77 STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE Alat yang digunakan untuk menganalisis permasalahan adalah analisis Pemberdayaan Longwe dengan menggunakan kelima dimensi yaitu kesejahteraan, akses, kesadaran kritis, partisipasi dan kontrol. Sebelum itu dilakukan analisis Harvard untuk menganalisis pembagian peran di dalam rumah tangga dan. Hal tersebut dilakukan dengan asumsi bahwa pembagian peran di dalam rumah tangga akan mempengaruhi keterlibatan wanita dalam mengikuti kegiatan. Dalam menggali potensi dan permasalahan dilakukan dengan menggunakan metode Participatory Rural Appraisal (PRA). Metode PRA yang digunakan dalam kajian adalah Focus Group Discussion (FGD) yang diikuti oleh pengurus, anggota dan Perangkat Kelurahan (Kasie Ekonomi dan Pembangunan dan Kasie Pemberdayaan Kelurahan Cipageran) dan penanggung jawab program (Dinas Perekonomian dan Koperasi kota Cimahi). Sesuai kesepakatan antara pihak Penanggung Jawab Program (Dinas Perekonomian dan Koperasi Kota Cimahi), Kelurahan Cipageran dan anggota, maka FGD dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12 Agustus 2006. Sebelum dilaksanakan FGD terlebih dahulu diadakan diskusi dengan anggota yang dihadiri oleh ketua RW untuk membicarakan pelaksanaan FGD dan menggali informasi kembali. Proses FGD dimulai dengan memaparkan hasil temuan dalam penelitian kepada semua peserta, kemudian hasil temuan didiskusikan bersama dan dilanjutkan dengan pembuatan strategi dan perencanaan program dalam mengatasi permasalahan berdasarkan analisis Harvard dan Pemberdayaan Longwe. Dalam membuat strategi dan perencanaan program perlu mengidentifikasi permasalahan dan potensi yang terdapat di dalam, dimana permasalahan dan potensi tersebut dapat dijadikan dasar untuk membuat perencanaan program yang dapat dioperasionalkan, sehingga kegiatan dapat berkelanjutan. Hal ini berarti keberadaan dapat dirasakan manfaatnya baik oleh laki-laki
78 maupun wanita dan aspek tercapai. pemberdayaan wanita dalam mengikuti kegitan Proses Pelaksanaan FGD Proses pelaksaaan FGD diawali dengan penyampaian potensi lokal yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan dalam mengatasi permasalahan. Potensi yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut : 1. Aset/pinjaman modal usaha dari yang digulirkan kepada masyarakat dengan maksud untuk membantu masyarakat miskin dalam mengembangkan usahanya. 2. Jumlah penduduk perempuan di RW 6 dan 7, yaitu 50 persen dari jumlah penduduknya sebagian sudah menjadi pengurus dan anggota. 3. Tokoh-tokoh masyarakat, seperti tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat (Ketua PKK kel. Cipageran). Tokoh-tokoh tersebut merupakan sumber informasi dari pemerintah maupun masyarakat yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan. 4. Kelembagaan yang ada di Kelurahan Cipageran baik kelembagaan formal maupun informal, seperti PKK, LPM, Kelompok Pengajian Al-Hidayah dan kelompok pengajian di tingkat RT dan RW. 5. Saran-saran/usulan dari anggota untuk mengubah kepengurusan maupun prosedur pemberian pinjaman modal usaha dan menghadapi permasalahan dalam kelembagaan. 6. Nilai-nilai budaya lokal yang mendukung keberadaan. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan dapat dikelompokkan kedalam dua permasalahan, yaitu : Permasalahan di dalam organisasi dan permasalahan di dalam anggota. 1. Permasalahan/kelemahan di dalam organisasi : a. Struktur Kepengurusan tidak komplit. mempunyai struktur organisasi, yaitu ketua, sekretaris, bendahara dan badan pengawas, namun sampai saat ini badan pengawas belum
79 terbentuk. Saat ini sekretaris mengundurkan diri, sehingga untuk sementara diganti oleh laki-laki (suami). b. Kurangnya sosialisasi prosedur peminjaman kepada masyarakat, artinya Pengurus belum memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang prosedur pinjaman modal usaha. c. Pengetahuan Pengurus tentang koperasi terbatas. d. Kurangnya koordinasi maupun pembinaan antara penanggung jawab program, pihak kelurahan dan pengurus. e. Pinjaman modal usaha terbatas karena modal yang dipinjamkan harus menunggu anggota yang membayar cicilan maupun iuran keanggotaan. 2. Permasalahan di dalam sasaran program (anggota ) a. Kurangnya tanggung jawab anggota dalam pengembalian cicilan dan iuran anggota. b. Adanya anggapan dari sebagian anggota bahwa dana tersebut merupakan dana hibah. c. Pengambilan keputusan dalam pengggunaan pinjaman modal usaha, pembayaran cicilan dan iuran keanggotaan di tangan suami karena pada umumnya suami yang menjalankan usaha. d. Pinjaman koperasi digunakan untuk kebutuhan konsumtif. e. Pinjaman modal usaha terbatas sehingga usaha yang dijalankan belum menunjukkan perkembangan bagi perbaikan ekonomi keluarga. f. Wanita kurang aktif dalam mengikuti kegiatan. Permasalahan-permasalahan tersebut kemudian didiskusikan dengan peserta FGD untuk mendapat tanggapan dan upaya atau strategi pemecahan masalah dengan potensi-potensi yang ada. Permasalahan-permasalahan dan alternatif pemecahan masalah yang dibahas dalam FGD disajikan dalam Tabel. 14.
80 Tabel. 14. Permasalahan/Kelemahan dan Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan Hasil FGD di Kel. Cipageran Tahun 2006 No. Aspek Permasalahan/kelemahan Faktor Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan FGD 1. 2. 3. 4. 5. 1. Aspek organisasi a. Struktur Kepengurusan tidak komplit (sekretaris mengundurkan diri dan badan pengawas belum terbentuk). Kurangnya komunikasi antar pengurus dan pengetahuan tentang koperasi yang terbatas a. Diadakan rapat dengan dihadiri oleh seluruh anggota untuk pembentukan kepengurusan yang baru. b. Meminta bantuan tokoh masyarakat atau penanggung jawab program. b. Kurangnya sosialisasi prosedur peminjaman kepada masyarakat, artinya pengurus belum memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang prosedur pinjaman modal usaha c. Pengetahuan Pengurus tentang koperasi terbatas. a. Waktu yang terbatas karena harus segera terbentuk dan program harus segera berjalan. b. Pengetahuan Pengurus tentang prosedur peminjaman terbatas Kurangnya pelatihan bagi Pengurus. a. Diadakan sosialisasi berkelanjutan sehingga masyarakat mengetahui prosedur peminjaman. b. Diadakan pelatihan bagi pengurus untuk meningkatkan pengetahuan dalam mengelola. a. Diadakan pelatihan bagi pengurus mengenai prosedur peminjaman. b. Memberikan kesempatan kepada pengurus untuk mengambil keputusan dalam mengelola 80
81 Lanjutan 1. 2. 3. 4. 5. d. Kurangnya koordinasi a. Kurangnya monitoring dari a. Diadakan monitoring secara rutin untuk maupun pembinaan antara penanggung jawab program mengetahui perkembangan penanggung jawab dan aparat kelurahan b. Diadakan pertemuan rutin antar program, pihak kelurahan b. Kurangnya komunikasi penanggung jawab program, pihak dan pengurus. kelurahan dan pengurus. e. Pinjaman modal usaha terbatas karena modal yang dipinjamkan harus menunggu anggota yang membayar cicilan maupun iuran keanggotaan Kurangnya tanggung jawab anggota dalam membayar cicilan/iuran a. Meningkatkan kesadaran anggota akan hak dan kewajiban sebagai anggota koperasi b. Mengadakan jejaring dengan pihak luar untuk penambahan modal 2. Aspek sasaran program (anggota ) a Kurangnya tanggung jawab anggota dalam pengembalian cicilan dan iuran anggota. a. Masyarakat kurang mengetahui prosedur peminjaman, pengembalian cicilan dan iuran anggota. b. Mentalitas yang rendah a. Memberikan sosialiasi secara berkelanjutan tentang prosedur peminjaman, pengembalian cicilan dan iuran anggota. b. Meningkatkan pemahaman bahwa dana tersebut merupakan dana bergulir b. Adanya anggapan dari sebagian anggota bahwa dana tersebut merupakan dana hibah. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tujuan pinjaman dari Memberikan sosialisasi bahwa dana merupakan dana bergulir yang harus dirasakan manfaatnya bagi semua anggota masyarakat dan bukan merupakan dana hibah. 81
82 Lanjutan 1. 2. 3. 4. 5. c. Pengambilan keputusan a. Budaya patriarki yang kuat a. Perlu pemahaman bahwa dalam dalam pengggunaan pengambilan keputusan merupakan pinjaman modal usaha, keputusan bersama antara suami dan pembayaran cicilan dan istri. iuran keanggotaan di b. Usaha yang menjalankan b. Perlu pemahaman meskipun yang tangan suami karena pada adalah suami menjalankan usaha suami tetapi istri umumnya suami yang turut serta dalam meminjam modal menjalankan usaha. usaha. d. Pinjaman koperasi digunakan untuk kebutuhan konsumtif. e. Pinjaman modal usaha terbatas sehingga usaha yang dijalankan belum berkembang. f. Wanita kurang aktif dalam kegiatan a. Pemahaman yang terbatas tentang maksud pinjaman koperasi. b. Tingkat ekonomi yang rendah Kurangnya tanggung jawab anggota dalam membayar cicilan/iuran Peran reproduktif yang banyak dilakukan wanita Peningkatkan sosialisasi tentang tujuan pinjaman modal usaha dari Memberikan pemahaman bahwa pinjaman yang diberikan digunakan seoptimal mungkin untuk usaha dan harus dirasakan manfaatnya oleh semua anggota masyarakat a. Memberikan pemahaman bahwa program tersebut merupakan program untuk pemberdayaan wanita b. Meminta bantuan kepada tokoh masyarakat/agama untuk mengajak wanita terlibat dalam kegiatan 82
83 Dalam proses pelaksanaan FGD, supaya peserta FGD mengerti tentang permasalahan/kelemahan kegiatan, maka penulis mengunakan alat bantu dengan menggunakan analisa pohon masalah, yang mengelompokkan permasalahan kedalam tiga bagian, yaitu masalah inti, akar masalah dan dampak dari masalah tersebut dan juga penyajian dalam bentuk tabel-tabel, yaitu tabel Potensi dan Permasalahan/Kelemahan. Selain itu karena analisis yang digunakan adalah Analisis Harvard dan Pemberdayaan Longwe dengan menggunakan lima dimensi yaitu kesejahteraan, akses, kesadaran kritis, partisipasi dan kontrol, maka dalam proses pelaksanaan FGD perlu disampaikan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan di dalam, yaitu wanita hanya meminjamkan nama untuk mendapatkan pinjaman modal usaha, tidak terlibat pengambilan keputusan dalam penggunaan pinjaman modal usaha dan pembayaran cicilan/iuran keanggotaan, peran reproduktif yang banyak dilakukan wanita pun mempengaruhi keterlibatan wanita dalam kegitan, sehingga wanita belum menjalankan perannya dalam kegiatan dan belum menyadari bahwa program tersebut merupakan program khusus untuk pemberdayaan dirinya sendiri. Pemaparan tersebut dimaksudkan supaya peserta FGD menyadari bahwa permasalahan yang timbul dalam tidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor, seperti kurangnya tanggung jawab anggota dalam pengembalian pinjaman, usaha anggota belum berkembang, pinjaman digunakan untuk kebutuhan konsumtif, tidak adanya pembinaan lanjutan dan pengetahuan pengurus yang terbatas dalam mengelola. Hasil analisa pohon masalah secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5.
84 Dampak Usaha anggota belum berkembang Masyarakat lain yang membutuhkan pinjaman tertunda Wanita kurang memanfaatkan Dana tidak bergulir Kemiskinan tidak terentaskan Wanita tidak terlibat dalam pengambilan keputusan Masalah Inti Wanita tidak berdaya dalam mengikuti kegiatan Penyebab Pengetahuan Pengurus tentang koperasi terbatas Pinjaman digunakan untuk kebutuhan konsumtif Adanya anggapan dana merupakan dana hibah Kurangnya tangggung jawab peminjam Kurang Monitoring dan pembinaan Kurang sosialisasi Prosedur Peminjaman Peran reproduktif yang banyak dilakukan wanita Pengurus tidak komplit Pinjaman dikelola oleh suami Usaha belum berkembang Budaya Patriarki Gambar 5 : Analisa Pohon Masalah Berdasarkan hasil FGD pada hari Sabtu tanggal 12 Agustus 2006, maka strategi pemecahan masalah berdasarkan permasalahan- permasalahan yang ada dikelompokkan kedalam dua bagian yaitu : 1. Strategi Penguatan organisasi Kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu : a. Pembentukan Pengurus baru untuk memperbaiki kepengurusan yang ada dengan mengadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota.
85 b. Pelatihan koperasi bagi pengurus, artinya pelatihan bagi pengurus tentang tata cara pengelolaan koperasi mulai dari pembukuan, prosedur peminjaman, perhitungan jasa dan cicilan. c. Memperbaiki prosedur peminjaman modal usaha, sehingga semua anggota masyarakat dapat mengakses dan prosedur peminjaman dapat dipahami sesuai dengan kemampuan masyarakat. d. Melaksanakan monitoring terhadap kegiatan oleh penanggung jawab program maupun aparat kelurahan. e. Memfungsikan selain kegiatan simpan pinjam tetapi menyediakan barang-barang kebutuhan masyarakat. 2. Strategi Penguatan sasaran program (anggota ) Kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu : a Sosialisasi kepada masyarakat tentang prosedur peminjaman modal usaha, artinya masyarakat mengetahui tata cara peminjaman dan penyampaian bahwa dana tersebut merupakan dana bergulir yang harus dirasakan manfaatnya oleh semua anggota masyarakat dan bukan merupakan dana hibah. b. Memberikan pemahaman kepada anggota bahwa pengambilan keputusan dalam penggunaan modal usaha, pengembalian cicilan atau iuran tidak hanya berada di tangan suami, meskipun yang menjalankan usaha adalah suami dan kedudukan wanita dan laki-laki dalam keanggotaan adalah sama. c. Memberikan pemahaman bahwa merupakan program pemberdayaan wanita, maka wanita diharapkan dapat memanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan pengetahuan dan terlibat dalam kegiatan pembangunan. d. Meningkatkan tanggung jawab wanita baik sebagai pengurus maupun anggota. Strategi pemecahan masalah berdasarkan Analisa Harvard dan Pemberdayaan Longwe tercantum dalam Tabel 15.
86 Tabel 15. Strategi Pemecahan Masalah Berdasarkan Analisa Harvard dan Pemberdayaan Longwe di Kel. Cipageran Tahun 2006 No. Permasalahan Strategi 1. Penguatan organisasi a. Pembentukan Pengurus yang baru. b. Memperbaiki prosedur peminjaman modal usaha c. Pelatihan koperasi bagi pengurus d. Monitoring oleh pihak kelurahan dan penanggung jawab program e. Memfungsikan selain pada kegiatan simpan pinjam tetapi menyediakan barang kebutuhan masyarakat. f. Melibatkan tokoh masyarakat dan organisasi informal dalam kegiatan. 2. Penguatan sasaran program (anggota ) a. Sosialisasi tentang maksud dan tujuan termasuk pinjaman modal usaha b. Meningkatkan tanggung jawab wanita baik sebagai pengurus maupun anggota c. Memberikan pemahaman bahwa dalam pennggunaan pinjaman modal usaha, pembayaran cicilan dan iuran keanggotaan melibatkan wanita. d. Memberikan pemahaman bahwa merupakan program pemberdayaan wanita, maka wanita diharapkan dapat memanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan pengetahuan dan terlibat aktif dalam kegiatan pembangunan.
87 Program Aksi Berdasarkan strategi yang telah disepakati maka perlu dirancang program yang konkrit dan sesuai dengan permasalahan dan kemampuan anggota berdasarkan analisis Harvard dan Pemberdayaan Longwe. Hasil kesepakatan peserta FGD, maka program yang akan dilaksanakan dikelompokkan kedalam dua bagian, yaitu : 1. Penguatan organisasi Program-program yang akan dilakukan, antara lain : a. Pembentukan pengurus yang baru untuk memperbaiki pengurus yang ada dengan mengadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota. b. Mengadakan pelatihan bagi pengurus, sehingga meningkatkan sikap percaya diri pengurus dan pengurus mempunyai pengetahuan tentang tata cara pengelolaan koperasi, seperti pembukuan dan perhitungan jasa/cicilan. c. Memperbaiki prosedur peminjaman modal usaha untuk memberikan kejelasan prosedur peminjaman dan meningkatkan tanggung jawab anggota. d. Menguatkan modal sosial dengan melibatkan organisasi informal, seperti kelompok pengajian dan RT/RW untuk mendukung keberlanjutan kegiatan. e. Meningkatkan fungsi tidak hanya terbatas pada kegiatan simpan pinjam, seperti pembayaran listrik yang dikoordinir oleh atau menyediakan barang/bahan keperluan masyarakat. 2. Penguatan sasaran program (anggota ) Program-program yang akan dilakukan, antara lain : a. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang dan tata cara prosedur peminjaman modal usaha dan pemahaman bahwa dana tersebut merupakan dana bergulir bukan dana hibah.
88 b. Memberikan pemahaman bahwa pengambilan keputusan dalam pengelolaan pinjaman modal usaha, pembayaran cicilan dan iuran keanggotaan melibatkan wanita. c. Meningkatkan tanggung jawab wanita baik sebagai pengurus maupun sebagai anggota. d. Memberikan pemahaman bahwa merupakan program pemberdayaan wanita, maka wanita diharapkan dapat memanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan pengetahuan dan terlibat aktif dalam kegiatan pembangunan. Rencana program yang disepakati bersama dengan perserta FGD disajikan dalam Tabel 16.
89 Tabel 16. Rencana Program dalam Mengatasi Permasalahan Berdasarkan Analisis Harvard dan Pemberdayaan Longwe di Kel. Cipageran Tahun 2006 No Program Kegiatan Tujuan Indikator Sasaran Pelaksana Waktu Rencana Biaya 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. Pembentukan Pengurus yang baru Mengadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota untuk pembentukan pengurus yang baru Terbentuknya struktur kepengurusan benar yang 1. Terbentuknya pengurus yang baru. 2. dapat berjalan optimal Pengurus dan Anggota Pengurus dan Anggota Nopember 2006 Dana 2. Mengadakan pelatihan koperasi bagi pengurus 1. Pelatihan prosedur peminjaman. 2. Pelatihan Tata cara Pembukuan, perhitungan cicilan dan jasa 1. Meningkatkan pengetahuan pengurus tentang prosedur peminjaman. 2. Meningkatkan pengetahuan pengurus dalam pembukuan, perhitungan cicilan dan jasa 1. Meningkatnya pengetahuan pengurus tentang koperasi. 2. Meningkatnya percaya diri pengurus dalam mengelola Pengurus Dinas Perekonomian dan Koperasi dan Dekopinda Kota Cimahi 12 Hari Pemkot Cimahi 89
90 Lanjutan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 3. Memperbaiki Mengadakan Tersusunnya Anggota -.Anggota - Pengurus 6 Hari Dana prosedur rapat yang prosedur memahami - Anggota peminjaman dihadiri oleh peminjaman prosedur modal usaha seluruh anggota yang disepakati peminjaman untuk dan dipahami memperbaiki oleh seluruh prosedur peminjaman anggota 4. Mengadakan Penyuluhan 1. Meningkatkan Masyarakat - Dinas Menyesuaikan Dana sosialisasi untuk menjadi pemahaman Perekonomia dengan jadwal Pembinaan kepada anggota masyarakat n dan pembinaan Kel. masyarakat dan prosedur tentang Koperasi wilayah yang Cipageran tentang peminjaman dan Kota Cimahi dilakukan oleh dan tata cara koperasi tata cara - Aparat aparat prosedur peminjaman modal usaha Kelurahan - Pengurus kel.cipageran prosedur peminjaman 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa dana merupakan dana bergulir bukan hibah 1. Masyarakat mengerti tentang prosedur peminjaman. 2. Masyarakat sadar akan hak dan kewajibannya sebagai anggota. 3. Tumbuhnya rasa akan keberadaan memiliki 90
91 Lanjutan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 5. Peningkatan 1. Melibatkan Anggota Pengurus Berkelanjutan pemahaman wanita dalam bahwa pengambilan keputusan dalam penggunaan pengambilan keputusan 2. Mengajak wanita bertanggung modal pengembalian cicilan/iuran melibatkan wanita. usaha, 6. Memberikan pemahaman bahwa merupakan program pemberdayaan wanita jawab kegiatan dalam 1. Meminta bantuan kepada tokoh masyarakat/ agama untuk mengajak wanita 1 Melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan penggunaan pinjaman, pembayaran cicilan/iuran keanggotaan 2. Memberi kesempatan kepada wanita bertanggung jawab dalam kegiatan Pemberdayaan wanita tercapai dalam mengikuti kegiatan 1. Wanita terlibat dalam pengambilan keputusan penggunaan pinjaman, pembayaran cicilan/iuran keanggotaan 2. Wanita bertanggung jawab dalam kegiatan tidak hanya dalam kehadiran tetapi terlibat menyampaika n usul/saran tentang 1. Wanita yang menjadi anggota bertambah. Masyarakat - Dinas Perekonomi an dan Koperasi Kota Cimahi Menyesuaikan dengan jadwal pembinaan wilayah yang dilakukan oleh aparat kel.cipageran Dana Dana Pembinaan Kel. Cipageran 91
92 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. terlibat dalam 2. Wanita - Aparat kegiatan merasa Kelurahan 2. Meningkatkan tanggung percaya dalam mengikuti diri - Pengurus jawab wanita kegiatan baik pengurus maupun anggota sebagai merasakan manfaat dan 92
93 Rencana program yang telah disepakati bersama agar sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat maka diuji kelayakannya berdasarkan analisa SWOT, sebagaimana tercantum dalam Tabel 17. Tabel. 17. Rencana Program dalam Kelembagaaan Berdasarkan Analisa SWOT di Kel Cipageran Tahun 2006 KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W) Eksternal Internal a. Aset/bantuan modal dari yang digulirkan kepada masyarakat b. Pengurus dan anggota c. Iuran keanggotaan d. Saran-saran/usulan dari anggota e. Nilai-nilai budaya lokal yang mendukung keberadaan (tolong menolong). a. Struktur Kepengurusan tidak komplit b. Kurangnya sosialisasi prosedur peminjaman kepada masyarakat c. Pengetahuan Pengurus tentang koperasi terbatas d. Kurangnya tanggung jawab anggota dalam pengembalian cicilan dan iuran anggota. KESEMPATAN (O) a. Terbentuknya pengurus baru b. Pelatihan koperasi bagi pengurus c. Tersusunnya prosedur peminjaman yang baru d. Tokoh masyarakat/kelembagaan formal/informal yang ada terlibat dalam kegiatan STRATEGI SO a. Melibatkan tokoh masyarakat/kelembagaan informal yang ada. b. Meningkatkan komunikasi antar pengurus maupun dengan anggota STRATEGI WO a. Pembentukan Pengurus baru b. Pelatihan untuk Pengurus c. Sosialisasi prosedur peminjaman kepada masyarakat ANCAMAN (T) a. Dana tidak bergulir b. Wanita tidak terlibat dalam pengambilan keputusan penggunaan pinjaman dan pengelolaan c. Pinjaman digunakan untuk kebutuhan konsumtif d. Adanya anggapan dana hibah e. Budaya Patriarki STRATEGI ST a. Meningkatkan tanggung jawab wanita baik pengurus maupun anggota b. Memberikan pemahaman bahwa pengambilan keputusan pengelolaan pinjaman dan pembayaran cicilan/iuran melibatkan wanita. STRATEGI WT a. Sosialisasi tujuan pinjaman dan pemahaman bahwa pinjaman merupakan dana bergulir. b. Meningkatkan tanggung jawab anggota dalam pengembalian pinjaman
94 Berdasarkan Analisa SWOT di dalam Tabel 17 menunjukkan bahwa strategi yang akan dilaksanakan antara kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman di dalam kelembagaan sesuai dengan rencana program yang telah disepakati dalam FGD. Dengan demikian rencana program layak untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan permasalahan sesuai dengan kemampuan dan potensi masyarakat RW 06 dan 07 Kelurahan Cipageran.