BAB I PROFIL PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. PLN Pembangkitan Tenaga Lisrik Jawa Bali I (PT. PLN PJB I) dan pada

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH. sepenuhnya dimiliki oleh PT PLN (Persero). PT Indonesia power (selanjutnya disebut

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKASANAAN PLA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan selalu dapat terukur, bila perusahaan tersebut memiliki

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai lokasi strategis di Indonesia yang dikelola melalui 5 unit

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah menjabarkan hal-hal yang melatar belakangi penelitian, teori-teori

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah PT. Indonesia Power Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

Pemanfaatan Dukungan Pemerintah terhadap PLN dalam Penyediaan Pasokan Listrik Indonesia

BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB II SEJARAH PERUSAHAAN. (PERSERO) yang didirikan pada tanggal 03 Oktober 1995 dengan nama PT. PLN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

PT LEYAND INTERNATIONAL Tbk PUBLIC EXPOSE. Selasa, 20 Juni 2017 Hall B, Panin Building Lt. 4 Jakarta

SISTEM KELISTRIKAN DI JAMALI TAHUN 2003 S.D. TAHUN 2020

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN D.I. YOGYAKARTA

SEJARAH DAN STRUKTUR ORGANISASI PT INDONESIA POWER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1905, di Jawa Barat khususnya di kota Bandung berdiri perusahaan Bandungsche

BAB II PT. PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika

DUKUNGAN PEMERINTAH TERHADAP PT. PLN (PERSERO)

EFISIENSI OPERASIONAL PEMBANGKIT LISTRIK DEMI PENINGKATAN RASIO ELEKTRIFIKASI DAERAH

BAB III METODOLOGI. awal hingga tahap akhir). Oleh karena itu penulis menyusun kerangka pikir. untuk analisis strategi gap ini sebagai berikut :

Tinjauan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Material Operasi Dan Pemeliharaan Pada PT Indonesia Power UBP Saguling

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya secara maksimal. suatu Sistem Informasi yang sekaligus dapat memanajemen kegiatan-kegiatan

STIKOM SURABAYA BAB II. PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR. 2.1 Sejarah dan perkembangan Sejarah PLN

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. terus dilaksanakan. Pembangungan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat

AUDITED 2016 AUDITED DEV TREND = 5-4/4 7 = 5/3

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern saat ini tidak bisa dilepaskan dari energi listrik.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Singkat Perusahaan PT. PLN (PERSERO) pemerintah daerah otonom (GEMENTE) atau gabungan keduanya.

BAB III METODE PENULISAN. Dalam metode penulisan, sumber data yang digunakan oleh penulis adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT Indonesia Power. Sumber:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III TINJAUAN UMUM PT PLN RAYON SUKOHARJO. berinteraksi secara langsung dengan PT. PLN Interaksi yang dilakukan seperti

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS SISTEM OPERASI DAN PRODUKSI PADA PT. INDONESIA POWER UBP MRICA SUB UNIT PLTA JELOK - SALATIGA

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT PLN (Persero) APD JATENG DAN DIY

EVALUASI KINERJA SEKTOR PEMBANGKIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. Dengan banyaknya perusahaan baik yang berskala besar maupun kecil, ini

KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI LISTRIK DI BALI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan salah satu perangkat penting dari sebuah perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Mengingat keberadaan sumber daya yang bersifat ekonomis sangat terbatas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Lokasi PLTU Cilacap

Gambar 1. Rata-rata Proporsi Tiap Jenis Subsidi Terhadap Total Subsidi (%)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Terhadap Objek Studi PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha

I. PENDAHULUAN. maupun dunia usaha. Perubahan yang terjadi pada akhirnya mempengaruhi

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dalam pengawasan aset.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak di bidang jasa semakin ketat, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan

Paket Kebijakan Ekonomi 9: Pemerataan Infrastruktur Ketenagalistrikan dan stabilisasi harga daging hingga ke desa

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. Pada awalnya perusahaan ini berdiri pada 1917 yang didirikan oleh

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB IV DESKRIPSI LEMBAGA

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA Persero

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketatnya persaingan antar perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kini

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang disertai dengan pembahasan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan

Permasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Bidang ekonomi merupakan salahsatu sektor kehidupan yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Energi adalah salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi umat manusia

BAB II PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) MEDAN. A. Sejarah Ringkas PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Medan

ISSN : NO

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

GUBERNUR JAWA TENGAH

Data yang disajikan merupakan gabungan antara data PLN Holding dan Anak Perusahaan,

BAB II PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG UTAMA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam maupun luar negeri (Teguh Haryono, 2012). Bank harus memberi prioritas

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PROFIL PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG 1.1. Sejarah Perusahaan PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Kamojang merupakan salah satu dari sembilan unit bisnis yang dimiliki oleh PT Indonesia Power. Dengan demikian sejarah berdirinya UBP Kamojang akan sangat erat hubungannya dengan sejarah berdirinya PT Indonesia Power. Sejarah terbentuknya PT Indonesia Power dipicu oleh kebijakan pemerintah Indonesia yang memandang perlunya deregulasi di sektor ketenagalistrikan yang ditindaklanjuti dengan Kepres No. 37 Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit pembangkit listrik swasta. Menyikapi hal tersebut, Tahun 1994 PLN mencoba untuk lebih profesional dengan mengubah status perusahaan menjadi Persero. Setahun kemudian tepatnya 3 Oktober 1995, PT PLN (Persero) membentuk dua anak perusahaan sebagai langkah untuk memisahkan misi sosial dan misi komersial yang diemban oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut (indonesiapower.co.id, 2006b). Salah satu dari anak perusahaan adalah PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PLN PJB I, yang bergerak dalam usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik serta usaha terkait lainnya. Tanggal 3 Oktober 2000, lima tahun setelah berdirinya PLN PJB I, manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB I menjadi PT Indonesia Power sebagai upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi Perusahaan dalam waktu dekat. Walaupun baru tercatat sebagai satu perusahaan pada pertengahan 1990 an, Indonesia Power telah mewarisi sejumlah aset berupa pembangkit dan fasilitas fasilitas pendukungnya. Dari pembangkit pembangkit tersebut, terdapat pula beberapa pembangkit tertua di Indonesia seperti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920 an dan sampai sekarang masih beroperasi. Dari sini, dapat dipandang bahwa

secara historis usia PT Indonesia Power sama dengan keberadaan listrik di Indonesia (indonesiapower.co.id, 2006b). Pembangkit pembangkit yang dimiliki oleh Indonesia Power dikelola dan dioperasikan oleh 8 (delapan) Unit Bisnis Pembangkitan: Priok, Suralaya, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang, Perak & Grati serta Bali. Dan secara keseluruhan, Indonesia Power memiliki daya mampu sebesar 8.993 MW, sekaligus merupakan daya mampu terbesar yang dimiliki oleh sebuah perusahaan pembangkitan di Indonesia. Selain itu, PT Indonesia Power juga memiliki satu unit bisnis yang bergerak dalam jasa pemeliharaan pembangkit serta tiga anak perusahaan yaitu PT. Artha Daya Coalindo, PT. Cogindo Daya Bersama, dan PT. Indo Pusaka Berau. UBP Kamojang sendiri merupakan unit bisnis yang mengelola pembangkit tenaga listrik energi panas bumi yang terbesar di Indonesia. UBP Kamojang memiliki 3 (tiga) Sub Unit Bisnis Pembangkitan, yaitu: PLTP Kamojang (140 MW), PLTP Darajat (55 MW), dan PLTP Gunung Salak (180MW). PLTP ini dibangun secara bertahap mulai dari tahun 1983 dan ditandai dengan peresmian unit 1 oleh Presiden Soeharto tanggal 7 Februari 1983. Selanjutnya Unit II dan III Kamojang beroperasi mulai pada bulan Juli dan November 1987. Tahun 1993 pembangunan PLTP Darajat dapat diselesaikan, kemudian menyusul PLTP Gunung Salak yang terdiri dari Unit I (1994), Unit II (1995), serta Unit III (1997). PLTP Gunung Salak pun telah mengalami upgrade kapasitas dari masing masing 55 MW menjadi 60 MW di tahun 2004 dan 2005. 1.2. Lingkup Bidang Usaha 1.2.1. Bisnis Utama Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT Indonesia Power menjalankan bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utamanya di Pulau Jawa dan Bali. Pada tahun 2005, PT Indonesia Power tercatat telah memasok listrik ke sistem JAMALI (Jawa Madura dan Bali) sebesar 48.320 GwH (Gigawatt Hours) atau sekitar 48,34% dari produksi sistem Jawa Bali (Indonesia Power, 2006b). Selain itu kemampuan 2

pembangkit PT Indonesia Power juga dapat dilihat dari faktor kapasitas (Capacity Factor, CF) rata rata sebesar 62,07% dengan tingkat keandalan pembangkit yang ditunjukkan oleh Equivalent Availability Factor (EAF) di atas 86,12% (rata rata tahun 2005). Daya mampu per unit bisnis pembangkit PT Indonesia Power disajikan pada tabel berikut Tabel 1.1. Daya Mampu per Unit Bisnis Pembangkit UNIT BISNIS PEMBANGKITAN TAHUN 2004 (MW) TAHUN 2005 (MW) JUNI 2006 (MW) Suralaya 2.852 2.984 2.962 Priok 1.026 1.048 1.081 Saguling 697 761 792 Kamojang 333 333 321 Mrica 298 301 306 Semarang 1.098 1.143 1.043 Perak Grati 673 762 675 Bali 244 321 342 Total Indonesia Power 7.221 1.653 7.522 Sumber: Indonesiapower.co.id, 2006a Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang merupakan satu satunya penyedia energi listrik yang berasal dari energi panas bumi di lingkungan PT Indonesia Power. Energi listrik dari panas bumi tersebut selanjutnya dikirimkan kepada P3B, sebagaimana energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit PT Indonesia Power lainnya, dan kemudian akan disalurkan ke dalam sistem jaringan listrik se Jawa Madura dan Bali (JAMALI). 1.2.2. Bisnis Pendukung Selain dari Bisnis Utama, PT Indonesia Power memiliki penghasilan dari bisnis pendukung, antara lain; jasa pemeliharaan unit pembangkit yang dikelola oleh satu unit bisnis yaitu unit bisnis jasa pemeliharaan, jasa jual beli pembangkit surplus/bekas, jasa commissioning, kalibrasi peralatan dan lain lain. Bisnis tersebut merupakan bisnis yang masih berhubungan dalam bidang kompetensi atau bisnis inti PT Indonesia Power, pun perusahaan berusaha mengembangkan bisnis lain memanfaatkan aset aset yang dimiliki oleh perusahaan. Bisnis ini antara lain adalah pengembangan agrobisnis yang berlokasi di saguling bekerjasama dengan PT. Mesa Inti Kebun, penjualan abu 3

batubara di suralaya, pengelolaan hewan ternak (sapi) di Mrica, penyewaan wisma wisma ataupun tanah yang terdapat di berbagai unit bisnis termasuk UBP Kamojang. 1.3. Visi, Misi, dan Tujuan Visi, misi dan tujuan yang dimiliki oleh PT Indonesia Power UBP Kamojang merupakan turunan dari visi, misi dan tujuan PT Indonesia Power sebagai korporasi. Adapun visi, misi dan tujuan tersebut adalah sebagai berikut : Visi: Menjadi Perusahaan Publik dengan Kinerja kelas Dunia dan bersahabat dengan Lingkungan. Misi: Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha usaha lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat, guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang. Tujuan: Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi maupun kelestarian lingkungan. 4

Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai antar karyawan dan mitra kerja, serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme. 1.4. Struktur Organisasi Struktur organisasi yang digunakan oleh PT Indonesia Power UBP Kamojang ditetapkan berdasar SK no. 27/010/IP/2004 dan no. 28/010/IP/2004. Struktur tersebut merupakan struktur organisasi fungsional, di mana seorang General Manager membawahi fungsi fungsi manajer dan dua sub unit bisnis yang dipimpin oleh manajer unit. Fungsi fungsi manajer disusun berdasar bidang yang ada yaitu; Keuangan, Sistem dan SDM, Humas, Logistik, Pemeliharaan, Operasi dan Niaga, serta Perencanaan Evaluasi dan Enjiniring. Sedangkan manajer unit adalah manajer sub unit bisnis PLTP Gunung Salak dan manajer sub unit bisnis PLTP Darajat. Para manajer sendiri membawahi Supervisor Senior dan Supervisor. Adapun struktur organisasi secara lebih jelas dapat dilihat pada halaman berikut. 5

STRUKTUR ORGANISASI BERDASARKAN SK. NO. 27/010/IP/2004 PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN KAMOJANG GENERAL MANAGER SEKRETARIS SPESIALIS TURBIN SPESIALIS COMMISIONING / START UP SPESIALIS KINERJA UNIT PEMBANGKIT AUDITOR MANAJER OPERASI DAN NIAGA MANAJER PEMELIHARAAN MANAJER PERENCANAAN, EVALUASI & ENJINIRING MANAJER LOGISTIK MANAJER SISTEM DAN SDM MANAJER KEUANGAN MANAJER HUMAS MANAJER UNIT PLTP GUNUNG SALAK MANAJER UNIT PLTP DARAJAT SEKRETARIS SEKRETARIS SEKRETARIS SEKRETARIS SEKRETARIS SEKRETARIS SEKRETARIS SEKRETARIS SEKRETARIS STAF OPERASI STAF PEMELIHARAAN ENJINIR MESIN PERENCANAAN LOGISTIK STAF PERENCANAAN SDM DAN FORMASI ANGGARAN STAF PENGEMBANGAN USAHA STAF OPERASI STAF OPERASI PENGENDALI NIAGA PEMELIHARAAN MESIN ENJINIR LISTRIK PENGADAAN BARANG&JASA STAF KINERJA PEGAWAI DAN BUDAYA PERUSAHAAN KEUANGAN SEKR. DAN RUMAH TANGGA STAF PEMELIHARAAN STAF PEMELIHARAAN OPERASI PEMELIHARAAN LISRIK ENJINIR KONTROL DAN INSTRUMENT GUDANG STAF MANAJEMEN MUTU AKUNTANSI HUMAS OPERASI OPERASI SUPERVISOR OPERASI A, B, C, D HAR. KONTROL & INSTRUMENT ENJINIR KIMIA DAN LINGKUNGAN ADM. KEPEGAWAIAN K3 DAN KEAMANAN SUPERVISOR OPERASI A, B, C, D SUPERVISOR OPERASI A, B, C, D SUPERVISOR KIMIA DAN LINGKUNGAN SUPERVISOR TOOLS STAF KEUANGAN DAN ADMINISTRASI SISTEM INFORMASI PEMELIHARAAN SUPERVISOR PEMELIHARAAN MESIN PERENC. & EVA. OPERASI PENGEMBANGAN SDM SUPERVISOR PEMELIHARAAN MESIN SUPERVISOR PEMELIHARAAN LISTRIK PERENC. & EVA. HAR. SUPERVISOR PEMELIHARAAN LISTRIK SUPERVISOR HAR. KONTROL & INSTRUMENT SUPERVISOR HAR. KONTROL & INSTRUMENT SUPERVISOR TOOLS SUPERVISOR TOOLS SUPERVISOR UMUM SUPERVISOR UMUM Gambar 1.1. Struktur Organisasi PT Indonesia Power UBP Kamojang 6

1.5. Sumber Daya 1.5.1. Sumber Daya Manusia Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang memiliki 325 pegawai, yang terdiri dari 311 pegawai pria dan 14 pegawai wanita. Komposisi pegawai UBP Kamojang juga dibagi sesuai dengan fungsinya sebagai berikut; fungsi Pembangkit = 249 orang, fungsi Tata Usaha = 68 orang, fungsi Gudang = 6 orang, dan fungsi Wisma dan Rumah Dinas = 2 orang. Sedangkan berdasar bagiannya formasi pegawai UBP Kamojang dapat dilihat dalam grafik berikut : 90 76 60 51 43 50 30 14 20 18 19 31 0 1 2 Auditor Pimpinan Operasi dan Niaga Pemeliharaan Perencanaan dan Evaluasi Logistik Keuangan Sistem dan SDM Humas SUBP Gn. Salak SUBP Darajat Gambar 1.2. Grafik Struktur Pegawai per Bagian Sedangkan mayoritas tenaga kerja PT Indonesia Power UBP Kamojang adalah lulusan STM dan setara dengan tenaga Strata 1 hanya 23 orang dan Strata 2 sebanyak dua orang, Adapun komposisi tingkat pendidikan pegawai PT Indonesia Power UBP Kamojang secara lengkap adalah sebagaimana di bawah ini : 7

SD; 11 SMP; 13 SMEA; 16 SMA; 36 S-2; 2 S-1; 23 D-3; 14 ST ; 4 STM; 206 Gambar 1.3. Grafik Tingkat Pendidikan Pegawai 1.5.2. Sumber Daya Teknologi Sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi, PT Indonesia Power UBP Kamojang memiliki tujuh unit pembangkit, dengan perincian tiga unit di Kamojang, tiga unit di Gunung Salak, dan satu unit di Darajat. Berikut adalah spesifikasi teknis pembangkit yang berada di PLTP Kamojang : Tabel 1.2. Spesifikasi Teknis Pembangkit Kamojang PARAMETER UNIT I UNIT II UNIT III Daya Terpasang 30 MW 55 MW 55 MW Temperatur Uap Masuk Turbin 161,9 0 C 161,9 0 C 161,9 0 C Tekanan Uap 6,5 bar abs 6,5 bar abs 6,5 bar abs Aliran Uap Masuk 245 T/H 410 T/H 410 T/H Tekanan Condensor 0,133 bar abs 0,1 bar abs 0,1 bar abs Tekanan Output Generator 11,8 KV 11,8 KV 11,8 KV Frekuensi 50 Hz 50 Hz 50 Hz RPM Turbin 3000 3000 3000 Sumber : Manual Organisasi SMT PT. Indonesia Power UBP Kamojang revisi 01 tahun 2006 Unit Kamojang juga memiliki sarana teknologi yang digunakan untuk aplikasi program PROGEN yang terdiri dari : PROHAR (pemeliharaan/pengembangan dari CMMS), serta aplikasi PRONIA (Niaga), PRO SDM (Sumber Daya Manusia), PROLAK (Tata Laksana Surat dan Kearsipan), PROANG (Program Anggaran), PROTAN (Program Akuntansi), dan AP AR CM (Account Payable Account Receivable Cash Management). Aplikasi aplikasi ini berbasis pada database ORACLE, dan khusus untuk program bidang keuangan telah menggunakan aplikasi ORACLE Finance yang akan terus dikembangkan dan diintegrasikan dengan program serta aplikasi lainnya. 8

Program program tersebut digunakan untuk pengelolaan energi pembangkit untuk mencapai efisiensi yang tinggi, pengelolaan SDM, manajemen pemeliharaaan, pengendalian barang digudang, pengadaan barang/jasa, pengelolaan keuangan, pengelolaan kearsipan dan pelaporan data keniagaan. 1.5.3. Sumber Daya Keuangan Sistem keuangan pada PT Indonesia Power adalah sentralisasi, semua pendanaan pada unit bisnis berasal dari dropping tunai kantor pusat. Dengan demikian gambaran posisi keuangan yang disajikan berikut merupakan gambaran PT Indonesia Power secara keseluruhan (Indonesia Power, 2006a). AKTIVA, Jumlah aktiva PT. Indonesia Power pada akhir tahun 2005 tercatat sebesar Rp. 58.805,47 Milyar. Pada akhir tahun 2005, aktiva tetap bersih tercatat sebesar Rp. 39,881,89 Milyar menurun sebesar 3,58% dari Rp. 41.362,43 Milyar pada akhir tahun 2004. Penurunan tersebut terutama berasal dari penyusutan rutin dan tertundanya penyelesaian beberapa program investasi antara lain rehabilitasi PLTD # Pesanggaran. Aktiva lancar perusahaan yang mencakup kas dan bank, piutang usaha, persediaan serta biaya dan pajak dibayar di muka, pada akhit tahun 2005 tercatat Rp. 18.149,109 Milyar meningkat sebesar 67,10% dari Rp. 10.861,505 Milyar pada akhir tahun 2004. Pada tahun 2005 penyertaan turun sebesar 79,34% dari Rp 77,88 Milyar tahun 2004 menjadi Rp. 16,094 Milyar pada tahun 2005. Sementara aktiva lain lain naik sebesar 33,095% dari Rp. 413,087 Milyar pada tahun 2004 menjadi Rp. 553,344 Milyar pada tahun 2005. Komponen yang mencatat penurunan terbesar dari aktiva perusahaan adalah pos aktiva dalam investasi jangka panjang, yang menurun sebesar 79,34% dari Rp. 77,882 Milyar pada tahun 2005, disebabkan beberapa proyek sedang dalam tahap pembangunan/penyelesaian, seperti proyek PLTG Pemaron dan rehabilitasi PLTU Priok 3 & 4, penyertaan modal pada PT. Indo Pusaka Berau yang saat ini telah menjadi anak perusahaan Indonesia Power. 9

EKUITAS, Pada akhir tahun 2005 jumlah ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp. 47.106,795 Milyar, meningkat sebesar 5,60% dari Rp. 44.609,732 Milyar pada akhir tahun 2004. KEWAJIBAN, Jumlah total kewajiban perusahaan pada akhir tahun 2005 tercatat sebesar Rp. 11.630,725 Milyar, meningkat dari Rp. 8.331,877 Milyar pada akhir tahun 2004. LABA USAHA, Perusahaan pada tahun 2005 membukukan laba usaha sebesar Rp. 3.913,121 Milyar, meningkat sebesar 35,51% dari laba usaha tahun 2004 sebesar Rp. 2.887,639 Milyar. 1.6. Tantangan Bisnis Sejak dipergunakan mekanisme niaga single buyer multi seller, semakin banyak pesaing yang muncul di sektor hulu industri listrik atau pada pasar pembangkitan energi listrik. Sampai dengan saat ini, PT Indonesia Power masih merupakan pemimpin pasar, namun pada akhir akhir ini telah terjadi trend penurunan terhadap pangsa pasar jawa bali yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power. Ini disebabkan PT Indonesia Power tidak melakukan penambahan kapasitas pembangkit pada pasar, dan kalaupun ada jumlahnya kalah dengan penambahan kapasitas yang dilakukan oleh perusahaan lainnya terutama Perusahaan Modal Asing (PMA). Menyikapi hal tersebut, PT Indonesia Power berupaya untuk melakukan penambahan kapasitas dengan terlebih dahulu mencari sumber pendanaan melalui Initiate Public Offering (IPO) dan telah dijadwalkan pada Semester II tahun 2007, bersamaan dengan IPO beberapa BUMN lainnya antara lain PT. Jasa Marga. Tentunya untuk mensukseskan IPO tersebut, PT. Indonesia Power harus dapat berbenah dan mempercantik diri untuk memikat para investor. Pembenahan yang dilakukan meliputi berbagai aspek perusahaan terutama yang terkait dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG) didukung oleh budaya perusahaan yang diterapkan oleh seluruh pegawainya. Selain GCG, perusahaan juga akan terus meningkatkan kinerjanya dalam hal efisiensi dan 10

efektifitas pembangkitan maupun keuangan, disokong oleh sistem informasi yang handal. Ini dikarenakan perusahaan memahami betul keputusan yang tepat dan sesuai dengan prinsip prinsip GCG hanya dapat tercipta dengan adanya sistem informasi tersebut. Di sisi lain perusahaan juga menyadari adanya potensi pasar yang masih sangat besar disertai dengan tingkat pertumbuhan permintaan yang cukup tinggi pula, namun sebagaimana pada negara berkembang lainnya, terdapat faktor negatif terhadap potensi tersebut yakni rendahnya tarif listrik sehingga tidak mampu mencapai level keekonomiannya, seperti yang ditunjukkan dalam estimasi perbandingan dalam grafik berikut. Pertumbuhan Permintaan vs. Tarif Rata-rata (04-09) Electricity Dem and CAG R 04-09 (% ) 10 8 6 4 2 0 8.5 8.4 21.4 7.6 7.3 6.7 5.9 13 10.2 10.5 12.4 8.3 10 2.5 1.9 1.9 1.6 1.5 1.5 5.8 6 6.2 4.9 3.9 Indonesia China Thailand India Malaysia Philippines US France UK Hongkong Germany Japan 25 20 15 10 5 0 Average Tariffs US cents per kwh Gambar 1.4. Perbandingan Tingkat Pertumbuhan Permintaan dan Tarif Rata rata 11