Indikator Ketenagakerjaan KABUPATEN WAROPEN TAHUN Oleh : Muhammad Fajar

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2015


BPS PROVINSI JAWA BARAT

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2013

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2014

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2008 SEBESAR 6,04 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA, FEBRUARI 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 4,09 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

Keadaan Ketenagakerjaan Maluku Utara Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Februari 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT AGUSTUS 2016

Keadaan Ketenagakerjaan Provinsi Sulawesi Utara Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN AGUSTUS 2016

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2012

Keadaan Ketenagakerjaan Banten Agustus 2017

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI MALUKU UTARA, AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2016 AGUSTUS 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,31 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI DIY PADA FEBRUARI 2011 SEBESAR 5,47 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BENGKULU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PAPUA FEBRUARI 2016

KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA PROFIL PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN DI PROVINSI LAMPUNG 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU FEBRUARI 2015


KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) SEBESAR 4,91 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH

BERITA RESMI STATISTIK

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI LAMPUNG AGUSTUS 2015

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

Keadaan Ketenagakerjaan Bali Agustus 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR *) FEBRUARI 2014

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN MALUKU UTARA, FEBRUARI 2016

Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi Sumatera Selatan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH AGUSTUS 2014

BERITA RESMI STATISTIK. Keadaan Ketenagakerjaan NTB Agustus Agustus 2017: Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,32 persen

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI DKI JAKARTA FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN BANTEN FEBRUARI 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI PAPUA BARAT AGUSTUS 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2016

Ketenagakerjaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA PADA AGUSTUS 2009 SEBESAR 6,00 PERSEN

PROFIL PERLINDUNGAN TENAGA KERJA PEREMPUAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN FEBRUARI 2017

KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI FEBRUARI 2015

Transkripsi:

KABUPATEN WAROPEN TAHUN 2014 Oleh : Muhammad Fajar

KATA PENGANTAR Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik mengamanatkan Badan Pusat Statistik (BPS) bertanggung jawab atas perstatistikan di Indonesia. Oleh karena itu, BPS berkewajiban menyediakan beragam jenis data hasil kegiatan statistik. Data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) merupakan salah satu data dasar yang sangat penting dalam membuat perencanaan, kebijakan, dan evaluasi hasil pembangunan sampai wilayah administrasi terkecil. Salah satu hasil sakernas adalah diperolehnya kondisi ketenagakerjaan di suatu wilayah dengan karakteristik lebih rinci tetapi cakupannya hanya sampai level kabupaten saja. Agar semua pihak dapat secara paham mengetahui kondisi ketenagakerjaan, maka dibuatlah publikasi Indikator Ketenagakerjaan sebagai bentuk sosialisasi kepada masyarakat, terkhusus Stakeholder dan Akademisi. Waropen, Juni 2015 Kasie Statistik Sosial BPS Waropen Muhammad Fajar NIP.198610082009021004 Page 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketenagakerjaan merupakan salah satu sasaran pembangunan pada RPJMN 2004-2009, sesuai triple track strategy (pro poor, pro growth, pro job). Maksudnya dengan menciptakan lapangan pekerjaan berarti kesempatan kerja bagi penduduk usia kerja makin besar sehingga tenaga kerja banyak yang terserap akibatnya dapat menurunkan pengangguran dan akhirnya berimbas pada turunnya kemiskinan. BPS sebagai instansi pelopor statistik terpercaya untuk semua, berusaha memenuhi kebutuhan akan data ketenagakerjaan yang nantinya bisa dijadikan dasar perencanaan di bidang ekonomi dan ketenagakerjaan. Oleh karena itu didasari kesadaran pentingnya gambaran ketenagakerjaan di Kabupaten Waropen, maka penulis akan membahas hasil Sensus Penduduk 2010 di Kabupaten Waropen secara deskriptif, berupa tabel analisis, yang dihasilkan dan indikator indikator ketenagakerjaan sehingga para stake holder di Waropen dapat membuat perencanaan yang tepat di bidang ketenagakerjaan di Waropen. 1.2 Ruang Lingkup dan Tujuan Ruang lingkup pembahasan pada tulisan ini hanya membatasi hingga level Kabupaten Waropen. Tujuan pembuatan tulisan ini antara lain untuk mengetahui: Karakteristik penduduk usia kerja, Karakteristik angkatan kerja, Karakteristik pekerja, Karakteristik pengangguran, Indikator ketenagakerjaan, seperti TPAK, TKK, TPT, dan Tingkat Pengangguran Usia Muda (TPUM). Page 3

1.3 Sistematika Penulisan Bab I berisi tentang latar belakang tulisan, dan tujuan serta sistematika penulisan. Bab II membahas konsep dan definisi serta indikator ketenagakerjaan. Bab III berisi tentang pembahasan mengenai karakteristik penduduk usia kerja, angkatan kerja, pengangguran, dan indikator ketenagakerjaan. Bab VI berisi penutup. Page 4

BAB II KONSEP DAN DEFINISI SERTA INDIKATOR KETENAGAKERJAAN 2.1 Konsep Dan Definisi Ketenagakerjaan Konsep dan definisi yang digunakan dalam pengumpulan data ketenagakerjaan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mengacu pada The Labour Force Concept oleh International Labour Organization (ILO). Konsep ini membagi penduduk ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok penduduk usia kerja dan kelompok penduduk bukan usia kerja. Konsep ketenagakerjaan dapat digambarkan oleh diagram ketenagakerjaan 1 berikut: a. Penduduk Usia Kerja Penduduk Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas 2. b. Penduduk Bukan Usia Kerja Penduduk Bukan Usia Kerja adalah penduduk yang berusia 0 sampai dengan 14 tahun. c. Angkatan Kerja Angkatan Kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja dan pengangguran. d. Bukan Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja 3 adalah penduduk usia kerja yang pada periode referensi tidak mempunyai/melakukan aktivitas ekonomi, baik karena sekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya (pension, penerima transfer, jompo, atau alasan lain). e. Bekerja Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam dalam seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan berturut-turut dan tidak terputus. Kegiatan bekerja ini meliputi, baik yang sedang bekerja maupun yang punya pekerjaan tetapi dalam seminggu yang lalu tidak aktif bekerja, missal karena cuti, sakit, dan sejenisnya. - Status Pekerjaan 1 Diagram Ketenagakerjaan yang diturunkan dari Sakernas. 2 Sesuai dengan UU Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003. 3 Bukan Angkatan Kerja versi sakernas adalah penduduk usia kerja yang mencakup tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan tetap, tidak mencari pekerjaan atau mempersiapkan usaha, dan tidak bersedia bekerja. Page 5

Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam melakukan pekerjaan di suatu unit usaha. Status pekerjaan dikelompokkan menjadi: 1. Berusaha sendiri 2. Berusaha dibantu buruh tidak tetap atau buruh tidak dibayar 3. Berusaha dibantu buruh tetap atau buruh dibayar 4. Buruh atau Karyawan atau Pegawai 5. Pekerja bebas 6. Pekerja keluarga atau tidak dibayar - Lapangan Usaha/Pekerjaan 4 Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan suatu organisasi/lembaga/usaha (establishment) tempat seseorang bekerja selama periode waktu acuan yang dibuat untuk data karateristik ekonomi atau yang dikerjakan terakhir jika orang tersebut tidak bekerja (PBB, 1998). Kegiatan establishment adalah jenis barang yang diproduksi atau jasa yang diberikan. f. Pengangguran Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, dan tidak aktif mencari pekerjaan tetapi bersedia bekerja. 2.4 Indikator Ketenagakerjaan 5 2.4.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) TPAK adalah suatu indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survey/sensus. Rumus TPAK: Dari TPAK bisa dikembangkan menjadi: a. TPAK Menurut Jenis Kelamin, yaitu: Dimana: 4 Lapangan Pekerjaan yang dimaksud sakernas adalah lapangan pekerjaan utama. 5 Indikator ketenagakerjaan yang bisa dihasilkan dari data Sakernas. Page 6

L : Laki-laki dan P: Perempuan b. TPAK Menurut Kelompok Umur-Jenis Kelamin Dimana: KU L atau P : Kelompok Umur Pada Jenis Kelamin Laki-laki atau Perempuan. 2.4.2 Tingkat Kesempatan Kerja Tingkat kesempatan kerja (TKK) adalah peluang seseorang penduduk usia kerja yang termasuk angkatan kerja untuk bekerja. TKK menggambarkan kesempatan seseorang untuk terserap dalam pasar kerja. Rumus TKK: 2.4.3 Pekerja Menurut Lapangan Usaha Utama Indikator ini penting untuk mengetahui sektor-sektor yang banyak menyerap tenaga kerja. 2.4.4 Pekerja Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Indikator ini penting sebagai tolak ukur kualitas dari pekerja. 2.4.5 Pekerja Menurut Status Pekerjaan o Pekerja berstatus buruh/karyawan/pegawai dan berusaha dibantu buruh tetap biasanya digolongkan ke dalam pekerja sektor formal, sedangkan pekerja berstatus selain itu umumnya digolongkan ke dalam sektor informal. o Indikator ini penting sebagai gambaran distribusi pekerja lebih banyak di sektor formal/informal. o Pada Sensus Penduduk pengelompokan sektor formal dan informal hanya berdasarkan status pekerjaan, tetapi Sakernas juga berdasarkan jenis pekerjaan. 2.4.6 Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat pengangguran terbuka (TPT) adalah peluang seseorang penduduk usia kerja yang termasuk angkatan kerja untuk menjadi pengangguran. TPT menunjukkan besarnya penduduk usia kerja yang termasuk dalam pengangguran. Page 7

Rumus TPT: TPT dapat disajikan menjadi: a. TPT menurut daerah tempat tinggal b. TPT menurut kelompok umur c. TPT menurut jenis kelamin d. TPT menurut tingkat pendidikan 2.4.7 Tingkat Pengangguran Usia Muda (TPUM) Tingkat Pengangguran Usia Muda adalah persentase pengangguran usia muda terhadap angkatan kerja usia muda. Konsep penduduk usia muda merujuk pada rekomendasi ILO dalam the Key Indikators of the Labour Market (KILM,1999), yaitu penduduk kelompok usia 15-24 tahun. Rumus: Page 8

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Penduduk Usia Kerja 3.1.1 Penduduk Usia Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Tabel 1. Distribusi Penduduk Usia Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Dan Jenis Kelamin, Kabupaten Waropen, Tahun 2014 Penduduk Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan' Usia Kerja dibawah SD SD SMP SMA Diploma / Universitas Laki-laki 17.28% 17.40% 21.14% 28.91% 15.27% Perempuan 18.63% 29.06% 27.71% 20.33% 4.27% Total 17.92% 22.92% 24.25% 24.85% 10.06% Gambar 2. Distribusi Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten Waropen, Tahun 2014 Perempuan 47.38% Laki-laki 52.62% Penduduk usia kerja di Kabupaten Waropen tahun 2014 (Kabupaten Waropen selanjutnya kita sebut saja Waropen) mencapai 18,631 jiwa, dimana sebanyak 52.62 persennya adalah penduduk laki-laki dan 47.38 persen penduduk perempuan. Dari komposisi angkatan kerja sebanyak 24.85 persen merupakan tamatan SMA sederajat, 40.85 persen adalah tamatan SD ke bawah, dan tamatan perguruan tinggi mencapai hanya 10.06 persen. Atas dasar hal itulah dapat dikatakan mutu dari penduduk usia kerja Waropen dapat dikatakan masih rendah karena komposisi tamatan pendidikan SD ke bawah masih mendominasi dibandingkan lulusan lainnya. Page 9

3.1.2 Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Tabel 2. Distribusi Penduduk Usia Kerja Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, Kabupaten Waropen 2014 Kelompok Umur Penduduk Usia Kerja Laki-Laki Perempuan Distribusi terhadap total 15-19 12.67% 17.98% 15.18% 20-24 14.53% 9.69% 12.23% 25-29 14.94% 15.99% 15.44% 30-34 9.92% 9.61% 9.77% 35-39 10.99% 10.44% 10.73% 40-44 10.10% 9.58% 9.85% 45-49 9.83% 10.02% 9.92% 50-54 5.51% 4.69% 5.12% 55-59 4.00% 4.49% 4.23% 60-64 3.11% 2.34% 2.75% 65-69 2.20% 1.94% 2.08% 70-74 1.10% 2.58% 1.80% 75+ 1.10% 0.65% 0.89% Jumlah 100% 100% 100% Penduduk usia kerja laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan, yakni mencapai 52.62 persen. Jika dilihat menurut kelompok umur, penduduk usia kerja terbanyak berasal dari kelompok umur 25 29 tahun mencapai 15.44 persen. Berarti penduduk usia kerja Waropen masih didominasi penduduk usia muda menengah. 3.1.3 Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kegiatan Tabel 3. Distribusi Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kegiatan, Kabupaten Waropen, Tahun 2014 Jenis Kegiatan Penduduk Usia Kerja Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Bekerja 92.74% - Pengangguran Tidak Pernah Bekerja 7.26% - Sekolah - 24.05% Mengurus Rumah Tangga - 69.74% Lainnya - 6.21% Total 100.00% 100.00% Apabila dilihat dari kegiatan utamanya, penduduk usia kerja dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Angkatan kerja mewakili penduduk yang aktif secara ekonomi, yang termasuk kelompok ini adalah Page 10

penduduk yang bekerja dan pengangguran. Sedangkan kelompok Bukan Angkatan Kerja terdiri dari penduduk yang kegiatan utamanya adalah sekolah, mengurus rumahtangga dan lainnya. Konsep ini mengandung kelemahan, karena resiko keadaan sosial budaya yang ada di Indonesia (di Papua khususnya) dimana masih ditemukan adanya pekerja anak (berusia dibawah 15 tahun). Meskipun mereka aktif secara ekonomi, namun mereka tidak digolongkan sebagai Angkatan Kerja karena mereka tidak termasuk penduduk usia kerja. Hal ini berdasar kaidah statistik dimana untuk menjaga keterbandingan data perlu mengedepankan azas eksklusifitas. Dengan azas ini seorang penduduk hanya dapat digolongkan dalam satu kategori. Hal yang sama berlaku pada seseorang yang kuliah sambil bekerja, mereka hanya dapat dimasukkan dalam salah satu kategori bekerja atau sekolah, meskipun pada kenyataannya mereka melakukan kedua hal tersebut sekaligus. Dari total 18,631 jiwa penduduk usia kerja, 10,548 orang (56.62 persen) diantaranya merupakan angkatan kerja. Hal ini menunjukkan besarnya jumlah tenaga kerja yang tersedia. Sisanya sebanyak 43.38 persen tergolong dalam kategori bukan angkatan kerja. Tabel 4. Distribusi Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Kelompok Umur, Kabupaten Waropen, Tahun 2014 Jenis Kegiatan Kelompok Umur Bekerja Pengangguran Tidak Pernah Bekerja Sekolah Mengurus Rumah Tangga Lainnya Total 15-19 12.34% 2.01% 66.70% 16.37% 2.58% 100.00% 20-24 50.94% 22.64% 2.50% 17.51% 6.41% 100.00% 25-29 55.96% 6.71% 0.00% 37.33% 0.00% 100.00% 30-34 66.15% 0.00% 0.00% 33.85% 0.00% 100.00% 35-39 63.28% 0.00% 0.00% 36.72% 0.00% 100.00% 40-44 61.60% 0.00% 0.00% 38.40% 0.00% 100.00% 45-49 67.06% 0.00% 0.00% 32.94% 0.00% 100.00% 50-54 71.07% 0.00% 0.00% 28.93% 0.00% 100.00% 55-59 64.34% 0.00% 0.00% 35.66% 0.00% 100.00% 60-64 59.96% 0.00% 0.00% 26.95% 13.09% 100.00% 65+ 37.16% 0.00% 0.00% 38.51% 24.32% 100.00% Total 52.50% 4.11% 10.43% 30.26% 2.69% 100.00% Persentase penduduk bukan angkatan kerja lebih banyak dibandingkan angkatan kerja pada kelompok umur 15-19 tahun dan 65 tahun keatas, sedangkan pada kelompok umur lainnya jumlah angkatan kerja selalu lebih besar dibanding bukan angkatan kerja dengan besaran lebih dari 56.61 persen. Pada kelompok umur 15-19 tahun persentase terbesar pada kelompok sekolah sebesar 66.70 persen sedangkan yang bekerja sebesar 12.34 persen. Selanjutnya pada kelompok umur 20 24 hingga kelompok umur 60-64 mempunyai penyebaran yang hampir sama, dimana lebih dari 50 persen masuk dalam kategori bekerja dan lebih dari 17 persen masuk kategori mengurus rumahtangga. Berbeda dengan dua kelompok Page 11

sebelumnya, kelompok umur 65 tahun ke atas mempunyai persentase terbesar pada kategori bekerja (37.16 persen) dan mengurus rumah tangga (38.51 persen). Secara keseluruhan persentase terbesar terdapat dalam kategori bekerja, disusul oleh kategori mengurus rumahtangga dan persentase paling kecil terdapat dalam kategori kegiatan lainnya. 3.2 Angkatan Kerja Gambar 3. Distribusi Angkatan Kerja Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten Waropen 2014 Perempuan, 21.00 Laki-laki, 79.00 Jumlah Angkatan Kerja Waropen tahun 2014 sebanyak 10,548 jiwa, dimana angkatan kerja laki-laki 6 berjumlah 8,333 jiwa (menyumbang 79.00 persen terhadap total angkatan kerja) dan angkatan kerja perempuan mencapai 2,215 jiwa. Gambar 4. Distribusi Angkatan Kerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan, Kabupaten Waropen 2014 SMA/SMK 30.44% Perguruan Tinggi 16.31% Di Bawah SD 17.97% SMP 16.33% SD 18.94% 6 Lihat tabel 7. Page 12

Dilihat dari mutu pendidikan, angkatan kerja tamatan SMA dan Perguruan Tinggi masing-masing mencapai 30.44 dan 16.31 persen. Sedangkan angkatan kerja tamatan SD ke bawah mencapai 36.92 persen. Artinya kualitas angkatan kerja Kabupaten Waropen bisa diindikasikan cukup baik. Tabel 5. Angkatan Kerja dan TPAK menurut Kelompok Umur, Kabupaten Waropen Tahun 2014 TPAK Kelompok TPAK Umur Laki-Laki Perempuan 15-19 23.51 7.18 14.35 20-24 89.75 46.67 73.58 25-29 92.22 32.01 62.67 30-34 100.00 27.36 66.15 35-39 100.00 20.39 63.28 40-44 100.00 16.67 61.60 45-49 100.00 31.19 67.06 50-54 100.00 33.33 71.07 55-59 100.00 29.04 64.34 60-64 85.57 22.22 59.96 65+ 50.00 25.00 37.16 Kab.Waropen 85.00 25.09 56.62 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Waropen di tahun 2014 mencapai 56.62 persen, artinya dari 100 penduduk usia kerja sebanyak 56 57 penduduk diantaranya termasuk dalam angkatan kerja dan 33 34 orang sisanya termasuk bukan angkatan kerja. Jika dirinci menurut jenis kelamin, ternyata TPAK laki-laki mencapai 85.00 persen lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan yang mencapai 25.09 persen. Artinya tanggung jawab mencari nafkah pada umumnya adalah penduduk laki-laki sehingga perempuan lebih sedikit masuk ke dalam angkatan kerja. Gambar 5. TPAK menurut Kelompok Umur, Kabupaten Waropen Tahun 2014 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 19.95 45.68 60.85 62.48 67.22 76.69 62.88 69.01 74.7 56.65 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+ 37.16 Page 13

TPAK Kabupaten Waropen menurut kelompok umur mendekati pola huruf U terbalik. Pada kelompok umur 15-24 tahun, TPAK yang terjadi begitu rendah karena pada usia ini merupakan usia sekolah jadi banyak penduduk kelompok umur tersebut adalah bukan angkatan kerja. Begitu pula dengan kelompok umur tua (65+ tahun), TPAK pada kelompok umur tersebut rendah karena mereka sudah masuk masa pensiun. 3.3 Penduduk Bekerja 3.3.1 Penduduk Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Tabel 6. Distribusi Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Waropen Tahun 2014 Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja dibawah SD Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan' SD SMP SMA Diploma / Universitas Laki-laki 19.26% 16.90% 17.29% 29.51% 17.04% Perempuan 19.87% 34.80% 15.15% 18.15% 12.03% Jumlah 19.38% 20.43% 16.87% 27.27% 16.05% Jumlah penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja pada tahun 2014 mencapai 9,782 jiwa, dimana persentase penduduk yang bekerja dengan tingkat pendidikan dibawah SD mencapai 19.38 persen kemudian disusul lulusan SD mencapai 20.43 persen. Sedangkan penduduk yang bekerja tamatan SMA (SMA+SMK) hanya mencapai 27.27 persen dan lulusan perguruan tinggi mencapai 16.05 persen saja. Tabel 7. Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Kelompok Umur, Kabupaten Waropen Tahun 2014 Kelompok Umur dibawah SD Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan' SD SMP SMA Diploma / Universitas Total % 15-19 276 0 0 73 0 349 3.57 20-24 203 276 276 406 0 1161 11.87 25-29 324 105 504 495 182 1610 16.46 30-34 114 105 171 439 375 1204 12.31 35-39 113 198 160 377 417 1265 12.93 40-44 264 179 179 245 264 1131 11.56 45-49 180 292 186 402 180 1240 12.68 50-54 154 308 0 108 108 678 6.93 55-59 110 208 116 29 44 507 5.18 60-64 29 162 58 58 0 307 3.14 65+ 129 165 0 36 0 330 3.37 Total 1896 1998 1650 2668 1570 9782 100.00 % 19.38 20.43 16.87 27.27 16.05 100.00 Page 14

Penduduk yang bekerjapun modusnya berada di kelompok umur 25-29 tahun, dimana di segmen tersebut terdapat 16.46 persen penduduk bekerja. Bila dilihat dari segi tingkat pendidikan, sebanyak 27.27 persen adalah tamatan SMA ke atas. Seperti halnya penduduk usia kerja, penduduk bekerja yang berpendidikan SD ke bawah juga tidak hanya didominasi oleh penduduk kelompok usia menengah ke atas, namun penduduk bekerja yang berusia muda juga. Hal ini menandakan penduduk lebih banyak yang memilih bekerja dibanding melanjutkan sekolah. Hal ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut karena di masa mendatang, ketika pendatang dari luar Papua semakin banyak, penduduk Papua akan tersingkir karena tidak memiliki pengetahuan maupun keterampilan yang memadai. Sekarang ini penduduk dengan pendidikan rendah mungkin masih bisa mendapatkan pekerjaan, namun di masa depan hal itu akan semakin sulit. 3.3.2 Penduduk Bekerja Menurut Jenis Kelamin Gambar 6. Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin Di Kabupaten Waropen Tahun 2014 Perempuan, 19.71% Laki-laki, 80.29% Penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja di Waropen masih didominasi penduduk laki-laki sebanyak 7,854 jiwa (80.29 persen) dibandingkan perempuan sebanyak 1,928 jiwa (19.71 persen). Artinya laki-laki masih merupakan tulang punggung ekonomi keluarga. Page 15

Tabel 8. Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja dan TKK Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten Waropen, Tahun 2014 Kelompok Umur Laki-Laki TKK Perempuan TKK (L+P) 15-19 100.00 50.00 85.96 20-24 68.54 71.43 69.23 25-29 94.30 74.34 89.30 30-34 100.00 100.00 100.00 35-39 100.00 100.00 100.00 40-44 100.00 100.00 100.00 45-49 100.00 100.00 100.00 50-54 100.00 100.00 100.00 55-59 100.00 100.00 100.00 60-64 100.00 100.00 100.00 65+ 100.00 100.00 100.00 Kab.Waropen 94.25 87.04 92.74 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) yang tercipta di Kabupaten Waropen tahun 2014 mencapai 92.74 persen, artinya dari 100 penduduk angkatan kerja, sekitar 93 orang diantaranya adalah penduduk yang bekerja dan sisanya 7 orang adalah pengangguran. Jika dilihat dari jenis kelamin, ternyata TKK laki-laki lebih tinggi dibandingkan TKK perempuan. 3.3.3 Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tabel 9. Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Dan Jenis Kelamin, Kabupaten Waropen Tahun 2014 Pekerja Lapangan Usaha Utama Jumlah Laki-laki Perempuan Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 4,762 894 5,656 Industri 36-36 Konstruksi 374-374 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 404 500 904 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 73-73 73-73 2,132 534 2,666 Jumlah 7,788 1,928 9,782 Page 16

Tabel 10. Distribusi Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Dan Jenis Kelamin Kabupaten Waropen Tahun 2014 Pekerja Lapangan Usaha Utama Jumlah Laki-laki Perempuan Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 61.63% 46.37% 57.82% Industri 0.46% - 0.37% Konstruksi 4.76% - 3.82% Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 5.14% 25.93% 9.24% Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan, & Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 0.93% - 0.75% 0.93% - 0.75% 27.15% 27.70% 27.25% Jumlah 100.00% 100.00% 100.00% Lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja paling banyak di Kabupaten Waropen adalah sektor pertanian, dengan jumlah tenaga kerja mencapai 5,656 atau 57.82 persen. Selanjutnya di urutan berikutnya adalah sektor jasa kemasyarakatan. Meskipun sektor ini berada di urutan nomor dua, namun jumlah tenaga kerja yang terserap hampir setengah dari tenaga kerja sektor pertanian, yaitu sebanyak 2,666 orang. Sektor perdagangan hanya menempati urutan ketiga, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 904 orang atau sekitar 9.24 persen. Besarnya jumlah tenaga kerja sektor pertanian tidak sebanding dengan tingginya hasil produksi pertanian. Hal ini dapat dilihat dari besarnya jumlah produk-produk pertanian yang masih harus didatangkan dari luar Waropen. Dari seluruh sektor yang ada, jumlah tenaga kerja laki-laki selalu lebih banyak dibanding tenaga kerja perempuan, kecuali di sektor perdagangan (25.93%). Sektor pertanian juga menyerap tenga kerja perempuan cukup banyak, yaitu sekitar 46.37 persen. Page 17

Tabel 11. Distribusi Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Dan Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Kabupaten Waropen Tahun 2014 Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan' Lapangan Usaha Utama dibawah SD SD SMP SMA Diploma / Universitas Total Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan 24.08% 28.43% 23.78% 20.01% 3.70% 100.00% Industri - - - 100.00% - 100.00% Konstruksi 22.99% 19.52% 22.99% 34.49% - 100.00% Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 35.95% 21.46% 20.69% 21.90% - 100.00% Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi -- - - 100.00% - 100.00% Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan - - - 100.00% - 100.00% Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 4.61% 4.61% 1.20% 38.52% 51.05% 100.00% Jumlah 19.38% 20.43% 16.87% 27.27% 16.05% 100.00% Jika kita perhatikan tabel di atas, pada sector pertanian paling banyak menyerap tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SD kebawah, sedangkan pada sector perdagangan dan sektor jasa kemasyarakatan ternyata paling banyak menyerap tenaga kerja tamatan SMA ke atas. Hal tersebut dapat diindikasikan adanya hubungan 7 tingkat pendidikan dengan lapangan usaha. 3.3.3 Penduduk Bekerja Menurut Jam Kerja Tabel 12. Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Jumlah Jam Kerja Utama Di Kabupaten Waropen Tahun 2014 Jam Kerja Seluruhnya Pendidikan Tertinggi Yang Jumlah Ditamatkan 0 (sementara tidak 1-14 15 34 35 + bekerja) dibawah SD - 57 1,020 819 1896 SD - 80 887 1,031 1998 SMP - 47 838 765 1650 SMA - - 896 1,772 2668 Diploma / Universitas 66 66 725 713 1570 Jumlah 66 250 4,366 5,100 9,782 7 Uji Chi Squared, dimana Chi Squared hitung = 5076.52 dan Chi Squared tabel = 9.49, jadi Chi Squared hitung lebih besar dari Chi Squared tabel, keputusan Ho ditolak, maka kesimpulannya ada hubungan antara tingkat pendidikan yang ditamatkan dengan Lapangan Usaha Utama Page 18

Bila tabel di atas diuji apakah ada hubungan antara pendidikan tertinggi dengan jumlah jam kerja, ternyata uji independensi 8 menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan jumlah jam kerja pada level signifikansi lima persen. Tabel 13. Distribusi Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Dan Jumlah Jam Kerja Utama, Kabupaten Waropen Tahun 2014 Lapangan Usaha Utama Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan Jam Kerja Seluruhnya 0 (sementara Total 1 14 15-34 35 + tidak bekerja) - 89 2778 2789 5856 Industri - - 36-36 Konstruksi - - 143 231 374 Perdagangan, Rumah Makan dan - 104 326 474 904 Jasa Akomodasi Transportasi, Pergudangan dan - - - 73 73 Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, - - - 73 73 Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan 66 57 1083 1460 2600 Perorangan Jumlah 66 250 4366 5100 9782 % 0.67 2.56 44.63 52.14 100.00 Salah satu cara untuk melihat indikator untuk melihat kinerja penduduk yang bekerja adalah dengan melihat jumlah jam kerja. Secara keseluruhan persentase penduduk yang bekerja terbesar bekerja diatas 35 jam, lebih dari 50 persen dan penduduk yang sementara tidak bekerja berada dibawah satu persen. 3.3.4 Penduduk Bekerja Menurut Status Kedudukan Gambar 7. Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Status Kedudukan Dalam Lapangan Pekerjaan Utama, Kabupaten Waropen 2014 Pekerja Keluarga/ tak dibayar, 19.38% Pekerja Bebas, 1.83% Berusaha sendiri, 38.02% Buruh/Karyawan /Pegawai, 30.35% Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar Sumber:, 0.37% Sakernas 2014 Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tak dibayar, 10.052% 8 Uji Chi Squared, dimana Chi Squared hitung = 729.77 dan Chi Squared tabel = 9.49, jadi Chi Squared hitung lebih besar dari Chi Squared tabel, keputusan Ho ditolak, maka kesimpulannya ada hubungan antara tingkat pendidikan yang ditamatkan dengan jumlah jam kerja. Page 19

Berdasarkan status kedudukan dalam pekerjaan utamanya, secara keseluruhan penduduk yang bekerja dengan status berusaha sendiri memiliki persentase tertinggi mencapai 38.02 persen, berusaha dibantu buruh tidak tetap/ tidak dibayar mencapai 10.05 persen, berusaha dibantu buruh tetap/ dibayar mencapai 0.37 persen, buruh/karyawan/pegawai mencapai 30.35 persen, pekerja bebas/ pekerja bebas mencapai 1.84 persen dan pekerja keluarga mencapai 19.38 persen. Tabel 14. Distribusi Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Status Kedudukan Dan Lapangan Usaha Utama, Kabupaten Waropen 2014 Lapangan Usaha Utama Status Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan Industri Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Lainnya Jumlah Bekerja sendiri 81.55% 0.97% 13.74% 1.77% 1.96% 100.00% Bekerja dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar 80.16% - 19.84% - - 100.00% Bekerja dibantu buruh tetap/dibayar - - - - 100.00% 100.00% Buruh/karyawan/pegawai 1.92%- - 0.77% 87.57% 9.73% 100.00% Pekerja Bebas 31.84% - - - 68.16% 100.00% Pekerja keluarga tidak dibayar 90.77% - 9.23% - - 100.00% Jumlah 58.21% 0.37% 9.24% 27.25% 5.35% 100.00% Ternyata dominasi penduduk yang bekerja dengan status berusaha sendiri kebanyakan berasal dari sector pertanian yang mencapai 81.55 persen. Ternyata penduduk yang bekerja dengan status buruh/pegawai/karyawan berasal dari sector Jasa Kemasyarakatn yang mencapai 87.57 persen. Tabel 15. Distribusi Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Status Kedudukan Dan Jumlah Jam Kerja Utama Selama Seminggu, Kabupaten Waropen 2014 Status 0 (sementara tak bekerja) Jumlah Jam Pekerjaan Utama 1-14 15-34 35+ Total Bekerja sendiri - 3.04% 50.55% 46.41% 100.00% Bekerja dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar Bekerja dibantu buruh tetap/dibayar - - 17.90% 82.10% 100.00% - - - 100.00% 100.00% Buruh/karyawan/pegawai 2.22% 1.92% 36.17% 59.68% 100.00% Pekerja Bebas - - 48.04% 51.96% 100.00% Pekerja keluarga tidak dibayar - 4.22% 60.65% 35.13% 100.00% Pada umumnya sebagian besar penduduk yang bekerja memiliki jam kerja di atas 35 jam. Apabila dilihat dari status pekerjaan, persentase terbesar adalah berusaha dibantu buruh tetap/ dibayar (100 persen), dan terbesar kedua adalah berusaha Page 20

dibantu buruh tidak tetap/ tak dibayar mencapai 82.10 persen. Sedangkan buruh/pegawai/karyawan dengan jam kerja 35 jam ke atas mencapai 59.68 persen. Tabel 16. Distribusi Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin Dan Sektor Formal Informal, Kabupaten Waropen 2014 Penduduk 15 Sektor: Total Tahun Keatas Yang Bekerja Formal Informal Laki-laki 31.17% 68.83% 100.00% Perempuan 28.89% 71.11% 100.00% Jumlah 30.72% 69.28% 100.00% Dari tabel diatas dapat dilihat perbedaan yang sangat mencolok antara jumlah dan persentase penduduk yang bekerja di sektor formal dan informal. penduduk yang bekerja di sektor formal hanya sekitar 30.72 persen sementara di sektor informal mencapai sekitar 69.28 persen. penduduk yang bekerja di sektor informal cenderung lebih mudah berubah, atau beralih kegiatan baik itu dari bekerja menjadi pengangguran atau sebaliknya, bahkan kemungkinan statusnya berubah dari bekerja atau pengangguran menjadi mengurus rumahtangga atau lainnya sehingga tidak lagi masuk kategori angkatan kerja. Jika ditilik dari jenjang pendidikannya ternyata Pekerja Formal paling banyak diisi oleh tamatan SMA ke atas mencapai 84.99 persen, sedangkan sebaliknya Pekerja Informal paling banyak diisi oleh tamatam SD ke bawah mencapai 52.55 persen. Tabel 17. Distribusi Penduduk 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan Dan Sektor Formal Informal, Kabupaten Waropen 2014 Klasifikasi Pendidikan Tertinggi Yang ditamatkan Total Formal dan Di Bawah SD SD SMP SMA Perguruan Tinggi Informal Pekerja Formal 3.79% 7.29% 3.93% 39.70% 45.29% 100.00% Pekerja Informal 26.29% 26.25% 22.61% 21.76% 3.08% 100.00% 3.3.5 Upah/Gaji Upah/gaji adalah balas imbalan yang diterima pekerja atas jasa yang diberikan dalam proses produksi barang dan jasa pada suatu unit usaha. Upah/Gaji sangat berpengaruhi terhadap kehidupan pekerja karena merupakan sumber pendapatan bagi pemenuhan kebutuhan hidup pekerja dan keluarganya. Seorang pekerja dapat dikatakan hidup layak apabila mendapat upah/gaji yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan tabel 18, menunjukkan persentase pekerja terbesar mencapai 53.24 persen pada tingkat upah/ gaji pada range Rp 2,000,000 Rp 3,999,999 per bulan, kemudian disusul 19.28 persen pekerja dengan tingkat upah pada range Rp 1,000,000 Rp 1,499,999 per bulan. Persentase terkecil pekerja dengan tingkat upah Rp 8,000,000 ke atas sebesar 0.92 persen. Page 21

Tabel 18. Persentase Pekerja* Menurut Golongan Upah/Gaji/Pendapatan Bersih sebulan, Kabupaten Waropen Tahun 2014 Golongan Upah/Gaji/Pendapatan Bersih Persentase selama sebulan < 500,000 1.81 500,000 999,999 8.67 1,000,000 1,499,999 19.28 1,500,000 1,999,999 7.94 2,000,000 3,999,999 53.24 4,000,000 5,999,999 6.04 6,000,000 7,999,999 2.10 8,000,000 + 0.92 Total 100.00 Catatan: *Pekerja adalah buruh/karyawan/pegawai bebas di Pertanian dan pekerja bebas di Non Pertanian. Tabel 19. Persentase Pekerja* Menurut Tingkat Pendidikan dan Golongan Upah/Gaji/Pendapatan Bersih sebulan, Kabupaten Waropen Tahun 2014 Golongan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan' Total Upah/Gaji/Pendapatan dibawah SD SD SMP SMA Diploma / Bersih selama sebulan Universitas < 500,000-100.00 - - - 100.00 500,000 999,999 41.76 24.18-34.07-100.00 1,000,000 1,499,999 14.17-9.39 41.52 34.93 100.00 1,500,000 1,999,999 - - 12.80 45.20 42.00 100.00 2,000,000 3,999,999-4.53-41.59 54.06 100.00 4,000,000 5,999,999-12.11 15.26-72.63 100.00 6,000,000 7,999,999 - - - 100.00-100.00 8,000,000 + - - - 100.00-100.00 Total 6.35 6.96 3.75 39.71 43.23 100.00 Catatan: *Pekerja adalah buruh/karyawan/pegawai bebas di Pertanian dan pekerja bebas di Non Pertanian. Ternyata pekerja dengan tingkat upah/ gaji kurang dari Rp. 500,000,- per bulan dominan latar pendidikan SD ke bawah. Sedangkan pekerja dengan tingkat upah di atas Rp 1,000,000 - Rp 1,999,999,- per bulan didominasi tamatan SMA. Sedangkan pekerja dengan latar belakang pendidikan Perguruan Tinggi dominan pada tingkat upah Rp 2,000,000 Rp 5,999,999. Hal ini mengindikasikan bahwa 9 adanya hubungan tingkat upah/gaji dengan tingkat pendidikan pekerja. 9 Nilai Chi-squared hitung sebesar 2376.701 dengan P value = 0.000, artinya terdapat hubungan antara tingkat upah dengan tingkat pendidikan. Page 22

3.4 Pengangguran 3.4.1 Pengangguran Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin, pengangguran laki-laki mencapai 62.53 persen lebih banyak dibandingkan pengangguran perempuan yang mencapai 37.47 persen. Gambar 8. Persentase Pengangguran Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten Waropen 2014 Perempuan, 37.47 Laki-laki, 62.53 3.4.2 Pengangguran Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tabel 20. Persentase Pengangguran Menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten Waropen 2014 Pengangguran: Tidak/Belum Tamat SD Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan SD SMP SMA Perguruan Tinggi Total 1. Laki-laki - - 15.24% 57.62% 27.14% 100.00% 2. Perempuan - - - 93.03% 6.97% 100.00% Total - - 9.53% 70.89% 19.58% 100.00% Jumlah Pengangguran di Waropen pada tahun 2014 mencapai 766 jiwa, dimana sebanyak 9.53 persen adalah pengangguran tamatan SMP ke bawah. 70.89 persen adalah pengangguran tamatan SMA dan 19.59 persen adalah pengangguran tamatan Perguruan Tinggi. Hal tersebut mencerminkan bahwa pengangguran terdidik di Waropen masih mendominasi. Page 23

3.4.3 TPT Menurut Jenis Kelamin Tabel 21. TPT Menurut Jenis Kelamin dan Distrik Kabupaten Waropen Tahun 2014 TPT TPT Kabupaten Laki-laki Perempuan (L+P) Waropen 5.75 12.96 7.26 Indikator penting berikutnya adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah persentase pengangguran terhadap angkatan kerja. Semakin kecil persen nilai TPT semakin besar tenaga kerja yang terserap dalam lapangan usaha/sektor, juga mencerminkan kestabilan suatu daerah di bidang ketenagakerjaan. Apabila terlalu banyak tenaga kerja yang tidak tertampung di lapangan usaha, atau lapangan usaha sangat terbatas untuk menyerap tenaga kerja yang terindikasi melalui TPT yang tinggi, maka masalah sosial (kejahatan, demonstrasi dan lainnya) akan sangat rawan. Keadaan TPT sangat berbeda antara TPT laki-laki dan TPT perempuan. TPT lakilaki sebesar 5.75 persen sedangkan TPT perempuan 12.96 persen. Seperti disinggung sebelumnya, tingginya TPT perempuan banyak disebabkan karena perempuan cenderung lebih selektif dalam memilih pekerjaan dibanding laki-laki dan juga karena lelaki umumnya adalah tulang punggung ekonomi rumah tangga. Selain itu jumlah angkatan kerja perempuan juga lebih sedikit dibanding laki-laki sehingga pengaruhnya terhadap persentase TPT relatif lebih besar. 3.4.5 Tingkat Pengangguran Usia Muda (TPUM) Tabel 20. Pengangguran Usia Muda dan TPUM, Kabupaten Waropen Tahun 2014 Kelompok Pengangguran TPUM TPUM Umur Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan 15-24 402 171 25.61 33.33 27.51 Ternyata TPUM di Waropen pada tahun 2014 mencapai 27.51 persen, lebih tinggi dibandingkan TPT secara umum yang mencapai 7.26 persen. Berarti hal tersebut kurangnya lapangan pekerjaan bagi penduduk usia muda. Page 24

BAB IV KESIMPULAN Dengan berbagai keterbatasan yang ada, profil ini setidaknya dapat memberikan gambaran ketenagakerjaan di Kabupaten Waropen. Keterbatasan yang dimaksud adalah antara lain jumlah sampel yang relatif kecil, sehingga sulit untuk menjelaskan seluruh fenomena ketenagakerjaan yang tidak tercakup oleh besaran sampel, seperti keberadaan sektor tertentu pada daerah tertentu. Beberapa kesimpulan yang dapat menggambarkan kondisi Waropen dalam hal ketenagakerjaan adalah: Penduduk Usia Kerja Penduduk usia kerja laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan, yakni mencapai 52.62 persen. Jika dilihat per kelompok umur, penduduk usia kerja terbanyak berasal dari kelompok umur 25 29 tahun mencapai 15.44 persen. Berarti penduduk usia kerja Waropen masih didominasi penduduk usia muda menengah. Kegiatan utama yang paling banyak dilakukan penduduk usia kerja selama seminggu yang lalu adalah bekerja yaitu sebesar 92.74 persen. Penduduk Angkatan Kerja Jumlah Angkatan Kerja Waropen tahun 2014 sebanyak 10,548 jiwa, dimana angkatan kerja laki-laki 10 berjumlah 8,333 jiwa (menyumbang 79.00 persen terhadap total angkatan kerja) dan angkatan kerja perempuan mencapai 2,251 jiwa. Angkatan kerja tamatan SMA dan Perguruan Tinggi masing-masing mencapai 30.44 dan 16.31 persen. Sedangkan angkatan kerja tamatan SD ke bawah mencapai 36.92 persen. Artinya kualitas angkatan kerja Kabupaten Waropen bisa diindikasikan cukup baik. Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja Jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja pada tahun 2014 mencapai 9,782 jiwa, dimana persentase penduduk yang bekerja dengan tingkat pendidikan dibawah SD mencapai 19.38 persen kemudian disusul lulusan SD mencapai 20.43 persen. Sedangkan penduduk yang bekerja tamatan SMA (SMA+SMK) hanya mencapai 27.27 persen dan lulusan perguruan tinggi mencapai 16.05 persen saja. Lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja paling banyak di Kabupaten Waropen adalah sektor pertanian, dengan jumlah tenaga kerja mencapai 5,656 atau 57.82 persen. Gaji/Upah Persentase pekerja terbesar mencapai 53.24 persen pada tingkat upah/ gaji pada range Rp 2,000,000 Rp 3,999,999 per bulan, kemudian disusul 19.28 persen pekerja dengan tingkat upah pada range Rp 1,000,000 Rp 1,499,999 per bulan. Persentase terkecil pekerja dengan tingkat upah Rp 8,000,000 ke atas sebesar 0.92 persen. 10 Lihat tabel 7. Page 25

Pengangguran Jumlah Pengangguran di Waropen pada tahun 2014 mencapai 766 jiwa, dimana sebanyak 9.53 persen adalah pengangguran tamatan SMP ke bawah. 70.89 persen adalah pengangguran tamatan SMA dan 19.59 persen adalah pengangguran tamatan Perguruan Tinggi. Hal tersebut mencerminkan bahwa pengangguran terdidik di Waropen masih mendominasi. Berdasarkan jenis kelamin, pengangguran laki-laki mencapai 62.53 persen lebih banyak dibandingkan pengangguran perempuan yang mencapai 37.47 persen. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Waropen di tahun 2014 mencapai 56.62 persen. Jika dirinci menurut jenis kelamin ternyata TPAK laki-laki mencapai 85.00 persen lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan yang mencapai 25.09 persen. Artinya tanggung jawab mencari nafkah pada umumnya adalah penduduk laki-laki sehingga perempuan lebih sedikit masuk ke dalam angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tingkat pengangguran terbuka di Waropen pada tahun 2014 mencapai 7.26 persen, dimana TPT laki-laki mencapai 5.75 persen, jauh lebih rendah dibandingkan TPT perempuan yang mencapai 12.96 persen. Tingkat pengangguran usia muda (TPUM) di Waropen pada tahun 2014 mencapai 27.51 persen, dimana TPUM laki-laki mencapai 26.61 persen, jauh lebih rendah dibandingkan TPUM perempuan yang mencapai 33.33 persen. Page 26

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. (2002). Indikator Fundamental Ekonomi Makro Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. (2010). Modul 8 Ketenagakerjaan. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Page 27