BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

Pengumpulan data. Produk: Bahan Ajar IPA Terpadu bertema Cuaca

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk bahan ajar berupa

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

1. BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian pengembangan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengembangkan suatu produk (Paidi, 2010: 57). Produk R&D dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahfahaman dari judul yang dikemukakan, maka. diperlukan penjelasan tentang istilah berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

O X O Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan atau disebut juga Research and Development

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI ELITIAN. model pembelajaran Project Based Learning (PjBL), kreativitas dan penguasaan

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta 2)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mind Map dalam penelitian ini digunakan sebagai tugas yang harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dilaksanakan adalah randomized control group pretest-posttest design. Dimana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012). Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa modul pembelajaran fisika berbasis Project Based Learning (PjBL) pada materi fluida statis. Menurut Sanjaya (2012), dalam menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan kemudian produk tersebut diuji keefektifannya agar dapat berfungsi dengan baik. B. Prosedur Penelitian Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan yang mengadaptasi dari model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,dkk dalam Trianto (2010). Prosedur pengembangan modul fisika berbasis Project Based Learning (PjBL) menggunakan model 4-D ini meliputi tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Alur pengembangan dijelaskan pada tiap tahap sebagai berikut; 1. Tahap Pendefinisian (Define) Tahap pendefinisian bertujuan untuk menentukan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran di sekolah. Dalam menentukan kebutuhan pembelajaran perlu memperhatikan kurikulum sekolah yang berlaku, tingkat perkembangan siswa dan kondisi sekolah. Kurikulum yang dipakai di SMAN 2 Karanganyar pada kelas X-MIPA adalah kurikulum 2013 (K-13) dengan kondisi sekolah yang menunjang untuk proses pembelajaran yang baik. Kegiatan pendefinisian yang dilakukan dalam kegiatan awal pengembangan adalah mendefinisikan kebutuhan pembelajaran (siswa dan guru), 42

43 analisis bahan ajar, dan analisis materi pembelajaran. Kegiatan mendefinisikan kebutuhan pembelajaran dilakukan dengan melakukan observasi ke sekolah dengan penyebaran angket kebutuhan kepada guru bidang studi fisika dan siswa. Angket tersebut sebelumnya divalidasi oleh dosen pembimbing dahulu baru kemudian dapat dipergunakan di lapangan. Angket tersebut digunakan untuk mengetahui segala sesuatu yang dibutuhkan oleh siswa dan guru dalam proses belajar dan mengajar di sekolah. Setelah angket tersebut diisi oleh guru dan siswa, angket kemudian dianalisis dan hasil analisis tersebut menjadi dasar untuk pengembangan modul. Hasil analisis tersebut kemudian diperkuat dengan analisis bahan ajar cetak dan analisis materi pada tingkat kelas tersebut. Setelah hasil analisis kebutuhan, analisis bahan ajar, dan materi selesai kemudian ditentukan perumusan tujuan pembelajaran khusus yang lebih spesifik dalam pengembangan ini. Modul yang dikembangkan merupakan modul utama sebagai penuntun proses belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran berbasis PjBL. Sesuai arahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 2 Tahun 2008, Pasal 4 Ayat 1 maka modul yang dikembangkan merujuk pada standar kelayakan buku teks pelajaran yang telah ditetapkan Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP). 2. Tahap Perancangan (Design) Tahap perancangan ini meliputi perancangan draft 1 modul pembelajaran fisika berbasis Project Based Learning (PjBL) pada materi fluida statis. Tahap perancangan ini terdiri dari : a. Pemilihan Format Berdasarkan Kriteria Modul Dalam tahapan penyusunan modul mengadaptasi format dari Depdiknas (2008: 13) yaitu terdiri dari 3 bagian utama yaitu pendahuluan, isi dan penutup. 1) Pendahuluan a) Judul ditampilkan dalam bentuk cover modul yang menunjukkan isi dalam modul, identitas dan instansi penulis. b) Halaman francis berisi keterangan nama penulis, konsultan ahli, validator (materi, media, dan bahasa) desain layout, isi, dan sampul modul.

2) Isi c) Kata pengantar berisi kata sambutan pembukaan dari penulis d) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 e) Sajian Isi modul berisi bagan penyajian modul dari awal hingga akhir. f) Hubungan Komponen Pembelajaran Berbasis Project Based Learning (PjBL) dalam Modul. g) Petunjuk Penggunaan Modul h) Daftar isi i) Pendahuluan yang berisi gambar dan pemaparan yang menarik perhatian siswa untuk belajar fluida statis j) Peta konsep menjelaskan isi materi di dalam modul yang akan dipelajari oleh siswa. a) Tema/ Sub Tema Pembelajaran Berisi judul, KD, indikator pembelajaran dan daftar kata penting dalam kegiatan pembelajaran b) Kegiatan Belajar (KB) Komponen isi dari modul yang dikembangkan sesuai dengan sintaks kegiatan pembelajaran berbasis Project Based Learning (PjBL). Sintaks pembelajaran PjBL pada modul dijelaskan dalam Tabel 3.1 ; Tabel 3.1 Sintaks Pembelajaran Berbasis PjBL pada Modul Sintaks Pembelajaran PjBL Penentuan Pertanyaan Mendasar Perancangan Proyek Penyusunan Jadwal Pengawasan Kemajuan Proyek Pengujian Hasil Pengevaluasian Pengalaman 44 Kegiatan Siswa Menganalisis pertanyaan mendasar yang diberikan oleh guru sebagai penugasan Berbagi gagasan dan diskusi rencana proyek secara kolaboratif guru siswa Menyepakati jadwal aktivitas, timeline dan deadline Menganalisis hasil sementara dan kesulitannya Mengidentifikasi ketercapaian standar dan diskusi dengan umpan balik guru - siswa Menganalisis faktor-faktor kunci dan mengkomunikasikan dalam dan lintas kelompok

45 Kegiatan pembelajaran PjBL tersebut terbagi menjadi 4 kegiatan belajar (KB) yaitu KB.1 tentang Hukum Pascal, KB.2 tentang Hukum Archimedes, KB.3 tentang Kapilaritas dan KB.4 tentang viskositas yang dijabarkan dalam rubrik berikut; (1) Rubrik 1 : Mari Mencari Tahu! Rubrik pertama ini diawali dengan gambar penyajian dan keterangannya yang menggiring siswa menuju kegiatan percobaan sederhana dalam memahami konsep dasar. (2) Rubrik 2 : Ayo Mendesain Proyek! Berisi panduan dalam membuat alternatif pilihan proyek yang akan dapat dibuat dalam memahami konsep. (3) Rubrik 3 : Mari Menyusun Jadwal! Berisi tabel dan target kegiatan dalam memandu penyelesaian proyek siswa. (4) Rubrik 4 : Saatnya Memonitor! Berisi Tabel yang berfungsi memonitor proses pembuatan proyek. (5) Rubrik 5 : Waktunya Menguji Hasil! Modul menyediakan ruang yang didalamnya siswa dapat memaparkan hasil proyek menurut konsep yang telah dilaksanakan. (6) Rubrik 6 : Ayo Berbagi Pengalaman! Adalah tempat siswa membagi pengalaman dalam mengaplikasikan konsep ke dalam proyek-proyek yang sudah dilaksanakan. c) Uraian Materi Materi yang diuraikan adalah materi yang disajikan tiap kegiatan pembelajaran. d) Latihan Soal Berisi contoh panduan mengerjakan soal dengan jawaban detail dari setiap pertanyaan. e) Soal Evaluasi Berfungsi untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian indikator dalam setiap kegiatan belajar.

46 f) Petunjuk Penilaian Adalah arahan dalam penilaian soal evaluasi. g) Refleksi Diri Sebagai sarana evaluasi dalam melaksanakan setiap kegiatan belajar. 3) Penutup a) Rangkuman berisi kumpulan materi inti yang telah disampaikan sebelumnya agar siswa lebih memahami garis besar materi. b) Daftar Pustaka sebagai sumber atau rujukan penulisan di dalam modul. c) Kunci Jawaban berisi jawaban dari latihan soal disetiap pembelajaran yang diberikan pada modul guru. d) Glosarium berisi daftar alfabetis istilah yang dilengkapi definisi untuk istilah-istilah fluida statis. b. Tahap Perancangan Pembelajaran dalam Modul Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tahap pendefinisian, maka dapat dilakukan perencanaan pembelajaran sebagai berikut: 1) Kompetensi Inti (KI) yang dipilih untuk dikembangkan adalah KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4. KD. Kompetensi Dasar (KD) yang dipilih untuk dikembangkan yaitu KD 1.1, KD 2.1, KD 3.7, dan KD 4.7. 2) Tujuan pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan arahan kurikulum 2013 yaitu meliputi aspek sikap, pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas belajar siswa. 3) Bahan ajar yang dikembangkan berupa modul. Modul berisi rangkaian kegiatan belajar yang dirancang secara sistematis yang memungkinkan siswa untuk belajar mandiri. Modul ini juga berisi kegiatan percobaan sederhana dan juga perencanaan pembuatan proyek di setiap kegiatan belajar dalam mengaplikasikan konsep dasar fisika. Modul yang dikembangkan terdiri dari 4 Kegiatan Belajar (KB) yaitu; KB.1 Hukum Pascal, KB.2 Hukum Archimedes, KB.3 Kapilaritas, dan KB.4 tentang Viskositas. Setiap kegiatan belajar berisi komponen pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dengan rubrik (a) Mari Mencari Tahu, (b) Ayo Mendesain Proyek, (c) Mari

47 Menyusun Jadwal, (d) Saatnya Memonitor, (e) Waktunya Menguji Hasil, dan (f) Mari Berbagi Pengalaman. Modul juga berisi kolom/ komponen pendukung seperti uraian materi, kolom Sekilas Fisika, kolom Refleksi, dan contoh-contoh soal. 4) Pendekatan pembelajaran yang dipilih adalah pendekatan Saintifik yang dikemas dalam Model Pembelajaran Berbasis Project Based Larning (PjBL) yang terdiri dari enam sintaks pembelajaran yaitu : (a) Penentuan Pertanyaan Mendasar, (b) Perancangan Proyek, (c) Penyusunan Jadwal, (d) Pengawasan Kemajuan Proyek, (e) Pengujian Hasil, dan (f) Pengevaluasian Pengalaman. 5) Materi fisika yang digunakan dalam pengembangan modul ini adalah fluida statis. Peran fluida dalam kehidupan sehari-hari sangat besar, sehingga materi fluida statis perlu dipelajari dan diaplikasikan dalam masyarakat. Banyak teknologi canggih yang digunakan oleh masyarakat menggunakan konsep fluida statis seperti kapal laut, kapal selam, bendungan, dan sebagainya. Modul fluida statis berbasis PjBL disusun agar dapat mempermudah siswa memahami konsep sehingga siswa dapat mengaplikasikannya menjadi proyek sederhana. Modul juga disusun untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam mengalami proses pembelajaran menggunakan pembelajaran berbasis Project Based Learning (PjBL). c. Tahap Desain Modul Setelah bahan-bahan yang diperlukan dalam pengembangan modul terkumpul, selanjutnya peneliti membuat desain modul sesuai dengan sintaks PjBL yang telah diintegrasikan dalam komponen modul. Pada tahap desain awal modul yang dikembangkan dilakukan penyusunan modul yang akan menghasilkan kegiatan belajar 1, kegiatan belajar 2, kegiatan belajar 3, dan kegiatan belajar 4. Tahap desain ini juga merupakan tahap pembuatan silabus, RPP, dan kisi-kisi soal kemudian dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan draf modul. Produk yang dihasilkan berupa modul berbasis PjBL pada materi fluida statis. modul terdiri dari bagian awal, isi, penutup sesuai dengan format modul menurut Depdiknas (2008: 13). Desain awal rancangan modul seperti Tabel 3.2 ;

Tabel 3.2 Desain Awal Rancangan Modul Bagian Awal Bagian Isi Bagian Penutup Judul Sub Tema Rangkuman Halaman Francise Kegiatan Belajar Daftar Pustaka Kata Pengantar Uraian Materi Glosarium KI dan KD Latihan Soal Kunci Jawaban Sajian Isi Modul Hubungan Komponen Pembelajaran Soal Evaluasi Petunjuk penggunaan Petunjuk Penilaian Daftar Isi Refleksi Diri Pendahuluan Peta Konsep Desain awal rancangan modul tersebut menjadi Draft 1 yang selanjutnya divalidasi dan diuji cobakan di dalam tahap selanjutnya. 48 3. Tahap Pengembangan (Develop) Tahap pengembangan modul berisi rangkaian proses atas tindak lanjut pembuatan draft 1 yang terdiri dari proses validasi ahli, revisi 1, uji coba kelompok kecil (uji terbatas), revisi 2, uji coba kelompok besar (uji lapangan), analisis hasil, dan revisi 3. a. Proses Validasi Tahap pengembangan berawal dari proses validasi yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran isi, bahasa, proses pembelajaran PjBL dan kegrafisan dari modul. Draf I modul pada tahap perancangan setelah selesai disusun langkah selanjutnya adalah divalidasi. Proses validasi melibatkan ahli materi dan media, guru fisika, dan teman sejawat (peer review). Validasi ahli meliputi ahli media dan ahli materi fisika. Validasi ahli materi dan media ini untuk mengetahui kebenaran isi dan format modul fisika berbasis PjBL yang dikembangkan. Validasi teman sejawat (peer review) terdiri dari dua orang mahasiswa pascasarjana UNS. Validasi peer review bertujuan untuk mengetahui keterbacaan materi dan format. Sedangkan validasi guru meliputi dua orang guru yaitu dua orang guru fisika SMA yang bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran menggunakan modul fisika berbasis PjBL.

49 Instrumen validasi berbentuk angket yang mengadaptasi dari format Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2014 tentang standar kelayakan aspek isi/ materi, penyajian pembelajaran, bahasa, dan kegrafikan. Angket tersebut kemudian dianalisis secara kuantitatif dalam bentuk persentase dan secara kualitatif dalam bentuk deskripsi hasil validasi dan perbaikannya. b. Revisi 1 dan Uji Coba Kelompok Kecil Setelah Draf I modul divalidasi, tahap selanjutnya adalah merevisi draf I modul sesuai dengan saran dari validator sehingga dihasilkan draf II. Draf II yang sudah direvisi berdasarkan masukan para ahli tersebut kemudian diujicobakan ke dalam kelompok kecil (uji terbatas) kepada 10 siswa kelas X-MIPA SMAN 2 Karanganyar. Tujuan dari uji coba ini untuk mendapatkan masukan, saran, dan perbaikan yang membangun dalam merevisi modul fisika berbasis PjBL yang dikembangkan, sehingga dapat dinilai kelayakannya. Hasil uji coba terbatas (Lampiran 6) digunakan sebagai masukan untuk uji coba luas. c. Revisi 2 dan Uji Coba Kelompok Besar Draf II modul yang diujicobakan terbatas direvisi berdasarkan masukan dari 10 siswa. Hasil revisi setelah uji coba terbatas dihasilkan draf III yang di uji coba luas di kelas X-MIPA.1 SMAN 2 Karanganyar. Siswa diberikan pretest terlebih dahulu sebelum modul fisika berbasis proyek di implementasi dalam pembelajaran. Setelah pretest, dilakukan implementasi modul fisika berbasis PjBL, kemudian siswa diberi posttest. Uji coba besar ini dilakukan untuk melihat peningkatan kreativitas siswa sebelum dan setelah diberikan modul fisika berbasis PjBL. 1) Desain Uji Coba Desain uji coba besar mengadaptasi pendapat Sugiyono (2009: 110-111) dengan desain pre dan post test dengan metode O 1 X O 2. Simbol O 1 merupakan nilai pretest kreativitas siswa sebelum melakukan pembelajaran menggunakan modul fisika berbasis PjBL, simbol O 2 adalah nilai posttest kreativitas belajar siswa setelah menggunakan modul fisika berbasis PjBL, sedangkan X adalah

threatment berupa penerapan pembelajaran menggunakan modul fisika berbasis PjBL. 50 2) Subjek Uji Coba Subjek uji coba adalah siswa kelas X-MIPA.1 SMAN 2 Karanganyar pada tahun ajaran 2015/ 2016 yang berjumlah 37 siswa (Lampiran 11). 3) Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh peneliti secara langsung dari sumber data. Data primer terdiri dari lembar observasi sikap ilmiah (Lampiran 8), test evaluasi (Lampiran 9), angket kreativitas (Lampiran 11), dan angket penilaian modul (Lampiran 12). Data berbentuk kuantitatif yang berbentuk angka hasil dari observasi, angket dan jawaban test siswa. Data yang berbentuk kualitatif berupa gambar, video, dan masukan/ saran dari observer. 4) Instrumen Pengumpulan Data Dalam uji coba besar ini dinilai hasil belajar siswa dari aspek sikap, pengetahuan, keterampilan dan juga aspek kreativitas belajar siswa. Hasil penilaian sikap dari lembar observasi (Lampiran 8), penilaian aspek pengetahuan dari hasil jawaban test evaluasi kegiatan belajar (Lampiran 9), aspek keterampilan diperoleh dari lembar observasi tugas proyek (Lampiran 10), dan aspek kreativitas didapatkan dari post-test dan pre-test angket kreativitas belajar siswa (Lampiran 11). Penilaian produk dilakukan memakai angket penilaian modul (Lampiran 12). Penggunaan angket kreativitas belajar harus dilakukan validasi dan di test reliabilitasnya supaya data yang didapatkan valid dan reliable. Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur. Validitas butir soal atau item adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal atau item. Koefisien validitas dapat dihitung dengan menggunakan teknik korelasi Product-

Moment dari Pearson (Arikunto, 2008: 72) dengan persamaan angka kasar sebagai berikut : r xy N. xy ( x)( y) N. x 2 ( x) 2. N. y 2 ( y) 2 Keterangan : r xy : koefisien validitas X : hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya Y : kriteria yang dipakai N : jumlah subjek Kriteria pengujian : Kriteria item dinyatakan valid jika r xy > r tabel Kriteria item dinyatakan tidak valid jika r xy r tabel Kriteria validitas suatu tes (r xy ) adalah sebagai berikut : 0,90 < r xy 1,00 : Sangat Tinggi (ST) 0,70 < r xy 0,90 : Tinggi (T) 0,40 < r xy 0,70 : Cukup (C) 0,20 < r xy 0,40 : Rendah (R) Negatif < r xy 0,20 : Sangat Rendah (SR) Berdasarkan tryout yang dilakukan, didapat 29 item angket yang dinyatakan valid dari 40 item yang diberikan. Sedangkan 11 item lainnya tergolong invalid yaitu butir 6,8,12,14,16,23,26,32,33,39 dan 40. Butir yang invalid tersebut tidak dipakai dalam penelitian karena butir-butir yang valid sudah mewakili untuk semua item pada indikator kreativitas belajar siswa. Hasil pengujian validitas angket kreativitas dapat dilihat pada Lampiran 11. Reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali kepada subjek yang sama (Sugiyono, 2010: 359). Untuk mengetahui tingkat reliabilitas suatu butir soal digunakan penilaian rumus alpha (digunakan untuk mencari realibilitas yang skornya bukan 1 atau 0) yaitu sebagai berikut : r tt = α = N 1 N 1 2 S i 2 S t Keterangan : r tt : koefisien realibilitas instrumen N : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal 2 ΣS i : jumlah kuadrat S tiap-tiap item 51

52 S t 2 : kuadrat dari S total keseluruhan item 1 S t = 2 N X X 2 N Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut : 0,90 < r tt 1,00 : sangat tinggi (ST) 0,70 < r tt 0,90 : tinggi (T) 0,40 < r tt 0,70 : cukup (C) 0,20 < r tt 0,40 : rendah (R) negatif < r tt 0,20 : sangat rendah (SR) Untuk hasil tryout angket kreativitas, didapat hasil bahwa instrumen angket tersebut reliabel. Dari hasil perhitungan didapat nilai r tt sebesar 0,76 yang tergolong mempunyai tingkat reliabilitas tinggi (Lampiran 11). 5) Teknik Analisis Data Analisis dilakukan setelah data dari angket dan lembar observasi dikuantisasi dan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Data yang berupa saran dan komentar dianalisis dengan analisis kualitatif. Dalam melakukan analisis data ada tiga kegiatan yang dilakukan secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Ketiga kegiatan ini dilakukan selama dan setelah proses pengumpulan data. Ketercapaian tujuan penelitian salah satunya yaitu meningkatnya kreativitas belajar siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan pretest dan posttest. Analisis data dalam penelitian dengan skor N- Gain (Meltzer, 2001) digunakan persamaan ; keterangan : S pos = nilai post test S pre = nilai pre test S max = nilai maksimal S g S pos max S S Berdasarkan persamaan N-Gain diatas dapat dikriteriakan nilai gain sesuai Tabel 3.3 ; pre pre

53 Tabel 3.3 Kriteria Gain Ternormalisasi (N-Gain) Perolehan N-Gain Kategori g 0,20 Sangat rendah 0,21 0,40 Rendah 0,41 0,60 Sedang 0,61 0,80 Tinggi 0,81 1,00 Sangat tinggi Indikator ketercapaian peningkatan kreativitas dalam penelitian ini mengacu pada perolehan hasil perhitungan analisis menggunakan gain untuk data sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran dalam penerapan modul pembelajaran berbasis PjBL pada materi fluida statis. Kreativitas belajar dikatakan terjadi peningkatan ketika hasil perhitungan gain menunjukkan minimal kategori sedang (Syaifudin, 2011: 43). Perhitungan data akan dilakukan dengan menjumlahkan skor setiap aspek dan keseluruhan yang akan diuraikan dalam analisis kualitatif, baik dari penilaian pembelajaran (aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan) maupun kreativitas belajar siswa. Skor tersebut dikategorikan ke dalam 4 kriteria yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang baik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi dari acuan Permendikbud no 104 (2014: 23) yaitu : a) Menabulasi semua data yang diperoleh pada setiap komponen/ sub komponen dari butir penilaian yang tersedia dalam instrumen penilaian. b) Menghitung skor total rata-rata dari setiap komponen dengan persamaan, Keterangan: = skor rata-rata = jumlah skor = jumlah penilai x x n c) Mengonversi skor rata-rata menjadi nilai dengan kriteria sesuai Tabel 3.4 ;

54 Tabel 3.4 Kriteria Total Skor Rata-rata Nilai Predikat Interval Kategori 4 A 3,26 4,00 Sangat Baik 3 B 2,51 3,25 Baik 2 C 1,76 2,50 Cukup Baik 1 D 1,00 1,75 Kurang Baik untuk standar kualitas produk modul pembelajaran dapat dirincikan sebagai berikut: (1) Produk modul pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan sangat baik bila rata-rata skor antara 3,26 4,00. (2) Produk modul pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan baik bila rata-rata skor antara 2,51 3,25. (3) Produk modul pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan cukup baik bila rata-rata skor antara 1,76 2,50. (4) Produk modul pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan kurang baik bila rata-rata skor antara 1 1,75. Penilaian produk juga dapat menggambarkan kekurangan/ kelebihan modul dari sisi keterbacaan dalam aspek kelayakan isi, bahasa, gambar dan penyajian, pembelajaran dan kegrafisan. Data yang berupa saran dan komentar dianalisis dengan analisis kualitatif. Cara menganalisisnya dengan mengadaptasi teknik analisis dari Widoyoko (2009: 238), yaitu dengan mula-mula melakukan kuantisasi data kemudian skor tersebut diubah kedalam skala interval 4. Dalam penelitian ini nilai kelayakan produk minimal C (skor 2) atau dalam kriteria cukup baik. d. Analisis Hasil dan Revisi 3 Hasil Draft III modul pembelajaran fisika berbasis PjBL yang sudah diujicobakan kemuadian dianalisis dengan prosedur analisa data kemudian dilakukan evaluasi dan perbaikan (revisi 3) sehingga didapatkan modul pembelajaran fisika berbasis PjBL yang lebih baik dari sebelumnya. Modul yang sudah direvisi tersebut kemudian akan diteruskan ke dalam tahap penyebaran

(disseminate) untuk diketahui kebermanfaatan, saran, dan tanggapan dari guru fisika di sekolah lain. 55 4. Tahap Penyebaran (Disseminate) Tahap penyebaran adalah tahap penggunaan modul fisika berbasis PjBL pada skala yang lebih besar, penyebaran dilakukan pada 5 sekolah yang tersebar di kabupaten Karanganyar (Lampiran 12). Tujuan dari penyebaran ini adalah untuk mengetahui keefektifan dan tanggapan dari modul apabila digunakan di sekolah dan guru lainnya. Hal tersebut digunakan sebagai bahan acuan untuk revisi akhir sehingga mendapatkan modul pembelajaran fisika berbasis Project Based Learning (PjBL) pada materi fluida statis yang lebih sempurna. Pada tahap ini guru melakukan pengisian pada angket penilaian modul pembelajaran berbasis PjBL untuk memperoleh nilai dan saran terkait dengan modul pembelajaran yang dikembangkan.