Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo

dokumen-dokumen yang mirip
PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PERTUKARAN KELOMPOK IMPROVING STUDENT S LEARNING OUTCOMES WITH EXCHANGE GROUPS METHODS

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE) INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI Melalui Pemelajaran Kooperatif Model Problem Posing Pada Mata Pelajaran IPS di SDN I Dadakitan

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41,

Kata kunci: Model Think-Talk-Write (TTW) dan Prestasi Belajar

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

Model Kooperatif GI Berbasis Outdoor Study Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA SD

Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Slametharjo Kabupaten Banggai

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

Widyastuti Puspitarini 18

PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN EVOLUSI DI KELAS XII IPA3 SMA NEGERI 2 JEMBER

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN 1 Madajaya kelas IV

JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TENTANG MAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL COOPERATIVE LEARNING. Rochimah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

PENGARUH PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMPN 2 CIMALAKA. Oleh: Yeti Sulastri, Diana Rochintaniawati

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

LATIPA HANIM HARAHAP Guru SMP Negeri 29 Medan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF (INNOVATIVE LEARNING) TIPE PICTURE AND PICTURE

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

PEMBELAJARAN BERBANTUAN MEDIA KARTU PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

BAB III METODE PENELITIAN. mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

Trisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN PERMAINAN SIMULASI PADA MATA PELAJARAN PPKN SMP NEGERI 5 TEBING TINGGI

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

Titi Solfitri 1, Indah Rahmania 2 Program Studi Pendidikan Matematika 1,2 Universitas Riau, Pekanbaru 1,2 1

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

Vol. 1 No. 2 ISSN

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

PENGGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR (KBT) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

JUPEMASI-PBIO Vol. 1 No. 2 Tahun 2015 ISSN: Halaman

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian, kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWAKELAS VIII U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

ABSTRAK. Kata kunci: model pembelajaran, examples non examples, hasil belajar, geografi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

mengembangkan berbagai macam tingkat dan jenis sekolah.

MODEL KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN IPS MELALUI KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SD NEGERI 24 PONTIANAK TENGGARA

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

PENERAPAN METODE MOVING GROUPS UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII-H SMPN 1 BOYOLANGU. Oleh : Agus Sunaryo

ABSTRAK. Oleh : Husnul Khatimah, St. Wahidah Arsyad, A. Naparin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

Transkripsi:

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Tentang Jurnal Khusus Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Kelas XII IPS 2 SMA Negeri I Jogorogo Oleh : Siti Mutomimah Guru SMAN Negeri I Jogorogo mutomimah_siti@yahoo.co.id ABSTRAK Di SMA Negeri 1 Jogorogo, diketahui bahwa metode pengajaran yang masih umum digunakan oleh guru ekonomi di SMA Negeri 1 Jogorogo adalah metode ceramah, diskusi kelompok kecil dan tanya jawab, Cara pengajaran ini ternyata masih belum memberikan hasil yang maksimal sehingga siswa cenderung pasif dan bosan dalam belajar yang dampaknya, prestasi belajar siswa menjadi rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktifitas dan prestasi belajar siswa serta bagaimana persepsi siswa mengenai penerapan pembelajaran Ekonomi dengan materi pokok Jurnal khusus. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari 2x pertemuan yang terdiri dari 2 x 45 menit. Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 12 dan 19 Mei 2013 sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2013 dan 2 Juni 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diajar menggunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw perolehan skor rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus I adalah 65.24% dengan ketuntasan belajar klasikal 75% sedangkan pada siklus II perolehan skor rata-rata adalah 74.5% dengan ketuntasan belajar klasikal 87.5%. semula perolehan prestasi 57% dengan ketuntasan belajar klasikal 37.5% Hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw dan Prestasi Belajar A. PENDAHULUAN Guru memiliki peranan yang penting dalam pendidikan, sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Proses pendidikan yang dikelola dengan sempurna dan ditunjang guru yang profesional akan menghasilkan kualitas produk yang baik pula (Mulyasa, E., 2007). Berdasarkan gambarangambaran di atas, sejauh mana peningkatan prestasi belajar siswa apabila diterapkan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw, maka penulis berkeinginan mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk penelitian tindakan kelas terhadap JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 109

siswa kelas XII SMA Negeri 1 Jogorogo dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar tentang Jurnal Khusus melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw pada Siswa Kelas XII IPS2 SMA Negeri 1 Jogorogo. tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis aktivitas belajar siswa kelas XII IPS2 SMA Negeri 1 Jogorogo selama pembelajaran kooperatif model Jigsaw tentang jurnal Khusus. 2. Menganalisis prestasi belajar siswa kelas XII IPS2 SMA Negeri 1 Jogorogo yang mengalami pembelajaran kooperatif model Jigsaw tentang jurnal Khusus. B. KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Belajar pada hakekatnya adalah proses perubahan tingkah laku seseorang yang dialami manusia dari lahir sampai dewasa yang tidak terlepas dari pengaruh lingkungan. Pengertian pembelajaran menurut Setyosari (2001:1) merupakan suatu usaha manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk membantu memfasilitasi belajar orang lain Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode dimana siswa belajar melalui bekerja dalam kelompok yang kemampuannya dicampur antara 6-7 anggota dan bekerjasama antara yang satu dengan yang lainnya untuk belajar materi-materi akademik Slavin (dalam rahayu, 1998:155). Selain definisi tersebut, Nurhadi dan Senduk (2003:60) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interakasi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Pembelajaran kooperatif mempunyai tiga karakteristik yaitu: (1) siswa belajar dalam tim-tim belajar yang kecil (6-7 orang anggota), (2) siswa didorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang bersifat akademik atau dalam melakukan tugas kelompok, (3) siswa diberi imbalan atau hadiah atas dasar prestasi kelompok Slavin (dalam Mahmud 1999:234). Menurut Susanto(1999:48) pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah suatu strategi pembelajaran yang dirancang agar siswa mempelajari informasi-informasi divergen dan tingkat tinggi melalui kerja kelompok. Setiap kelompok mendapatkan satu topik bahasan, dan setiap anggota kelompok mencari informasi tentang isi satu subtopik yang dipelajari. Siswa ahli mengajarkan informasi yang diperoleh kepada kelompok asal sehingga satu subtopik dikumpulkan bersama menjadi satu kesatuan informasi (satu topik/satu pokok bahasan). Dalam Jigsaw, siswa dibagi dalam beberapa kelompok dengan 6-7 anggota. Tiap siswa dalam tim menjadi ahli dalam satu subtopik, lalu hasilnya dibawa kembali ke kelompok asal. Selanjutnya tiap siswa ahli mengajarkannya kedalam kelompok JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 110

asal dan siswa lain menerima semua aspek dalam topik, sehingga dengan demikian semua siswa akan mendapatkan keseluruhan dari topik. Adapun langkah-langkah dari pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah sebagai berikut: 1. Guru membagi materi ke dalam bagian yang sama. 2. Siswa di bagi kedalam 6-7 orang kelompok Jigsaw. Tiap kelompok dibaur jenis kelamin dan kemampuannya. 3. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap sebagian materi yang sama membentuk kelompok baru dan menjadi orang ahli dalam materi atau sub topik tersebut. Hal yang perlu dilakukan dalam kelompok ahli: a. Mendiskusikan bagian mereka agar setiap anggota kelompok ahli mengerti akan informasi yang didapat. b. Menentukan strategi untuk mengoreksi apakah teman lain didalam kelompok asal sudah mengerti apa belum. c. Menyusun kreatifitas dan perencanaan sebuah latihan pengajaran. 4. Tim ahli kembali dalam kelompok untuk berbagi. Setiap anggota kelompok yang mendapatkan subtopik yang telah dipelajari bersama kelompok ahli mempresentasikan dan menjelaskan didalam kelompok asal. Dengan demkian setiap siswa dalam kelompok mendapatkan dan mengetahui keseluruhan bagian materi (Aronson, 2000). Menurut Sadirman (2005:95), aktifitas merupakan hal yang sangat penting dalam interaksi belajar, karena tanpa adanya aktifitas proses belajar tidak akan terjadi. Jadi aktifitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Sekolah merupakan salah satu pusat kegiatan belajar, sehingga sekolah merupakan sarana untuk mengembangkan aktifitas. Banyak jenis aktifitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah, tidak hanya mencatat dan mendengar. Bila berbagai macam aktifitas tersebut dapat diciptakan di sekolah maka pembelajaran akan menjadi lebih menarik dan siswa tidak akan bosan. Untuk itu diperlukan pemilihan strategi pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa, sehingga aktifitas siswa dapat berkembang tidak hanya membaca dan menulis. Prestasi Belajar Menurut arti katanya prestasi belajar adalah Penguasaan pengetahuan keterampilan yang dikembangkan dalam suatu mata pelajaran yang tingkat penguasaannya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru (Depdiknas, 2001:895). Dengan demikian prestasi belajar dapat dikatakan sebagai hasil yang telah dicapai dalam belajar yaitu penguasaan, keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa selama mengikuti JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 111

pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk angka. Untuk itu peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw di SMA Negeri 1 Jogorogo pada mata pelajaran ekonomi untuk menganalisis perubahan prestasi belajar siswa model pembelajaran kooperatif model Jigsaw melalui penelitian tindakan kelas. C. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian tindakan kelas adalah penelitian terhadap bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasi kan kondisi praktek pembelajaran mereka, sehingga siswa dapat belajar dari pengalaman mereka sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti sendiri dan terlibat langsung dalam proses penelitian dari awal hingga berakhirnya penelitian. Jenis penelitian ini mengacu pada tempat atau konteks dimana penelitian ini dilakukan. Oleh karena penelitian ini dilakukan di dalam kelas dan ditujukan untuk memperbaiki pembelajaran kelas. Hasil penelitian ini adalah prestasi belajar siswa terhadap pembelajaran kooperatif model Jigsaw. Prestasi belajar siswa dilihat dari peningkatan pemberian tindakan antara siklus I dan siklus II. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Jogorogo yang terletak di Jl. Raya Jogorogo Ngawi. Subyek yang dijadikan penelitian adalah siswa kelas XII IPS2 yang terdiri dari 40 siswa. Tahap-tahap penelitian tindakan kelas (PTK) berupa siklus spiral yang meliputi kegiatan: (1) perencanaan, (2) pemberi tindakan yang membentuk siklus demi siklus sampai penelitian dianggap tuntas, sehingga diperoleh data yang dapat dikumpulkan sebagai jawaban dari permasalahan (Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999:7). Dalam penelitian ini direncanakan dilakukan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Pembelajaran yang akan diterapkan yaitu metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw SIKLUS I Siklus ini direncanakan 2x pertemuan dalam dua minggu. Pada pertemuan pertama dan kedua berlangsung selama 2x45 menit 1. Perencanaan tindakan a. Menyusun rencana pembelajaran b. Menyiapkan LKS pada siklus I dan buku-buku ekonomi yang relevan c. Membuat soal tes tertulis pada siklus I d. Menyusun angket tentang tanggapan/persepsi siswa terhadap metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw. e. Membentuk kelompok yang masing-masing kelompok terdiri antara 6-7 orang yang dipilih secara heterogen berdasarkan perbedaan jenis kelamin (pria dan wanita) dan perbedaan kemampuan JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 112

akademik (pintar,sedang, kurang) yang dilihat dari hasil nilai tes prestasi sebelum penerapan pembelajaran model Jigsaw. Selanjutnya kelompok yang telah dibentuk tersebut disebut kelompok asal. Setiap anggota pada kelompok asal sudah memperoleh sub-sub pokok bahasan Jurnal khusus. 2. Pelaksanaan tindakan Tahap pelaksanaan tindakan berupa penerapan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam rencana pembelajaran yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw. Tahap pelaksanaan tindakan ini mengikuti urutan kegiatan sebagaimana yang terdapat dalam rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Adapun pelaksanaan dari pembelajaran kooperatif model Jigsaw secara garis besar adalah sebagai berikut: a. Kegiatan pendahuluan 1. Pada awal pelajaran pertemuan pertama, selama 10 menit guru membuka pelajaran dengan pembacaan doa kemudian dilanjutkan dengan cerita tentang masalah kehidupan nyata yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Selanjutnya guru memberitahu tujuan pembelajaran. 2. Guru menyuruh siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 6 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 6-7 siswa yang dipilih secara heterogen (perbedaan jenis kelamin, kemampuan akademik, dan sebagainya). Kelompok ini disebut kelompok asal. b. Kegiatan inti Pada bagian inti, kegiatan siswa ada dua tahap, yaitu: 1. Tahap pertama, Semua siswa yang berada dalam kelompok asal, masingmasing memisah membentuk kelompok baru sesuai dengan sub pokok bahasan yang mereka peroleh yaitu Jurnal khusus Sebagai Sumber Pendapatan Negara, Jenis-Jenis Jurnal khusus, Jurnal khusus Berdasarkan Sifat, Jurnal khusus Berdasarkan Wewenang Pemungutan, Kriteria Pemungutan Jurnal khusus, Unsur-unsur Jurnal khusus. Kelompok tersebut disebut dengan kelompok ahli. 2. Tahap kedua, siswa dari kelompok ahli kembali ke kelompok asal, masingmasing anggota kelompok mengajarkan sub pokok bahasan yang menjadi bagiannya kepada anggota lain. Dengan demikian, semua anggota mendapat JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 113

informasi mengenai seluruh subpokok bahasan. Berarti pengetahuan masing-masing anggota semakin luas. c. Diskusi kelas 1. Pada pertemuan selanjutnya salah satu kelompok asal mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok asal yang lain sebagai penyanggah, sehingga terjadi saling tanya jawab antar kelompok asal. 2. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi berupa kesimpulan pokok bahasan yang mereka pelajari. 3. Selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran kooperatif model Jigsaw pada pertemuan pertama dan kedua pada siklus I, guru ekonomi dan 2 orang pengamat melakukan pengamatan. 3. Observasi Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama pelaksanaan proses belajar mengajar dengan pembelajaran kooperatif model Jigsaw yang dilakukan oleh guru dan pengamat. 4. Analisis dan refleksi Hasil kegiatan observasi dianalisis sebagai bahan refleksi untuk peningkatan kegiatan pada siklus II 5. Tes 1. Di awal siklus sebelum pembelajaran model Jigsaw guru mengadakan pre-tes untuk mengetahui pengetahuan atau kemampuan awal siswa tentang materi Jurnal khusus.. 2. Diakhir pembelajaran kooperatif model Jigsaw, guru memberikan tes akhir (pos tes) kepada siswa secara individu untuk mengukur sejauh mana peningkatan kemampuan siswa setelah diadakan pembelajaran model Jigsaw dan siswa tidak diperkenankan untuk saling bekerjasama antar anggota kelompok. Siklus II Siklus II ini direncanakan 2x pertemuan dalam dua minggu, pada pertemuan pertama dan kedua berlangsung selama 2x45 menit. Tahap-tahap kegiatan pada siklus II ini pada dasarnya sama dengan siklus I hanya saja terdapat perbaikan sesuai masukan refleksi siklus I. 1. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal tes, rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa. a. Tes Tes yang dimaksud disini ada dua macam yaitu yang pertama adalah pre-tes yang dilakukan untuk mengetahui pengetahuan atau kemampuan awal siswa. Yang kedua adalah post-tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana peningkatan kemampuan JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 114

siswa setelah diadakan pembelajaran model Jigsaw. b. Lembar observasi Untuk memantau interaksi siswa pada saat pembelajaran kelompok selama pembelajaran kooperatif berlangsung. Sedangkan untuk mengetahui tahap-tahap dalam pembelajaran kooperatif model Jigsaw ini selama kegiatan penelitian berlangsung digunakan dokumentasi (kamera). Lembar Observasi a. Angket Angket diberikan kepada siswa kelas XII IPS2 pada akhir setiap siklus yang bertujuan untuk memperoleh data tentang tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif model Jigsaw. Angket ini berisi 10 butir pertanyaan. b. Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa merupakan buku petunjuk pekerjaan siswa yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembelajaran ekonomi di kelas. 2. Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru mata pelajaran ekonomi serta peneliti. 2. Jenis Data Jenis data yang akan didapatkan adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu hasil observasi interaksi antar siswa dalam kelompok pada saat pembelajaran berlangsung, sedangkan data kuantitatif adalah hasil nilai tes. 3. Teknik Pengambilan dan Pengumpulan Data Teknik pengambilan dan pengumpulan data dilakukan dengan cara berikut: a. Pemberian Tes Data prestasi belajar diperoleh dengan cara memberikan tes sebagai alat evaluasi kepada siswa. Tes individu ini diberikan pada akhir setiap siklus. b. Penyebaran Angket Data tentang persepsi siswa terhadap pembelajaran kooperatif model Jigsaw diketahui melalui pemberian angket saat pelaksanaan siklus I dan siklus II berakhir. c. Dokumentasi Penulis dalam penelitian ini merekam semua kegiatan penerapan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan daftar pengamatan yang didokumentasikan. 3. Analisis Data Analisis data dilakukan setiap kali siklus pembelajaran berakhir. Analisis ini meliputi: JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 115

1. Prestasi belajar siswa Prestasi belajar siswa ini dianalisis dengan teknik analisis hasil eveluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa, caranya dengan menganalisis data hasil tes formatif menggunakan ketuntasan belajar. Tujuannya untuk mengetahui daya serap siswa. Dimana seorang siswa disebut tuntas belajarnya jika telah mencapai skor 70%, dan ketuntasan belajar klasikal yaitu 85% dari seluruh siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Data kuantitatif tentang ketuntasan belajar mata pelajaran ekonomi pada siklus I akan dibandingkan dengan data kuantitatif ketuntasan belajar siklus II. 2. Aktifitas belajar siswa Berdasarkan hal di atas penulis berkeinginan mengangkat permasalahan di atas dalam bentuk penelitian yang penulis lakukan terhadap siswa-siswa Untuk mengetahui aktifitas belajar siswa selama pembel ajaran, data yang terdapat dalam lembar pengamatan akan dihitung rata-rata frekuensi aktifitas belajar siswa K, C, B yang dikelompokkan sesuai dengan 5 aspek yang menjadi unsur pengamatan dengan menggunakan rumus seperti di bawah ini: Aktifitas beljr siswa = =- siswa tingkat K, C, B -----------------------------------x100% siswa yang masuk tingk K, C, B Keterangan: K = Kurang C = Cukup B = Baik Diadopsi dari Shofiati (dalam Wildan, 2004:24) D. HASIL DAN PEMBAHASAN Aktifitas belajar siswa pada tingkat K (kurang) yang berada pada urutan pertama adalah aspek saling ketergantungan positif dengan persentase 30% dengan jumlah siswa sebanyak 12 siswa. Urutan kedua adalah aspek tanggung jawab perseorangan dan komunikasi antar anggota dengan persentase 10% dengan jumlah siswa masing-masing sebanyak 4 siswa. Urutan ketiga adalah aspek evaluasi hasil kelompok dengan persentase 7.5% dengan jumlah siswa 3 siswa. Urutan keempat adalah aspek interaksi tatap muka dengan persentase 5% dengan jumlah siswa sebanyak 2 siswa. Aktifitas belajar siswa pada tingkat C (cukup) yang berada pada urutan pertama adalah terletak pada aspek saling ketergantungan positif dan aspek evaluasi hasil kelompok dengan persentase 47.5% dengan jumlah murid masing-masing sebanyak 19 siswa. Urutan kedua adalah aspek interaksi tatap muka dengan persentase 42.5% dengan jumlah siswa sebanyak 17 siswa. Urutan ketiga adalah aspek komunikasi antar anggota dengan JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 116

persentase 40% dengan jumlah siswa sebanyak 16 siswa. Urutan keempat berada pada aspek tanggung jawab perseorangan dengan persentase 37.5% dengan jumlah siswa 15 siswa. Aktifitas belajar siswa pada tingkat B (baik) yang berada pada urutan pertama adalah pada aspek tanggung jawab perseorangan dan interaksi tatap muka dengan persentase 52.5% dengan jumlah siswa masingmasing sebanyak 21 siswa. Urutan kedua adalah aspek komunikasi antar anggota dengan persentase 50% dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Urutan ketiga adalah aspek evaluasi hasil kelompok dengan persentase 45% dengan jumlah siswa sebanyak 18 siswa. Urutan keempat adalah aspek saling ketergantungan positif dengan persentase 22.5% dengan jumlah siswa sebanyak 9 siswa. Rata-rata aktifitas belajar siswa siklus I pada tingkat K (kurang) sebesar 12.5%, pada tingkat C (cukup) adalah 43%, dan pada tingkat B (baik) sebesar 44.5%. Ketuntasan belajar klasikal pada post tes Siklus I belum menunjukkan adanya ketuntasan belajar karena kurang mencapai 85% meskipun telah mengalami peningkatan sebesar 37.5%. Berdasarkan hasil analisis setelah diterapkan pembelajaran kooperatif model Jigsaw prestasi belajar siswa pada Siklus I melalui tes formatif yang terdiri dari pre tes dan post tes mengalami peningkatan sebesar 8.24 %. 1. Refleksi tindakan siklus I Berdasarkan hasil analisis data siklus I, dapat direfleksikan bahwa aktifitas belajar siswa tergolong kurang pada tingkat K (kurang) adalah pada aspek saling ketergantungan positif dengan persentase 30%. Aktifitas belajar siswa tergolong cukup pada tingkat C (cukup) adalah pada aspek saling ketergantungan positif dan evaluasi proses kelompok dengan persentase masing-masing 47.5%. aktifitas belajar siswa tergolong baik pada tingkat B (baik) adalah pada aspek tanggung jawab perseorangan dan interaksi tatap muka dengan persentase masing-masing 52.5%. Prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan bila dibandingkan sebelum diajar dengan pembelajaran kooperatif model Jigsaw, rata-rata prestasi belajar siswa sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw adalah 57 dengan ketuntasan belajar klasikal 37.5%. Setelah diajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw rata-rata prestasi belajar siswa 65.24 dengan ketuntasan belajar klasikal 75%. 2. Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Setiap akhir siklus, dilaksanakan tes formatif yang terdiri dari pre tes dan post tes untuk mengukur ketercapaian hasil belajar siswa secara keseluruhan setelah mengikuti pembelajaran kooperatif model Jigsaw. Dimana seorang siswa disebut tuntas belajarnya jika telah mencapai skor 70%, dan ketuntasan JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 117

belajar klasikal yaitu 85% dari seluruh siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Tes Individu dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 13 September 2013 dengan alokasi waktu 15 menit. Soal tes yang terdiri dari pre tes dan post tes berupa pilihan ganda sebanyak 10 butir soal. Siklus II dilaksanakan tanggal 16 dan 19 Septenber 2013, materi yang diajarkan adalah Jurnal khusus Perusahaan Dagang. Pembelajaran berlangsung selama 2x pertemuan yang masing-masing pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran. Pertemuan pertama tanggal 16 Mei 2013, membelajarkan masingmasing materi pelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw, yaitu dengan melakukan kegiatan diskusi kelompok ahli dan kelompok asal. Pertemuan kedua tanggal 19 September 2013, guru melakukan pembelajaran langsung. Kemudian guru mengadakan sesi tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami siswa dan melakukan pembahasan soal-soal pos-tes agar siswa mengetahui letak kesalahannya. Rata-rata aktifitas belajar siswa siklus II pada tingkat K (kurang) sebesar 3%, pada tingkat C (cukup) adalah 38.5% dan pada tingkat B (baik) adalah 58.5%. Hasil prestasi belajar siswa pada Siklus II baik pada saat pre tes maupun post tes menunjukkan peningkatan bila dibandingkan dengan siklus I. Rata-rata hasil prestasi belajar siswa pada pre tes siklus I adalah 57, dengan ketuntasan belajar klasikal 37.5%, dan pada siklus II skor rata-rata pre tes adalah 64.5 dengan ketuntasan belajar 57,5%. Hal ini menunjukkan bahwa pada pre tes siklus II mengalami peningkatan nilai dengan persentase 7.5% diikuti dengan peningkatan ketuntasan belajar sebesar 20%. Rata-rata nilai hasil prestasi belajar siswa pada post tes siklus I sebesar 65.24 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 75%. Sedangkan pada siklus II rata-rata hasil prestasi belajar siswa pada post tes 57.5 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 87.5%. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar siswa sebesar 9.26 diikuti dengan peningkatan ketuntasan belajar klasikal sebesar 12.5%. E. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa: 1. Aktivitas belajar siswa kelas XII IPS2 SMA Negeri 1 Jogorogo selama pembelajaran kooperatif model Jigsaw tentang jurnal khusus mengalami peningkatan Penerapan pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XII IPS2 Negeri 1 Jogorogo terhadap mata pelajaran Ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 118

2. Prestasi belajar siswa kelas XII IPS2 SMA Negeri 1 Jogorogo yang mengalami peningkatan setelah melakukan pembelajaran kooperatif model Jigsaw tentangjurnal khusus. Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif model Jigsaw terbukti dapat meningkatkan aktifitas dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi. REFERENSI Choliyana, R. 2006. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw pada Siswa Kelas X-3 SMAN 9 Malang Semester Genap dalam Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Ekonomi. Malang: UM. Dahlan, M. 1991. model-model Mengajar. Bandung: CV. Diponegoro. Dimyanti dan Mudjiono. 1994. Balajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Hidayatulloh, S. 2004. Penarapan Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw untuk Meningkatkan Aktifitas Prestasi Siswa Kelas 2-D MTsN Pademawu Kabupaten Pamekasab. Malang: UM. Lie, A. 2005. Cooperatif Learning: Mempraktikan Cooperatif di Ruang Kelas. Jakarta: Cipta Karya. Moedjiono, M & Hasibuan, J. J. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Moleong. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press. Nurhadi, S. 2004. Ekonomi Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: PT. Erlangga. Nur, M. dkk. 1991. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: IKIP Surabaya. Slameto. 2003. Belajar dan Faktorfaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Sudjana, N. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Susilowati, Y. 2006. Efektifitas Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Jiw dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Malang pada Pokok Bahasan Koperasi Sekolah. Malang:UM. Syah, M. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rachmadani, W. 2006. Penerapan Cooperative Learning Model Jigsaw dalam Meningkatkan Aktifitas dan Prestasi Belajar JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 119

Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri I Jombang. Malang: UM. Roestiyah. 2001, Strategi Belajar Mengajar. Jakaarta: PT. Rineka Cipta. Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas. Universitas Negeri Malang. 2002. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UM Press. JIPE Vol. I No. 2 Edisi September 2016 /p-issn2503-2542 e-issn 2503-2550 120