BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat
|
|
- Devi Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat pengaruh penerapan model pembelajaran generatif dengan strategi problem solving terhadap pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Sedangkan metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan model pembelajaran generatif dengan strategi problem solving. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest posttest design (Fraenkel & Wallen, 2007 : 265) yang diilustrasikan oleh Tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design Keterangan: Pretest Perlakuan Posttest O X O X = Model pembelajaran generatif dengan strategi problem solving O = Pretest dan Posttest B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
2 41 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester 4 Tahun Ajaran 2011/2012 di salah satu SMA di Kota Bandung. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas siswa kelas XI. Penetapan kelas sebagai sampel penelitian dilakukan melalui simple random sampling yaitu pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi, dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen dan sampel yang terpilih dianggap representatif (Sugiyono, 2011: 82). C. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: a. Melakukan studi pendahuluan yang meliputi kajian teori tentang model pembelajaran generatif, strategi problem solving, metode inkuiri terbimbing, pemahaman konsep, kemampuan pemecahan masalah, dan konsep fluida statis. b. Menyusun perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian. c. Melakukan validasi instrumen. d. Melakukan uji coba dan analisis tes. 2. Tahap Pelaksanaan
3 42 Tahap pelaksanaan adalah tahap dimana proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap pelaksanaan, peneliti akan memilih secara acak kelas yang akan digunakan sebagai sampel penelitian, mengadakan pretest pada kelas tersebut untuk mengetahui pemahaman konsep awal siswa tentang materi fluida statis, menerapkan model pembelajaran generatif dengan strategi problem solving, melakukan observasi keterlaksanaan model, memberikan posttest pada kelas tersebut untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa setelah mendapat perlakuan, dan menyebar angket tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan model pembelajaran generatif dengan strategi problem solving. 3. Tahap Akhir Pada tahap akhir ini dilakukan pengolahan dan analisa data. Analisis data ini dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan pemecahan masalah siswa, baik sebelum diberikan perlakuan ataupun sesudah diberikan perlakuan. Setelah hasil analisis diperoleh kemudian dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan tujuan penelitian yang diajukan. Langkah-langkah dalam mewujudkan pelaksanaan penelitian ditunjukkan oleh alur penelitian berikut.
4 43 Studi Pendahuluan Perumusan Masalah Studi Literatur Penyusunan Instrumen Penelitian: Tes Pemahaman Konsep, Tes Kemampuan Pemecahan Masalah, Lembar Observasi, dan Angket Penyusunan Rencana Pembelajaran untuk Kelas Eksperimen Validasi, Uji Coba, dan Revisi Instrumen Model Pembelajaran Generatif dengan Strategi Problem Solving Tes Awal (Pretest) Angket Tanggapan Siswa dan Guru Observasi Keterlaksanaan Model Tes Akhir (Posttest) Pengolahan dan Analisa Data Temuan dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1 Alur Penelitian
5 44 D. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, peneliti menyusun dan menyiapkan beberapa instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu: 1. Tes Pemahaman Konsep Tes ini digunakan untuk mengukur pemahaman konsep siswa terhadap konsep yang diajarkan dalam bentuk pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Untuk mengukur pemahaman konsep siswa sebelum mendapat perlakuan model pembelajaran generatif dengan strategi problem solving dilakukan pretest, sedangkan untuk mengukur pemahaman konsep siswa setelah mendapatkan perlakuan diberikan posttest. Butir soal tes pemahaman konsep dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, dinilai oleh pakar, dan diujicobakan. 2. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Tes kemampuan pemecahan masalah digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika. Soal tes pemecahan masalah yang dikembangkan berbentuk uraian. Untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa sebelum mendapat perlakuan model pembelajaran generatif dengan strategi problem solving dilakukan pretest, sedangkan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah siswa setelah mendapatkan perlakuan diberikan posttest. Butir soal tes kemampuan pemecahan masalah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, dinilai oleh pakar, dan diujicobakan.
6 45 3. Angket Tanggapan Siswa dan Guru Angket digunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan model pembelajaran generatif dengan strategi problem solving dalam pembelajaran konsep fluida statis. Angket yang digunakan dalam penelitian ini diolah menggunakan skala Likert, dengan empat kategori tanggapan yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011 : 93). Untuk keperluan analisis kuantitatif pertanyaan positif dikaitkan dengan nilai SS = 4, S = 3, TS = 2, dan STS = 1; sebaliknya untuk pertanyaan negatif dikaitkan dengan nilai SS = 1, S = 2, TS = 3, dan STS = Lembar Observasi Siswa dan Guru Lembar observasi digunakan untuk mengamati sejauh mana tahapan model pembelajaran generatif dengan strategi problem solving yang telah direncanakan terlaksana dalam proses belajar dan pedoman untuk melakukan observasi aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur dengan menggunakan lembaran daftar cek. E. Analisis Tes
7 46 Untuk keperluan pengumpulan data dibutuhkan suatu tes yang baik. Tes yang baik memenuhi kriteria validitas konstruksi menurut Ahli, reliabilitas tinggi, tingkat kesukaran yang layak, dan daya pembeda yang baik. Untuk mengetahui karakteristik kualitas tes yang digunakan, maka sebelum digunakan seyogyanya tes tersebut dinilai oleh Ahli untuk mendapatkan gambaran validitas konstruksi, dan diuji coba untuk mendapatkan gambaran reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Analisis setiap bagian dijabarkan sebagai berikut: 1. Validitas Instrumen Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011: 121). Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Anderson dalam Arikunto, 2011: 65; Ruseffendi, 2006: 125). Pengujian validitas instrumen yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian validitas konstruksi (construct validity). Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts) (Sugiyono, 2011 : 125). Judgment ahli untuk mendapatkan validitas konstruksi pada penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali, judgment oleh Ahli 1 dilakukan lebih awal satu minggu dibandingkan dengan judgment oleh Ahli 2 karena faktor waktu dan kesibukan Ahli 2. Validitas Konstruksi untuk Instrumen Pemahaman Konsep Jumlah soal yang dinilai oleh Ahli sebanyak 12 soal pilihan ganda dengan rincian soal pemahaman konsep aspek kemampuan menginterpretasikan
8 47 sebanyak 2 soal, mencontohkan sebanyak 1 soal, mengklasifikasikan sebanyak 2 soal, membandingkan sebanyak 6 soal, dan menjelaskan sebanyak 1 soal. Rekapitulasi sebaran soal per aspek kemampuan pemahaman konsep sebelum dinilai dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Rekapitulasi Soal Per Aspek Kemampuan Pemahaman Konsep (Sebelum dinilai) Label Konsep Tekanan Hukum Hukum Pascal Aspek Hidrostatis Archimedes Menginterpretasikan Mencontohkan Mengklasifikasikan - - 9, 11 Membandingkan 3, 5 6, 7 10, 12 Menjelaskan - - 1, 8 Komentar umum dari Ahli 1 dan 2 mengenai seluruh soal dapat dilihat pada lembar judgment dalam Lampiran E. Hasil judgment dari Ahli 1 dan Ahli 2 secara umum antara aspek kognitif (aspek pemahaman konsep), indikator soal dan uraian soal telah sesuai (valid), adapun terdapat beberapa catatan yang menjadi pertimbangan bagi peneliti yakni untuk instrumen soal No. 1 (lihat Lampiran B), Ahli 1 berpendapat bahwa kata kerja pada indikator soal belum tersentuh dalam uraian soal mengenai gambar tiga buah bejana berbeda bentuk dengan ketinggian permukaan air dan luas alas yang sama, menanyakan bagaimana dengan berat air dan tekanan hidrostatis yang dialami ketiga dasar bejana tersebut. Agar instrumen soal No. 1 mengukur apa yang diukur (valid) maka salah satu caranya adalah dengan mengganti kata kerja menjelaskan menjadi menginterpretasikan sehingga instrumen soal No. 1 menjadi mengukur kemampuan menginterpretasikan dengan indikator soal
9 48 menginterpretasikan berat air dan tekanan hidrostatis yang dialami oleh dasar bejana yang berisi zat cair. Instrumen soal No. 1 yang telah direvisi ini dinilai oleh Ahli 2 dan menyatakan bahwa soal yang direvisi tersebut telah sesuai antara variabel aspek pemahaman konsep, indikator soal, dan uraian soal sehingga soal ini dinyatakan valid. Instrumen soal No.2 menurut Ahli 1 perlu disempurnakan mengenai jenis alat-alat yang digunakan untuk menguji pemahaman siswa dalam hal memberikan contoh untuk prinsip tekanan hidrostatik. Hasil revisi ini telah dinyatakan sesuai antara aspek pemahaman konsep, indikator soal, dan uraian soal setelah dinilai oleh Ahli 1 dan 2 sehingga soal No. 2 dinyatakan valid. Instrumen soal No. 3 oleh Ahli 1 dan 2 dinyatakan mengukur pemahaman konsep. Soal mengenai gambar bejana berhubungan dengan leher yang berbeda bentuk namun berisi fluida dengan ketinggian yang sama. Indikator soal membandingkan besar tekanan hidrostatik di setiap titik pada bejana berhubungan dengan aspek kemampuan membandingkan. Sehingga antara aspek pemahaman konsep, indikator soal, dan uraian soal telah sesuai dan dinyatakan valid. Instrumen soal No. 4 oleh Ahli 1 dan 2 dinyatakan mengukur pemahaman konsep. Soal mengenai gambar tangki berbentuk L yang berisi fluida dengan beberapa keterangan pada gambar. Soal menanyakan besarnya tekanan hidrostatik di titik tertentu pada tangki tersebut. Indikator soal menafsirkan keberlakuan hukum pokok hidrostatika dalam kehidupan sehari-hari dengan
10 49 aspek kemampuan menginterpretasikan. Sehingga antara aspek pemahaman konsep, indikator soal, dan uraian soal telah sesuai dan dinyatakan valid. Ahli 1 menyatakan bahwa instrumen soal No. 5 mengukur pemahaman konsep namun ahli 2 berpendapat bahwa soal tersebut mengukur aspek menganalisis. Jika dievaluasi mengenai redaksi uraian soal yang menggambarkan dua buah bejana tertutup yang sama ukurannya dan diisi oleh dua cairan yang berbeda. Bejana 1 dan 2 diisi dengan fluida yang memiliki massa jenis yang berbeda dan volume fluida yang berbeda pula. Soal menanyakan perbandingan tekanan hidrostatis pada dasar kedua bejana tersebut. Jika dihubungkan antara uraian soal dengan indikator soal membandingkan tekanan hidrostatis pada zat cair yang memiliki volume dan massa jenis yang berbeda maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut mengukur aspek pemahaman pada kemampuan membandingkan. Sehingga disimpulkan bahwa soal No. 5 mengukur kemampuan membandingkan (aspek pemahaman konsep) dengan indikator soal membandingkan tekanan hidrostatis pada zat cair yang memiliki volume dan massa jenis yang berbeda dan uraian soal sesuai dengan redaksi semula serta soal ini dinyatakan valid. Instrumen soal No. 6 oleh Ahli 1 dan 2 dinyatakan mengukur pemahaman konsep. Soal mengenai gambar bejana berhubungan dengan piston A dan B yang berbeda diameter di masing-masing kaki bejana. Diketahui perbandingan dari masing-masing diameter piston, selanjutnya soal menanyakan tentang perbandingan gaya dan tekanan pada masing-masing
11 50 piston. Indikator soal membandingkan tekanan dan gaya yang bekerja pada sebuah piston yang memiliki luas permukaan yang berbeda dengan aspek kemampuan membandingkan. Sehingga antara aspek pemahaman konsep, indikator soal, dan uraian soal telah sesuai dan dinyatakan valid. Instrumen soal No. 6 oleh Ahli 1 dan 2 dinyatakan mengukur pemahaman konsep. Soal mengenai gambar bejana berhubungan dengan piston A dan B yang berbeda diameter di masing-masing kaki bejana. Diketahui perbandingan dari masing-masing diameter piston, selanjutnya soal menanyakan tentang perbandingan gaya dan tekanan pada masing-masing piston. Indikator soal membandingkan tekanan dan gaya yang bekerja pada sebuah piston yang memiliki luas permukaan yang berbeda dengan aspek kemampuan membandingkan. Sehingga antara aspek pemahaman konsep, indikator soal, dan uraian soal telah sesuai dan dinyatakan valid. Ahli 1 dan 2 berbeda pendapat perihal instrumen soal No. 7. Menurut Ahli 1, antara aspek kognitif pemahaman yang diukur, indikator soal, dan uraian soal telah sesuai namun dengan beberapa catatan, antara lain massa/berat mobil dalam soal perlu dicantumkan agar siswa dapat menjawab dengan tepat. Ahli 2 berpendapat jika uraian soal lebih mengukur aspek menganalisis. Jika dievaluasi mengenai redaksi uraian soal yang menggambarkan sebuah bejana berhubungan dengan piston yang berbeda ukuran diameter pada masingmasing leher bejana. Jika diketahui besar gaya yang bekerja pada salah satu piston, soal menanyakan perbandingan diameter piston kecil dan piston
12 51 besar. Jika dihubungkan antara uraian soal dengan indikator soal menghitung perbandingan luas piston pada pompa hidrolik maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut mengukur aspek pemahaman pada kemampuan membandingkan. Sehingga disimpulkan bahwa soal No. 7 mengukur kemampuan membandingkan (aspek pemahaman konsep) dengan indikator soal menghitung perbandingan luas piston pada pompa hidrolik dan uraian soal sesuai dengan redaksi semula serta soal ini dinyatakan valid. Instrumen soal No. 8 oleh Ahli 1 dan 2 dinyatakan mengukur pemahaman konsep dengan aspek kemampuan menjelaskan. Sehingga antara aspek pemahaman konsep, indikator soal, dan uraian soal telah sesuai dan dinyatakan valid. Ahli 1 dan 2 berbeda pendapat perihal instrumen soal No. 9. Menurut Ahli 1, antara aspek kognitif pemahaman yang diukur, indikator soal, dan uraian soal telah sesuai. Ahli 2 berpendapat jika uraian soal lebih mengukur aspek menganalisis. Jika dievaluasi mengenai redaksi uraian soal yang menggambarkan tiga buah balok es dengan ukuran yang berbeda masingmasing dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air. Soal menanyakan apa yang akan terjadi dengan masing-masing balok es tersebut ketika dimasukkan ke dalam gelas tadi. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa hanya perlu memahami konsep mengapung, melayang, dan tenggelam. Jika dihubungkan antara uraian soal dengan indikator soal meramalkan keadaan es yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air maka dapat dikatakan bahwa soal
13 52 tersebut mengukur aspek pemahaman pada kemampuan mengklasifikasikan. Sehingga disimpulkan bahwa soal No. 9 mengukur kemampuan mengklasifikasikan (aspek pemahaman konsep) dengan indikator soal meramalkan keadaan es yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air dan uraian soal sesuai dengan redaksi semula serta soal ini dinyatakan valid. Ahli 1 dan 2 berbeda pendapat perihal instrumen soal No. 10. Menurut Ahli 1, antara aspek kognitif pemahaman yang diukur, indikator soal, dan uraian soal telah sesuai. Ahli 2 berpendapat jika uraian soal lebih mengukur aspek menerapkan. Jika dievaluasi mengenai redaksi uraian soal mengenai sebuah benda dengan volume tertentu dan dimasukkan ke dalam fluida dengan massa jenis tertentu pula. Jika volume benda yang tercelup ke dalam fluida tersebut sebanyak 80 %, soal menanyakan besarnya gaya apung yang dialami benda tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa hanya perlu memahami konsep gaya apung yang dipengaruhi oleh variabel volume benda yang tercelup dalam fluida, massa jenis fluida, dan percepatan gravitasi. Dengan mampunya siswa mengetahui besar gaya apung untuk kondisi I maka gaya apung untuk kondisi II pun dapat dicari dengan jalan perbandingan. Sehingga disimpulkan bahwa soal No. 10 mengukur kemampuan membandingkan (aspek pemahaman konsep) dengan indikator soal membandingkan besarnya gaya apung suatu benda di dalam fluida dan uraian soal sesuai dengan redaksi semula serta soal ini dinyatakan valid.
14 53 Ahli 1 dan 2 berbeda pendapat perihal instrumen soal No. 11. Menurut Ahli 1, antara aspek kognitif pemahaman yang diukur, indikator soal, dan uraian soal telah sesuai. Ahli 2 berpendapat jika uraian soal lebih mengukur aspek menganalisis. Jika dievaluasi mengenai redaksi uraian soal mengenai sebuah piringan plastik yang dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi 4 jenis fluida yang berbeda massa jenisnya sehingga 4 fluida tersebut tidak menyatu melainkan membentuk lapisan-lapisan. Soal menanyakan hubungan antara massa jenis piringan terhadap salah satu fluida atau hubungan massa jenis fluida satu terhadap fluida lainnya berdasarkan posisi yang diperlihatkan pada gambar. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa hanya perlu memahami konsep mengapung, melayang, dan tenggelam. Sehingga disimpulkan bahwa soal No. 11 mengukur kemampuan mengklasifikasikan (aspek pemahaman konsep) dengan indikator soal mengklasifikasikan massa jenis zat cair berdasarkan posisinya ketika digabungkan dan uraian soal sesuai dengan redaksi semula serta soal ini dinyatakan valid. Ahli 1 dan 2 berbeda pendapat perihal instrumen soal No. 12. Menurut Ahli 1, antara aspek kognitif pemahaman yang diukur, indikator soal, dan uraian soal telah sesuai hanya perlu direvisi dalam segi tata bahasa. Ahli 2 berpendapat jika uraian soal lebih mengukur aspek menganalisis. Jika dievaluasi mengenai redaksi uraian soal perihal data percobaan yang memuat beberapa data mengenai bagian benda yang tercelup dan hubungannya dengan massa jenis benda tersebut. Soal menanyakan jika benda yang
15 54 tercelup X% (berada di antara rentang data mengenai benda yang tercelup dari data percobaan) berapakah massa jenis benda tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut siswa hanya perlu memahami konsep gaya apung sama dengan berat benda untuk benda yang mengapung (memahami hukum Archimedes). Dengan perbandingan data pada tabel maka siswa secara langsung dapat menjawab pertanyaan soal. Sehingga disimpulkan bahwa soal No. 12 mengukur kemampuan membandingkan (aspek pemahaman konsep) dengan indikator soal membandingkan massa jenis suatu benda berdasarkan data dengan menerapkan prinsip Archimedes dan uraian soal sesuai dengan redaksi semula serta soal ini dinyatakan valid. Dari hasil judgment Ahli 1 dan 2 maka, rekapitulasi sebaran soal pemahaman konsep per aspek kemampuan setelah dinilai dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Rekapitulasi Soal Per Aspek Kemampuan Pemahaman Konsep (Setelah dinilai) Label Konsep Tekanan Hukum Hukum Aspek Hidrostatis Pascal Archimedes Menginterpretasikan 1, Mencontohkan Mengklasifikasikan - - 9, 11 Membandingkan 3, 5 6, 7 10, 12 Menjelaskan Validitas Konstruksi untuk Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah Jumlah soal yang dinilai oleh Ahli sebanyak 7 soal uraian dengan rincian soal untuk label konsep tekanan hidrostatik sebanyak 2 soal, label konsep hukum Pascal sebanyak 1 soal, dan label konsep hukum Archimedes sebanyak 4 soal.
16 55 Komentar umum dari Ahli 1 dan 2 mengenai seluruh soal menyatakan kesesuaian antara indikator soal, uraian soal, dan aspek kemampuan pemecahan masalah soal fisika menurut Heller, et al. dan hasil judgment dapat dilihat pada lembar judgment dalam Lampiran E. Namun terdapat beberapa catatan hasil judgment dari Ahli 1 dan Ahli 2 secara umum terletak pada bagian 5 (tahap pengecekan dan evaluasi). Ahli 1 berpendapat jika istilah pengecekan yang digunakan biasanya dilakukan dengan mengisikan hasil ke dalam rumus-rumus soal untuk melihat apakah hasil yang diperoleh konsisten dengan data-data awal, dan untuk melihat konsistensi hasil yang diperoleh terhadap hasil pertama. Sedangkan istilah evaluasi menurut penjudgment (Ahli 1) adalah menilai apakah nilai hasil yang diperoleh masuk akal besarnya dibandingkan dengan data-data yang disediakan dan dengan pengalaman-pengalaman yang pernah diperoleh. Beberapa catatan yang menjadi pertimbangan bagi peneliti yakni untuk instrumen soal No. 1, Ahli 1 menyarankan penggunaan satuan SI untuk besaran berat dan percepatan gravitasi, sedangkan untuk massa jenis zat digunakan satuan dalam g/cm 3 agar bilangan jadi lebih kecil sehingga nilai tiap besaran terlihat sebanding dan realistis. Catatan Ahli untuk soal No. 4 adalah dapat dicoba dengan soal jika ketinggian gaya berat (w) dan gaya (F) berbeda. Apakah cara hitung siswa terpengaruh? Catatan Ahli 1 dan 2 untuk soal No. 5 terdapat beberapa kata yang perlu ditambahkan untuk memperjelas uraian soal, yakni dalam kalimat bila es
17 56 tersebut mulai melebur, apakah timbal tersebut menempel di bagian bawah es atau kah di dalam es bagian bawah. Serta perlu ditambahkan acuan yang digunakan untuk kalimat apakah permukaan air akan naik? Semua catatan Ahli telah dilakukan dalam merevisi instrumen soal kemampuan pemecahan masalah ini sehingga semua soal dapat dinyatakan valid. 2. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Pengujian reliabilitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian reliabilitas dengan test-retest (stability). Pengujian reliabilitas dengan testretest (stability) dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan percobaan berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel (Sugiyono, 2011 : 130).
18 57 Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas tes digunakan rumus korelasi Product Moment Pearson (Sugiyono, 2011 : 183, Arikunto, 2011 : 93). r xy = N XY X Y N X 2 X 2 N Y 2 Y 2. (3.1) Keterangan: r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = skor tes uji coba 1 Y = skor tes uji coba 2 N = jumlah sampel Interpretasi koefisien korelasi reliabilitas suatu tes dapat dilihat pada Tabel 3.4 (Arikunto, 2011 : 75). Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Interpretasi 0,800 < r XY 1,00 sangat tinggi 0,600 < r XY 0,800 tinggi 0,400 < r XY 0,600 cukup 0,200 < r XY 0,400 rendah 0,00 r XY 0,200 sangat rendah 3. Tingkat Kesukaran
19 58 Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat (indeks) kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal (Arikunto, 2011 : 207). Besarnya indeks kesukaran (P) berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran untuk soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung dengan persamaan: (Arikunto, 2011: 208). Keterangan : P = B JS. (3.2) P B JS : indeks kesukaran : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar : jumlah seluruh siswa peserta tes Indek kesukaran untuk soal bentuk uraian dapat ditentukan dengan persamaan (Arikunto, 2011) : Keterangan : P = B JS. (3.3) P B JS : indeks kesukaran : jumlah skor yang diperoleh seluruh siswa pada satu butir soal : jumlah skor ideal/maksimum pada butir soal tersebut Indeks tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.5 (Arikunto, 2011 : 210). Tabel 3.5 Indeks Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran Interpretasi 0,00 P 0,30 sukar
20 59 0,30 < P 0,70 sedang 0,70 < P 1,00 mudah 4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2011 : 211). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk menentukan indeks diskriminasi soal bentuk pilihan ganda digunakan persamaan (Arikunto, 2011 : ): Keterangan : D = B A J A B B J B = P A P B.. (3.4) B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar J = jumlah peserta tes J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar D = daya pembeda Untuk menentukan indeks deskriminasi (D) soal bentuk essei digunakan persamaan (Karno To, 1996): D = S A S B J A (3.5)
21 60 Keterangan: D = indeks deskriminasi S A = jumlah skor siswa kelompok atas S B = jumlah skor siswa kelompok bawah J A = jumlah skor ideal salah satu kelompok Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.6 (Arikunto, 2011 : 218) berikut ini. Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Daya Pembeda Interpretasi 0,00 D 0,20 jelek 0,20 < D 0,40 cukup 0,40 < D 0,70 baik 0,70 < D 1,00 baik sekali D < 0 (negatif) tidak baik Setelah instrumen tes dinilai oleh Ahli kemudian pengujian kesahihan tes meliputi reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda menggunakan Microsoft Excel. F. Pengolahan Data 1. Peningkatan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah
22 61 Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus g faktor (N-Gain) atau gain dinormalisasi yang dikembangkan oleh Hake (Meltzer, 2002 : 1260), yaitu: < g >= <skor posttest > <skor pretest > <skor maksimum > <skor pretest > (3.6) dengan kriteria indeks gain seperti diperlihatkan pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Kriteria Indeks Rerata Gain Dinormalisasi Kriteria Perolehan < g > Interpretasi < g > > 0,70 tinggi 0,30 < < g > 0,70 sedang < g > 0,30 rendah Perbandingan persentase skor rerata data pretest, posttest, dan N-Gain dihitung dengan persamaan berikut: % skor rerata = skor rerata skor ideal 100% 2. Analisis Data Angket Skala Data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk skala kualitatif dikonversi menjadi skala kuantitatif. Untuk pernyataan yang bersifat positif kategori SS (sangat setuju) diberi skor tertinggi dan skor berangsur-angsur menurun sampai nilai terendah pada kategori STS (sangat tidak setuju). Sebaliknya untuk pernyataan yang bersifat negatif kategori STS diberi skor tertinggi, makin menuju kategori SS skor yang diberikan semakin menurun.
23 62 Berdasarkan Sugiyono (2011 : 94), data interval yang diperoleh dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden dan skor tersebut diolah dengan menggunakan jumlah skor ideal (kriterium) untuk setiap item pertanyaan. Tingkat persetujuan terhadap setiap item pertanyaan dapat dihitung dengan (Sugiyono, 2011 : 95) persamaan berikut ini: % persetujuan = jumlah skor yang diperoleh pada tiap item jumlah skor ideal untuk seluruh item 100% Kemudian skor diterjemahkan secara kontinum untuk menyatakan kategori setiap indikator pernyataan: STS TS S SS Gambar 3.2 Batas interval data angket secara kontinum 3. Analisis Data Hasil Observasi Analisis data hasil observasi proses pembelajaran model generatif dengan strategi problem solving yang dilakukan guru selama proses pembelajaran dan aktivitas siswa diolah secara kualitatif. Tingkat keterlaksanaan model pembelajaran dapat dihitung dengan persamaan berikut (Sugiyono, 2011 : 95): % keterlaksanaan = G. Deskripsi Hasil Uji Coba Instrumen jumlah aspek yang diamati terlaksana jumlah keseluruhan aspek yang akan diamati 100%
24 63 Uji coba tes instrumen dilakukan pada siswa SMA kelas XI di salah satu sekolah di Bandung. Soal tes pemahaman konsep yang diujicobakan berjumlah 12 butir soal dalam bentuk pilihan ganda dan soal tes kemampuan pemecahan masalah berjumlah 7 butir soal dalam bentuk uraian. Analisis instrumen dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel untuk menguji reliabilitas tes, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Hasil uji coba soal pemahaman konsep fluida statis dapat dilihat pada Tabel 3.8. Rekapitulasi hasil uji coba tes pemahaman konsep dan tes kemampuan pemecahan masalah secara terperinci tertera pada Lampiran C. Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Pertama Tes Pemahaman Konsep No Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Soal (Kriteria) (Kriteria) Keterangan 1 Baik Sedang Dipakai 2 Baik Sedang Dipakai 3 Cukup Sedang Dipakai 4 Baik Sukar Dipakai 5 Jelek Sedang Dibuang 6 Baik Sekali Sedang Dipakai 7 Baik Sekali Sedang Dipakai 8 Cukup Sedang Dipakai 9 Cukup Sedang Dipakai 10 Baik Mudah Dipakai 11 Jelek Sukar Dibuang 12 Jelek Sedang Dibuang Uji coba pertama tes pemahaman konsep fluida statis terdiri dari 12 soal berbentuk pilihan ganda. Berdasarkan perhitungan hasil uji coba, terdapat 3 soal yang memiliki daya pembeda dalam kategori jelek sehingga tidak digunakan yakni soal No. 5, 11, dan 12. Jumlah soal tes pemahaman konsep yang digunakan
25 64 untuk pretest dan posttest berjumlah 9 soal dan meliputi aspek menginterpretasikan sebanyak 2 soal, mencontohkan sebanyak 1 soal, mengklasifikasikan sebanyak 1 soal, membandingkan sebanyak 4 soal, dan menjelaskan sebanyak 1 soal serta seluruh label konsep fluida statis yaitu tekanan hidrostatis, hukum Pascal dan hukum Archimedes juga terwakili dalam soal-soal tersebut. Tabel 3.9 Hasil Uji Coba Kedua Tes Pemahaman Konsep No Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Soal (Kriteria) (Kriteria) Keterangan 1 Cukup Sedang Dipakai 2 Cukup Sedang Dipakai 3 Baik Sedang Dipakai 4 Baik Sedang Dipakai 5 Jelek Sedang Dibuang 6 Baik Sedang Dipakai 7 Cukup Sedang Dipakai 8 Cukup Mudah Dipakai 9 Cukup Sedang Dipakai 10 Cukup Mudah Dipakai 11 Jelek Sedang Dibuang 12 Jelek Sedang Dibuang Uji coba kedua tes pemahaman konsep fluida statis terdiri dari 12 soal berbentuk pilihan ganda. Berdasarkan perhitungan hasil uji coba, terdapat 3 soal yang memiliki daya pembeda dalam kategori jelek sehingga tidak digunakan yakni soal No. 5, 11, dan 12. Jumlah soal tes pemahaman konsep yang digunakan untuk pretest dan posttest berjumlah 9 soal dan meliputi aspek menginterpretasikan sebanyak 2 soal, mencontohkan sebanyak 1 soal, mengklasifikasikan sebanyak 1 soal, membandingkan sebanyak 4 soal, dan
26 65 menjelaskan sebanyak 1 soal serta seluruh label konsep fluida statis yaitu tekanan hidrostatis, hukum Pascal dan hukum Archimedes juga terwakili dalam soal-soal tersebut. Reliabilitas instrumen tes pemahaman konsep diperoleh dari menghitung koefisien korelasi antara uji coba pertama dan uji coba kedua yang menghasilkan harga R XY sebesar 0,62 termasuk pada kriteria tinggi. Berdasarkan koefisien korelasi positif maka instrumen tes pemahaman konsep dinyatakan reliabel. Tabel 3.10 Hasil Uji Coba Pertama Tes Kemampuan Pemecahan Masalah No Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Soal (Kriteria) (Kriteria) Keterangan 1 Cukup Sedang Dipakai 2 Jelek Sukar Dibuang 3 Baik Sedang Dipakai 4 Cukup Sedang Dipakai 5 Jelek Sukar Dibuang 6 Jelek Sukar Dibuang 7 Jelek Sukar Dibuang Uji coba pertama tes kemampuan pemecahan masalah siswa terdiri dari 7 soal berbentuk uraian. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba, terdapat 4 soal dengan daya pembeda berkategori jelek dan soal tersebut tidak dipakai dengan pertimbangan bahwa soal tes uraian yang akan digunakan diharapkan benar-benar dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah. Jumlah soal tes kemampuan pemecahan masalah yang digunakan untuk pretest dan posttest berjumlah 3 soal dan seluruh label konsep fluida statis telah terwakili dalam soal-
27 66 soal tersebut dengan rincian tekanan hidrostatis sebanyak 1 soal, hukum Pascal sebanyak 1 soal dan hukum Archimedes sebanyak 1 soal. Tabel 3.11 Hasil Uji Coba Kedua Tes Kemampuan Pemecahan Masalah No Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Soal (Kriteria) (Kriteria) Ket 1 Cukup Sedang Dipakai 2 Jelek Sukar Dibuang 3 Cukup Sedang Dipakai 4 Cukup Sukar Dipakai 5 Jelek Sukar Dibuang 6 Jelek Sukar Dibuang 7 Jelek Sedang Dibuang Uji coba pertama tes kemampuan pemecahan masalah siswa terdiri dari 7 soal berbentuk uraian. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba, terdapat 4 soal dengan daya pembeda berkategori jelek dan soal tersebut tidak dipakai dengan pertimbangan bahwa soal tes uraian yang akan digunakan diharapkan benar-benar dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dan rendah. Jumlah soal tes kemampuan pemecahan masalah yang digunakan untuk pretest dan posttest berjumlah 3 soal dan seluruh label konsep fluida statis telah terwakili dalam soalsoal tersebut dengan rincian tekanan hidrostatis sebanyak 1 soal, hukum Pascal sebanyak 1 soal dan hukum Archimedes sebanyak 1 soal. Reliabilitas instrumen tes kemampuan pemecahan masalah diperoleh dari menghitung koefisien korelasi antara uji coba pertama dan uji coba kedua yang menghasilkan harga R XY sebesar 0,93 termasuk pada kriteria sangat tinggi.
28 67 Berdasarkan koefisien korelasi positif maka instrumen tes kemampuan pemecahan masalah dinyatakan reliabel.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).
48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009). Desain yang digunakan adalah The One-Group Pretest-Posttest Design
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (Quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen awal atau pre-experiment. Metode ini dipilih sesuai dengan tujuan peneliti yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua perlakuan. Kelompok siswa pertama mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode preexperiment design,yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dampak awal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Menurut Panggabean (1996:27) penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa, maka pada penelitian ini digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengembangan Multimedia Pembelajaran 3.1.1 Tahap Analisis Tahap analisis dimulai dari menetapkan tujuan pengembangan multimedia pembelajaran serta pemilihan materi yang akan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan
51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan metode pra-eksperimen (Sugiyono, 007) dan deskriptif. Eksperimen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design (penelitian eksperimen tidak sebenarnya). Pre experimental design sering disebut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, kedua dan ketiga, digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
Lebih terperinciO X O Pretest Perlakuan Posttest
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosedur penelitian dan instrumen penelitian serta teknik pengolahan data
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (kuasi eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Metode eksperimen semu dapat memberikan informasi yang merupakan perkiraan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan desain penelitian jenis One Group Pretest-Posttest Design. Desain
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode preexperimental. Metode pre-experimental sering disebut sebagai penelitian semu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh informasi tentang peningkatan kemampuan analisis siswa SMA setelah diterapkan
Lebih terperinciO 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test
24 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara, alat, atau teknik tertentu yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk suatu kepentingan penelitian.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas Pre-test Perlakuan Pos-test Eksperimen O X O Kontrol O Y O
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experimen, yakni pretest-posttest non equivalent groups design, dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan kemampuan
Lebih terperinci(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)
48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan capaian pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa pada penerapan kombinasi metode Inkuiri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental atau eksperimen semu yaitu perlakuan terhadap dua variabel (kelas), satu kelas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen dengan one group pre-test and post-test design, (desain kelompok tunggal dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan keterampilan
Lebih terperinci1. BAB III METODE PENELITIAN
1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai yaitu peneliti ingin melihat peningkatan pemahaman konsep dan penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi pada suatu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment (eksperimen semu) dan deskriptif. Metode eksperimen digunakan untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Fraenkel & Wallen (2008: 261) mengatakan bahwa penelitian eksperimen adalah cara terbaik untuk mengetahui sebab-akibat dan hubungan antara berbagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode weak experiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan pemilihan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pre-experimental. Alasan penggunaan metode ini dikarenakan keadaan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini dikembangkan bahan ajar dalam bentuk komik. Komik ini divalidasi oleh dua dosen ahli materi dan dua orang guru seni rupa sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi experiment dan metode deskriptif. Gambaran peningkatan penguasaan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian yang digunakan, analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode quasy experiment atau eksperimen semu. B. DesainPenelitian Desain penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen. Menurut Sugiono (010:109) bahwa penelitian pre-eksperimen hasilnya merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experiment (eksperimen semu), metode mempunyai kelompok control, tetapi tidak berfungsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperimen), yaitu penelitian yanag dilaksanakan pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran atau mix method, yaitu kuantitatif-deskriptif. Dimana pada penelitian ini data yang diperoleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dan tipe Jigsaw terhadap pemahaman konsep dan keterampilan berpikir keatif siswa digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN. keadaan praktis yang didalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua
47 BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment), yaitu penelitian yang secara khas meneliti mengenai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang dirumuskan, maka penelitian ini menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi dan deskriptif. Dalam penelitian ini, subyek penelitian dibagi dalam dua kelompok,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi. Metode eksperimen kuasi digunakan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian kemitraan yang dilakukan Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Metode penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), dimana sampel penelitian diambil secara cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2009). Dalam
Lebih terperinci(Luhut Panggabean, 1996: 31)
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (kuasi eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada saat pelaksanaan penelitian, dipilih dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas tersebut diupayakan memiliki
Lebih terperinciO 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pre-experimental design, yaitu penelitian dilakukan kepada satu kelompok eksperimen yang sampelnya tidak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains. Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode pre-experimental design (eksperimen awal), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada satu kelompok siswa (kelompok
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan
52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan desain The One-Group Pretest-Postes Design (Fraenkel, J. R. & Wallen, N.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group design.
66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan disain nonequivalent control group
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah
34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah 1. Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok memiliki langkahlangkah pembelajaran yaitu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan menggunakan penelitian eksperimen diharapkan, setelah menganalisis hasilnya kita dapat melihat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-experimental design yaitu variabel luar dapat ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
Lebih terperinciKelas Eksperimen : O X O
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Eksperimen. Penelitian kuasi eksperimen terdapat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metodologi penelitian yang digunakan meliputi metode dan desain penelitian, alur penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Desain penelitian yang digunakan adalah Randomized pretest - posttest
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
B A B I I I. M e t o d o l o g i P e n e l i t i a n 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode Pra eksperimen, dengan desain penelitian one group
A III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian erdasarkan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini menggunakan metode Pra eksperimen, dengan desain penelitian one group pretest-posttest
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung yang terletak di jalan Lengkong Kecil nomor 53. Populasi adalah keseluruhan subjek
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode adalah cara teratur untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai hasil yang baik seperti yang dikehendaki(kamus Umum Bahasa Indonesia). Metode
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
42 A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-experiment, yaitu peneliti menggunakan kelompok-kelompok yang sudah terbentuk secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di salah satu SMK Negeri di Kota Bandung pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sampel
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini mengadopsi metode penelitian kuasi eksperimen yang menurut Panggabean (1996) merupakan eksperimen dimana variabel-variabel yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
56 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengembangan Multimedia Pembelajaran Adapun metode pengembangan multimedia pembelajaran seperti yang dikemukakan Munir (2008:195) terdiri dari lima tahap sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang meliputi lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan desain pembelajaran yang dikembangkan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One Group Pretest-Posttest Design (Nazir, 2003)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pretest Perlakuan Posttest Observasi. Gambar 3.1. Desain penelitian the one-group pretest-posttest Keterangan : T 1 T 2
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab ini dipaparkan tentang metode dan desain penelitian, subyek dan lokasi penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian serta teknik pengolahan dan analisis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam rangka melakukan analisis dan adaptasi terhadap kurikulum, materi pembelajaran, proses pembelajaran, dan bentuk evaluasi dari kurikulum Cambridge
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMAN 4 Bandung, yang berlokasi di Jl. Gardujati No. 20 Bandung. Waktu penelitian dilakukan selama berlangsungnya pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi, Sampel, dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa Program Keahlian Kontrol Proses SMK Negeri 1 Kota Cimahi yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan kemampuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Pre Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- Postes Design
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pada penelitian ini, jenis yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental) yaitu penelitian eksperimen yang dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experimen. Metode ini dipilih karena ada beberapa variabel
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi experiment) dengan pretest-posttest non-equivalent control group
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan disalah satu SMA yang ada di kota Bandung yaitu SMA Pasundan 2 Bandung, lokasi sekolah ini berada di jalan Cihampelas Bandung.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data dalam penelitian ini bertempat pada salah satu Sekolah Menengah Pertama Swasta di Kabupaten Cianjur.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N Laboratorium UPI
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek dalam penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N Laboratorium UPI Bandung,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Arikunto (2010: 173) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian penelitian adalah seluruh siswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen (quasi exsperimental). Ciri khas dari penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis quasi experiment. Sedangkan disain penelitian yang akan diterapkan berupa static group
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. pemilihan metode ini dilandasi oleh keinginan peneliti untuk melihat hubungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperiment. Menurut Furqon (2010:19), metode ini dipandang
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:2). Metode yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode Week experiment dengan the one group pretest posttest design digunakan dalam penelitian ini karena menggunakan satu kelompok perlakuan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
27 A III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Pembelajaran berbasis praktikum merupakan pembelajaran yang sintaknya terdiri atas lima fase, yaitu (1) fase orientasi masalah, pada fase ini guru
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi penelitian dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri X Sentani, yang berlokasi di Jalan Raya Kemiri, Sentani, Papua. Pengambilan data dilakukan
Lebih terperinci