber genetik tersebut perlu ditemukan cara penyimpanan yang tepat dalam jangka waktu yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perkecambahan benih anggrek hitam yang disimpan pada jangka waktu yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih yang disemai dalam kondisi segar memiliki persentase tumbuh tertinggi mencapai 60%, masa simpan 2 minggu mencapai persentase pertumbuhan sebesar 20%, dan masa simpan 4 minggu sebesar 2,5%. Fase pertumbuhan benih anggrek hitam yang disemai dalam kondisi segar dan pada masa simpan 2 minggu berada pada fase 4 (second leaf formed embryo) sedangkan pada masa simpan 4 minggu hanya mampu tumbuh mencapai fase 2 (green embryo). Hal ini membuktikan bahwa penyimpanan benih anggrek hitam mempengaruhi kondisi fisiologi dan viabilitas benih. Kata kunci : Coelogyne pandurata Lindl., viabilitas benih, masa simpan ABSTRACT The black orchid (Coelogyne pandurata Lindl.) is an epiphytic orchid spesies that is currently endangered. To protect and maintain the genetic resources it is necessary to find the proper way to store seeds in a long time. The purpose this study is to determine the viability of the black orchid seeds sowed in organic medium with different storage period. The result showed that the seeds sown in fresh condition has the highest percentage of growth up to 60%, seeds with storage period of 2 weeks has growth percentage of 20%, while the storage period of 4 weeks has growth percentage of 2.5%. The growth phase of sowed seeds in fresh condition and seeds storage in 2 weeks periode is phase 4 (second leaf formed embryo) and seeds storage in 2 weeks periode is phase 2 (green embryo). This suggest that the storage condition of black orchid seeds is influence physiology and seed viability. Keywords: Coelogyne pandurata Lindl., seed viability, storage periode PENDAHULUAN Anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) merupakan anggrek endemik dari Pulau Kalimantan Timur yang saat ini keberadaannya terancam punah akibat exploitasi manusia. Faktor lain penyebab menurunnya keberadaan anggrek hitam adalah faktor eksternal berupa habitat tumbuh yang rusak akibat penebangan dan konversi lahan dan faktor internal seperti periode berbunga yang sangat pendek

(cepat layu) dan bunga relatif sulit untuk disilangkan (Untari, 2006) Anggrek termasuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan karena benih tidak memiliki endosperm sehingga sulit untuk tumbuh di alam. Salah satu cara untuk memelihara dan melindungi sumber genetik tersebut adalah dengan menemukan cara yang tepat untuk menyimpan sebanyak mungkin gen dalam waktu yang lama. Penyimpanan material tumbuh sangat berguna untuk spesies-spesies yang cepat punah, baik itu karena kegagalan perkawinan silang, kondisi iklim maupun disebabkan oleh kesalahan manusia dalam melakukan konservasi (Arditti dan Ernst, 1993). Metode konservasi sumber daya genetik dapat dilakukan secara in situ melalui teknik kultur in vitro. Upaya penyelamatan dan perbanyakan anggrek hitam dengan teknik kultur in vitro dipilih karena memiliki beberapa keunggulan yaitu perbanyakan eksplan secara cepat, pelestarian plasma nutfah, dan kemudahan memperbanyak tanaman yang sulit diperbanyak secara konvensional (Zulkarnain, 2011). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perkecambahan benih anggrek hitam yang disimpan pada jangka waktu yang berbeda. MATERI DAN METODE Lokasi dan Tempat Penelitian Pengambilan kapsul anggrek hitam dan penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan, CV. Gede Ayu Bali Orchid, Kerobokan Badung pada bulan Desember 2012 Mei 2013. Sterilisasi Kapsul Anggrek Hitam Kapsul anggrek hitam dicuci dengan detergen (Sunlight), dibilas air mengalir, direndam dalam larutan fungisida Dithane 2% selama 30 menit, dibilas dengan air sebanyak 2 kali. Kapsul anggrek dimasukkan dalam Laminar Air Flow (LAF), direndam alkohol 70% selama 10 detik dan dibakar di atas api Bunsen, kegiatan ini diulang sebanyak tiga kali. Kapsul anggrek diletakkan di atas cawan petri, dibelah dan disemai pada media organik. Benih diambil dengan ose steril kemudian ditabur di atas media kultur. Kapsul anggrek yang disimpan pada suhu 4ºC, setelah tahap sterilisasi kapsul dibungkus dengan aluminium foil, dimasukkan ke dalam kotal plastik dan diletakkan pada lemari pendingin. Penanaman Benih Anggrek Hitam Benih disemai dengan teknik kultur in vitro pada media organik dengan

komposisi 60 g/l bubur pisang ambon, 150 ml/l sari kentang, 20 g/l gula pasir, 0,5 g/l arang aktif, 7,5 g/l agar, 100 mg/l vitamin C, 1000 ml aquades, dan ph media sekitar ± 5,8 dengan menambahkan 1 ml HCL 1 N. Rancangan Penelitian Perlakuan penelitian meliputi masa simpan kapsul anggrek hitam, yaitu 4 minggu, 2 minggu, dan segar (baru dipetik). Proses penyimpanan benih dilakukan pada suhu 4ºC. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Pengamatan dilakukan pada 1 minggu setelah tanam (MST) hingga 12 MST. Parameter yang diamati adalah perrsentase tumbuh dan fase pertumbuhan benih anggrek hitam pada media organik. Beberapa tahapan fase pertumbuhan benih anggrek hitam adalah sebagai berikut : fase 1 : yellowish embryo, fase 2 : green embryo, fase 3 : first leaf formed embryo, fase 4 : second leaf formed embryo, fase 5 : third leaf formed embryo (Semiarti et al., 2010). HASIL Hasil pengamatan persentase tumbuh dan fase pertumbuhan benih anggrek hitam yang disemai pada media organik selama 12 MST, menunjukkan hasil bahwa persentase tumbuh tertinggi yaitu 60% didapat dari benih anggrek hitam yang disemai segar (baru dipetik), persentase tumbuh 20% didapat dari benih dengan masa simpan 2 minggu dan persentase terendah 2,5% didapat dari benih dengan masa simpan 4 minggu. Fase pertumbuhan benih anggrek hitam yang disemai pada kondisi segar dan selama 2 minggu masa simpan dapat mencapai fase 4 (second leaf formed embryo), sedangkan pada 4 minggu masa simpan hanya mencapai fase 2 (green embryo). Gambar 1. Grafik Persentase Tumbuh Benih Anggrek Hitam pada Media Organik

Gambar 2. Pertumbuhan Benih Anggrek Hitam pada 12 MST (a.) benih segar, (b.) dua minggu masa simpan, (c.) empat minggu masa simpan PEMBAHASAN Perkecambahan benih anggrek hitam yang disemai pada media organik diukur melalui persentase tumbuh dan fase pertumbuhan benih anggrek hitam selama 12 MST. Benih anggrek hitam yang disemai dalam keadaan segar (baru dipetik) menghasilkan persentase tumbuh yang tertinggi bila dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Persentase benih yang disemai pada kondisi segar menghasilkan persentase sebesar 60%, lebih tinggi bila dibandingkan dengan benih yang memiliki masa simpan selama 2 minggu yaitu 20% dan masa simpan 4 minggu hanya 2,5% (Gambar 1). Penurunan persentase tumbuh pada benih anggrek hitam diperkirakan karena benih mengalami penurunan viabilitas. Penurunan viabilitas benih merupakan proses penurunan mutu benih secara berangsur-angsur dan kumulatif serta tidak dapat balik (irreversible) akibat perubahan fisiologi. Faktor faktor yang mempengaruhi viabilitas benih selama masa penyimpanan dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

mencakup sifat genetik, daya tumbuh dan vigor, kondisi kulit dan kadar air benih. Faktor eksternal mencakup kemasan benih, komposisi gas, suhu dan kelembaban ruang simpan (Copeland dan Donald, 1985). Perubahan fase pertumbuhan pada benih anggrek hitam yang disemai dalam keadaan segar ditandai dengan perubahan fase 1 (yellowish embryo) menjadi fase 2 (green embryo) pada 5 MST, selanjutnya menjadi fase 4 (second leaf formed embryo) pada 10 MST 12 MST (Gambar 2). Hal ini diperkirakan karena pengaruh tingkat kemasakan benih pada saat dipanen, dimana kondisi benih saat dipanen berada pada puncak masak fisiologis sehingga pada saat disemai benih memiliki viabilitas yang tinggi sehingga dapat menghasilkan persentase tumbuh yang tinggi pula (Kuswanto, 2003). Perlakuan penyimpanan benih anggrek hitam selama 2 minggu dan 4 minggu masa simpan pada suhu 4ºC menunjukkan respon dimana benih dapat tumbuh hingga fase 4 (second leaf formed embryo) dan fase 2 (green embryo) pada 12 MST dengan persentase tumbuh sebesar yaitu 20% dan 2,5%. Hal ini diperkirakan karena viabilitas benih menurun akibat penyimpanan pada suhu 4ºC. Semiarti (2012, kom.pri) menyatakan bahwa cara terbaik untuk menyimpan benih anggrek adalah dengan menyimpan kapsul anggrek steril pada botol kaca yang berisi kapas dan silica gel pada suhu - 4ºC. Metode penyimpanan ini dapat mempertahankan viabilitas benih selama 12 bulan dengan persentase tumbuh sebesar 75%. Pada suhu rendah (minimum) pertumbuhan benih menjadi lambat bahkan terhenti, karena kegiatan enzimatis yang dipengaruhi oleh suhu. Asas dasar penyimpanan dingin adalah penghambatan respirasi oleh suhu tersebut (Pantastico, l997). Pendinginan dapat memperlambat kecepatan reaksireaksi metabolisme, umumnya setiap penurunan suhu 8ºC kecepatan reaksi akan berkurang menjadi setengahnya karena itu penyimpanan dapat memperpanjang masa hidup benih, karena keaktifan respirasi menurun (Winarno et al., l982). Data pengamatan secara kualitatif menunjukkan bahwa benih yang memiliki masa simpan selama 2 minggu dan 4 minggu mengalami perubahan warna benih. Benih yang semula berwarna putih kekuningan berubah menjadi warna kuning kecoklatan hingga coklat tua. Baki dan Anderson (1972) menyatakan bahwa perubahan warna benih merupakan salah satu indikasi dimana benih mengalami kemunduran secara fisiologi, selain itu benih

juga mengalami penurunan viabilitas secara biokimia yang meliputi perubahan aktivitas enzim, perubahan laju respirasi, perubahan di dalam membrane, dan kerusakan kromosom. Pantastico, E.R.B. 1997. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran Tropika dan Subtropika. Penerjemah Kamariyani. UGM-Press, Yogyakarta. SIMPULAN Masa simpan benih anggrek hitam pada suhu 4ºC mempengaruhi persentase tumbuh dan fase pertumbuhan benih pada media organik, untuk hasil terbaik maka benih anggrek hitam harus segera disemai setelah kapsul dipetik. DAFTAR PUSTAKA Arditti, J and R. Ernst. 1993. Micropropagation of Orchids. Irivine: Department of Developmental and Cell Biology, University of California. Baki, A.A. dan J.D. Anderson. 1970. Viability And Leaching Of Sugars From Germinating Barley. Jurnal Crop Science and Biotechnology. Available from: http://www.soils.org/publications/cs/ abstracts. 30 Mei 2013 Semiarti, E., A. Indrianto, E. A. Suyono, R. L. Nurwulan, R. Restiani, Y. Machida, C. Machida. 2010. Genetic Transformation of the Indonesian Black Orchid (Coelogyne pandurata Lindl.) through Agrobacterium tumefaciens for Micropropagation. Japan : NIOC Nagoya Dome. Untari, R. dan D. W. Puspitaningtyas. 2006. Pengaruh Bahan Organik dan NAA terhadap Pertumbuhan Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) dalam kuntur in vitro. Biodiversitas. Vol. 7, No.3: 344-348. Winarno, F.G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz. 1982. Pengantar Teknologi Pangan. PT. Gramedia. Jakarta. Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman; Solusi Perbanyakan Tanaman Budi Daya. Bumi Aksara, Jakarta. Copeland, L.O and M.B. Mc. Donald. 1985. Principles of Seed Science and Technology. Jurnal Burgess Publishing Company. Minneapolis, Minnesota. 321p. Kuswanto, H. 2003. Teknologi Pemprosesan, Pengemasan dan Penyimpanan Benih. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.