ANALISIS ANTRIAN PADA PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DI SHELTER SEMANGGI JAKARTA SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Halte Bus Transjakarta koridor 1 Blok M-Kota,

Kertas Kerja Audit Auditee : BLU Transjakarta

ANALISIS ANTRIAN PEMBAYARAN REKENING LISTRIK DI KUD BEKASI JAYA. FITRIANA SETYA K

PENDAHULUAN. Pada umumnya, manusia merupakan makhluk sosial dimana mereka selalu

ANALISIS ANTRIAN PEMBAYARAN PADA TOKO OBAT KHARISMA, JAKARTA TIMUR

ANALISIS ANTRIAN PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE CABANG HARAPAN INDAH BEKASI

ANALISIS ANTRIAN PELAYANAN PADA PANGKAS RAMBUT MEGA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu angkutan/kendaraan pribadi dan angkutan umum atau publik.

ANALISIS ANTRIAN TELLER BANK MANDIRI KANTOR CABANG BEKASI JUANDA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA MINIMARKET INDOMARET PERUMAHAN DUKUH ZAMRUD. : Windianni Amellia NPM : Pembimbing : Dr. Dra.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jasa transportasi merupakan salah satu dari kebutuhan manusia. Untuk

BAB 2 DATA DAN ANALISA. diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA

NILAI WAKTU PENGGUNA TRANSJAKARTA

BAB IV PEMBAHASAN. operasional suatu perusahaan ataupun badan pelayanan sektor publik dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia, dikenal juga sebagai kota

LAMPIRAN Kajian Kebijakan Standar Pelayanan Angkutan Umum di Indonesia (Menurut SK. Dirjen 687/2002)

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SISTEM BUS RAPID TRANSIT

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS EKONOMI 2014

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PELAYANAN MEKANIK PADA BENGKEL RING MARKET

ANALISIS ANTRIAN KENDARAAN PADA PT. JASAMARGA (PERSERO) TBK. CABANG CAWANG-TOMANG- CENGKARENG DI PINTU TOL HALIM 2 NETTY OKTAVIANI / / 3EA12

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai ibu kota negara Indonesia, Jakarta sering dijadikan pilihan bagi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Antrian Pembayaran Administrasi Pengobatan di RS.ANNA MEDIKA-Bekasi Utara. : Yunita Mentari NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Antrian adalah suatu bentuk barisan yang dilakukan oleh orang-orang pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tingginya populasi masyarakat Indonesia berimbas pada tingkat

ANALISIS ANTRIAN SERVICE PADA BENGKEL RESMI MOTOR HONDA AHASS CABANG VILA ASRI

BAB I PENDAHULUAN. tarik tersendiri bagi penduduk untuk melakukan migrasi ke daerah tertentu. Migrasi

Dosen Pembimbing : Supriyo Hartadi. W., S.E., M.M.

ANALISIS ANTRIAN PADA GALERY PT. INDOSAT CABANG MALL METROPOLITAN BEKASI BARAT NAMA : MARTA ZULFIKA NPM :

L E B A K B U L U S BAB 1 PENDAHULUAN

STUDI OPERASI WAKTU TEMPUH DAN LOAD FACTOR PADA TIAP HALTE BUSWAY TRANSJAKARTA TRAYEK KOTA BLOK M

Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

BAB I PENDAHULUAN. Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) yang semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat dari masyarakat baik yang tinggal di desa maupun di kota membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Fenomena

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM Spesifikasi Perangkat Keras dan Piranti Lunak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG WARUNG BUNCIT JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS SISTEM ANTRIAN TRANSPORTASI BUSWAY DI HALTE PULOGADUNG DAN DUKUH ATAS

FOKE-NARA ADJI-RIZA JOKOWI-AHOK HIDAYAT-DIDIK FAISAL-BIEM ALEX-NONO

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB III. DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Kondisi Provinsi DKI Jakarta Kondisi Geografis Jakarta Kondisi Demografis

BAB I PENDAHULUAN. melayani 10 koridor dengan total panjang lintasan 123,35 km yang

ARAHAN PENINGKATAN PELAYANAN BUS TRANSJAKARTA BERDASARKAN PREFERENSI PENGGUNA (KORIDOR I BLOK M-KOTA) HASRINA PUSPITASARI

Analisis Pembiayaan Pembangunan Bus Transjakarta

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. Transjakarta atau umum disebut busway adalah sebuah sistem transportasi bus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENELITIAN. cepat atau Bus Rapid Transit di Jakarta, Indonesia. Sistem ini dimodelkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Persentasi Jumlah Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta Tahun Bus 8% Gambar 1. Pembagian Moda (Dinas Perhubungan DKI Jakarta, 2004)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Perusaan yang telah beroperasi sekitar 7 Tahun sejak tanggal 15 Januari 2004

ANALISIS ANTRIAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA SAMSAT KOTA BEKASI DAN SAMSAT JAKARTA TIMUR

PENERAPAN METODE ANTRIAN UNTUK MENGANTISIPASI TERJADINYA KEPADATAN JUMLAH ANTRIAN DI STASIUN BANYUWANGI BARU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PENGGUNA BUSWAY Pite Deanda NRP :

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bus Rapid Transit (BRT)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan dalam semua bidang kehidupan. Perkembangan yang berorientasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diketahui tidak dapat hidup sendiri

EVALUASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL OPERASIONAL TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DAN KORIDOR 12

Ketika MRT Urai Kemacetan Jakarta

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut adalah data kedatangan yang didapat dari pihak manajemen (Tabel yang lebih

SISTEM BUS RAPID TRANSIT TRANSJAKARTA DALAM STUDI REKAYASA SOSIAL

Nama : Firman Fadilah NPM : Pembimbing : Supiani, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta

ANALISIS ANTRIAN PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM(SPBU) TRANSITO JAKARTA TIMUR. : R Rizky Iqbal M :

STASIUN KERETA BAWAH TANAH ISTORA DI JAKARTA

Peningkatan Pelayanan Bus Transjakarta Berdasarkan Preferensi Pengguna (Studi Kasus: Koridor I Blok M Kota, Jakarta)

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT USULAN MASTERPLAN ANGKUTAN MASSAL JABODETABEK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

APLIKASI MODEL ANTRIAN PADA PENENTUAN EFEKTIFITAS PENJADWALAN BUS DI TERMINAL TAWANG ALUN JEMBER SKRIPSI

BAB V. SIMPULAN dan SARAN. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka terdapat beberapa simpulan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun daerah. Salah satunya adalah pelayanan publik di bidang

IV IMPLEMENTASI MODEL PADA PENGOPERASIAN BUS TRANSJAKARTA KORIDOR 1

BAB I PENDAHULUAN. sama dengan pegawai lainnya. Kaum minoritas berjumlah sedikit dibanding kaum

STUDI ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) TRANSJAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik (Public Service) merupakan segala macam kegiatan dalam

BAB I PENDAHULAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan tataguna lahan yang kurang didukung oleh pengembangan

ANALISIS ANTRIAN PEMBAYARAN PAJAK KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA SAMSAT KOTA BEKASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Merumuskan pola penggunaan/pemilihan moda penduduk Jakarta. Merumuskan peluang perpindahan penggunaan moda dari kendaraan pribadi ke BRT di Jakarta.

EVALUASI BUSWAY. disampaikan kepada: Gubernur Provinsi DKI Jakarta 21 Januari 2008 PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Suatu proses bidang kegiatan dalam kehidupan masyarakat yang paling

TERMINAL ANTARMODA MONOREL BUSWAY DI JAKARATA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 40 Tahun 2016 Seri E Nomor 29 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

UNIT PENGELOLA TERMINAL ANGKUTAN JALAN PENGENALAN UP. TERMINAL OLEH : KEPALA UP. TERMINAL ANGKUTAN JALAN RENNY DWI ATUTI, ST. MT

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kajian Potensi..., Agus Rustanto, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

ANALISIS ANTRIAN PADA PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM TRANSJAKARTA KORIDOR 9 DI SHELTER SEMANGGI JAKARTA SELATAN Nama :Budi Santoso NPM : 11210474 Kelas : 3 EA 16 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen Pemb : Emilianshah Banowo, S.SOS.,

BAB I Jakarta kota metropolitan terbesar dan terpadat di Asia Tenggara. Kota yang dihuni penduduknya dengan segala permasalahan dan kesemerawutannya. Kota dengan sejarah masa lalu yang kompleks dan kondisi sosial budaya yang sangat beragam tentu dengan sederet permasalahannya. Rumusan masalah dari penulisan ilmiah ini adalah : Bagaimana proses pelayanan agar tidak terjadi penumpukan penumpang pada TransJakarta Di Shelter Semanggi? Berapa jumlah loket tiket TransJakarta yang harus dioperasikan agar pelayanan dapat optimal? Batasan Masalah Pada bagian ini penulis membatasi pelayanan antrian pada penumpang bus TransJakarta pada jam sibuk atau jam kerja di Koridor 9 TransJakarta Shelter Semanggi, pada juni 2013. Dengan metode Multi Chanel Single Phase. Dimana metode ini yang digunakan untuk dua atau lebih fasilitas pelayanan yang dialiri oleh antrian tunggal.

Tujuan dari penulisan ilmiah Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah : Untuk mengetahui antrian penumpang yang terjadi pada Koridor 9 Transjakarta Shelter Semanggi. Untuk menentukan jumlah loket tiket TransJakarta yang harus dioperasikan pada jam sibuk atau jam kerja. Manfaat dari penelitian ini meliputi 2 manfaat, yaitu : Manfaat Akademis, Sebagai sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang pengaruh pelayanan terhadap antrian. Manfaat Praktis, Memberi bahan masukan yang berguna untuk koridor 9 shelter semanggi terhadap antrian penumpang saat jam sibuk atau jam kerja sebagai referensi bagi mahasiswa Universitas Gunadarma Jurusan Manajemen.

BAB III Visi Busway TransJakarta adalah melayani warga kota Jakarta, TransJakarta BRT (Bus Rapid Transit) juga mengembangkan visi sebagai angkutan massal yang mampu memberikan pelayanan publik yang cepat, aman, nyaman, manusiawi, efisien, berbudaya dan bertaraf internsional. Misi Busway Transjakarta adalah: Melaksanakan reformasi sistem angkutan umum dan budaya penggunaan angkutan umum. Menyediakan pelayanan yang lebih dapat diandalkan, berkualitas tinggi, berkeadilan, dan berkesinambungan di DKI Jakarta. Memberikan solusi jangka menengah dan jangka panjang terhadap permasalahan di sector angkutan umum. Menerapkan mekanisme pendekatan dan sosialisasi terhadap stakeholder dan sistem transportasi terintegrasi. Mempercepat implementasi sistem jaringan busway di Jakarta sesuai aspek kepraktisan, kemampuan masyarakat untuk menerima sistem tersebut, dan kemudahan pelaksanaan. Mengembangkan struktur institusi yang berkesinambungan. Mengembangkan lembaga pelayanan masyarakat dengan pengelolaan keuangan yang berlandaskan good corporate governance, akuntabilitas dan transparansi.

Gambaran Bus Kota TransJakarta Bermula dari gagasan perbaikan sistem angkutan umum di DKI Jakarta yang mengarah kepada kebijakan prioritas angkutan umum, maka perlu dibangun suatu sistem angkutan umum yang dapat mengakomodasi pengguna dari segala golongan.pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyusun Pola Transportasi Makro (PTM) sebagai perencanaan umum pengembangan sistem transportasi di wilayah DKI Jakarta yang ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 103 Tahun 2007.Mengacu pada PTM tersebut, untuk tahap awal realisasinya dibangun suatu jaringan sistem angkutan umum massal yang menggunakan bus pada jalur khusus (BusRapid Transit/BRT). Badan Layanan Umum Transjakarta Busway semula merupakan lembaga non struktural dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yaitu Badan Pengelola (BP) Transjakarta Busway, sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Gubernur DKIJakarta Nomor 110 Tahun 2003. Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKIJakarta Nomor 48 Tahun 2006, BP(Sumber: INSTRAN). Transjakarta Busway diubah menjadi lembaga struktural dan menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Perhubungan yang mendapat kewenangan pengelolaan keuangan berbasis PPK- BLUD, yang mempunyai kegiatan utama memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna busway.

Transjakarta Busway mulai beroperasi tanggal 15 Januari 2004 dengan dibukanya koridor 1 (Blok M-Kota).Pada awal operasi jumlah penumpang sekitar 40.000 orang per hari dan pada tahun 2005 mengalami peningkatan menjadi rata-rata 60.000 orang per hari.tanggal 15 Januari 2006 koridor 2 (Pulogadung-Harmoni) dan koridor 3 (Kalideres-Harmoni) dibuka dengan jumlah penumpang mencapai 70.000 penumpang per hari.pada 27 Januari 2007, koridor bertambah, yaitu koridor 4 (Pulogadung-Dukuh Atas), koridor 5 (Ancol-Kp. Melayu), koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas) dan koridor 7 (Kp. Rambutan-Kp. Melayu) dengan rata-rata penumpang mencapai 180.000 penumpang.pada 21 Februari 2009 koridor 8 (Lebak Bulus- Harmoni) diresmikan dengan rata-rata penumpang 250.000 per hari seluruh koridornya.

Data/ Variabel Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah tingkat rata-rata kedatangan (λ), waktu pelayanan rata-rata (I/µ), jumlah pasien (n) dan jumlah fasilitas pelayanan (S). Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode pengumpulan data yaitu data Primer dan data Sekunder. Alat Analisi yang Digunakan adalah analisis kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode Multi Chanel Single Phase, yaitu suatu metode yang biasa digunakan untuk dua atau lebih atau lebih fasilitas pelayanan (server) yang dialiri oleh antrian tunggal.

Data dan Profil Objek Penelitian BAB IV TransJakarta Busway menjadi andalan modal transportasi massal di Ibu Kota Jakarta karena memiliki kelebihan dibandingkan transportasi umum lainya. Dengan ketepatan waktu, keamanan, kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan diantaranya yaitu system yang terjadwal, daya angkut yang besar, harga tiket yang terjangkau serta menggunakan sistem elektronik diharapkan dapat mengubah persepsi massyarakat khususnya pengguna kendaraan-kendaraan pribadi agar beralih menggunakan transportasi umum. Hasil Penelitian dan Analisis Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis, kondisi hari sibuk pada antrian Transjakarta Koridor 9 Shelter Semanggi biasanya terjadi pada hari senin sampai dengan jum at. Dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat pengguna jasa angkutan umum TransJakarta mengoperasikan 3 Bus disetiap Shelter Pemberhentian dengan waktu pelayanan antara pukul 16.00-10.00 per hari dan pada jam biasa pada hari sabtu dan minggu dengan mengoperasikan 2 Bus dengan waktu yang sama antara pukul 16.00-10.00 per hari. Berdasarkan observasi tersebut maka penulis memperoleh data tentang sistem antrian pada TransJakarta Koridor 9 di Shelter Semanggi adalah sebagai berikut ini

Hasil Perbandingan antara mengoperasikan 2 Buah loket tiket dan 3 Buah loket tiket pada jam sibuk Mengoperasikan 2 loket tiket P 9781% Po 102 % nq 14 orang nt 29 orang tq 0,0115 jam 0,690 menit atau 41,45 detik tt 0,148 jam atau 8,9 menit Pw -8,22%

Hasil Perbandingan antara mengoperasikan 2 Buah loket tiket dan 3 Buah loket tiket pada jam sibuk Mengoperasikan 3 loket tiket P 9854% Po 2,9% nq 2 orang nt 7 orang tq 0,000797 jam atau 0,47 menit atau 28,71 detik. tt 0,0341 jam atau 2,04 menit atau 122,8 detikdetik Pw -56,1%.

Jadi dengan mengoperasikan 2 Buah loket tiket pada jam sibuk kurang optimal untuk melayani masyarakat/orang yang ingin menggunakan jasa Bus, dengan mengesampingkan faktor biaya maka sebaiknya TransJakarta mengoperasikan 3 Buah loket tiket pada jam sibuk.

Hasil Perbandingan antara mengoperasikan 2 Buah loket tiket dan 3 Buah loket tiket pada jam biasa Mengoperasikan 2 loket tiket P 97,98% Po 10,9 % nq 4 orang nt 8 orang tq 0,0141 jam atau 0,84 menit atau 50,9 detik. tt 0,0474 jam atau 2,85 menit atau 171,36 detik Pw -21,5%

Hasil Perbandingan antara mengoperasikan 2 Buah loket tiket dan 3 Buah loket tiket pada jam biasa Mengoperasikan 3 loket tiket P 98,65% Po 3,3 % nq 1 orang nt 1 orang tq 0,0658 jam atau 3,94 menit atau 236,94 detik. tt 0,0991 jam atau 5,94 menit atau 356,88 detik Pw -2,085%.

Jadi dengan mengoperasikan 2 Buah loket tiket pada jam biasa di Shelter Semanggi sudah optimal untuk melayani masyarakat/orang yang ingin menggunakan jasa Busway.

BAB V PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan : Untuk mengetahui antrian yang terjadi pada loket tiket TransJakarta Koridor 9 Shelter Semanggi yang biasanya pengoperasiannya 2 loket tiket TransJakarta dengan tingkat kedatangan rata-rata orang per jam adalah 30 orang. Pada jam sibuk jika dioperasikan 2 loket tiket TransJakarta akan terjadi antrian rata-rata 14 orang dan waktu rata-rata orang dalam antrian 0,0115 jam 0,690 menit atau 41,45 detik, sedangkan jika dioperasikan dengan 3 loket tiket TransJakarta akan terjadi antrian 2 orang dan waktu rata-rata orang dalam antrian 0,000797 jam atau 0,47 menit atau 28,71 detik. Pada jam biasa jika dioperasikan sebanyak 2 loket tiket TransJakarta akan terjadi rata-rata antrian 4 orang dan waktu rata-rata orang dalam antrian 0,0141 jam atau 0,84 menit atau 50,9 detik. sedangkan jika dioperasikan 3 loket tiket TransJakarta akan terjadi antrian rata-rata 1 orang dan waktu rata-rata orang dalam antrian 0,0658 jam atau 3,94 menit atau 236,94 detik..

Sedangkan untuk menentukan jumlah loket tiket TransJakarta yang harus dioperasikan pada jam biasa cukup mengoperasikan 2 loket TransJakarta dan untuk jam sibuk dengan mengoperasikan 3 loket tiket TransJakarta sudah optimal untuk setiap kali dalam menaik turunkan masyarakat/orang disetiap shelter khususnya di Shelter Semanggi, dengan mengesampingkan faktor biaya maka sebaiknya dengan menoperasikan 3 loket tiket TransJakarta agar setiap orang tidak perlu terlalu lama untuk dilayani.

Saran Saran yang dapat disimpulkan kepada Pengelola TransJakarta khususnya untuk Koridor 9 Shelter Semanggi : Pengelola TransJakarta khususnya untuk Koridor 9 Shelter Semanggi harus lebih memperhatikan keluhan yang dilontarkan dari masyarakat/orang, karena bila pengelola dan karyawan mampu menanggapi keluhan dari masyarakat/orang dengan cepat dan memuaskan, maka masyarakat/orang tidak akan kecewa terhadap pelayanan yang diberikan, dengan itu para pasien akan setia untu datang dan menunggu.

Pengelola TransJakarta khususnya untuk Koridor 9 Shelter Semanggi perlu menambah jumlah loket tiket TransJakarta disetiap jam sibuk berlangsung karena seringnya masyarakat/orang yang mengantri cukup lama untuk dapat dilayani. Mengingat masyarakat/orang mengantri dalam waktu yang cukup lama, maka akan membuat citra yang kurang enak bagi masyarakat/orang lain. Sebaiknya Pengelola TransJakarta khususnya untuk Koridor 9 Shelter Semanggi melakukan system antrian dengan menggunakan kartu nomor antrian, agar masyarakat/orang yang mengantri pertama tidak didahului oleh masyarakat/orang yang baru datang, sehingga tidak terlalu khawatir untuk menunggunya.