III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Tempat

dokumen-dokumen yang mirip
METODE. Tabel 5 Pengkategorian variabel penelitian Variabel

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

HASIL DAN PEMBAHASAN

No Variabel Kategori 1 Karakteristik Demografi dan Ekonomi Umur

Oleh: Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS Siti Nuryati, STP, MSi Muhammad Aries

BAB 4 HASIL PENELITIAN

daripada mereka yang aktif. Selain itu, aktivitas fisik yang kurang juga berhubungan dengan obesitas. Meningkatnya tingkat pendapatan juga

BAB 3 METODE PENELITIAN

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol

METODE. Desain, Waktu dan Tempat

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Gangguan Mental Emosional pada Masyarakat di Rancabuaya Shelly Iskandar 1, Arifah Nur Istiqomah 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

Karakteristik Umum Responden

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

B. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Lokasi penelitian dilaksanakan di Puskesmas Kedungkandang. Waktu pelaksanaan April 2017.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkannya. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, maka dapat menimbulkan penyakit hipertensi.

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

Lampiran Kuesioner KUESIONER GAMBARAN PERILAKU PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS NANGGALO TAHUN 2017

LAMPIRAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. Setelah membaca dan mendengarkan penjelasan tentang penelitian ini serta

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

DISLIPIDEM IA. Gangguan Metabolisme Lemak (Kolesterol, Trigliserid)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional analitik dan dengan pendekatan cross sectional. Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi Kota Surakarta.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Petunjuk : isilah dan beri lingkaran pada poin jawaban yang disediakan! I. Identitas Responden 1. ID Responden: [ ] [ ] 2.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menjelaskan adanya pengaruh antara variabelvariabel,

BAB III METODE PENELITIAN

Citrakesumasari, Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI

METODE PENELITIAN Data yang Digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga


BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di RSUD RAA Soewondo Pati dan dilakukan. pada 1Maret 2016 sampai dengan bulan 1 April 2016.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. faktor pangaruh dan faktor terpengaruh dengan cara pendekatan, observasi,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN DIABETES MELITUS PADA WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA

BAB III METODA PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di 35 Fasyankes primer Klaten

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini melibatkan 61 orang subyek penelitian yang secara klinis diduga

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya sebagai akibat penyakit degeneratif didunia. Di negara maju, kematian

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang di gunakan adalah dengan mengunakan metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. UPTD Pelayanan Terpadu Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha di Jalan Sitara

Transkripsi:

51 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Tempat penelitian ini berlokasi di Propinsi Lampung dan dilaksanakan pada bulan September Oktober 2011. B. Populasi dan Sampel Data-data dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder. Data sekunder tersebut diambil dari data Riset Kesahatan Dasar (2007) Propinsi Lampung oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesahatan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Populasi riset untuk Riskesdas adalah semua rumah-tangga di Provinsi Lampung. Sampel untuk Riskesdas adalah rumah-tangga terpilih di Blok Sensus terpilih menurut sampling yang dilakukan oleh BPS untuk Susenas 2007. Anggota rumah-tangga terpilih merupakan unit observasi/ pengamatan dalam rumah-tangga, sesuai dengan kuesioner yang telah disiapkan. Instrumen untuk wawancara, pemeriksaan antropometri dipergunakan untuk seluruh anggota rumah tangga terpilih. Sehingga pada data penelitian Riskesdas 2007 ini diperoleh sampel sebanyak 14.493 orang (Riskesdas, 2007).

52 C. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas ( independent variable) yang diteliti dalam penelitian ini adalah gaya hidup dan status gizi pada pria dan wanita dewasa di propinsi Lampung pada tahun 2007. 2. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah penyakit diabetes melitus pada pria dan wanita dewasa dipropinsi Lampung pada tahun 2007. D. Metode Pengumpulan Data Data data dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder. Data sekunder tersebut diambil dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 Provinsi Lampung oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dengan menggunakan desain penelitian crosssectional deskriptif analitik. Riskesdas 2007 adalah riset berbasis komunitas dengan sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga yang dapat mewakili populasi di tingkat kabupaten/kota. Data dasar yang dihasilkan Riskesdas 2007 terdiri dari indikator kesehatan utama yang terdiri dari 17 data dasar diantaranya Diabetes Melitus yang termasuk ke dalam penyakit tidak menular, perilaku hidup, dan konsumsi makanan yang beresiko.

D. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Cara ukur Hasil ukur Skala 1. Diabetes DM dalam penelitian ini adalah berdasarkan Pengukuran 1. DM Mellitus hasil pengukuran/ pemeriksaan glukosa darah Glukosa darah Bila glukosa darah (DM) puasa. Kriteria DM yang digunakan pada puasa oleh petugas puasa 126 mg/dl penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis, lapangan 2. Tidak DM yaitu hasil pengukuran glukosa darah puasa Bila glukosa darah 126 mg/dl puasa 110 mg/dl 2. Gaya Hidup Meliputi kebiasaan merokok, usia mulai merokok, rata-rata batang rokok yang dihisap perhari, aktivitas fisik kurang, kebiasaan konsumsi sayur dan buah, kebiasaan konsumsi makanan berlemak,, kebiasaan mengkonsumsi alkohol,, gangguan mental emosional. Kebiasaan Merokok Usia Mulai Merokok Meliputi kebiasaan merokok, rata-rata batang rokok perhari, dan umur pertama kali merokok Umur pertama kali merokok (Lama merokok): Pada sampel yang merokok setiap hari Kuesioner Kuesioner 1. Perokok Merupakan perokok setiap hari dan kadangkadang 2. Tidak perokok Merupakan tidak merokok lagi dan tidak pernah merokok Kuesioner 1. 16 tahun 2. 16 tahun

Variabel Definisi Operasional Cara ukur Rata-rata Rata-rata batang rokok perhari: Batang Rokok Pada sampel yang merokok setiap hari Yang Dihisap dan kadang-kadang Pehari Aktivitas fisik Meliputi kegiatan jasmani yang berkaitan dengan pekerjaan, waktu senggang dan olah raga seperti berjalan kaki, naik sepeda, jogging, berenang, aerobic/fitness, basket, sepak bola dan jenis olahraga lainnya. Konsumsi Sayur dan Buah Meliputi konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran segar. Yang dimaksud porsi disini mengikuti pengertian umum. Untuk buah berukuran sedang seperti jeruk, apel, tomat, pisang, timun, alpukat satu buah dianggap sebagai satu porsi. Sedangkan buah yang memiliki ukuran kecil seperti anggur, rambutan, duku, kelengkeng, beberapa buah (misalnya 4-5 buah) dihitung sebagai satu porsi dan untuk buah yang berukuran besar misalnya semangka, melon, nanas 1 potong dihitung 1 porsi. Hasil ukur Kuesioner 1. 1-20 batang perhari 2. >20 batang per hari Kuesioner 1. Kurang: 30 menit perhari (minimal 10 menit dalam satu kali aktivitas fisik) 2. Cukup : Apabila kegiatan dilakukan terus menerus sekurangnya 30 menit perhari (minimal 10 menit dalam satu kali aktivitas fisik) dan secara kumulatif 150 menit selama 5 hari dalam satu minggu. Kuesioner 1. Kurang : 5 porsi perhari 2. Cukup : 5 porsi perhari selama 5 hari dalam 1 minggu Skala

Variabel Definisi Operasional Cara ukur Hasil ukur Skala Konsumsi makanan Berlemak Meliputi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh yang terdiri dari minyak jelantah, mentega, santan kental, lemak hewani (kulit dan gajih), jeroan, daging kambing, daging babi. Kuesioner dengan daftar makanan 1. Sering : Bila mengkosumsi 1 kali atau lebih perharinya 2. Jarang : Bila kurang dari 1 kali perhari Konsumsi Alkohol Meliputi konsumsi minuman alkohol bermerk : seperti bir, whiskey, vodka, anggur/ wine, dll dan minuman tradisional: seperti tuak, poteng. Kuesioner 1. Ya 2. Tidak Gangguan mental emosional Meliputi gejala-gejala: sakit kepala, sulit untuk menikmati kegiatan sehari-hari, tidak nafsu makan, sulit untuk mengambil keputusan, sulit tidur, pekerjaan sehari-hari terganggu, mudah takut, tidak mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat dalam hidup, merasa tegang, cemas atau kuatir kehilangan minat pada berbagai hal, tangan gemetar, merasa tidak berharga, pencernaan terganggu/buruk, mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup, sulit untuk berpikir jernih, merasa lelah sepanjang waktu, merasa tidak bahagia, mengalami rasa tidak enak diperut, menangis lebih sering, dan mudah lelah. Kuesioner 1. Ya Mengalami gangguan mental emosional: Bila nilai batas pisah yang dinilai dengan Self Repoting Quetionnaire (SRQ) adalah 6-20 2. Tidak mengalami gangguan mental emosional: Bila nilai batas pisah yang dinilai dengan Self Repoting Quetionnaire (SRQ) adalah 6.

Variabel Definisi Operasional Cara ukur Hasil ukur Skala Keadaan gizi responden yang dilihat dari Index Massa Tubuh dan Lingkar Perut 3. Status Gizi Pengukuran langsung oleh petugas lapangan IMT 1. Obesitas Bila nilai IMT >25 2. Tidak obesitas Bila IMT < 25 Sumber : Riskesdas 2007 Lingkar Perut 1. Obesitas sentral : Bila pada laki-laki denga LP diatas 90 cm atau perempuan dengan LP diatas 80 cm 2. Tidak obesitas sentral: Bila pada laki-laki denga LP < 90 cm atau perempuan dengan LP <80 cm

57 F. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Data yang telah diperoleh dari pengumpulan data Riskesdas 2007 akan diolah melalui program SPSS 17.0 for Windows dengan menggunakan koding sebagai berikut: a. Diabetes Mellitus Pada kasus DM, data DM didapat dengan metode pengukuran. DM berdasarkan hasil pengukuran/ pemeriksaan glukosa darah, ditetapkan dengan menggunakan standar baku pengukuran glukosa darah (Glukometer). Kriteria DM yang digunakan pada penetepan kasus merujuk pada kriteria diagnosis yaitu hasil pengukuran glukosa darah normal <110 mg/dl Tabel 3. Diagnosis DM No Kadar Glukosa Kategori 1 1. Diabetes Mellitus 2. Tidak Diabetes mellitus Sumber: Riskesdas 2007 b. Karakteristik Sampel Karakteristik sampel seperti jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan ditanyakan pada sampel karena mempunyai hubungan dengan DM.

58 Tabel 4. Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan, Pekerjaan No Variable Kategori 1 Jenis Kelamin 1= laki-laki 2= perempuan 2 Umur 1= 20-30 tahun 2= 31-40 tahun 3= 41-50 tahun 4= > 50 tahun 3 Pendidikan 1= Tidak pernah sekolah tamat SD 3= Tamat SD 4= Tamat SLTP 5= Tamat SLTA 6= Perguruan Tinggi 4 Pekerjaan 1= Tidak kerja 2= Sekolah 3= Ibu RT 4= PNS 5= Peg. Swasta 6= Wirasawasta 7= Petani 8= Buruh 9= Lainnya Sumber: Riskesdas 2007 c. Gaya Hidup c.1. Kebiasaan Merokok Pada sampel ditanyakan apakah merokok setiap hari, merokok kadang-kadang, mantan perokok, atau tidak merokok. Bagi sampel yang merokok setiap hari, ditanyakan berapa umur mulai merokok setiap hari. Pada sampel yang merokok, yaitu yang merokok setiap hari dan merokok kadang-kadang, ditanyakan berapa rata-rata batang rokok yang dihisap perhari.

59 Tabel 5. Kebiasaan Merokok, Umur Mulai Merokok, Rata-rata Batang Rokok yang Dihisap Perhari. No Variabel Kategori 1 Apakah merokok selama 1 bulan terakhir?, setiap hari 2= Ya, kadang-kadang 3= Tidak, sebelumnya pernah 4= Tidak pernah sama sekali 2 Berapa umur mulai merokok 10 = Tidak Ingat setiap hari? 3 Berapa rata-rata batang rokok yang dihisap perhari Sumber: Riskesdas 2007 c.2. Aktivitas Fisik Aktifitas fisik secara teratur bermanfaat untuk mengatur berat badan dan membakar lemak. Dikumpulkan data frekuensi beraktifitas fisik dalam seminggu terakhir. Kegiatan aktifitas fisik dikategorikan cukup apabila kegiatan dilakukan terus menerus sekurangnya 30 menit perhari dan secara kumulatif 150 menit dalam satu minggu.

60 Tabel 6. Aktivitas Fisik No Variabel Kategori 1 Apakah biasa melakukan aktivitas fisik (berjalan, naik sepeda, jogging, berenang, aerobic/ fitness, basket, sepakbola/ futsal dan jenis olah raga lain) yang dilakukan terus menerus paling sedikit selama 10 menit setiap kali melakukannya? 2 Biasanya berapa hari dalam seminggu, hari melakukan aktivitas fisik tersebut? 3 Biasanya pada hari ketika melakukan aktivitas fisik sedang, berapa total waktu yang digunakan untuk melakukan seluruh kegiatan tersebut? Sumber: Riskesdas 2007. Jam. menit c.3. Konsumsi Sayur dan Buah Data frekuensi dan porsi asupan sayur dan buah dikumpulkan dengan menghitung jumlah hari konsumsi dalam seminggu dan jumlah porsi rata-rata dalam sehari. Responden dikategorikan cukup konsumsi sayur dan buah apabila makan sayur dan/ atau buah minimal 5 porsi perhari selama 7 hari dalam seminggu. Dikategoriksn kurang apabila konsumsi sayur dan buah kurang dari ketentuan di atas. Yang dimaksud porsi disini mengikuti pengertian umum. Untuk buah ukuran sedang seperti jeruk, apel, atau pisang, satu buah dianggap sebagai 1 porsi. Sedangkan buah yang memiliki ukuran kecil seperti anggur beberapa buah (misalnya 5 buah) dihitung sebagai 1 porsi dan untuk buah yang berukuran besar misalnya semangka, 1 potong dihitung 1 porsi.

61 Tabel 7. Konsumsi Sayur dan Buah No Variabel Kategori 1 Berapa porsi rata-rata makan buah-biahan porsi dan sayur-sayuran segar dalam satu hari? 2 Berapa hari makan sayur dan buah-buahan dalam satu minggu? hari (*dengan kartu peraga) Sumber: Riskesdas 2007 c.4. Konsumsi Makanan Berlemak Penduduk yang sering mengkonsumsi makanan berlemak dianggap sebagai perilaku konsumsi makanan yang berisisko. Perilaku konsumsi makanan berisiko dikelompokkan sering apabila penduduk mengkonsumsi makanan tersebut satu kali atau lebih setiap hari. Tabel 8. Konsumsi Makanan Berlemak No Variabel Kategori 1 Biasanya berapa kali mengkonsumsi makanan berlemak ( meliputi konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh yang terdiri dari minyak jelantah, metega, santan kental, lemak hewani (kulit dan gajih), jeroan, daging kambing, daging babi? 1= Sering 2= Jarang Sumber: Riskesdas 2007 c.5. Konsumsi minuman alkohol Penduduk yang sering mengkonsumsi minuman alkohol dianggap sebagai perilaku konsumsi minuman yang berisisko. Perilaku konsumsi minuman berisiko dikelompokkan sering apabila

62 penduduk mengkonsumsi minuman tersebut satu kali atau lebih setiap hari. Tabel 9. Konsumsi Minuman Alkohol No Variabel Kategori 1 Apakah anda mengonsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir (Meliputi konsumsi minuman alkohol bermerk : seperti bir, whiskey, vodka, anggur/ wine, dll dan minuman tradisional: seperti tuak, poteng) Sumber: Riskesdas 2007 c.6. Gangguan Mental Emosional Kesehatan mental dinilai dengan Self Reporting Questionnaire (SRQ) yang terdiri dari 20 butir pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan SRQ diberikan kepada Anggota Rumah Tangga (ART) tang berusia >20 tahun. Ke-20 butir pertanyaan ini mempunyai pilihan jawaban ya dan tidak. Nilai batas pisah yang ditetapkan survey ini adalah lebih jawaban ya dan tidak. Nilai batas pisah yang ditetapkan pada survey ini adalah 6 atau lebih jawaban ya, maka responden tersebut diindikasikan mengalami gangguan mental emosional. Nilai batas pisah tersebut sesuai penelitian uji validitas yang pernah dilakukan (Hartono, Badan Balitbangkes 1995).

63 Tabel 10. Gangguan Mental Emosional No Self Reporting Questionnaire Jawaban 1 Apakah anda sering menderita sakit kepala? 2 Apakah anda tidak nafsu makan? 3 Apakah anda sulit tidur? 4 Apakah anda mudah takut? 5 Apakah anda merasa tegang, cemas atau kuatir? 6 Apakah tangan anda gemetar? 7 Apakah pencernaan anda terganggu/ buruk? 8 Apakah anda sulit untuk berpikir jernih? 9 Apakah anda merasa tidak bahagia? 10 Apakah anda menangis lebih sering? 11 Apakah anda merasa sulit untuk menikmati kegiatan seharihari? 12 Apakah anda sulit untuk mengambil keputusan? 13 Apakah pekerjaan anda sehari-hari terganggu? 14 Apakah anda tidak mampu melakukan halhal yang bermanfaat dalam hidup? 15 Apakah anda kehilangan minat pada berbagai hal? 16 Apakah anda merasa tidak berharga? 17 Apakah anda mempunyai pikiran untuk mengakhiri hidup? 18 Apakah anda merasa lelah sepanjang waktu? 19 Apakah anda mengalami rasa tidak enak di perut? 20 Apakah anda mudah lelah? Sumber: Riskesdas 2007

64 Gangguan mental emosional merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosioanal yang dapat berkembang menjadi keadaan patologis apabila terus berlanjut. SRQ memiliki keterbataasan karena hanya mengungkapkan status emosional individu sesaat (± 2 minggu) dan tidak dirancang untuk diagnostik gangguan jiwa secara spesifik. Riskesdas 2007 pertanyaan dibacakan petugas wawancara kepada seluruh responden. 2. Analisis Data a. Analisis Univariat Analisis univariat adalah suatu teknik analisis data terhadap satu variabel secara mandiri, tiap variabel dianalisis tanpa dikaitkan dengan variabel lainnya. Analisis univariat biasa juga disebut analisis deskriptif atau statistik deskriptif yang berujuan menggambarkan kondisi fenomena yang dikaji. Analisis univariat merupakan metode analisis yang paling mendasar terhadap suatu data. Hampir dipastikan semua laporan, baik laporan penelitian, praktek, laporan bulanan, dan informasi yang menggambarkan suatu fenomena, menggunakan analisis univariat. Model analisis univariat dapat berupa menampilkan angka hasil pengukuran, ukuran tendensi sentral, ukuran dispersi/ deviasi/ variability, penyajian data ataupun kemiringan data.

65 b. Analisis Bivariat Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. (Notoatmodjo, 2002). Analisis ini menggunakan tabel silang untuk menyoroti dan menganalisis perbedaan atau hubungan antara dua variabel. Analisa ini dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis Kai-kuadrat, dengan tingkat kepercayaan 95% dan derajat kemaknaan (tingkat signifikasi) yang dipakai adalah p-value 0,05 sehingga bila p-value < 0,05, maka hasil perhitungan statistik bermakna dan bila p-value > 0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna. Penelitian ini juga dihitung Odd Rasio (OR) masing-masing variable. Dengan interpretasi hasil sebagai berikut: 1. Bila OR= 1 berarti variable yang diduga merupakan faktor risiko, tidak ada pengaruhnya untuk terjadi efek, dengan kata lain bersifat netral. 2. Bila OR> 1, berarti bahwa variable tersebut merupakan faktor risiko timbulnya penyakit tertentu. 3. Apabila OR <1, berarti faktor yang diteliti tersebut justru mengurangi kejadian penyakit, dengan kata lain variable yang diteliti tersebut merupakan faktor protektif.

66 Diabetes Mellitus Ya Tidak Total Faktor Risiko Ya A B A+B Tidak C D C+D Total A+C B+D A+B+C+D Odds Rasio A B = : C D = AD CB