SISTEM PERTANIAN TERPADU TEBU-TERNAK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA DAN DAGING

dokumen-dokumen yang mirip
KODE JUDUL : X.47 SISTEM PERTANIAN TERPADU TEBU TERNAK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA DAN DAGING MOCH ROMLI

LAPORAN AKHIR SISTEM PERTANIAN TERPADU TEBU-TERNAK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA DAN DAGING

LAPORAN HASIL PENELITIAN dan PENGEMBANGAN, serta HASIL PENGELOLAANNYA Peraturan menteri Negara Ristek No.04/Kp/III/2007

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dari keseluruhan

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

REKAYA DAN UJI KINERJA ALAT ROGES TEBU BAB I PENDAHULUAN

Pengembangan ternak ruminansia di negara-negara tropis seperti di. kemarau untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang memiliki

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. terhadap produktivitas, kualitas produk, dan keuntungan. Usaha peternakan akan

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sangat berperan penting sebagai sumber asupan gizi yang dibutuhkan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN

MANAJEMEN HABITAT DAN POPULASI SATWALIAR LANGKA PASCA BENCANA ALAM ERUPSI DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit merupakan komoditi utama perkebunan di Indonesia. Komoditas kelapa sawit mempunyai peran yang cukup strategis dalam

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB I. PENDAHULUAN. pertanian atau sisa hasil pertanian yang bernilai gizi rendah sebagai bahan pakan

ANALISIS NILAI TAMBAH LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DI SULAWESI SELATAN ABSTRAK

Pengaruh penggunaan tepung azolla microphylla dalam ransum terhadap. jantan. Disusun Oleh : Sigit Anggara W.P H I.

I. PENDAHULUAN. masyarakat. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan perbaikan taraf

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

KODE JUDUL : X.46 AGROEKOLOGI WILAYAH PENGEMBANGAN VARIETAS TEBU DI LAHAN KERING SULAWESI SELATAN MENDUKUNG PERCEPATAN PENCAPAIAN SWASEMBADA GULA

BAB I PENDAHULUAN. Tebu merupakan tumbuhan sejenis rerumputan yang dikelompokkan

PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

PEMANFAATAN KULIT KAKAO SEBAGAI PAKAN TERNAK KAMBING PE DI PERKEBUNAN RAKYAT PROPINSI LAMPUNG

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum.l) merupakan bahan baku utama dalam. dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian di daerah serta

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

Upaya Peningkatan Produksi dan Produktivitas Gula dalam Perspektif Perusahaan Perkebunan Negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN JAGUNG SEBAGAI SUMBER HIJAUAN PAKAN TERNAK

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

PENDAHULUAN. memadai, ditambah dengan diberlakukannya pasar bebas. Membanjirnya susu

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA 2015)

PENGARUH METODE PENGOLAHAN KULIT PISANG BATU (Musa brachyarpa) TERHADAP KANDUNGAN NDF, ADF, SELULOSA, HEMISELULOSA, LIGNIN DAN SILIKA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gandum dan padi. Biji Jagung menjadi makanan pokok sebagian penduduk Afrika

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN DALAM SISTEM INTEGRASI TERNAK UNTUK MEMACU KETAHANAN PAKAN DI PROVINSI ACEH PENDAHULUAN

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

PENDAHULUAN Latar Belakang

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK

Gambar 3.6: Hasil simulasi model pada kondisi eksisting

EFISIENSI PAKAN KOMPLIT DENGAN LEVEL AMPAS TEBU YANG BERBEDA PADA KAMBING LOKAL SKRIPSI. Oleh FERINDRA FAJAR SAPUTRA

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

RINGKASAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

LAPORAN HASIL LITBANG

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Gula Tahun Periode

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dari tahun ke tahun yang terus meningkat

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan pupuk anorganik dipasaran akhir-akhir ini menjadi langka.

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KHARISMA ANINDYA PUTRI H

PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAPI PERKEBUNAN SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN PETERNAKAN SAPI MENUJU SWASEMBADA DAGING 2010

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan, sapi ini adalah keturunan Banteng (Bos sundaicus)

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

PERBAIKAN KUALITAS PAKAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH KANDANG GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

Transkripsi:

KODE JUDUL : X.47 LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, KEKAYAAN INTELEKTUAL, DAN HASIL PENGELOLAANNYA INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA SISTEM PERTANIAN TERPADU TEBU-TERNAK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA DAN DAGING KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Peneliti/Perekayasa Ir. Moch. Romli Ir. Teger Basuki, MP Ir. Joko Hartono Dr. Ir. Sudjindro, MS Dr. Nurindah INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2012 1

LAPORAN HASIL PENELITIAN dan PENGEMBANGAN, serta HASIL PENGELOLAANNYA Peraturan menteri Negara Ristek No.04/Kp/III/2007 Identitas Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian dan Pengembangan Nama Perguruan Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Tingi/Lembaga Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Penelitian dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian pengembangan Pimpinan Ir. Mastur, MSi. Ph.D. Alamat Jl. Raya Karangploso, Kotak Pos 199 Malang Telp. 0341-491447. Fax : 0341-485121 balittas @ litbang.deptan.go.id Identitas Kegiatan Kode Judul X.47 Judul SISTEM PERTANIAN TERPADU TEBU-TERNAK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA DAN DAGING Abstraksi Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat dan akan terus meningkat kebutuhannya seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan industri makanan dan minuman. Pada tahun 2014 diperkirakan konsumsi gula mencapai 5,7 juta ton/tahun, sehingga dicanangkan gerakan intensifikasi dalam rangka swasembada gula dan daging. Begitu juga kebutuhan akan daging bertambah tahun juga meningkat. Limbah tebu yang berupa pucuk daun dan daun rogesan sangat digemari oleh ternak sapi. Salah satu strategi untuk memotivasi petani menanam tebu dikembangkan program integrasi tebu ternak. Limbah tanaman tebu pada on farm, yaitu daun pucuk dan daun rogesan belum dimanfaatkan secara optimal, terutama dalam sistem integrasi tebu-ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peranan tebu sebagai sumber pakan alternatif dan peranan limbah ternak dalam sistem usahatani tebu, serta untuk memformulasi pakan ternak dengan bahan dasar daun rogesan. Pengembangan tebu rakyat diprioritaskan untuk mendukung swasembada gula pada 2014. Total areal tebu pada 2012 sebesar 450.297 ha yang terdiri atas tebu rakyat 252.166 ha dan areal tebu swasta 198.131 ha (Muhammad, 2012). Rata-rata produktivitas tebu di Indonesia adalah 76,7 ton/ha (Licht, 2009), dan limbah tanaman berupa pucuk tebu sebesar 30,8 ton/ha. Limbah pucuk tebu tersebut berpotensi sebagai pakan ternak ruminansia. Dengan luas areal pengembangan saat ini, maka akan terdapat 13.869.147,6 ton pucuk tebu yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif atau substitusi hijauan untuk ternak sapi. Adanya potensi pakan ternak yang cukup melimpah dan 2

bermutu ini membuka peluang dikembangkannya ternak sapi di lingkungan perkebunan tebu. Dengan demikian, dapat dikembangkan konsep integrasi tebu-ternak yang dapat memberikan keuntungan sinergis, yaitu yang diperoleh ternak dari pemanfaatan hasil samping tebu untuk pakan dan yang diperoleh tanaman dari limbah ternak berupa pupuk kandang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi peluang integrasi tebu-ternak pada beberapa kondisi agroekosistem di Jawa Timur untuk dapat dikembangkan sebagai model integrasi tebu dan ternak pada perkebunan tebu rakyat. Salah satu usaha untuk menanggulangi kekurangan pakan pada musim kemarau perlu dilakukan sistem pertanian terpadu antara petani tebu dan ternak, pendekatannya melalui integrasi tebu-ternak diharapkan mempunyai prospek yang sangat baik, karena ternak dapat diusahakan dengan biaya pakan yang sangat murah, tersedianya kotoran ternak untuk pupuk organik untuk menyuburkan lahan, dan tersedianya pakan ternak sepanjang tahun, sehingga swasembada daging akan tercapai disamping dapat meningkatkan daya saing hasil pertanian/perkebunan, serta pemilik ternak menjadi lebih sejahtera. Metodologi penelitian yang digunakan adalah survei pemanfaatan limbah tebu untuk pakan ternak, dan pengembangan teknik pembuatan pakan ternak dari limbah tebu. Survei dilaksanakan di lima kabupaten di Jawa Timur yang merupakan daerah pengembangan tebu, yaitu Kabupaten Malang, Pasuruan, Lumajang, Probolinggo dan Situbondo. Secara purpossive di setiap kabupaten tersebut di atas dipilih satu kecamatan berdasarkan areal tebu dan banyaknya peternak sapi potong dan di setiap kecamatan ditentukan dua desa sebagai lokasi penelitian. Pada setiap desa ditentukan/dipilih petani tebu yang memiliki ternak sapi potong, kemudian secara acak sederhana di setiap desa diambil 20 petani tebu yang memiliki ternak sapi potong. Selain itu, dikumpulkan data sekunder untuk mengetahui potensi limbah tebu yang tersedia dan pemanfaatannya, serta potensi limbah ternak untuk budidaya tebu. Tim Peneliti 1. Nama Koordinator/ Peneliti Utama (PU) 2. Alamat Koordinator (PU) Ir. Moch Romli Jl. Raya Karangploso, Kotak Pos 199 Malang Telp. 0341-491447. Fax : 0341-485121 Mochromli1957 @ yahoo.co.id 3. Nama Anggota Peneliti 1. Ir. Teger Basuki, MP 2. Ir. Joko Hartono 3. Dr. Ir. Sudjindro, MS 4. Dr. Nurindah 3

Waktu Pelaksanaan Pebruari s/d Oktober 2012 Publikasi 1. Nama Piblikasi 2. Tahun 3. Tempat Publikasi - - - Ringkasan Hasil Penelitian dan Pengembangan 1. Hasil Penelitian dan Pengembangan : a. Survei pemanfaatan limbah tebu untuk pakan ternak Hasil survei menunjukkan bahwa usahatani tebu di lahan sawah lebih menguntungkan dibandingkan dengan lahan tegal. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketersediaan limbah tebu dan pemanfaatannya untuk pakan ternak adalah kondisi agroekologi, jenis pengelolaan usahatani tebu, populasi ternak, dan sosial budaya. Waktu ketersediaan limbah tanaman tebu berupa pucuk dan anakan yang tidak diharapkan adalah pada bulan Juni hingga Desember sebesar 30% dari total produksi tebu per hektar. Pada daerah yang beriklim basah, dimana hijauan untuk pakan ternak tersedia sepanjang tahun, limbah tebu per hektar dengan produktivitas tebu 150 ton/ha dapat memsubstitusi hijauan sebagai pakan 5 ekor sapi selama 220 hari. Untuk daerah kering dengan produktivitas tebu rata-rata 70 ton/ha, limbah tebu per hektar dapat memsubstitusi hijauan untuk 3 ekor ternak selama 180 hari. Nilai limbah tebu untuk substitusi hijauan tersebut adalah Rp1.100.000,- per ekor untuk daerah beriklim basah dan Rp 900.000,- per ekor untuk daerah beriklim kering. Pengelolaan limbah tanaman tebu dari lahan petani dilakukan oleh tenaga penebang dan petani/peternak, sedangkan di lahan hak guna usaha (HGU) dilakukan sepenuhnya oleh tenaga penebang. Limbah tanaman tebu yang berlebih pada daerah dengan populasi ternak rendah akan diperdagangkan oleh tenaga penebang dengan nilai Rp 280.000,- per hektar. Limbah ternak berupa pupuk kandang digunakan untuk usaha tani tebu dan non-tebu. Pupuk kandang yang dihasilkan 3 ekor sapi dewasa per tahun dapat menghemat aplikasi pupuk anorganik sebesar 50%. Berdasarkan hasil survei tersebut, maka model integrasi tebu-ternak yang dikembangkan seharusnya memperhatikan agroekologi, jenis pengelolaan usaha tani tebu, dan sosisal budaya masyarakat. b.kegiatan Pemanfaatan limbah daun tebu untuk pakan ternak Kegiatan Pemanfaatan limbah daun tebu untuk pakan ternak dilakukan pembuatan silase dengan memanfaatkan pucuk tebu dan daun rogesan (perbandingan 70% daun pucuk tebu dan 30% daun rogesan tebu) dengan tambahan beberapa tingkat urea (0, 2, 4%) dan molase (2 dan 4%). Pengamatan terhadap silase meliputi Kadar proksimat (protein, air, abu, lemak, karbohidrat), C/N ratio, gula reduksi, pati dan serat kasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peranan tebu sebagai sumber pakan alternatif dan peranan limbah ternak dalam sistem usahatani tebu, serta memformulasi pakan ternak dengan bahan dasar daun rogesan dan pucuk tebu. Kegiatan yang dilakukan adalah pemanfaatan limbah daun tebu untuk pakan ternak yang dilaksanakan di Malang. Hasil pengembangan metode pembuatan pakan ternak dari limbah tebu berupa silase Untuk pembuatan silase dengan bahan daun rogesan dan pucuk tebu dengan perbandingan bobot per bobot (30:70) cukup dilakukan dengan pencacahan, pencampuran, fermentasi dalam kondisi vacum (kedap 4

udara) selama 30 hari dan pengeringan. Dengan cara tersebut dapat menghasilkan silase dengan kandungan Gula 0,5100%, Pati 76,8000%, Serat 47,9200%, Nitrogen 1,0016%, Abu 11,3600%, C/N ratio pada perlakuan urea 4% (21,005%) dan tertinggi perlakuan kontrol (61,040%). Kandungan serat yang terlalu tinggi tidak disukai oleh ternak (sapi). 2. Gambar/Photo Hasil Penelitian dan Pengembangan Proses kegiatan survei pemanfaatan limbah tebu dan ternak dalam sistem integrasi tebu ternak dan Pemanfaatan limbah daun tebu untuk pakan ternak dapat dilihat pada Gambar 1 sampai dengan 12 Gambar 1. Proses wawancara dengan petani tebu Gambar 2. Tanaman tebu Gambar 3. Ternak yangdikandangkan Gambar 4. Tumpukan pupuk kandang 5

Gambar 5. Tanaman tebu yang diberi pupuk kandang Gambar 6. Kegiatan Panen Tebu Gambar 7. Peternak mencari pucuk Tebu Gambar 8. Pucuk tebu ada yang dijual 6

Gambar 9. Pucuk tebu diolah menjadi Silase Gambar 10. Silase siap disimpan Gambar 10. Tebu siap dikirim ke Pabrik Gula Gambar 11. Pucuk tebu diangkut dengan gerobag Malang, 20 September 2012 Kepala Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Ir. Mastur, MSi. Ph.D. NIP. 19631206 198903 1 001 7

8