MASALAH TRANSPORTASI

dokumen-dokumen yang mirip
PERTEMUAN 9 MENENTUKAN SOLUSI FISIBEL BASIS AWAL

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Model Transportasi /ZA 1

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

Metode Transportasi. Rudi Susanto

MODEL TRANSPORTASI OLEH YULIATI, SE, MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODEL TRANSPORTASI. Sesi XI : Model Transportasi

Riset Operasional TABEL TRANSPORTASI. Keterangan: S m = Sumber barang T n = Tujuan barang X mn = Jumlah barang yang didistribusikan

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Modul 10. PENELITIAN OPERASIONAL MODEL TRANSPORTASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

BAB VII METODE TRANSPORTASI

TRANSPORTASI NORTH WEST CORNER (NWC)

Pokok Bahasan VI Metode Transportasi METODE TRANSPORTASI. Metode Kuantitatif. 70

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-6

MODEL TRANSPORTASI - I MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-7. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Magister Agribisnis Universitas Jambi

Model Transportasi 1

TRANSPORTASI APROKSIMASI VOGEL

biaya distribusi dapat ditekan seminimal mungkin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Biaya Distribusi Tas Dengan Menggunakan Metode Transportasi Solusi Awal Pada CV. Nabilah Putri.

PERTEMUAN 10 METODE PENDEKATAN VOGEL / VOGEL S APPROXIMATION METHOD (VAM)

PENDISTRIBUSIAN BBA DENGAN METODE PROGRAMA LINIER (PERSOALAN TRANSPORTASI) Oleh : Ratna Imanira Sofiani, S.Si Dosen Universitas Komputer Indonesia

Tentukan alokasi hasil produksi dari pabrik pabrik tersebut ke gudang gudang penjualan dengan biaya pengangkutan terendah.

OPERATIONS RESEARCH. Industrial Engineering

TRANSPORTATION PROBLEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA

Pertemuan 4 Transportasi Dengan Dummy

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERSOALAN TRANSPORTASI

BAB III MODEL TRANSPORTASI. memperkecil total biaya distribusi (Hillier dan Lieberman, 2001, hlm. 354).

METODE TRANSPORTASI Permintaan Masalah diatas diilustrasikan sebagai suatu model jaringan pada gambar sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI

METODE TRANSPORTASI. GUDANG A GUDANG B GUDANG C KAPASITAS PABRIK PABRIK W. RP 20 RP 5 RP RP 15 RP 20 RP RP 25 RP 10 RP 19 50

TRANSPORTASI LEAST COST

MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-11

Makalah Riset Operasi tentang Metode Transportasi

Metode Kuantitatif Manajemen, Kelompok 5, MB IPB E49, 2014 OPERATION RESEARCH - TRANSPORTATION MODELS. Presented by Group 5 E49

METODE TRANSPORTASI. Gudang A Gudang B Gudang C Kapasitas pabrik Pabrik W. Rp 20 Rp 5 Rp Rp 15 Rp 20 Rp Rp 25 Rp 10 Rp 19 50

Pertemuan 3 Transportasi Tanpa Dummy

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 PENGERTIAN MODEL DAN METODE TRANSPORTASI

Pertemuan ke-1 PENDAHULUAN

MENGOPTIMALKAN BIAYA DISTRIBUSI PAKAN TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI (Studi Kasus di PT. X Krian)

Operations Management

PENDISTRIBUSIAN PRODUK YANG OPTIMAL DENGAN METODE TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan pendistribusian barang dari sumber (misalnya, pabrik) ke

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 5 MODEL TRANSPORTASI. 5.1 Pengertian Model Transportasi

ANALISA PERBANDINGAN METODE VAM DAN MODI DALAM PENGIRIMAN BARANG PADA PT. MITRA MAYA INDONESIA

#6 METODE TRANSPORTASI

TRANSPORTATION PROBLEM. D0104 Riset Operasi I Kuliah XXIII - XXV

Penggunaan Metode Transportasi Dalam...( Ni Ketut Kertiasih)

Metode Transportasi. Muhlis Tahir

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Model dan Metode Transportasi

IMPLEMENTASI METODE NWC DAN MODI DALAM PENGOPTIMALAN BIAYA PENDISTRIBUSIAN PUPUK (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN RIMBA AYU)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem dan Model Pengertian sistem Pengertian model

TEKNIK RISET OPERASI UNDA

TRANSPORTASI & PENUGASAN

APLIKASI TRANSPORTASI PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE LEAST COST DAN MODIFIED DISTRIBUTION PADA CV. NIHTA CARGO EXPRESS

METODE TRANSPORTASI. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

TRANSPORTASI, PENUGASAN, PEMINDAHAN

Optimasi Pendistribusian Barang Menggunakan Metode Stepping Stone dan Metode Modified Distribution (MODI)

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Penentuan Solusi Optimal MUHLIS TAHIR

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA TRANSPORTASI

MODEL TRANSPORTATION 2014

Artinya : penugasan adalah sub bagian dari program linier.

METODE VOGEL S APPROXIMATION (VAM) METODE TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII. METODE TRANSPORTASI

APLIKASI METODE TRANSPORTASI DALAM OPTIMASI BIAYA DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN) PADA PERUM BULOG SUB DIVRE MEDAN

TUGAS PROGRAM LINEAR MODEL TRANSPORTASI

PEMROGRAMAN LINIER: MODEL TRANSPORTASI. Oleh: Ni Ketut Tari Tastrawati, S.Si, M.Si

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OPTIMASI DISTRIBUSI GULA MERAH PADA UD SARI BUMI RAYA MENGGUNAKAN MODEL TRANSPORTASI DAN METODE LEAST COST

METODE IMPROVED EXPONENTIAL APPROACH DALAM MENENTUKAN SOLUSI OPTIMUM PADA MASALAH TRANSPORTASI

MASALAH TRANSPORTASI

Manajemen Sains. Model Transportasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

Bentuk Standar dari Linear Programming pada umumnya adalah sebagai berikut: Sumber daya 1 2. n yang ada

PENGOPTIMALAN BIAYA DISTRIBUSI BARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSPORTASI PADA PT. YUSINDO MITRA PERSADA

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas tentang pengimplementasian Zero Point Method

Hermansyah, Helmi, Eka Wulan Ramadhani INTISARI

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

VISUALISASI TEORI OPTIMALISASI BIAYA TRANSPORTASI UNTUK PEMBELAJARAN RISET OPERASI

METODE TRANSPORTASI PENGERTIAN METODE STEPPING STONE METODE MODI METODE VOGELS APPROXIMATION (VAM)

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Pengumpulan Data

CONTOH MODEL TRANSPORTASI DAN PENYELESAIAN DENGAN NORTH WEST CORNER DAN MODI

Lokasi Pabrik ditentukan

ANALISIS PERBANDINGAN PENGIRIMAN BARANG MENGGUNAKAN METODE NORTH WEST CORNER DAN LEAST COST (STUDI KASUS: PT. COCA COLA AMATIL INDONESIA SURABAYA)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM OPTIMALISASI DISTRIBUSI PENAMBANGAN BATU ANDESIT PADA CV. ARZEA MENGGUNAKAN METODE STEPPING STONE

Transkripsi:

MASALAH TRANSPORTASI

Transportasi pada umumnya berhubungan dengan distribusi suatu produk, menuju ke beberapa tujuan, dengan permintaan tertentu, dan biaya transportasi minimum. Transportasi mempunyai peranan bagi industri karena produsen mempunyai kepentingan agar produk yang dihasilkan sampai kepada konsumen tepat waktu, tepat pada tempat yang ditentukan dan barang dalam kondisi baik. Transaksi perdagangan adalah proses pemindahan barang dari penjual kepada pembeli dengan pembayaran yang dilakukan pembeli kepada penjual. Perpindahan barang dapat terjadi antara lain: Dari gudang penjual, ke gudang (tempat) pembeli Dari pabrik produksi barang, ke gudang (tempat) pembeli. Dari gudang atau daerah pertanian atau perkebunan, ke gudang (tempat) pembeli.. Dari lokasi pertambangan, ke gudang (tempat) pabrik.

Untuk pelaksanaan pemindahan barang, diperlukan rangkaian kegiatan yang disebut distribusi dan transportasi. Pengertian transportasi secara umum adalah rangkaian kegiatan memindahkan atau mengangkut barang dari produsen sampai kepada konsumen dengan menggunakan salah satu moda transportasi, yang dapat meliputi moda transportasi darat, laut atau sungai, maupun udara. Rangkaian kegiatan yang dimulai dari produsen sampai kepada konsumen lazim disebut rantai transportasi (chain of transportation). Fungsi transportasi yaitu mengangkut barang dari produsen kepada konsumen.

Masalah (persoalan) transportasi secara umum merupakan pendistribusian suatu produk atau komoditas dari sejumlah sumber (supply) kepada sejumlah tujuan (destination, demand), dengan tujuan meminimumkan biaya pengangkutan yang terjadi. Masalah transportasi berkaitan dengan keterbatasan sumber daya atau kapasitas perusahaan yang harus didistribusikan ke berbagai tujuan, kebutuhan atau aktivitas. Masalah transportasi dapat diselesaikan dengan Metode Transportasi, yaitu metode-metode yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan distribusi sumberdaya sehingga mendapatkan hasil atau biaya yang optimal.

Sebuah perusahaan yang menghasilkan barang atau komoditi tertentu melalui sejumlah pabrik pada lokasi yang berbeda, akan mengirimkan barang ke berbagai tempat yang membutuhkan, dengan jumlah kebutuhan tertentu. Sejumlah barang atau komoditi hendak dikirim dari sejumlah pelabuhan asal kepada sejumlah pelabuhan tujuan, masing-masing dengan tingkat kebutuhan yang sudah diketahui. Ciri-ciri khusus persoalan transportasi ini adalah : Terdapat sejumlah sumber dan sejumlah tujuan tertentu. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber. Ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya tertentu.

Misalkan suatu jenis barang diangkut dari daerah asal ke beberapa daerah tujuan. Misal ada m daerah asal A1, A2,, Am, dan n daerah tujuan T1, T2,, Tn. Di daerah asal i kapasitas barang (supply) sebanyak Si dan di tempat tujuan j permintaan barang tersebut (demand) sebanyak dj. Jumlah barang yang tersedia di daerah asal i (total supply) = jumlah barang yang dibutuhkan tujuan j (total demand), sehingga: i=1 m n S i = j=1 d j (1) Bila Xij merupakan jumlah barang yang diangkut dari asal i ke tujuan j, di mana Xij 0, dan misal Cij adalah besarnya biaya dari daerah asal i ke daerah tujuan j untuk satu satuan atau satu unit barang, maka rumusan umum dari model persoalan transportasi dapat ditulis sebagai berikut : Z min = i=1 m n j=1 C ij X ij (2) Dengan kendala: (3) i=1 m X ij = S i, S i > 0 j=1 m X ij = d j, d j > 0 X ij 0 untuk semua i dan j

Metode penyelesaian Masalah Transportasi menggunakan suatu format tabel yang memperlihatkan data persoalan dan keterangan-keterangan lain dari cara penyelesaian persoalan. Karena bentuk masalah transportasi yang khas, maka ia dapat ditempatkan dalam bentuk tabel khusus yang dinamakan tabel transportasi. Tabel ini mempunyai bentuk umum seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut ini: Cij : Biaya transportasi per unit, terdapat pada kotak kecil di bagian kanan atas setiap kotak. Xij : Jumlah barang yang diangkut dari sumber i ke tujuan j, yang terdapat pada setiap kotak. Si : Menunjukkan jumlah kapasitas, di kotak paling kanan. Dj : Menunjukkan jumlah permintaan, terdapat di kotak paling bawah.

Kapasitas supplies dan kebutuhan harus dinyatakan dalam satuan unit yang sama seperti ton, buah, gallon, dll. Total kapasitas supplies dari setiap sumber ( Si) juga harus sama dengan total kebutuhan dari setiap lokasi tujuan ( dj). Apabila kondisi ini tidak diperoleh, maka diperlukan penyesuaian-penyesuaian sebagai berikut : Total kebutuhan lokasi tujuan lebih besar dibandingkan dengan total kapasitas supplies yang tersedia dari sumber yang ada ( dj > Si). Menghadapi kasus ini, maka perlu membuat semacam Dummy Source. Yaitu sumber yang memiliki kapasitas fiktif sebesar selisih antara total kebutuhan dari setiap lokasi dengan total kapasitas supplies dari setiap sumber, di mana biaya transportasi untuk satu unit produk untuk masing-masing alokasi dalam baris dinyatakan nol. Total kapasitas supplies yang tersedia lebih besar dibandingkan dengan total kebutuhan dari lokasi tujuannya ( Si > dj). Maka perlu pula dibuat Dummy Distribution, yaitu mengalokasikan suatu tujuan fiktif dengan kebutuhan supplies sebesar selisih antara total kebutuhan dari setiap lokasi dengan total kapasitas dari setiap sumber dan alokasi biaya transportasi untuk satu unit produk untuk kolom ini dibuat sama dengan nol.

Penyelesaian Awal, dengan metode : Metode NWC (North West Corner) Metode LC (Least Cost) Metode VAM (Vogel Aproximation Method) Metode RAM (Russel Aproximation Method) Penyelesaian Akhir, dengan metode : Stepping Stone MODI (Modified Distribution) - modifikasi dari metode Stepping Stone Penyelesaian Akhir digunakan apabila Penyelesaian Awal belum dioptimal.

TAHAPAN PENYELESAIAN: 1. Dimulai dengan mengisi kotak pojok barat laut yaitu sel (1,1) sehingga X11 = min {a1,b1} Terdapat 3 kemungkinan, yaitu : a. Jika a1 > b1, maka X11 = b1, kemudian dilanjutkan langkah mendatar yaitu : X12 = min {a1 - X11, b1}. b. Jika a1 = b1, maka X11 = b1 = a1, kemudian dilanjutkan langkah miring yaitu : X22 = min {a2, b2}. c. Jika a1 < b1, maka X11 = a1, kemudian dilanjutkan langkah turun yaitu: X21 = min {a2, b1 - X11}. 2. Langkah diatas diulangi sambil melangkah menuju arah tenggara atau kotak (m,n) atau ke arah pojok kanan bawah.

Dari 3 buah pelabuhan A1, A2 dan A3 terdapat semen sebanyak asing-masing 120 ton, 170 ton dan 160 ton. Semen tersebut akan diangkut ke kota T1, T2 dan T3 yang masing-masing mempunyai daya tampung 150 ton, 210 ton dan 90 ton. Biaya pengiriman dari pelabuhan A1 ke kota T1, T2 dan T3 masingmasing adalah 50, 100 dan 100 (dalam ribuan rupiah/ton). Biaya pengiriman dari pelabuhan A2 ke kota T1, T2 dan T3 adalah 200, 300 dan 200, sedangkan biaya pengiriman dari pelabuhan A3 ke kota T1, T2 dan T3 adalah 100, 200 dan 300. Tentukan : a. Tabel Transportasi! b. Model Transportasi! c. Ongkos Awal dengan Metode NWC!

a. Tabel Transportasi

b. Model Transportasi

c. Ongkos Awal dengan Metode NWC Dimulai dari sel (1,1) yaitu menentukan nilai dari X11 = min {a1,b1} = min{120,150} X11 = 120. Maka A1 habis, dilanjutkan ke bawah yaitu sel (2,1) yaitu : X21 = min {a2, b1 - X11} = min{170,150-120} = 30 (T1 terpenuhi). X22 = min {a2 - X21, b2} = min{170-30,210} = 140 (A2 habis ). X32 = min {a3, b2 - X22} = min{160,210-140} = 70 (T2 terpenuhi) X33 = min {a3 - X32, b3 } = min{160-90, 90} = 90 ( T3 dan A3 terpenuhi ). Sehingga tabelnya menjadi: Jadi variabel-variabel basisnya adalah : X11, X21, X22, X32, dan X33. Sedangkan variabel-variabel non basisnya adalah : X12, X13, X23, dan X31. Biaya awalnya adalah : Z = C11 X11 + C21 X21 + C22 X21 + C32 X32 + C33 X33 Z = (50*120+200*30+300*140+200*70+300*90) x Rp. 1.000 Z = (6.000 + 6.000 + 42.000 + 14.000 + 27.000) x Rp. 1.000 Z = Rp. 95.000.000,-

Sebuah perusahaan beroperasi dengan 3 buah pabrik yang masing-masing memiliki kapasitas produksi seperti dalam Tabel (1). Pabrik akan memenuhi permintaan kebutuhan dari tiga kota dengan besaran permintaan seperti dalam Tabel (2). Pabrik Kapasitas Produksi (bulan) Kota Kebutuhan (bulan) Pabrik 1 90 ton A 50 ton Pabrik 2 60 ton B 110 ton Pabrik 3 50 ton B 40 ton Total 200 ton Total 200 ton

Perkiraan biaya transportasi dari setiap pabrik ke masing-masing kota adalah : Dari pabrik 1 ke kota A = 20 Dari pabrik 3 ke kota A = 25 Dari pabrik 1 ke kota B = 5 Dari pabrik 3 ke kota A = 10 Dari pabrik 1 ke kota C = 8 Dari pabrik 3 ke kota A = 19 Dari pabrik 2 ke kota A = 15 Dari pabrik 2 ke kota B = 20 Dari pabrik 2 ke kota C = 10 Pertanyaannya adalah : 1. Bagaimana distribusi sumber daya atau kapasitas perusahaan yang paling optimal, untuk memenuhi kebutuhan dari ketiga kota besar tersebut? 2. Berapakan total biaya optimal yang harus dikeluarkan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan ketiga kota tersebut?

Penentuan solusi fisibel basis awal (penyelesaian awal) dengan menggunakan Metode Least Cost (Biaya Terendah) tidak hanya mempertimbangkan barang yang harus didistribusikan saja tetapi sekaligus mempertimbangkan faktor biaya. Terdapat 2 cara dalam menentukan solusi fisibel basis awal dengan menggunakan Metode Biaya Terendah yaitu: a. Metode Biaya Baris Terendah b. Metode Biaya Kolom Terendah.

Dimulai dari baris ke-1. Tentukan X1k = min { a1, bk } di mana k=kolom pada baris ke-1 yang mempunyai biaya terendah. Kemungkinan-kemungkinan untuk nilai X1k dan tindak lanjutnya adalah : 1. Jika X1k = a1, maka proses dilanjutkan ke baris ke-2, dengan memikirkan baris ke-1 telah terpenuhi. 2. Jika X1k = bk, maka lanjutkan ke kolom k, selanjutnya tentukan lagi ongkos terkecil pada baris ke-1 sehingga baris ke-1 terpenuhi. 3. Jika dalam proses dijumpai 2 atau lebih biaya terendah yang terletak pada suatu baris yang sama, dapat dipilih sembarang, demikian pula jika terdapat baris dan kolom yang dapat terpenuhi secara serentak, tinggalkan kolom yang bersangkutan dan lanjutkan memilih biaya terendah (sisanya) pada baris tersebut. Sel yang memuat baris seperti di atas dinyatakan sebagai baris berharga nol.

Diketahui table transportasi sebagai berikut: Tentukan biaya awal dengan Metode Least Cost!

Baris-1 Biaya terendah terletak pada kolom-2 yaitu 1, maka: X12 = Min{a1, b2} = Min{75, 40} = 40. Jadi kolom ke-2 ( T2) terpenuhi. Karena a2 belum habis (baris 1 terpenuhi), pilih biaya terendah berikutnya yaitu 2 yang terletah pada kolom-3, maka: X13 = Min{a1 - X12, b3} = Min{75-40, 45} = 35 dengan demikian baris-1 ( A1) terpenuhi. Baris-2 Biaya terendah pada baris ke-2 terletak pada kolom-1, 3, dan 4 yaitu 2 (dapat dipilih salah 1, tetapi juga dapat menggunakan prinsip mengalokasikan komoditas sebanyak-banyaknya pada ongkos yang terkecil), sehingga dapat menggunakan cara : Max{Min(a2, b1), Min(a2, b3 - X13), Min(a2, b4)} = Max{Min(30, 50), Min(30,10), Min(30, 75)} = Max{30, 10, 30} = 30. Sehingga dapat diplih X21 atau X24 sebagai variable basis. dipilih X21 sehingga X21 = 30 sehingga baris-2 (A2) terpenuhi. (Bagaimana jika dipilih X24 sebagai variable basis?, tentukan biaya awalnya!)

Baris-3 Biaya terendah terletak pada kolom-5 yaitu 1, maka: X35 = Min{a3, b5} = Min {65, 40} = 40 (kolom-5 (T5) Terpenuhi. Biaya terendah berikutnya terletak pada kolom-4 yaitu 2, maka : X34 = Min{a3-X35, b4} = Min {65-40, 75} = 25 sehingga baris-3 (A3) terpenuhi. Baris-4 Biaya terendah terletak pada kolom-3 dan 5 yaitu 1 (pilih kolom 3, karena kolom 5 sudah terpenuhi), maka : X43 = Min{a4, b3 - X13} = Min {80, 45-35} = 10 sehingga kolom-3 (T3) terpenuhi, selanjutnya untuk biaya terendah berikutnya terletak pada kolom-4 yaitu 2, maka: X44 = Min{a4 - X43, b4-x34} = Min{80-10, 75-25} = Min{70, 50} = 50, yang tersisa tinggal kolom-1 sehingga : X41 = Min{a4 - X43 - X44, b1 - X21} = Min{80 10-50, 50-30} = 20, dengan demikian kolom-1 (T1) dan baris- 4 (A4) terpenuhi.

Sehingga tabelnya menjadi: Jadi, biaya awalnya adalah : Z = C12 X12+C13 X13+C21 X21+C34 X34+C35 X35+C41 X41+C43 X43+C44 X44 Z = 1(40) + 2(35) + 2(30) + 2(25) + 1(40) + 4(20) + 1(10) + 2(50) Z = 40 + 70 + 60 + 50 + 40 + 80 + 10 + 100 = 450.