Kajian Daya Simpan Benih Beberapa Varietas Kedelai
|
|
- Ridwan Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kajian Daya Simpan Benih Beberapa Kedelai Awaludin Hipi, Fitratunnisa, dan Nani Herawati BPTP NTB. Jl. Raya Peninjauan Narmada Abstrak Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas dan produksi kedelai adalah dengan mengembangkan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan adaptif pada kondisi lingkungan tertentu dan sesuai dengan preferensi konsumen. Untuk menunjang penggunaan varietas unggul, diperlukan penyediaan benih yang cukup dan bermutu tinggi. Kendala yang dihadapi untuk penyediaan benih kedelai adalah cepat menurunnya viabilitas benih (deteriorasi). Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya simpan beberapa varietas kedelai. Percobaan dilakukan di laboratorium benih UPBS BPTP NTB sejak bulan April - September Percobaan disusun mengikuti rancangan acak lengkap dengan varietas kedelai sebagai perlakuan, masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali. Penyimpanan disesuaikan dengan kondisi penyimpanan yang ada ditingkat petani dengan kisaran suhu 27,7 o C - 29,9 o C dan kelembaban 48,9% - 67,3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Burangrang dan Anjasmoro (berbiji besar) mengalami deteriorasi lebih cepat dan hanya dapat disimpan selama 3 bulan pada kisaran suhu 27,7 o C - 29,9 o C dan kelembaban 48,9% - 67,3%, dengan daya berkecambah 70%. Kaba dan Dering-1 (berbiji kecil) dapat disimpan selama 5 bulan, dengan persentase kecambah normal masing-masing mencapai 88 % dan 78%. Kata kunci: daya simpan, kemasan, ukuran benih, vigor dan viabilitas Pendahuluan Salah satu faktor pembatas produksi kedelai di daerah tropis adalah cepatnya kemunduran benih selama penyimpanan hingga mengurangi penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang memadai dan tepat pada waktunya sering menjadi kendala karena daya simpan yang rendah. Sementara itu, pengadaan benih bermutu tinggi merupakan unsur penting dalam upaya peningkatan produksi tanaman. Pengadaan benih sering dilakukan beberapa waktu sebelum musim tanam sehingga benih harus disimpan dengan baik agar mempunyai daya tumbuh yang tinggi saat ditanam kembali. Kemunduran benih merupakan proses penurunan mutu secara bertahap dan tidak dapat balik (irreversible) akibat perubahan fisisologis yang disebabkan oleh faktor d alam. Proses penuaan atau mundurnya vigor secara fisiologis ditandai dengan penurunan daya berkecambah, peningkatan jumlah kecambah abnormal, penurunan pemunculan kecambah di lapangan (field emergence), terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman, meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan yang ekstrim yang akhirnya dapat menurunkan produksi tanaman (Copeland dan Donald, 1985). Kemunduran benih kedelai selama penyimpanan lebih cepat berlangsung dibandingkan dengan benih tanaman lain dengan kehilangan vigor benih yang cepat yang menyebabkan penurunan perkecambahan benih. Benih yang mempunyai vigor rendah menyebabkan pemunculan bibit di lapangan rendah, terutama dalam kondisi tanah yang kurang ideal. Sehingga benih kedelai yang akan ditanam harus disimpan dalam lingkungan yang menguntungkan (suhu rendah), agar kualitas benih masih tinggi sampai akhir penyimpanan (Egli dan Krony, 1996 cit. Viera et. al., 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi viabilitas benih selama penyimpanan dibagi menjadi factor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup sifat genetik, daya tumbuh dan vigor, Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 769
2 kondisi kulit dan kadar air benih awal. Faktor eksternal antara lain kemasan benih, komposisi gas, suhu dan kelembaban ruang simpan (Copeland dan Donald, l985). Viera et. al., (2001) telah melakukan penelitian tentang benih kedelai yang disimpan dalam kantong aluminium foil pada suhu 10 o C dan 20 o C dan disimpan dalam kantong kertas wal dalam ruang terbuka selama 486 hari. Daya tumbuh benih tidak berubah pada benih yang disimpan dalam aluminium foil pada suhu 10 o C, kecuali vigor sudah mulai menurun. Proses penuaan berjalan sesuai dengan penurunan vigor benih untuk semua benih yang disimpan dalam aluminium foil pada suhu 10 o C, tetapi elektrikal konduktivitas tidak berubah selama periode simpan. Benih yang disimpan dalam aluminium foil pada suhu 20 o C dan dalam kantong kertas wal dalam ruang terbuka, daya tumbuh dan vigor benih menurun dengan cepat dan elektrikal konduktivitas meningkat dengan cepat. Setelah benih dipindah pada suhu 10 o C, vigor terus menurun dan elektrikal konduktivitas tetap selama periode simpan. Jadi vigor menurun pada semua kondisi lingkungan, elektrikal konduktivitas hanya meningkat pada suhu 20 o C. Jadi untuk mempertahankan vigor benih kedelai sebaiknya disimpan pada suhu 10 o C. Sifat genetik benih antara lain tampak pada permeabilitas dan warna kulit benih berpengaruh terhadap daya simpan benih kedelai. Penelitian terdahulu menemukan bahwa varietas kedelai berbiji sedang atau kecil umumnya memiliki kulit berwarna gelap, tingkat permeabilitas rendah, dan memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap kondisi penyimpanan yang kurang optimal dan tahan terhadap deraan cuaca lapang dibanding varietas yang berbiji besar dan berkulit biji terang (Mugnisyah, 1991). Sukarman dan Raharjo (2000), melaporkan bahwa varietas kedelai berbiji kecil dan kulit berwarna gelap lebih toleran terhadap deraan fisik (suhu 42 o C dan kelembaban 100%) dibanding varietas berbiji besar dan berkulit terang. Hasil penelitian Sukarman dan Raharjo (2000), menunjukkan bahwa varietas Cikuray (berbiji sedang, kulit berwarna hitam) dan varietas Tidar (berbiji kecil, kulit berwarna kuning) memiliki daya simpan yang lebih baik dibandingkan dengan varietas Wilis (berbiji sedang, berkulit kuning). Daya berkecambah benih varietas Cikuray dan varietas Tidar masih diatas 80% setelah lima bulan penyimpanan, sedangkan daya tumbuh benih varietas Wilis menurun hingga 60% setelah lima bulan penyimpanan. Metodologi Percobaan dilakukan di laboratorium benih UPBS BPTP NTB sejak bulan April - September Percobaan disusun mengikuti rancangan acak lengkap, dengan lima varietas kedelai sebagai perlakuan, masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali. Burangrang dan Anjasmoro memiliki ukuran biji yang besar, sedangkan Kaba, Dering, dan Gema memiliki ukuran biji kecil. kedelai yang diuji: Burangrang (V1); Anjasmoro (V2); Kaba (V3); Dering (V4); dan Gema (V5). Kondisi tempat penyimpanan disesuaikan dengan penyimpanan yang ada ditingkat petani dengan kisaran suhu 27,7 o C - 29,9 o C dan kelembaban 48,9% - 67,3%. Jenis kemasan yang di gunakan Plastik PE yang biasa digunakan para penangkar dalam mengemas benih kedelai. Semua varietas kedelai yang digunakan merupakan hasil panen pada bulan April 2014 dari pertanaman musim hujan di Desa Nggembe kabupaten Bima. Pengujian mutu fisiologis benih dilakukan dalam wadah/bak plastik yang diberi media pasir yang telah diayak. Setiap bak plastik diisi 50 butir benih kedelai. Variabel yang diamati adalah mutu fisiologis benih yang meliputi daya berkecambah (DB), indeks vigor (IV), kecepatan tumbuh (KcT ), bobot kering kecambah normal (BKKN), dan 770 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian
3 kadar air (KA). Data dianalisis menggunakan analisis ragam (Anova) dengan bantuan software SAS versi 9.0. Jika terdapat perbedaan antar perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (DMRT) pada taraf α= 5%. Hasil Dan Pembahasan Hasil analisis terhadap indeks vigor (IV) menunjukkan bahwa semua benih dari varietas yang diuji memiliki indeks vigor > 90% pada saat akan disimpan, dan tidak berbeda nyata antar varietas (Tabel 1). Hal ini berarti bahwa benih dari beberapa varietas kedelai tergolong seragam pada saat mulai akan disimpan. Penurunan vigor terjadi mulai bulan ke-3, dan terdapat perbedaan yang nyata antar varietas. Kaba dan Dering-1 masih memiliki IV masingmasing 84 % dan 74%% pada bulan ke-4, varietas Anjasmoro dan Burangrang terjadi penurunan IV yang drastis menjadi 58 dan 49%. Hingga bulan ke-5 penyimpanan, semua benih dari beberapa varietas mengalami kemunduran dimana IV rata-rata < 70%, kecuali varietas Kaba yang masih memiliki IV 71%. Tabel 1. Indeks vigor (IV) beberapa varietas kedelai pada periode simpan 5 bulan Burangrang 90.5 a 94.0 b bc 57.2 bc 49.0 b 41.2 b Anjasmoro 93.5 a 96.2 b c 49.5 c 58.8 b 40.5 b Kaba 96.0 a 98.5 a a 76.2 a 84.5 a 71.2 a Gema 97.0 a 95.3 ab a 59.3 bc 56.6 b 42.7 b Dering a 96.5 ab ab 66.0 b 74.7 a 60.5 a Tabel 2 menyajikan rata-rata kecepatan tumbuh dari benih yang dikecambahkan. Kecepatan tumbuh benih dihitung berdasarkan jumlah pertambahan persentase kecambah normal/etmal (1 etmal = 24jam) (Sadjad et al. 1999). Hasil pengujian menunjukkan bahwa benih dari varietas Kaba dan Dering, memiliki kecepatan tumbuh yang lebih tinggi dan berbeda nyata dengan benih dari varietas lain dari mulai disimpan hingga periode simpan 5 bulan (Tabel 2). Tabel 2. Kecepatan tumbuh beberapa varietas kedelai pada periode simpan 5 bulan Burangrang 32.0 a 27.5 ab 26.1 b 16.5 c 12.2 b 12.3 c Anjasmoro 33.0 a 26.5 b 26.1 b 15.3 c 12.6 b 14.8 bc Kaba 31.5 a 28.5 a 27.6 a 21.7 a 20.2 a 21.7 a Gema 32.8 a 28.8 a 26.6 ab 18.8 b 12.3 b 15.1 b Dering a 28.1 ab 27.1 ab 20.4 ab 21.6 a 19.7 a Hasil analisis terhadap daya berkecambah menunjukkan bahwa semua benih dari varietas yang diuji memiliki daya berkecambah > 95% pada saat mulai disimpan, dan tidak berbeda nyata antar varietas (Tabel 3). Pada 1 bulan penyimpanan menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antar varietas walaupun DB masih >90%, dimana benih dari varietas Kaba dan Dering-1 memiliki Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 771
4 DB yang tinggi dibanding benih dari varietas yang lainnya. Pada bulan ke-2 dan ke-3, terdapat perbedaan yang nyata antar varietas, dimana varietas Kaba, Dering-1 dan Gema masih memiliki DB >80%, bahkan pada varietas Anjasmoro dan Burangrang terjadi penurunan DB yang drastis dari 89% menjadi 70%. Pada penyimpanan bulan ke-4, terjadi penurunan DB > 80% pada benih dari varietas Burangrang, Anjasmoro, dan Gema, sementara benih dari varietas Kaba dan Dering-1 masih memiliki DB >80%. Hingga bulan ke-5 penyimpanan, semua benih dari beberapa varietas mengalami kemunduran dimana DB rata-rata < 80%, kecuali varietas Kaba yang masih memiliki DB 88,3%. kedelai yang memiliki biji besar lebih cepat mengalami deteriorasi dibanding varietas yang berbiji sedang dan kecil, hal ini disebabkan karena benih yang berukuran besar, permukaan benih lebih luas sehingga deraan suhu tinggi dan penyerapan uap air lebih besar dibanding benih yang berukuran kecil dan sedang. Tabel 3. Daya berkecambah beberapa varietas kedelai pada periode simpan 5 bulan. Burangrang 95.5 a 94.5 c 89.8 b 70.3 b 54.7 c 51.5 d Anjasmoro 95.5 a 94.8 c 89.7 b 68.5 b 60.2 bc 60.2 cd Kaba 99.5 a 99.8 a 95.0 a 92.0 a 88.0 a 88.3 a Gema 98.5 a 95.5 bc 95.7 a 85.8 a 65.6 b 63.0 c Dering a 98.7 ab 94.7 a 91.0 a 86.3 a 78.0 b Gambar 1 menunjukkan adanya penurunan daya berkecambah benih kedelai yang berbeda dari beberapa varietas kedelai yang diuji. Hasil analisis regresi besarnya penurunan DB masing-masing varietas sebagai berikut disajikan pada Tabel 4. Gambar 1. Penurunan DB benih kedelai dari berbagai varietas, selama periode simpan 5 bulan Burangrang dan Anjasmoro mengalami deteriorasi yang tinggi dibanding benih dari varietas yang lain dengan persamaan y = 95-5,545 x (5,5%/bulan) dan y = 95-6,345 x 772 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian
5 (6,34%/bulan) dengan nilai R 2 sebesar 0,75. Kaba mengalami penurunan DB yang kecil yaitu 0,8 %/bulan dengan persamaan regresi y = 95-0,803 x. Pranoto (1990) mengatakan bahwa benih yang memiliki kandungan protein tinggi lebih cepat menyerap air, sehingga berakibat pada kebocoran sel-sel dalam benih. Menurut Pitojo (2003), benih kedelai dengan ukuran kecil dan keras, lebih tahan simpan dibanding benih kedelai beukuran besar dan tidak keras. Demikian pula hasil penelitian Sukarman dan Raharjo (2000), menunjukkan bahwa varietas Cikuray (berbiji sedang, kulit berwarna hitam) dan varietas Tidar (berbiji kecil, kulit berwarna kuning) memiliki daya simpan yang lebih baik dibandingkan dengan varietas Wilis (berbiji sedang, berkulit kuning). Tabel 4. Analisis regresi deteriorasi benih beberapa varietas kedelai. No. Regresi linier 1. Kaba y = 95-0,803 x R² = 0, Dering-1 y = 95-1,653 x R² = 0, Gema y = 95-4,057x R² = 0, Burangrang y =95-5,545 x R² = 0, Anjasmoro y = 95-6,345 x R² = 0,754 Perhitungan berat kering kecambah normal (BKKN) dilakukan di akhir pengamatan, dengan membuang bagian endosperm dari kecambah normal, dan dioven selama 3 x 24 jam pada suhu 60ºC, kemudian dimasukkan ke dalam desikator dan setelah dingin ditimbang berat keringnya. Bobot kering kecambah normal menggambarkan ketersediaan cadangan makanan untuk perkecambahan benih. Burangrang memiliki BKKN lebih tinggi dibanding dengan benih varietas lain hingga periode simpan 4 bulan, namun pada periode simpan 5 bulan tidak berbeeda nyata dengan benih dari varietas lain (Tabel 5). Tabel 5. Bobot kering kecambah normal (BKKN) (g/kecambah normal) pada beberapa kedelai pada periode simpan 5 bulan. varietas Burangrang a ab ab a 0.06 b 0.10 a Anjasmoro ab a a b 0.10 a 0.11 a Kaba b b c c 0.10 a 0.10 a Gema b b c c 0.10 a 0.12 a Dering b b bc c 0.11 a 0.11 a Kadar air benih pada saat disimpan (kadar air awal), sangat menentukan vigor benih untuk bisa tahan simpan hingga batas waktu tertentu. Dalam kajian ini kadar air benih pada awal disimpan berkisar antara 8,1-9,1%, sementara setelah disimpan selama 5 bulan masih dalam kisaran yang dianjurkan untuk penyimpanan benih yaitu 9,8 hingga 10,6% (Gambar 2). Benih dengan kadar air yang tinggi lebih cepat mengalami kemunduran, dan tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 773
6 Gambar 2. Kadar air benih beberapa varietas kedelai pada periode simpan 5 bulan Kesimpulan Dan Saran 1. Burangrang dan Anjasmoro mengalami deteriorasi lebih cepat dan hanya dapat disimpan selama 3 bulan pada kisaran suhu 27,7 o C - 29,9 o C dan kelembaban 48,9% - 67,3%, dengan daya berkecambah 70%. 2. Kaba dan Dering-1 dapat disimpan selama 5 bulan, dengan persentase kecambah normal masing-masing mencapai 88 % dan 78%. 3. Perlu kajian lanjutan mengenai penyimpanan benih kedelai berbagai varietas, jenis kemasan, dan kadar air. Daftar Pustaka Copeland. L.O. dan M.B. Mc. Donald Principles of Seed Science and Technology. Burgess Publishing Company. New York. 369 p. Damanhuri. T.S. Sudikno dan P. Yudono Penurunan Kualitas Fisiologis dan Kimiawi Benih Kedelai dalam Penyimpanan. BPPS UGM 6 (3B): Hamman. B., H. Halmajan and D.B. Egli Sigle Seed Conductivity and Seedling Emergence in Soybean. Seed Science and Technology., Fatchurrohim. M Hubungan Pemupukan dengan Absorbsi Hara dan Produktivitas Kedelai. Seminar Lembaga Pusat Penelitian Pertanian. 6 Juni Hal. 4. Maiwanto Hubungan Antara Kandungan Lignin Kulit Benih dengan Permeabilitas dan Daya Hantar Listrik Rendeman Benih Kedelai. Jurnal Alta Agrosia 6(2). Mugnisyah. W.Q Strategi Teknologi Produksi Benih Kedelai untuk Mengatasi Deraan Cuaca Lapang. Makalah Penunjang Seminar Nasional Teknologi Benih III. Univ. Padjadjaran Bandung. 10 p. Pranoto H.S, WQ Mugnisjah, E. Murniati Biologi benih. Institut Pertanian Bogor. 136 p. Priestley. D.A Seed aging. Comstock Publishing Associetes. A Devision of Cornell University Press Ithaca and London. 304 p. 774 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian
7 Rubatzky. V.E. dan M. Yamaguchi World Vegetables : Principles, production and nutritive values. (Sayuran Dunia 2: Prinsip, Produksi dan Gizi alih bahasa C. Herison). ITB. Bandung. 292 p. Sadjad S, Murniati E, Ilyas S Parameter Pengujian Vigor Benih. Jakarta (ID): PT. Grasindo bekerja sama dengan PT.Sang Hyang Seri. 185 hal. Soemardi. R Mempertahankan Mutu Benih Kedelai dalam Sistem Penyimpanan Tingkat Petani. Dalam Prosiding Lokakarya Penelitian Komoditas dan Studi Khusus. (Ed). Departemen Pertanian p. Sukarman dan M. Rahardjo Karakter Fisik, Kimia dan Fisiologis Benih Beberapa Kedelai. Buletin Plasma Nutfah 6 (2) : Viera. R.D. ; D.M. Tekrony, D.B. Egli and M. Rucker Electrical conductivity of Soybean seeds sfter storage in several environments. Seed Science and Technology., Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 775
KAJIAN SUHU RUANG SIMPAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI HITAM DAN KEDELAI KUNING
Ilmu Pertanian Vol. 11 No.1, 04 : 22-31 KAJIAN SUHU RUANG SIMPAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI HITAM DAN KEDELAI KUNING STUDY OF STORAGE TEMPERATURE ON THE QUALITY OF BLACK AND YELLOW SOYBEAN SEED Setyastuti
Lebih terperinciPENGARUH PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS BENIH KEDELAI. Nana Danapriatna ABSTRACT. Keywords: soybean seed, seed deterioration, viability, seed storage
PENGARUH PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS BENIH KEDELAI Nana Danapriatna ABSTRACT Seed quality is one that determines the productivity of soybean. Quality seeds obtained through a series of seed technology
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan konsumsi pangan juga ikut meningkat. Namun pada kenyataannya, produksi pangan yang dihasilkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
28 HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Metode Pengusangan Cepat Benih Kedelai dengan MPC IPB 77-1 MM Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan metode pengusangan cepat benih kedelai menggunakan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian
17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Benih, Laboratorium Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Dramaga
Lebih terperinciMETODE. Tempat dan Waktu Penelitian
13 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor pada bulan Desember 2011 sampai Agustus
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum
9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih Leuwikopo, Institut Pertanian Bogor, Dramaga-Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR UMUM. ANALISIS MATEMATIS PENDUGAAN UMUR SIMPAN BENIH CABAI MERAH (Capsicum annum L.)
MAKALAH SEMINAR UMUM ANALISIS MATEMATIS PENDUGAAN UMUR SIMPAN BENIH CABAI MERAH (Capsicum annum L.) Disusun Oleh: MAHFUD NIM: 10/297477/PN/11918 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Prapto Yudhono, M.Sc. JURUSAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Benih kedelai dipanen pada dua tingkat kemasakan yang berbeda yaitu tingkat kemasakan 2 dipanen berdasarkan standar masak panen pada deskripsi masing-masing varietas yang berkisar
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH
Fauziah Koes dan Ramlah Arief: Pengaruh Lama Penyimpanan PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS JAGUNG KUNING DAN JAGUNG PUTIH Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Bahan dan Alat Metode Pelaksanaan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB, Darmaga, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Februari 2011 sampai dengan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Viabilitas benih Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah benih, persentase kecambah
Lebih terperinciPENGKAJIAN SUHU RUANG PENYIMPANAN DAN TEKNIK PENGEMASAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI
PENGKAJIAN SUHU RUANG PENYIMPANAN DAN TEKNIK PENGEMASAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI Indartono Program Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRACT Indartono, in this paper
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri, produksi perlu ditingkatkan
Lebih terperinciMUTU BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI DAN PENANGKAR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
Rahmawati et al.: Mutu Benih Jagung di Tingkat Petani dan. MUTU BENIH JAGUNG DI TINGKAT PETANI DAN PENANGKAR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Rahmawati, Ramlah Arief dan Herman Subagio Balai Penelitian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan Oktober 2013 sampai bulan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Oktober 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor dan di Balai
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode
23 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2012. Perbanyakan benih dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di KP Leuwikopo. Pengujian benih dilakukan pada bulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena memiliki kadar protein yang tinggi, yaitu sebesar 37% dan kandungan lemak sebesar 16%
Lebih terperinciMUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN
MUTU FISIOLOGIS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA UJI PENGECAMBAHAN Oom Komalasari dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Mutu fisiologis jagung berpengaruh terhadap vigor awal tanaman dan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kedelai. Vigor Benih, Kemunduran dan Daya Simpan Benih
TINJAUAN PUSTAKA Kedelai Kedelai merupakan tanaman semusim dengan beragam morfologi. Tinggi tanaman berkisar antara 10-200 cm dapat bercabang sedikit atau banyak tergantung kultivar dan lingkungan hidup.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Darmaga dan Balai Besar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae, genus Lycopersicon, spesies Lycopersicon esculentum Mill. Tomat sangat bermanfaat
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman,
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari Oktober 2013 sampai dengan Januari
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan Metode Pengusangan APC IPB 77-1 MM Alat Pengusangan Cepat (APC) IPB 77-1 MM ini dirancang untuk dapat melakukan pengusangan cepat secara fisik maupun kimia. Prosedur
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dalam penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB. Pelaksanaan percobaan dimulai dari
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR UMUM USAHA MENGHAMBAT KEMUNDURAN BENIH KEDELAI (Glycine max L.) SELAMA PENYIMPANAN
MAKALAH SEMINAR UMUM USAHA MENGHAMBAT KEMUNDURAN BENIH KEDELAI (Glycine max L.) SELAMA PENYIMPANAN DISUSUN OLEH : RANNY YULIA WIJAYATI 10/305004/PN/12202 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN JURUSAN BUDIDAYA
Lebih terperinciPENGARUH PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr)
PENGARUH PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr) THE EFFECT OF DRYING TOWARD QUALITY OF SOYBEAN SEEDS ( Glycine max ( L. ) Merr ) Fauzah Shaumiyah *), Damanhuri dan Nur Basuki
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Pembuatan Lot Benih
HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Lot Benih Pembuatan lot benih dilakukan untuk memperoleh beragam tingkat vigor yang berbeda. Lot benih didapat dengan perlakuan penderaan terhadap benih jagung melalui Metode
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Februari 2012 sampai Mei 2012. Penderaan fisik benih, penyimpanan benih, dan pengujian mutu benih dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciDosen Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Jl. SiliwangiNo 24 Kotak Pos164 KodePos Tasikmalaya.
PEMANFAATAN ANTIOKSIDAN PADA SEED COATING UNTUK MEMPERTAHANKAN VIGOR BENIH KEDELAI DI PENYIMPANAN Utilization of Antioxidants on Seed Coating to Maintain Vigor Seeds of Soybean in Storage Darul Zumani
Lebih terperinciEfektifitas Kemasan dan Suhu Ruang Simpan terhadap Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Meirril)
Planta Tropika Journal of Agro Science Vol 3 No 1 / Februari 2015 Efektifitas dan Suhu Ruang Simpan terhadap Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Meirril) DOI 10.18196/pt.2015.033.1-7 Marlinda Dwi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih
TINJAUAN PUSTAKA Vigor Benih Vigor adalah sekumpulan sifat yang dimiliki benih yang menentukan tingkat potensi aktivitas dan kinerja benih atau lot benih selama perkecambahan dan munculnya kecambah (ISTA,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim
15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Buncis Buncis berasal dari Amerika Tengah, kemudian dibudidayakan di seluruh dunia di wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan
Lebih terperinciPENYIMPANAN BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr) KUNING DAN HITAM PADA BEBERAPA TINGKAT KADAR AIR BENIH RICKY SIDIK PERMANA
PENYIMPANAN BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merr) KUNING DAN HITAM PADA BEBERAPA TINGKAT KADAR AIR BENIH RICKY SIDIK PERMANA DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciPENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH ABSTRAK
Media Litbang Sulteng 2 (1) : 56 61, Oktober 2009 ISSN : 1979-5971 PENENTUAN STADIA KEMASAKAN BUAH NANGKA TOAYA MELALUI KAJIAN MORFOLOGI DAN FISIOLOGI BENIH Oleh : Enny Adelina 1) ABSTRAK Dalam penyediaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran, buah tomat sering digunakan sebagai bahan pangan dan industri, sehingga nilai ekonomi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih
4 TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Mutu benih merupakan sebuah konsep yang kompleks yang mencakup sejumlah faktor yang masing-masing mewakili prinsip-prinsip fisiologi, misalnya daya berkecambah, viabilitas,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Juni tahun 2009. 3.2 Bahan
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN
PENGARUH MEDIA TANAM DAN SUHU TERHADAP PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH KEDELAI (Glycine max ) DI LABORATORIUM BPSBTPH KALIMANTAN SELATAN Siti Saniah dan Muharyono Balai Pengujian dan Sertifikasi Benih
Lebih terperinciPENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE
PENGUJIAN MUTU BENIH JAGUNG DENGAN BEBERAPA METODE Rahmawati 1) dan Syamsuddin 2) 1) Balai Penelitian Tanaman Serealia dan 2) Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Barat ABSTRAK Kemunduran mutu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Varietas Kacang Tanah
3 TINJAUAN PUSTAKA Varietas Kacang Tanah Faktor-faktor yang ikut berperan terhadap peningkatan produksi dan produktivitas tanaman kacang tanah, antara lain varietas unggul dan benih bermutu, perbaikan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih serta Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. baru. Plasma nutfah merupakan salah satu SDA yang sangat penting karena tanpa
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plasma nutfah merupakan koleksi sumber daya genetik yang berupa keanekaragaman tumbuhan, hewan atau jasad remik untuk tujuan yang luas Sastrapraja (1992) menyatakan bahwa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama setelah padi yang dikenal sebagai sumber utama protein nabati yang dapat dimanfaatkan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
13 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 hingga Januari 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura,
Lebih terperinciyang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan
1.1 Latar Belakang dan Masalah Tomat rampai atau tomat ranti banyak disukai oleh konsumen karena tomat mempunyai rasa yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan
Lebih terperinciAlat Pengusang Cepat IPB 77-1 MM untuk Penapisan Vigor Daya Simpan Benih Kedelai
TERRYANA ET AL.: ALAT PENGUSANG CEPAT BENIH KEDELAI Alat Pengusang Cepat IPB 77-1 MM untuk Penapisan Vigor Daya Simpan Benih Kedelai Accelerated Aging Machine IPB 77-1 MM for Soybean Seed Screening Based
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat hasil. Penggunaan benih bermutu tinggi dalam budidaya akan menghasilkan panen tanaman yang tinggi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Biji Buru Hotong Gambar biji buru hotong yang diperoleh dengan menggunakan Mikroskop Sterio tipe Carton pada perbesaran 2 x 10 diatas kertas millimeter blok menunjukkan
Lebih terperinciKemampuan Benih Kedelai (Glycine max L.) untuk Mempertahankan Viabilitasnya setelah Didera dengan Etanol
Kemampuan Benih Kedelai (Glycine max L.) untuk Mempertahankan Viabilitasnya setelah Didera dengan Etanol Storability of Soybean (Glycine max L.) Seed After Accelerated Aging Treatment With Ethanol Nitasari
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat. Tabel 1. Keterangan mutu label pada setiap lot benih cabai merah
11 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor.
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat
11 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Desember 2011 di Laboratorium Agromikrobiologi, Balai Pengkajian Bioteknologi, BPPT PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan;
Lebih terperinciPERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN PERIODE YANG BERBEDA
PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN PERIODE YANG BERBEDA Firdaus Sulaiman, M. Umar Harun, dan Agus Kurniawan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Pengaruh Lot Benih dan Kondisi Tingkat Kadar Air Benih serta Lama Penderaan pada PCT terhadap Viabilitas
16 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Laboratorium Hortikultura dan rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Darmaga. Penelitian ini
Lebih terperinciKEMAMPUAN BENIH KEDELAI (Glycine max L.) UNTUK MEMPERTAHANKAN VIABILITASNYA SETELAH DIDERA DENGAN ETANOL NITASARI DWI ANGGRAENI
KEMAMPUAN BENIH KEDELAI (Glycine max L.) UNTUK MEMPERTAHANKAN VIABILITASNYA SETELAH DIDERA DENGAN ETANOL NITASARI DWI ANGGRAENI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciDeteksi Dini Mutu dan Ketahanan Simpan Benih Jagung Hibrida F1 Bima 5 Melalui Uji Pengusangan Cepat (AAT)
Deteksi Dini Mutu dan Ketahanan Simpan Benih Jagung Hibrida F1 Bima 5 Melalui Uji Pengusangan Cepat (AAT) Fauziah Koes dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi No. 274 Maros
Lebih terperinciKemunduran Benih Kedelai Akibat Pengusangan Cepat Menggunakan Alat IPB 77-1 MM dan Penyimpanan Alami
Kemunduran Benih Kedelai Akibat Pengusangan Cepat Menggunakan Alat IPB 77-1 MM dan Penyimpanan Alami Soybean Seed Deterioration Using Accelerated Aging Machine IPB 77-1 MM Compared to Natural Storage Syarifa
Lebih terperinciMUTU FISIOLOGI BENIH JAGUNG (Zea mayzs L.) PADA BEBERAPA PERIODE SIMPAN
Seminar Nasional Serealia, 2013 MUTU FISIOLOGI BENIH JAGUNG (Zea mayzs L.) PADA BEBERAPA PERIODE SIMPAN Oom Komalasari dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciViabilitas Benih Koro (Canavalia ensiformis (L.) DC.) yang Disimpan pada Beberapa Jenis Kemasan dan Periode Simpan
Viabilitas Benih Koro (Canavalia ensiformis (L.) DC.) yang Disimpan pada Beberapa Jenis Kemasan dan Periode Simpan Viability of Jack bean seed (Canavalia ensiformis (L.)DC.) storaged in various types of
Lebih terperinciMUTU BENIH JAGUNG HASIL TANGKARAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DAN WAJO, SULAWESI SELATAN. Rahmawati dan I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia
MUTU BENIH JAGUNG HASIL TANGKARAN DI KABUPATEN BULUKUMBA DAN WAJO, SULAWESI SELATAN Rahmawati dan I.U. Firmansyah Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Pengujian mutu benih hasil tangkaran dilakukan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan
14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro pada tanggal 27 Maret 2017-23 Mei
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL
J. Agrotek Tropika. ISSN 27-4 24 Jurnal Agrotek Tropika 1():24-251, 21 Vol. 1, No. : 24 251, September 21 PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman
2 I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang penting karena memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi. Setiap 100 gram kacang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di
14 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian,, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di atas permukaan laut, pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. baku industri, pakan ternak, dan sebagai bahan baku obat-obatan. Di Indonesia,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena nilai gizinya yang tinggi, selain itu kedelai juga digunakan sebagai
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI
Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 2 Desember 2015 117 PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG MANIS (Zea Mays Sachaarata Strurt) DI PT. SANG HYANG SERI (PERSERO) SUKAMANDI Tita Kartika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kedelai merupakan salah satu palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena nilai gizinya sangat tinggi. Kedelai mempunyai kandungan protein yang relatif
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Darmaga pada
Lebih terperinciSTUDI KONDUKTIVITAS KEBOCORAN BENIH CABAI
Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor STUDI KONDUKTIVITAS KEBOCORAN BENIH CABAI (Capsicum annuum L.) DAN HUBUNGANNYA DENGAN MUTU FISIOLOGIS BENIH
Lebih terperinciPENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG
Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 1 Juni 2015 53 PENGARUH KOMBINASI KADAR AIR BENIH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN SIFAT FISIK BENIH PADI SAWAH KULTIVAR CIHERANG Tita Kartika Dewi 1 1) Fakultas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian terdiri dari tiga percobaan. Percobaan pertama yaitu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB Darmaga pada bulan Februari April 2012. Bahan dan Alat Bahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan konsumsi pangan berupa beras juga ikut meningkat. Oleh karena itu, perlu dilakukan
Lebih terperinciKUALITAS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA PENANGKAR DAN UPBS BALITSEREAL
KUALITAS BENIH JAGUNG DARI BEBERAPA PENANGKAR DAN UPBS BALITSEREAL Sania Saenong, Fauziah, Rahmawati dan Oom Komalasari Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Produsen benih umumnya berupaya menghasilkan
Lebih terperinciPengaruh Jenis Kemasan terhadap Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Varietas Anjasmoro
Pengaruh Jenis Kemasan terhadap Daya Simpan Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Varietas Anjasmoro The Effect of Packaging Material Types on Storage Endurance of Soybean Seed (Glycine max (L.) Merrill)
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai dengan Bulan
16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Bulan Agustus 2011 sampai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan menggunakan 2 faktor, 12 kombinasi perlakuan dan 3 kali ulangan,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Viabilitas yang tinggi ditunjukkan dengan tolok ukur persentase daya berkecambah yang tinggi mengindikasikan bahwa benih yang digunakan masih berkualitas baik. Benih kedelai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Peneletian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Peneletian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial, yang terdiri dari dua faktor: Faktor I: Umur panen jagung (Zea mays
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Benih dan Pemuliaan Tanaman
13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan September 2013 sampai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Informasi Mengenai Buncis Secara Umum Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari Amerika. Buncis merupakan tanaman musim panas yang memiliki tipe
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Dramaga, Bogor untuk pengujian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini didesain menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu letak biji pada malai, yang terdiri dari: P1: Posisi biji
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran polongan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran polongan terluas diantara empat spesies phaseolus yang diusahakan dan semuanya berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangan yang berasal dari biji, contohnya yaitu padi. Dalam Al-Qur'an telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biji merupakan sumber makanan yang penting bagi hewan dan manusia. Diantara divisi Angiospermae, family Poaceae paling banyak menghasilkan pangan yang berasal dari
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai
II. TINJAUAN PUSTAK A 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai Ukuran benih kacang kedelai berbeda-beda antarvarietas, ada yang kecil, sedang, dan besar. Warna bijinya kebanyakan kuning kecoklatan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Oktober 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Laboratorium Kromatografi dan Analisis Tumbuhan, Departemen
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Secara struktural benih itu sama dengan biji tumbuhan yang dihasilkan dari ovula yang dibuahi. Tetapi secara fungsional benih itu tidak sama dengan biji, sebab benih digunakan
Lebih terperinciINTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG. Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia
INTERAKSI TAKARAN PUPUK NITROGEN DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP MUTU BENIH JAGUNG Oom Komalasari dan Fauziah Koes Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Percobaan bertujuan untuk melihat pengaruh takaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor pembatas produksi benih adalah tejadinya kemunduran benih selama penyimpanan. Kemunduran benih ini dapat menyebabkan berkurangnya benih berkualitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas terpenting di dunia. Sebagai tanaman kacang-kacangan sumber protein dan lemak nabati,
Lebih terperinciEVALUASI MUTU BENIH JAGUNG DALAM GUDANG PENYIMPANAN BENIH UPBS. Rahmawati dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia
EVALUASI MUTU BENIH JAGUNG DALAM GUDANG PENYIMPANAN BENIH UPBS Rahmawati dan Ramlah Arief Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Evaluasi mutu fisik dan fisiologis benih dilakukan terhadap beberapa
Lebih terperinciPengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat
Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat Yuliana Susanti & Bq. Tri Ratna Erawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (Bptp) NTB Jl.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan menggunakan 2 faktor 12 kombinasi perlakuan dan 3 kali ulangan,
Lebih terperinciPENGGUNAAN KERTAS MERANG DAN KERTAS CD SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH WIJEN (SesamumIndicum L)
PENGGUNAAN KERTAS MERANG DAN KERTAS CD SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH BENIH WIJEN (SesamumIndicum L) A. PENDAHULUAN Oleh : EKO PURDYANINGSIH(PBT Ahli Madya) Balai Besar Perbenihan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Air Berdasarkan analisis varian satu jalur terhadap variabel kadar air biji sorgum yang berasal dari posisi yang berbeda pada malai sorgum disetiap umur panennya menunjukkan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN BAHAN ORGANIK TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI
Berita Biologi 11(3) - Desember 2012 PENGARUH PEMBERIAN BAHAN ORGANIK TERHADAP DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI {Glycine max (L.) Merr.}* [Effect of Organic Matter Application on Storage Period of Soybean {Glycine
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN BENIH KEDELAI TERHADAP KUALITAS BENIH EFFECT OF SOYBEAN SEED SIZE ON SEED QUALITY
Agros Vol.17 No.2, Juli 2015: 166-172 ISSN 1411-0172 PENGARUH UKURAN BENIH KEDELAI TERHADAP KUALITAS BENIH ABSTRACT EFFECT OF SOYBEAN SEED SIZE ON SEED QUALITY Atin Yulyatin dan IGP. Alit Diratmaja 1 Balai
Lebih terperinci